Dosen Pembimbing :
M. Nushron Ali Mukhtar, S.T,.M.T
Indra Dwi Febriyanto,S.T,.M.T
Drs. Rusdiyantoro, S.T,.M.T
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecanggihan teknologi yang semakin menarik dan mempermudah pemenuhan
kebutuhan hidup baik bagi seseorang maupun kelompok. Teknologi yang telah hadir
menciptakan peluang pasar produk – produk baru maupun produk lama yang diinovasikan
untuk menyempurnaakan fungsi dan kegunaan produk tersebut nantinya. Inovasi yang
dikembangkan ini memiliki nilai tambah bagi produk yang diciptakan dan terkesan lebih
tepat guna. Pengamatan produk demi mewujudkan kualitas yang diinginkan merupakan hal
penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Hal ini seakan perlu suatu standarisasi atau
kepatenan produk yang diciptakan atau dihasilkan baik dari perorangan, perusahaan,
maupun kelompok. Tak hanya sampai disitu, output tersebut harus mampu maju bersaing
di pasaran dan memiliki nilai objektif dari berbagai sudut pandang
Munculnya beberapa teknologi tepat guna, menjadikan persaingan antar pelaku bisnis
semakin ketat dan strategi yang digunakan juga semakin berkembang sesuai zaman,
permintaan, maupun kesepakatan bersama. Dalam dunia perindustrian, strategi dan metode
adalah sebagai kunci keberhasilan. Dimana strategi memiliki peran sebagai memanajemen
kendali proses produksi maupun proses industri yang dijalankan dan menganalisa
kelemahan dan kelebihan strategi itu sendiri di kalangan masyarakat. Sedangkan metode
memiliki peran guna menjalakan suatu sistem yang dianut sehingga dapat memenuhi
keutuhan tujuan tertentu. Dalam industri manufaktur berbagai perusahaan mengembangkan
sebuah strategi dalam menjalankan bisnis mereka agar mampu mencapai sebuah target yang
dicanangkan sejak awal. Strategi perusahaan inilah yang menjadi pembeda dengan
perusahaan lainnya dan menjadi daya saing antar perusahaan dalam menjalankan bisnis
mereka. Perusahaan akan berlomba-lomba merumuskan strategi yang terbaik agar dapat
unggul dalam bisnis yang dijalankan. Industri manufaktur memiliki berbagai macam cara
dalam memuaskan para konsumen mereka. Kepuasan tersebut dapat didapat melalui:
barang yang berkualitas, ketepatan waktu dalam proses produksi, kemampuan perusahaan
dalam memproduksi produk yang diinginkan konsumen, ketersediaan barang ketika dipesan
oleh konsumen dan sebagainya (Moses David Jonathan, 2016).
Dengan adanya pengendalian kualitas perusahaan dapat mengatur kualitas dari produk
yang dihasilkan. Kualitas tidak hanya dapat diperbaiki bila hanya dengan bekerja lebih
keras, akan tetapi juga harus dengan metode yang tepat guna mengenali, mengendalikan,
serta mengurangi penyimpangan yang ada (Khodijah, 2015). Produk tepat guna sangat
berpegaruh bagi semua kalangan konsumen. Menyempurnakan produk dari sudut pandang
evaluasi yang telah dilakukan perbaikan akan menjadi pembanding bagi produk terbarukan
dengan produk lama. Sebagai pembanding dari sudut pandang dampak lingkungan yang
ditimbulkan merupakan indikator tambahan
Faktor ergonomis yang menjadi pengaruh dalam proses industri sangat diperhatikan,
terutama pada indutri perabotan rumah tangga. Dimana produk yang akan dibahas pada
penulisan laporan ini adalah proses pembuatan kobot atau kontainer booth fleksibel dengan
perhitungan dan desain produk yang dirancang agar memenuhi standar kualitas tertentu.
Ergonomis yang ada semakin menambah kenyamanan pelanggan pun tertarik, terlihat
mewah. Dengan seperti ini banyak pelanggan akan suka dan datang di kafe,
Sedangkan definisi dari ergonomis sendiri adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara manusia dengan elemen – elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi, prinsip, data,
dan metode dala perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan,
kelemahan, dan keterampilan
Pengertian dari booth merupakan sebuah mini stage beserta aksesorisnya yang
digunakan sebagai ajang promo produk, jasa, maupun branding perusahaan pada sebuah
event pameran/exhibition. Permasalahan yang harus kami hadapi adalah memudahkan
pengguna untuk menggunakan produk yang akan kami buat. Dari pertimbangan dan
penjelasan latar belakang, maka berikut adalah persoalan proses produksi “ KOBOT ;
Kontainer Booth Fleksibel ”
Kobot fleksibel adalah produk yang mengadopsi kontainer booth pada umumnya,
namun disini kami memberikan tingkat flaksibel dari produk beserta ke ergonomis pada
kontainer booth yang hanya berbentuk kotak biasa dan tidak bisa di bawa kemana saja
sesuai dengan yang kita mau serta tingkat ukuran yang tidak memungkinkan untuk di
pindah-pindah dan bobot beratnya mencapai beberapa puluh kilogram.
