Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN INTREGRASI PRAKTIKUM MANUFAKTUR,

PERANCANGAN SISTEM INDUSTRI & PROSES MANUFAKTUR


BERBASIS ECO 2 KOBOT Fleksibel (Kontainer Booth Fleksibel)

Disusun Oleh Mahasiswa Teknik Industri 2017 D

Dosen Pembimbing :
M. Nushron Ali Mukhtar, S.T,.M.T
Indra Dwi Febriyanto,S.T,.M.T
Drs. Rusdiyantoro, S.T,.M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2019
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecanggihan teknologi yang semakin menarik dan mempermudah pemenuhan
kebutuhan hidup baik bagi seseorang maupun kelompok. Teknologi yang telah hadir
menciptakan peluang pasar produk – produk baru maupun produk lama yang diinovasikan
untuk menyempurnaakan fungsi dan kegunaan produk tersebut nantinya. Inovasi yang
dikembangkan ini memiliki nilai tambah bagi produk yang diciptakan dan terkesan lebih
tepat guna. Pengamatan produk demi mewujudkan kualitas yang diinginkan merupakan hal
penting yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Hal ini seakan perlu suatu standarisasi atau
kepatenan produk yang diciptakan atau dihasilkan baik dari perorangan, perusahaan,
maupun kelompok. Tak hanya sampai disitu, output tersebut harus mampu maju bersaing
di pasaran dan memiliki nilai objektif dari berbagai sudut pandang
Munculnya beberapa teknologi tepat guna, menjadikan persaingan antar pelaku bisnis
semakin ketat dan strategi yang digunakan juga semakin berkembang sesuai zaman,
permintaan, maupun kesepakatan bersama. Dalam dunia perindustrian, strategi dan metode
adalah sebagai kunci keberhasilan. Dimana strategi memiliki peran sebagai memanajemen
kendali proses produksi maupun proses industri yang dijalankan dan menganalisa
kelemahan dan kelebihan strategi itu sendiri di kalangan masyarakat. Sedangkan metode
memiliki peran guna menjalakan suatu sistem yang dianut sehingga dapat memenuhi
keutuhan tujuan tertentu. Dalam industri manufaktur berbagai perusahaan mengembangkan
sebuah strategi dalam menjalankan bisnis mereka agar mampu mencapai sebuah target yang
dicanangkan sejak awal. Strategi perusahaan inilah yang menjadi pembeda dengan
perusahaan lainnya dan menjadi daya saing antar perusahaan dalam menjalankan bisnis
mereka. Perusahaan akan berlomba-lomba merumuskan strategi yang terbaik agar dapat
unggul dalam bisnis yang dijalankan. Industri manufaktur memiliki berbagai macam cara
dalam memuaskan para konsumen mereka. Kepuasan tersebut dapat didapat melalui:
barang yang berkualitas, ketepatan waktu dalam proses produksi, kemampuan perusahaan
dalam memproduksi produk yang diinginkan konsumen, ketersediaan barang ketika dipesan
oleh konsumen dan sebagainya (Moses David Jonathan, 2016).
Dengan adanya pengendalian kualitas perusahaan dapat mengatur kualitas dari produk
yang dihasilkan. Kualitas tidak hanya dapat diperbaiki bila hanya dengan bekerja lebih
keras, akan tetapi juga harus dengan metode yang tepat guna mengenali, mengendalikan,
serta mengurangi penyimpangan yang ada (Khodijah, 2015). Produk tepat guna sangat
berpegaruh bagi semua kalangan konsumen. Menyempurnakan produk dari sudut pandang
evaluasi yang telah dilakukan perbaikan akan menjadi pembanding bagi produk terbarukan
dengan produk lama. Sebagai pembanding dari sudut pandang dampak lingkungan yang
ditimbulkan merupakan indikator tambahan
Faktor ergonomis yang menjadi pengaruh dalam proses industri sangat diperhatikan,
terutama pada indutri perabotan rumah tangga. Dimana produk yang akan dibahas pada
penulisan laporan ini adalah proses pembuatan kobot atau kontainer booth fleksibel dengan
perhitungan dan desain produk yang dirancang agar memenuhi standar kualitas tertentu.
Ergonomis yang ada semakin menambah kenyamanan pelanggan pun tertarik, terlihat
mewah. Dengan seperti ini banyak pelanggan akan suka dan datang di kafe,
Sedangkan definisi dari ergonomis sendiri adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara manusia dengan elemen – elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi, prinsip, data,
dan metode dala perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan,
kelemahan, dan keterampilan
Pengertian dari booth merupakan sebuah mini stage beserta aksesorisnya yang
digunakan sebagai ajang promo produk, jasa, maupun branding perusahaan pada sebuah
event pameran/exhibition. Permasalahan yang harus kami hadapi adalah memudahkan
pengguna untuk menggunakan produk yang akan kami buat. Dari pertimbangan dan
penjelasan latar belakang, maka berikut adalah persoalan proses produksi “ KOBOT ;
Kontainer Booth Fleksibel ”
Kobot fleksibel adalah produk yang mengadopsi kontainer booth pada umumnya,
namun disini kami memberikan tingkat flaksibel dari produk beserta ke ergonomis pada
kontainer booth yang hanya berbentuk kotak biasa dan tidak bisa di bawa kemana saja
sesuai dengan yang kita mau serta tingkat ukuran yang tidak memungkinkan untuk di
pindah-pindah dan bobot beratnya mencapai beberapa puluh kilogram.
Perkembangan zaman membuat gaya hidup masyarakat juga ikut berubah, termasuk
dalam menikmati kuliner. Tak harus di ruangan ber-ac. Kafe outdoor pun kini makin banyak
digemari salah satunya model kafe kontainer. Kafe yang memanfaatkan kontainer yang
bekas disulap jadi dapur sekaligus tempat kuliner yang praktis dan kekinian.