Perkembangan zaman membuat gaya hidup masyarakat juga ikut berubah, termasuk
dalam menikmati kuliner. Tak harus di ruangan ber-ac. Kafe outdoor pun kini makin banyak
digemari salah satunya model kafe kontainer. Kafe yang memanfaatkan kontainer yang
bekas disulap jadi dapur sekaligus tempat kuliner yang praktis dan kekinian.
a. Minimalis
Kecil namun menarik, terlihat mewah. Dengan seperti ini banyak pelanggan
akan suka dan datang di kafe,
c. Fleksibel
Dengan gunakan booth kontainer ini, kamu bisa pindahkan dalam jangka waktu
yg ditentukan, tidak perlu sewa tempat yg terikat kontrak. Jadi ketika kamu tau tempat
tersebut tidak menghasilkan pemasukan yg baik, kamu bisa pindah di dekat apartment
atau tempat yg ramai.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan kenyamanan kepada costumer serta pekerja
2. Memberi kemudahan terhadap pekerja untuk kefleksibelan tempat usaha
3. Serta daya tarik kepada pelanggan dalam usaha tertentu.
1.4 Manfaat
Penulisan laporan ini berguna sebagai :
1. Memberikan kemudahan pelaku usaha dalam segi tempat dan kenyamanan.
2. Menjadikan mahasiswa menjadi kritis dan memiliki daya pikir efektif dan efesien pada
tempat usaha.
3. Memberi perkembangan terhadap Booth semi kontainer dengan memperhitungkan
ergonomi serta fleksibelnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Kewirausahaan di Indonesia
Pada dasarnya, seorang wirausaha atau wiraswasta harus mampu melihat suatu
peluang dan memanfaatkannya untuk mencapai keuntungan atau manfaat bagi dirinya
dan dunia sekelilingnya serta kelanjutan usahanya. Mereka harus mampu mengambil
risiko dengan mengadakan pembaruan (innovation). Wirausaha harus pandai melihat ke
depan dengan mengambil pelajaran dari pengalaman di waktu yang lampau, ditambah
dengan kemampuan menerima serta memanfaatkan realitas atau kenyataan yang ada di
sekelilingnya. Realitas ini bukan saja di bidang ekonomi, akan tetapi mencakup juga
bidang sosial, pendidikan, bahkan agama. Mereka harus mampu mengoordinasi dan
mendayagunakan kekuatan modal, teknologi, dan tenaga ahli untuk mencapai tujuan
secara harmonis. Singkatnya, mereka harus seorang manajer dan menggunakan
manajemen untuk mencapai tujuan. Secara terperinci yang menjadi dorongan ke
wirausahaan yaitu :
1. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik (berprestasi).
2. Kebutuhan akan ketidaktergantungan atau kebebasan.
3. Kebutuhan akan pembaruan
4. Mencapai tingkat pendapatan yang lebih baik.
5. Kemampuan menyekolahkan anak dan menyejahterakan keluarga.
Dari ciri-ciri tersebut dapat kita uji seberapa jauh hal tersebut sejalan dengan nilai-
nilai sosial yang berlaku di Indonesia. Pada umumnya, fakor penghambat atau
pendorong, pertumbuhan wirausaha biasanya dibagi tiga kategori besar, yaitu:
1. Ukuran nilai sosiokultur yang berlaku di masyarakat. Ukuran baik dan buruk di
masyarakat.
2. Kehidupan ekonomi seperti kebijakan pemerintah, praktik bisnis, struktur pasar, dan
3. Keadaan dunia pendidikan.
Kalau ketiga kategori di atas kita tinjau secara terperinci maka dalam praktik
terdapat situasi yang cenderung ke arah hambatan ketimbang dorongan. Coba
bayangkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tradisional, ambil contoh di Jawa.
Pada umumnya, masyarakat tidak begitu merstui ciri-ciri kewirausahaan seperti di atas.