a. Minimalis
Kecil namun menarik, terlihat mewah. Dengan seperti ini banyak pelanggan
akan suka dan datang di kafe,

b. Punya Jendela Tanpa Kaca


Memiliki jendela tanpa kaca, bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
kamu. Kamu bisa buat tempat usaha kamu jadi semenarik banget dengan adanya
kustom.

c. Fleksibel
Dengan gunakan booth kontainer ini, kamu bisa pindahkan dalam jangka waktu
yg ditentukan, tidak perlu sewa tempat yg terikat kontrak. Jadi ketika kamu tau tempat
tersebut tidak menghasilkan pemasukan yg baik, kamu bisa pindah di dekat apartment
atau tempat yg ramai.

d. Menu Tradisional Modern


Makanan yg bisa kamu jual bisa makanan tradisional atau makanan modern
seperti makanan chinese, korean food atau lainnya. Apalagi terbantu dengan desainnya
yang sangat berbeda daripada harus menyewa toko.
e. Dekat Dengan Masyarakat
Dengan adanya jendela yg terbuka keatas dan bisa berada dimana saja. Buka
bisnis dengan booth kontainer juga bisa meningkatkan interaksi pelanggan agar bisa
berhubungan baik dengan penjualnya.

Kesimpulan dari penulisan laporan ini mengambil judul “ KOBOT FLEKSIBEL ;


Kontainer Booth Semi Kontainer “ dengan tidak adanya sarana atau komponen untuk
perpindahan kontainer booth pada umumnya, namun disini kita sebagai Mahasiswa Teknik
Industri yang di tuntut untuk berfikir kritis serta memiliki daya inovasi serta efektif dan
efisien maka sebuah produk baru dengan keflaksibelannya produk bisa di lipat dan bisa
dibawa kemana-mana dengan penambahan roda di bagian bawah. Pada bagian pelipatan
kami membuat ukuran tinggi kontainer 230 cm yang diberikan batasan potongan bagian
tengah dengan ukuran terhitung dari bawah 120 cm dan sisanya bagian atas dengan ukuran
110 cm bisa dilipat kebawah menggunakan bantuan engsel dan untuk atap produk bisa di
turunkan kebawah jadi bisa menutup bagian sejajar dengan engsel potongan tengahnya,
untuk meja costumer bagian depan kami menggunakan sistem loker jadi meja bisa
dimasukkan kedalam kontainer apabila tidak diperlukan. Jadi apabila dalam keadaan
tertutup atau flaksibel produk kami ini hanya memiliki tinggi 120 cm dan lebarnya 130 cm
dalam ukuran flaksibel ini produk kami bisa dibawa menggunakan sepeda motor dengan
bantuan ban (berdiameter ring 10 inch / se ukuran ban vespa) berjumlah 3 roda satu berada
pada tengah depan supaya bisa berbelok dan dua berada pada sisi belakang kontainer booth,
apabila lebih mudahnya bisa di bawa menggunakan mobil Pick Up dengan melipat roda
nya.

1.2 Perumusan masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang yang
akan diangkat dalam tulisan ini adalah :
1. Bagaimana menciptakan tempat usaha atau booth yang ergonomi dan fleksibel serta
penerapan pembuatan kontainer booth Fleksibel pada dunia usaha ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan kenyamanan kepada costumer serta pekerja
2. Memberi kemudahan terhadap pekerja untuk kefleksibelan tempat usaha
3. Serta daya tarik kepada pelanggan dalam usaha tertentu.

1.4 Manfaat
Penulisan laporan ini berguna sebagai :
1. Memberikan kemudahan pelaku usaha dalam segi tempat dan kenyamanan.
2. Menjadikan mahasiswa menjadi kritis dan memiliki daya pikir efektif dan efesien pada
tempat usaha.
3. Memberi perkembangan terhadap Booth semi kontainer dengan memperhitungkan
ergonomi serta fleksibelnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Dunia Usaha di Indonesia


Menurut fakta sejarah, sejak ratusan tahun lalu sebagian besar atau mayoritas
masyarakat Indonesia hidup dari pertanian. Hanya mereka yang hidup di daerah pantai sering
terlibat dengan perdagangan kecil-kecilan dan belum pernah memasuki tingkat perdagangan
internasional dengan ukuran skala ekonomis. Menurut mereka bahwa pada zaman dahulu
para pedagang Indonesia telah aktif berdagang rempah-rempah sampai Gujarat, Teluk Arab,
dan Madagaskar. Namun, kalau dikaji secara teliti berdagang rempah-rempah sampai
Gujarat, Teluk Arab, dan Madagaskar. Namun, kalau dikaji secara teliti kegiatan
perdagangan ini lebih mengarah pada kegiatan petualangan tanpa kesinambungan bisnis
dalam ukuran dagang modern. Kegiatan ini pun terbatas pada beberapa suku tertentu
penghuni pantai laut Jawa, Bugis, pantai Barat Sumatera, dan Aceh. Fakta ini, secara umum
kurang berarti dalam kehidupan ekonomi Indonesia.
Kemudian, Indonesia didatangi orang Portugis, disusul Kongsi Dagang Belanda (VOC),
dan penjajahan Belanda, Inggris, serta Jepang yang semakin melumpuhkan kegiatan dunia
usaha orang Indonesia baik yang menyangkut perdagangan lokal, antarpulau, maupun
perdagangan Internasional. Keadaan ini semakin parah lagi dengan kebijakan Belanda
memakai orang Cina sebagai pedagang perantara demi memudahkan penjajahan Belanda di
Indonesia.
A. Faktor Geografis dan Budaya
Kalau kita sejenak meneropong tata budaya Indonesia, terutama suku Jawa, akan
tampak jelas bahwa nilai-nilai utama kehidupan ditujukan untuk hal sakral dan yang
berhubungan dengan kekuasaan serta seakan menganaktirikan nilai-nilia profan termasuk
kegiatan dunia usaha dan perdagangan. Hal ini disokong pula oleh faktor geografis dan
kesuburan tanah Indonesia pada zaman dahulu.
Rata-rata mereka yang ada di daerah tropis dengan kekayaan alam dan keramahan
iklim dapat hidup dan menghidupi diri dengan mudah tanpa bekerja keras dan melawan
kekejaman iklim seperti di belahan bumi Utara dab Selatan. Di Eropa umpamanya, pada
saat musim dingin penduduk tidak dapat bercocok tanam, mau tidak mau mereka harus
berencana dan bekerja lebih keras. Bahkan, binatang di Eropa pun untuk dapat bertahan
hidup selama musim dingin harus juga mempunyai rencana, yaitu mengumpulkan bahan
makanan di musim panas untuk persediaan musim dingin. Keadaan alam yang keras telah
memaksa masyarakat bekerja lebih keras dan berencana. Itu berarti mereka harus
memutar otak dan berdisiplin.
Penggambaran contoh di atas tidak berarti mau memudahkan persoalan bahwa kita
di Indonesia ditakdirkan tidak begitu akrab dengan kehidupan dunia usaha modern dan
oleh karena itu, dipersilakan hidup abadi dalam usaha pertanian seperti nenek moyang
kita dahulu. Secara alamiah dan arena tuntutan sejarah modern, pertambahan penduduk,
kemajuan komunikasi, dan teknologi menurut kita untuk ikut aktif berusaha agar sejajar
dengan penduduk negara lain. Kita tidak dapat mengisolasi diri lagi. Suka tidak suka
Indonesia telah terbaur dengan kehidupan dunia internaisonal. Kalau tidak aktif berusaha,
negara kita akan menjadi negara kelas dua, dan menjadi jajahan negara lain dalam arti
ekonomis.
Persoalannya sekarang ini ialah, di mana posisi kita, mengapa kita perlu memasuki
dunia kewirausahaan, yang mantap di masa kini dan akan datang, termasuk di dalamnya
pengembangan dan perluasan perusahaan kecil di seluruh Indonesia.

B. Kewirausahaan di Indonesia
Pada dasarnya, seorang wirausaha atau wiraswasta harus mampu melihat suatu
peluang dan memanfaatkannya untuk mencapai keuntungan atau manfaat bagi dirinya
dan dunia sekelilingnya serta kelanjutan usahanya. Mereka harus mampu mengambil
risiko dengan mengadakan pembaruan (innovation). Wirausaha harus pandai melihat ke
depan dengan mengambil pelajaran dari pengalaman di waktu yang lampau, ditambah
dengan kemampuan menerima serta memanfaatkan realitas atau kenyataan yang ada di
sekelilingnya. Realitas ini bukan saja di bidang ekonomi, akan tetapi mencakup juga
bidang sosial, pendidikan, bahkan agama. Mereka harus mampu mengoordinasi dan
mendayagunakan kekuatan modal, teknologi, dan tenaga ahli untuk mencapai tujuan
secara harmonis. Singkatnya, mereka harus seorang manajer dan menggunakan
manajemen untuk mencapai tujuan. Secara terperinci yang menjadi dorongan ke
wirausahaan yaitu :
1. Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik (berprestasi).
2. Kebutuhan akan ketidaktergantungan atau kebebasan.
3. Kebutuhan akan pembaruan
4. Mencapai tingkat pendapatan yang lebih baik.
5. Kemampuan menyekolahkan anak dan menyejahterakan keluarga.
Dari ciri-ciri tersebut dapat kita uji seberapa jauh hal tersebut sejalan dengan nilai-
nilai sosial yang berlaku di Indonesia. Pada umumnya, fakor penghambat atau
pendorong, pertumbuhan wirausaha biasanya dibagi tiga kategori besar, yaitu:
1. Ukuran nilai sosiokultur yang berlaku di masyarakat. Ukuran baik dan buruk di
masyarakat.
2. Kehidupan ekonomi seperti kebijakan pemerintah, praktik bisnis, struktur pasar, dan
3. Keadaan dunia pendidikan.
Kalau ketiga kategori di atas kita tinjau secara terperinci maka dalam praktik
terdapat situasi yang cenderung ke arah hambatan ketimbang dorongan. Coba
bayangkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tradisional, ambil contoh di Jawa.
Pada umumnya, masyarakat tidak begitu merstui ciri-ciri kewirausahaan seperti di atas.
Masyarakat pada umumnya, masih bersifat homogen dan tergantung pada orang tua,
keluarga, dan kampung halaman. Masyarakat kurang atau tidak merestui orang yang
suka menonjol, ambisius, dan individualis, seperti pengusaha. Sikap musyawarah yang
berlebihan dan tatanan adat yang ketat mengutanakan mereka yang dituakan, namun
pengusaha karang mendapat kedudukan terhormat di masyarakat.
Sikap dan nilai tersebut terlihat lebih nyata lagi di mana orang tua tidak begitu
merestui anaknya memasuki dunia dagang. Berdagang dianggap erat hubungannya
dengan tipu-menipu, mau menang sendiri, dan lain sebagainya. Hampir semua keluarga
menghendaki atau bercita-cita agar anaknya masuk perguruan tinggi kemudian bertitel,
jadi pamong, dan berpangkat. Jarang anak terpintar dari satu keluarga didorong untuk
memasuki pendidikan kejuruan yang mengarah dunia usaha seperti SMEA, dan STM.
Bahkan, mereka yang menjadi pengusaha pun berbuat demikian, artinya mereka tidak
mendorong anaknya masuk sekolah yang menjurus ke dunia usaha seperti SMEA, dan
Akademi Perusahaan. Mereka yang kurang mampu juga kurang berminat
menyekolahkan anaknya ke sekolah kejuruan.
Dari segi kehidupan ekonomi keadaan di Indonesia hingga 1945 kurang
menguntungkan karena:
a. Monopoli kekuasaan di perusahaan Belanda.
b. Kedudukan istimewa keturunan Cina di dunia usaha.
c. Luas pasar yang terbatas.
d. Kurangnya komunikasi.
e. Kebijakan penjajah Belanda yang tidak mendorong lahirnya perundang-undangan
dan ketentuan yang memberi dorongan munculnya para pengusaha dan wirausaha
di kalangan rakyat Indonesia.
Dari sejarah, kita mencatat lahirnya Serikat Islam, yang asal-usulnya ditujukan
untuk mendobrak monopoli (seperti yang disebut di atas), terutama di dunia
perdagangan. Kemudia, setelah kemerdekaan pemerintah RI menyadari bahwa dalam
mengisi kemerdekaan harus juga ditopang dengan perkembangan dunia usaha yang
dikelola oleh orang Indonesia sendiri. Dalam mewujudkan hal ini hingga 1965 kita
amati adanya usaha pemerintah mendorong tumbuhnya pengusaha Indonesia terutama
di kalangan pribumi lewat :
a. pengeluaran lisensi istimewa.
b. memberi kemudahan mendirikan perusahaan, mendapat izin impor ekspor, dan
lain-lain.
c. kemudahan mendapat kredit
d. propaganda pembentukan koperasi, dekret ekonomi, dan pembuatan beberapa
peraturan atau undang-undang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
e. pendirian dan pembukaan sekolah kejuruan dan kursus di bidang usaha sebagai
sarana penunjang.
f. membuka atas ekonomi perdagangan di pusat-pusat perdagangan dunia.