Masyarakat pada umumnya, masih bersifat homogen dan tergantung pada orang tua,
keluarga, dan kampung halaman. Masyarakat kurang atau tidak merestui orang yang
suka menonjol, ambisius, dan individualis, seperti pengusaha. Sikap musyawarah yang
berlebihan dan tatanan adat yang ketat mengutanakan mereka yang dituakan, namun
pengusaha karang mendapat kedudukan terhormat di masyarakat.
Sikap dan nilai tersebut terlihat lebih nyata lagi di mana orang tua tidak begitu
merestui anaknya memasuki dunia dagang. Berdagang dianggap erat hubungannya
dengan tipu-menipu, mau menang sendiri, dan lain sebagainya. Hampir semua keluarga
menghendaki atau bercita-cita agar anaknya masuk perguruan tinggi kemudian bertitel,
jadi pamong, dan berpangkat. Jarang anak terpintar dari satu keluarga didorong untuk
memasuki pendidikan kejuruan yang mengarah dunia usaha seperti SMEA, dan STM.
Bahkan, mereka yang menjadi pengusaha pun berbuat demikian, artinya mereka tidak
mendorong anaknya masuk sekolah yang menjurus ke dunia usaha seperti SMEA, dan
Akademi Perusahaan. Mereka yang kurang mampu juga kurang berminat
menyekolahkan anaknya ke sekolah kejuruan.
Dari segi kehidupan ekonomi keadaan di Indonesia hingga 1945 kurang
menguntungkan karena:
a. Monopoli kekuasaan di perusahaan Belanda.
b. Kedudukan istimewa keturunan Cina di dunia usaha.
c. Luas pasar yang terbatas.
d. Kurangnya komunikasi.
e. Kebijakan penjajah Belanda yang tidak mendorong lahirnya perundang-undangan
dan ketentuan yang memberi dorongan munculnya para pengusaha dan wirausaha
di kalangan rakyat Indonesia.
Dari sejarah, kita mencatat lahirnya Serikat Islam, yang asal-usulnya ditujukan
untuk mendobrak monopoli (seperti yang disebut di atas), terutama di dunia
perdagangan. Kemudia, setelah kemerdekaan pemerintah RI menyadari bahwa dalam
mengisi kemerdekaan harus juga ditopang dengan perkembangan dunia usaha yang
dikelola oleh orang Indonesia sendiri. Dalam mewujudkan hal ini hingga 1965 kita
amati adanya usaha pemerintah mendorong tumbuhnya pengusaha Indonesia terutama
di kalangan pribumi lewat :
a. pengeluaran lisensi istimewa.
b. memberi kemudahan mendirikan perusahaan, mendapat izin impor ekspor, dan
lain-lain.
c. kemudahan mendapat kredit
d. propaganda pembentukan koperasi, dekret ekonomi, dan pembuatan beberapa
peraturan atau undang-undang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
e. pendirian dan pembukaan sekolah kejuruan dan kursus di bidang usaha sebagai
sarana penunjang.
f. membuka atas ekonomi perdagangan di pusat-pusat perdagangan dunia.
Dari sekian banyak usaha tersebut di atas ternyata tidak semua berhasil. Hal itu
disebabkan :
a. kurangnya kesadaran dan dukungan masyarakat.
b. kurangnya pengalaman pemerintah dan masyarakat.
c. keadaan politik dan pembinaan bangsa, karena adanya pemberontakan dan
ketidakstabilan politik. Hampir semua dana dan kemampuan (fund&force)
pemerintah dalam periode 1945-1965 ditujukan untuk membina dan menjaga
kesatuan persatuan bangsa.
Hambatan tersebut bercampur aduk dengan larangan dan batasan dari bidang
agama tertentu yang tidak begitu merestui dunia usaha dan kesimpangsiuran tentang
tafsir laba dan riba. Memang dala praktiknya kalau kita bertanya kepada para
pengusaha, mereka tidak mau mengakui kelemahan di atas dan akan selalu mengatakan
alasan klasik bahwa tidak berkembangnya usaha mereka adalah karena:
a. Kurang modal.
b. Kurang bimbingan pemerintah.
c. Dominasi orang Cina.
d. Dominasi konglomerat.
e. Dominasi modal kuat, dan dominasi modal asing.