Dari sekian banyak usaha tersebut di atas ternyata tidak semua berhasil. Hal itu
disebabkan :
a. kurangnya kesadaran dan dukungan masyarakat.
b. kurangnya pengalaman pemerintah dan masyarakat.
c. keadaan politik dan pembinaan bangsa, karena adanya pemberontakan dan
ketidakstabilan politik. Hampir semua dana dan kemampuan (fund&force)
pemerintah dalam periode 1945-1965 ditujukan untuk membina dan menjaga
kesatuan persatuan bangsa.

Setelah 1966, terjadi perubahan strategi pokok pembangunan di Indonesia. Setelah


menyelesaikan kemelut Gestapu, pemerintah bertekad membina kehidupan ekonomi
yang baru sebagai sarana mengisi kemerdekaan dalam mewujudkan cita-cita negara
Pancasila yang adil dan makmur. Orde Baru, menggariskan kebijakan ekonomi yang
baru lewat perencanaan nasional, dengan mendirikan Badan Perencanaan.
Pembangunan Nasional (Bappenas). Upaya berencana sejak 1967 tercermin dengan
pemberian prioritas tertinggi pada pembangunan di bidang ekonomi dalam Garis Besar
Haluan Negara dan rencana pembangunan lima tahun (GBHN & Repelita). Saluran
ekonomi dibuka lebar--lebar baik lewat Undang-Undang Perindustrian dan lain-lain.
Hal itu diikuti pula dengan pengaktifan Kadin (Kamar Dagang Indonesia), pemberian
KIK (Kredit Industri Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen), Keppres No. 14,
1971 & KUD (Koperasi Unit Desa), serta fasilitas lainnya. Demikian juga, dengan
pembaruan perundang-undangan di bidang Perseroan Terbatas (UU, No. 1/1995) serta
diratifikasinya Organisasi Perdagangan Dunia (GATT & WTO) yang mulai berlaku 1
Januari 1995. Indonesia juga menyetujui perdagangan bebas ASEAN (AFTA) yang
mulai efektif pada 2003 serta masuknya Indonesia dalam kerja sama ekonomi Asia
Pasifik (APEC) yang mulai efektif pada 2020. Namun demikian, karena kurangnya
pengalaman baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat, maka cita-cita
menumbuhkan wirausaha secepatnya tetap masih belum memuaskan.
Di bidang pendidikan persoalannya ternyata lebih rumit dan jelimet serta menjadi
untaian mata rantai yang paling lemah dalam pembinaan dan pertumbuhan dunia
wirausaha di Indonesia selama ini. Di zaman penjajahan hampir tidak ada sekolah atau
perguruan tinggi yang mendorong timbulnya wirausaha. Setelah kemerdekaan, sekolah
kejuruan baru seperti STM, SMEA, sekolah kejuruan lain dan beberapa Akademi
dibangun, tetapi kurang berhasil karena kekurangan guru, siswa yang berbakat,
pengalaman berikut hambatan struktur nilai di masyarakat, maupun karena peraturan
atau ketentuan pemerintah yang simpang siur.
Kelemahan dunia pendidikan ini lebih terasa lagi dengan belum adanya pola
kurikulum yang jelas dan pengarahan terhadap mereka yang lulus sekolah kejuruan.
Alasan kekurangan guru, minat masyarakat, dan pengalaman juga ikut menghambat.
Hal ini berbeda dengan kenyataan yang ditemui di Jerman Barat, Belanda, Jepang, dan
negara kapitalis lainnya dari dahulu hingga sekarang. Di negara-negara maju ini peranan
dan proporsi sekolah kejuruan sangat dominan dan meliputi hampir 60% dari jumlah
sekolah yang ada.
Di samping hambatan struktural di atas, kita juga menemukan adanya hambatan
sistem sosial yang dapat dikategorikan dalam hambatan budaya seperti:
a. Anggapan masyarakat yang rendah terhadap kegiatan dunia usaha.
b. Sikap yang kompromistis dan kurang ambisius serta senang tergantung.
c. Keluarga besar kerabat besar.
d. Tidak berani mengambil risiko dan lebih suka akan hasil cepat.
e. Nepotisme (mendahulukan perusahaan keluarga).
f. Feodalisme dan semangat priayi.

Hambatan tersebut bercampur aduk dengan larangan dan batasan dari bidang
agama tertentu yang tidak begitu merestui dunia usaha dan kesimpangsiuran tentang
tafsir laba dan riba. Memang dala praktiknya kalau kita bertanya kepada para
pengusaha, mereka tidak mau mengakui kelemahan di atas dan akan selalu mengatakan
alasan klasik bahwa tidak berkembangnya usaha mereka adalah karena:
a. Kurang modal.
b. Kurang bimbingan pemerintah.
c. Dominasi orang Cina.
d. Dominasi konglomerat.
e. Dominasi modal kuat, dan dominasi modal asing.
Padahal, kalau kita teliti lebih mendalam, alasan utama kegagalan mereka ialah
terutama karena kurangnya pengalaman, latar belakang pendidikan yang tak memadai,
hambatan nilai di masyarakat, dan struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi
dunia modern

2.2 Sejarah Booth di Indonesia


Setiap mengunjungi pameran, tentu saja tidak asing dengan kata “Booth” tetapi banyak
masyarakat yang tidak mengetahui apa itu Booth. Booth berasal dari bahasa Inggris yang
bisa memiliki banyak arti bisa berarti stan, pojok, sel telpon, tempat telpon, dan kamar.
Oleh karena tidak heran jika berhubungan dengan pameran, maka dapat disimpulkan secara
lebih simple bahwa booth itu merupakan sebuah mini stage yang dilengkapi oleh beragam
aksesoris dan dapat digunakan sebagai ajang promo produk, jasa, maupun branding
perusahaan pada sebuah event pameran /exhibition. Booth biasanya dibuat untuk sekali
atau dua kali event yang sifatnya musiman. Dan kebanyakan model dan desain booth
tersebut disesuaikan dengan tema serta identitas perusahaan.

1. Adapun fungsi booth itu:


a. Sebagai ajang promosi dan pembangun imej perusahaan.
b. Membangun korespondensi yang lebih dekat dengan pihak yang menjadi target
pengguna.
c. Sebagai perwakilan perusahaan.
d. Efisiensi biaya

2. Terdapat 3 jenis Booth portable yang biasanya digunakan oleh sebuah


perusahaan :
a. Event Desk
Dalam bahasa Indonesia, istilah event desk
disebut juga dengan meja promosi. Umumnya, para
pengusaha menggunakan booth sejenis ini untuk
keperluan promosi di dalam mall atau beberapa
pameran, baik itu produk maupun jasa.
Booth event desk portable dibuat dari bahan
dasar PVC yang ringan namun kuat dan tahan goyah.
Selain itu, booth ini juga memiliki tampilan yang
elegan, sehingga tak jarang jika para pengusaha
memilih booth ini agar lebih menarik di mata konsumen.
b. Booth Pop Up Counter

Booth Pop Up merupakan Varian dari


booth portable yang sering digunakan untuk
pameran dan Event tertentu. Tampilan Booth ini
lebih sederhana karena tanpa tiang dan
menggunkan papan kayu sebagai alas mejanya,
desainnya terbentuk dari rangka yang kuat,
dindingnya terbuat dari plastik yang tebal
sehingga mudah dilipat sesuai struktur bentuk
Booth Pop Up. Jadi jenis Booth ini lebih simpel dan tidak memakan tempat banyak
sehingga mudah dibawa kemana-mana.

c. Booth Portable
Booth portable adalah sebuah meja promo
yang bisa dipakai secara serbaguna dalam
beragam bentuk aktivitas perniagaan maupun
hanya untuk keperluan pameran saja. Booth
Portable Dapat dilipat dan gampang dibawa,
sangat cocok jika ingin berjualan atau promosi
secara berpindah-pindah tempat. Booth
portable dibuat dengan aluminium berkualitas
yang kokoh dan ringan dibawa.

2.3 Container Booth


Container Booth merupkan salah satu tren terbaru pembuatan stand makanan dan
minuman bagi para pengusaha kuliner. Container Booth ini dapat digunakan untuk warung
conter pulsa, stan makanan, penutup mini pom, loket tiket dsb. Sebagian besar orang lebih
tertarik, karena selain bentuknya yang unik Container ini juga dapat diletakkan dan
dipindahkan dengan mudah ditempat yang strategis sehingga menjadi keuntungan
tersendiri bagi pengguna container booth, banyak yang berfikir jika menyewa ruko atau
tempat lainnya tidak bisa berpindah tempat sehingga tidak bisa mencari pangsa pasar baru
yang lebih ramai. Dengan adanya tempat uasaha baru ini sangat membantu kalangan
wirausaha untuk lebih mengembangkan usahanya dan meningkatkan pangsa pasar, dengan
pendukung tempat yang baik dan modern.