Padahal, kalau kita teliti lebih mendalam, alasan utama kegagalan mereka ialah
terutama karena kurangnya pengalaman, latar belakang pendidikan yang tak memadai,
hambatan nilai di masyarakat, dan struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi
dunia modern
c. Booth Portable
Booth portable adalah sebuah meja promo
yang bisa dipakai secara serbaguna dalam
beragam bentuk aktivitas perniagaan maupun
hanya untuk keperluan pameran saja. Booth
Portable Dapat dilipat dan gampang dibawa,
sangat cocok jika ingin berjualan atau promosi
secara berpindah-pindah tempat. Booth
portable dibuat dengan aluminium berkualitas
yang kokoh dan ringan dibawa.
a. Besi Holow
b. Plat Bordes
c. Spandek
Jenis atap baja yang dibuat sedemikian rupa
seperti halnya seng gelombang namun bedanya
spandek ini bentuknya menyudut. secara prinsip
hampir mirip dengan atap seng gelombang biasa,
namun karena bentuknya menyudut terkesan lebih
manis. hal yang membedakan lain adalah jenis
pelapis yang dipakai. Atap seng gelombang memakai
lapisan seng sedangkan spandek ini memakai lapisan
zinkalume.
Atap spandek adalah atap yang terbuat dari
alumunium dan seng. Beberapa produsen juga
acapkali menambahkan silikon untuk meningkatkan
kelenturan dari atap tersebut. Adapun perbandingan
komposisi yang umum dipakai untuk membentuk atap spandek misalnya alumunium 55
persen, seng 43 persen, dan silikon 2 persen. Campuran dari ketiga bahan di atas dapat
menghasilkan suatu jenis atap rumah yang gampang dibentuk, kokoh, dan awet. Di
samping itu, bagian permukaan atap spandek juga sengaja dibuat sedemikian rupa agar
mudah ditempeli cat sehingga proses pengecatannya dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Hal inilah yang menjadikan atap spandek cocok digunakan untuk berbagai
kebutuhan manufaktur dan bangunan. Atap spandek biasanya diaplikasikan sebagai
penutup atap pabrik, gudang, ruko, mall, dan lain-lain. Ukuran ketebalan atap yang
tersedia di pasaran berkisar antara 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, dan 0.5 mm. Sedangkan ukuran
lebar bentangannya pun sangat bervariasi. Begitu pula dengan pilihan warnanya yang
juga beragam mulai dari hitam, putih, abu-abu, biru, merah, hijau, cokelat, kuning,
jingga, dan ungu.
Soal daya tahannya, atap spandek sering diklaim sebagai salah satu material
yang paling awet. Rata-rata kekuatan atap ini sanggup bertahan hingga lebih dari 20
tahun. Perpaduan antara seng dan alumunium juga membuat atap spandek memiliki sifat
yang antikarat. Tetapi di sisi lain, daya serapnya terhadap sinar matahari juga relatif
tinggi. Area yang ditutupinya pun akan terasa lebih gerah sehingga kurang pas bila
diaplikasikan pada hunian rumah tinggal. Hal ini terjadi mengingat bahan dasar
pembentuk atap spandek yang notabene logam merupakan konduktor yang baik.
Ukuran tingkat ketebalannya yang cukup tipis juga sering menimbulkan risiko
lain. Contohnya jika tidak sengaja terinjak, maka atap spandek ini gampang
melengkung. Sehingga mau tidak mau Anda wajib mengerjakan proses pemasangan
atap spandek dengan sangat hati-hati.
Spandek pada Kontainer Booth digunakan pada bagian cover luar dan atap
karena KOBOT Fleksibel mengadopsi dari Kontainer Booth maka menggunakan
spandek yang memiliki bentuk seperticover kontainer.
d. Engsel
Engsel merupakan bahan asal mineral, hasil persenyawaan antara dua macam
logam murni atau lebih dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Akan tetapi ada juga
engsel yang terbuat dari plastik atau gabungan keduanya. Fungsi dari engsel ini yaitu
sebagai pengkokoh yang digunakan untuk penyambung papan sehingga dapat berputar
pada porosnya.
Jenis-jenis Engsel :
1) Engsel Kupu-kupu
2) Engsel Panel
6) Engsel Bengkok
f. Particle Board
Papan material kayu yang tersusun dari
serbuk gergaji, dipadatkan melalui proses secara
kimia dengan tekanan dalam suhu tinggi. Harga
Partikel board jauh lebih murah daripada
Plywood dan MDF dengan permukaan papan
biasanya sudah terlapisi veneer/ lapisan kayu.