2.4 Container Booth Fleksibel


Container Booth Fleksibel merupakan Container yang bisa dilipat agar
mempermudahkan seseorang pengusaha untuk memindahkan tempatnya ke pangsa pasar
yang lebih ramai. Container Booth Fleksibel ini bertujuan untuk mempermudah seseorang
dan meminimaliskan tempat jika disimpan atau dibawah.
Bahan yang digunakan pada pembuatan Container Booth Fleksibel ini yaitu :

a. Besi Holow

Besi hollow adalah salah satu jenis bahan material


bangunan untuk pembuatan rangka plafon, partisi dinding, dll,
yang berbentuk pipa kotak dan mempunyai ukuran 2 (cm) x 4
(cm) dengan ukuran 4 (cm) x 4 (cm), dan memiliki panjang 4
(meter).
Secara umum besi hollow ini terbuat dari bahan besi
galvanis, besi baja, stainalumunium, dan stainless. Jadi dalam
membangun sebuah rumah, tidak hanya bagian konstruksi luar
atau exterior saja yang perlu di pikirkan, melainkan interiornya
juga ya, seperti pada bagian langit - langit di dalam sebuah
rumah atau yang sudah biasa di sebut dengan plafon rumah.
Dan sudah tidak menjadi rahasia lagi sebetulnya, bahwa
banyak masyarakat sekarang ini, dalam pembuatan langit -
langit rumahnya, pembuatan rangka plafonnya itu
menggunakan besi hollow, karena besi hollow ini banyak keunggulannya di bandingkan dengan
menggunakan kayu.

b. Plat Bordes

Plat ini juga seringkali disebut atau


dikenal dengan nama lain Checkered Mild
Steel atau Checkered Steel atau checkered
plate atau Plat Kembang atau Plat Berlian yang
merupakan sebuah plat yang memiliki
permukaan timbul bergelombang yang
berbentuk jajaran genjang pada salah satu
permukaannya sehingga dapat mengurangi
resiko licin dan tergelincir.
Karena plat bordes ini memiliki permukaan yang bergelombang, kasar, tahan
cuaca dan keausan rendah karena terbuat dari baja tahan karat atau galvanis dan baja
hitam yang memiliki ukuran ketebalan bervariasi dengan ukuran panjang kali lebarnya
240 cm x 120 cm, Checkered Mild Steel atau Checkered Steel atau checkered plate atau
Plat Berlian ini sangat sering digunakan pada kontruksi bangunan. Plat jenis ini dibuat
dengan system hot rolling. Namun manufaktur modern juga membuat plat baja ini
dengan system press atau tekanan. Biasanya plat bordes ini banyak dipakai pada
komponen lantai dan tangga yang terbuat baja atau besi, untuk deck, untuk alas mobil,
untuk pelapis dinding, untuk kolom gedung, untuk pelapis meja makan, dan masih
banyak lagi. Plat kembang juga biasanya sering digunakan oleh home industri sparepart
motor dan mobil. Plat baja yang dikenal dengan nama lain Checkered Mild
Steel atau Checkered Steel atau checkered plate atau Plat Berlian ini juga dapat dan
sering digunakan untuk membuat plang nama pada toko atau perusahaan.
Produk kita menggunkanakan Plat Bordes ini pada bagian lantai KOBOT
Fleksibel karena ketahanannya yang kuat dan tidak licin apabila terkena air atau minyak.

c. Spandek
Jenis atap baja yang dibuat sedemikian rupa
seperti halnya seng gelombang namun bedanya
spandek ini bentuknya menyudut. secara prinsip
hampir mirip dengan atap seng gelombang biasa,
namun karena bentuknya menyudut terkesan lebih
manis. hal yang membedakan lain adalah jenis
pelapis yang dipakai. Atap seng gelombang memakai
lapisan seng sedangkan spandek ini memakai lapisan
zinkalume.
Atap spandek adalah atap yang terbuat dari
alumunium dan seng. Beberapa produsen juga
acapkali menambahkan silikon untuk meningkatkan
kelenturan dari atap tersebut. Adapun perbandingan
komposisi yang umum dipakai untuk membentuk atap spandek misalnya alumunium 55
persen, seng 43 persen, dan silikon 2 persen. Campuran dari ketiga bahan di atas dapat
menghasilkan suatu jenis atap rumah yang gampang dibentuk, kokoh, dan awet. Di
samping itu, bagian permukaan atap spandek juga sengaja dibuat sedemikian rupa agar
mudah ditempeli cat sehingga proses pengecatannya dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Hal inilah yang menjadikan atap spandek cocok digunakan untuk berbagai
kebutuhan manufaktur dan bangunan. Atap spandek biasanya diaplikasikan sebagai
penutup atap pabrik, gudang, ruko, mall, dan lain-lain. Ukuran ketebalan atap yang
tersedia di pasaran berkisar antara 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, dan 0.5 mm. Sedangkan ukuran
lebar bentangannya pun sangat bervariasi. Begitu pula dengan pilihan warnanya yang
juga beragam mulai dari hitam, putih, abu-abu, biru, merah, hijau, cokelat, kuning,
jingga, dan ungu.
Soal daya tahannya, atap spandek sering diklaim sebagai salah satu material
yang paling awet. Rata-rata kekuatan atap ini sanggup bertahan hingga lebih dari 20
tahun. Perpaduan antara seng dan alumunium juga membuat atap spandek memiliki sifat
yang antikarat. Tetapi di sisi lain, daya serapnya terhadap sinar matahari juga relatif
tinggi. Area yang ditutupinya pun akan terasa lebih gerah sehingga kurang pas bila
diaplikasikan pada hunian rumah tinggal. Hal ini terjadi mengingat bahan dasar
pembentuk atap spandek yang notabene logam merupakan konduktor yang baik.
Ukuran tingkat ketebalannya yang cukup tipis juga sering menimbulkan risiko
lain. Contohnya jika tidak sengaja terinjak, maka atap spandek ini gampang
melengkung. Sehingga mau tidak mau Anda wajib mengerjakan proses pemasangan
atap spandek dengan sangat hati-hati.
Spandek pada Kontainer Booth digunakan pada bagian cover luar dan atap
karena KOBOT Fleksibel mengadopsi dari Kontainer Booth maka menggunakan
spandek yang memiliki bentuk seperticover kontainer.

d. Engsel

Engsel merupakan bahan asal mineral, hasil persenyawaan antara dua macam
logam murni atau lebih dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Akan tetapi ada juga
engsel yang terbuat dari plastik atau gabungan keduanya. Fungsi dari engsel ini yaitu
sebagai pengkokoh yang digunakan untuk penyambung papan sehingga dapat berputar
pada porosnya.

Jenis-jenis Engsel :
1) Engsel Kupu-kupu

Engsel ini modelnya seperti kupu-kupu


makanya disebut dengan engsel kupu-kupu,
bentuknya tipis dan bahannya ada yang terbuat
dari logam besi ada juga yang terbuat dari bahan
kuningan. Engsel kupu-kupu dipakai untuk
beban yang tidak terlalu berat misalnya untuk
jendela, lemari, loker, peti dan sebagainya.
Engsel ini mempunyai beberapa ukuran mulai
dari 1,5inch, 2inch, 2,5inch, 3inch, dan 4inch.

2) Engsel Panel

Engsel ini bentuknya seperti engsel kupu-kupu namun


lebih tebal dan lebih kokoh sehingga bisa dipakai untuk beban
yang lebih berat lagi dari pada engssel kupu-kupu. Engsel Panel
digunakan untuk pintu panel (pintu yang terbuat dari kayu),
Untuk jendela yang bebannya berat agar tidak cepat rusak.
Engsel Panel mempunyai beberapa ukuran ada yang 3inch,
4inch, 5inch dan 6inch. Untuk jendela biasanya memakai
ukuran 3inch.
3) Engsel Patrom / Engsel H
Engsel Patrom adalah engsel yang berbentuk huruf H.
Engsel ini berfungsi untuk Pintu yang bebannya tidak
terlalu berat. Dengan menggunakan engsel H maka pintu
bisa dicabut/dilepas dan dipasang kembali dengan
mudah.

4) Engsel Piano (Continuous Hinge)


Engsel ini dulunya dipakai untuk daun
penutup piano makanya disebut Engsel piano.
Namun sekarang engsel ini juga banyak dipakai
untuk lemari, bufet, tempat tidur, jendela, peti
dan sebagainya. Engsel ini biasanya dijual
gulungan. 1 gulungan panjangnya biasanya
sekitar 3meteran. untuk pemakaiannya engsel
ini bisa dipotong-potong sesuai dengan panjang
daun pintu atau daun jendelanya.

5) Engsel Sendok (Concealed Hinge)


Engsel ini bentuknya seperti sendok
makanya suka disebut engsel sendok. Engsel
ini biasanya dipakai untuk pintu lemari, peti
dan kabinet. Engsel ini mempunyai 2 model
yakni model lurus dan model bengkok.

6) Engsel Bengkok

Digunakan untuk pintu dalam, artinya permukaan


pintu ketika tertutup akan sama rata dengan sisi tebal
dinding samping kabinet sehingga sisi tebal dinding kabinet
akan terlihat. Untuk posisi ini anda perlu menggunakan tipe
engsel sendok dengan bukaan sudut 110° - 125°.
Bagian penting pada waktu penyetelan pintu dalam adalah
lokasi kaki/sepatu engsel.
7) Engsel Lurus
Sesuai untuk pintu Luar. Pada hasil akhir pemasangan
hanya bagian pintu yang nampak dari luar. Sisi tebal dinding
samping tertutup oleh daun pintu. Proses pemasangan
hampir sama, jarak lubang dan titik sekrup pada pintu tidak
berubah. Yang berbeda adalah ukuran pintu.

8) Engsel Koboi (Double Action Hinge)


Engsel koboi berguna untuk mengayunkan daun
pintu dengan jangkauan gerak pintu yang penuh dan
berfungsi untuk menutup pintu dengan menggunakan
tekanan per di dalam. Engsel ini dapat disesuaikan untuk
berbagai gaya (tegangan) penutupan dan dapat dipasang pada
pintu tanpa ditakik. Engsel ini banyak kita jumpai di tempat
tempat bisnis seperti restoran, kafe, yang mana pintu ini bisa
diayunkan dua arah kedalam juga keluar.

9) Engsel bubut (Barrel Hinges)

Engsel bubut adalah engsel yang berbentuk seperti


tabung besi yang berlubang di tengahya seperti silinder
untuk menempatkan poros (pivot) sebagai inti gerakan
putaran engsel. Engsel bubut pemasangannya harus dilas
bila dipergunakan pada pintu besi atau bila dipergunakan
pada pintu kayu biasanya telah tersedia plat dengan lubang
sekrup untuk mengencangkannya pada kusen atau pintu.

10) Engsel Gudang

Engsel ini biasanya digunakan pada pintu kayu gudang atau


garasi. Engsel ini mempunyai bentuk yang panjang dan
mengerucut. Untuk beban pintu yang lebih berat engsel ini harus
dipasang berjejer sesuai dengan beratnya daun pintu.
Pada Container Booth Fleksibel kelompok kita
menggunkanan engsel jenis engsel kupu-kupu untuk bagian pintu
dan jendela, karena membutuhkan bantuan engsel untuk membuka
dan menutupnya.
e. Gas Spring
Gas spring tidak hanya di gunakan untuk
menopang pintu bagasi mobil saja. Gas Spring kerap
digunakan untuk menopang kap ruang mesin / kap
motor. Biasanya mobil yang kap ruang mesin nya
menggunakan sistem hidrolik dengan gas
spring adalah mobil kelas menengah ke atas. Gas
Spring juga kerap digunakan untuk menopang
jendela atau laci pada lemari rumah. Pegas gas
adalah jenis pegas yang, mirip dengan pegas
mekanis tipikal yang mengandalkan deformasi
elastis, menggunakan gas terkompresi yang
terkandung dalam silinder tertutup yang disegel oleh piston.
Pada Produk kita Kontainer Booth menggunakan Gas Spring untuk penyangga
jendela karena membutuhkan penyyangga yangkuat dan mampu menahan beban
jendela.