Beberapa produsen furniture/mebel banyak
menggunakan bahan ini sebagai rangka furniture
karena disamping harga material dasarnya lebih murah juga dalam proses finishing
misal dengan menggunakan veneersheet bisa menekan harga penjualan furniture
tersebut jauh lebih murah bila dibandingkan furniture rangka MDF atau Plywood /
multipleks.
Ukuran kayu yang digunakan untuk Kontainer Booth yaitu tebal 2.5 cm karena
diperguakan untuk meja dalam dan luar membutuhkan bahan kayu yangkuat dan tahan
cuaca.
g. Triplek
Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah
sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu
(venir kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis
merupakan salah satu produk kayu yang paling sering
digunakan. Kayu lapis bersifat fleksibel, murah, dapat
dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik
pembuatan yang rumit. Kayu lapis biasanya digunakan
untuk menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak,
susut, atau bengkok. Lembaran kayu yang tipis (biasa
disebut veneer atau venir) direkatkan bersama dengan
arah serat atau urat kayu (grain) yang diatur sedemikian
rupa untuk menciptakan hasil yang lebih kuat biasanya
saling bersilangan (90°) antar lapisan yang berdekatan. Lapisan-lapisan ini umumnya
ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya pembelokan (warping) dan
menciptakan konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam jumlah genap akan
menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis
tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm dengan tingkat
kualitas yang berbeda-beda.
Triplek digunakan unuk cover dalam penutup sepandek bagian dalam untuk
menunjang tingkat estetika dan kerapian KOBOT Fleksibel.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tahap Pelaksanaan
A. Flowchart Kontainer Booth Fleksibel
Job Desk
Detail
Konsep Alat
Proses
Desain 3D
Data BOM
Laporan Bab
1, 2, 3
Presentasi
UTS
Pembuatan
Prototype
Evaluasi
Desain
0- 0- Pemotongan
Pemotongan 0- Pengukuran
120 M 2 125 M 10 besi 10 M
18 plat bordes
besi lantai
0- Penghalusan 0- Penghalusan
Pemotongan
30 M 3 bagian ujung 30 M 11 bagian ujung 0-
spandek &
45 M 19
besi besi bordes
0- 0- Penggrendaa
25 M 5
Penggrendaa 13
30 M n bekas las 0- 30 M Pemasanga
n bekas las 15 Pemotong 0-21
45 M P-10 n lantai
an kayu bordes
0-6
P-3
Perakitan 0- Pemotongan
20 M rangka bawah 30 M 16
besi rangka
& atas
meja
Perakitan
0-7
Meja
60 P-4
Luar &
M
Dalam
Ringkasan 0- Proses
125 M
22 pengecatan
Kegiatan Oprasi Waktu (Menit)
22 1.230
25 M P -11 P emeriksaan
10 420
_
1
P enyimpanan
Dengan peta proses pembuatan Kontainer Booth Fleksibel diatas dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
4. Finishing
Tahap ini merupakan tahap akhir pada proses peta konsep kita akan melakukan
pengukuran spandek cover dengan waktu 35 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran
plat bordes untuk lantai atau alas dengan waktu 10 menit. Jika semua sudah diukur
maka dilakukan pemotongan waktu yang digunakan untuk memotong yaitu 45 menit.
Potongan tersebut akan diperiksa terlebih dahulu agar kita dapat mengetahui kelayakan
pakainya waktu yang digunakan 10 menit. Dalam waktu 30 menit kita melakukan
pemasangan spandek cover dan dalam waktu 30 menit dan juga pemasangan lantai
bordes dilakukan.
Tahap akhir pada pembuatan produk kita yaitu dilakukan perakitan pada
kontainer booth fleksibel dengan menggabungkan seluruh rangka dan meja, waktu yang
dibutuhkan yaitu 120 menit. Jika sudah terpasang maka dilakukan pengecekan sesuai
kenginan dengan waktu 125 menit lalu dikeringkan sebelum ditaruh dipenyimpanan
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dalam waktu 25 menit, selamjutnya kontainer
booth siap digunakan.
C. Jadwal Pelaksanaan Progres
Jadwal Progress ini dibuat dari awal perkuliahan semester V pada tanggal 09
September 2019 sampai UAS yang dilaksanakan sekitar tanggal 23 Desember 2019.
Minggu ke
No Progress Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 pembagian kelompok
4 jadwal pelaksanaan
5 analisis ergonomi
6 analisis QFD
8 proses design 3d
12 presentasi UTS
13 proses pembuatan
14 evaluasi desain
16 penyusunan laporan
17 presentasi UAS
Bukti Pengeluaran :
3.1.3 BOM