f. Particle Board
Papan material kayu yang tersusun dari
serbuk gergaji, dipadatkan melalui proses secara
kimia dengan tekanan dalam suhu tinggi. Harga
Partikel board jauh lebih murah daripada
Plywood dan MDF dengan permukaan papan
biasanya sudah terlapisi veneer/ lapisan kayu.
Beberapa produsen furniture/mebel banyak
menggunakan bahan ini sebagai rangka furniture
karena disamping harga material dasarnya lebih murah juga dalam proses finishing
misal dengan menggunakan veneersheet bisa menekan harga penjualan furniture
tersebut jauh lebih murah bila dibandingkan furniture rangka MDF atau Plywood /
multipleks.
Ukuran kayu yang digunakan untuk Kontainer Booth yaitu tebal 2.5 cm karena
diperguakan untuk meja dalam dan luar membutuhkan bahan kayu yangkuat dan tahan
cuaca.
g. Triplek
Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah
sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu
(venir kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis
merupakan salah satu produk kayu yang paling sering
digunakan. Kayu lapis bersifat fleksibel, murah, dapat
dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik
pembuatan yang rumit. Kayu lapis biasanya digunakan
untuk menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak,
susut, atau bengkok. Lembaran kayu yang tipis (biasa
disebut veneer atau venir) direkatkan bersama dengan
arah serat atau urat kayu (grain) yang diatur sedemikian
rupa untuk menciptakan hasil yang lebih kuat biasanya
saling bersilangan (90°) antar lapisan yang berdekatan. Lapisan-lapisan ini umumnya
ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya pembelokan (warping) dan
menciptakan konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam jumlah genap akan
menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis
tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm dengan tingkat
kualitas yang berbeda-beda.
Triplek digunakan unuk cover dalam penutup sepandek bagian dalam untuk
menunjang tingkat estetika dan kerapian KOBOT Fleksibel.
BAB III

METODE PELAKSANAAN
3.1 Tahap Pelaksanaan
A. Flowchart Kontainer Booth Fleksibel

Pembagian Kelompok Pembentukan Team


Organisasi

Job Desk
Detail

Analisi Jadwal Analisi QFD


Ergonomi Pelaksanaan

Konsep Alat

Proses
Desain 3D

Data BOM

Laporan Bab
1, 2, 3
Presentasi
UTS
Pembuatan
Prototype
Evaluasi
Desain

Presentasi Penyusunan Uji Kelayakan


UAS Laporan (Kuisioner)
B. Peta Proses Kontainer Booth Fleksibel

Pembuatan Rangka Pembuatan Rangka Atas


Bawah & Jendela Perakitan Meja dalam & Luar Finishing

Pengukuran besi Pengukuran


0- Pengukuran 0-
holow &besi korek 0-
60 M 1 30 M 9
35 M
17 spandek
besi holow bahan rangka jendela cover
besi korek

0- 0- Pemotongan
Pemotongan 0- Pengukuran
120 M 2 125 M 10 besi 10 M
18 plat bordes
besi lantai

0- Penghalusan 0- Penghalusan
Pemotongan
30 M 3 bagian ujung 30 M 11 bagian ujung 0-
spandek &
45 M 19
besi besi bordes

P-1 Pemeriksaan P-6


Pemeriksaan
20 M 15 M potongan besi
potongan besi 10 M P-8 Pemeriksaan

0-3 0-12 Pengelasan


90 M P-1 Pengelasan 120 M P-10
Rangka & 0-20 Pemasanga
0- 30 M
Rangka jendela 20 M Pengukuran P-9 n spandek
14
P & L Meja cover

0- 0- Penggrendaa
25 M 5
Penggrendaa 13
30 M n bekas las 0- 30 M Pemasanga
n bekas las 15 Pemotong 0-21
45 M P-10 n lantai
an kayu bordes

0-6
P-3
Perakitan 0- Pemotongan
20 M rangka bawah 30 M 16
besi rangka
& atas
meja

Perakitan
0-7
Meja
60 P-4
Luar &
M
Dalam

120 M 0-8 Perakitan


P-5

Ringkasan 0- Proses
125 M
22 pengecatan
Kegiatan Oprasi Waktu (Menit)

22 1.230

25 M P -11 P emeriksaan
10 420

_
1
P enyimpanan

Jumlah 1.650 Menit

Dengan peta proses pembuatan Kontainer Booth Fleksibel diatas dapat dideskripsikan sebagai
berikut :

1. Pembuatan Rangka Bawah


Pada pembuatan rangka bawah kita melakukan pengukuran besi holow dan besi
korek dengan waktu 60 menit, waktu yang diperlukan untuk memotong besi yang sudah
diukur yaitu 120 menit. Ujung potongan besi tersebut akan dihaluskan dengan waktu
yang diperlukan untuk menghaluskan yaitu 30 menit, setelah dihaluskan besi-besi
tersebut diperiksa terlebih dahulu agar kita bisa mengetahui apakah besi tersebut layak
digunakan atau tidak. Waktu yang diperlukan untuk memeriksa yaitu 20 menit. Besi
yang layak digunakan akan dilas sesuai model yang kita inginkan dengan waktu 90
menit agar bekas las tidak kelihatan maka dilakukan penggrendahan dengan waktu 25
menit.

2. Pembuatan Rangka Atas dan Jendela


Pada pembuatan rangka atas dan jendela terlebih dahulu kita melakukan
pengukuran besi holow dan besi korek untuk jendela dan pintu dalam waktu 30 menit
lalu dipotong dengan waktu 125 menit. Potongan besi itu akan dihaluskan ujungnya
waktu yang diperlukan 30 menit dalam waktu 15 menit kita akan memeriksa kelayakan
pakai besi tersebut. Besi layak pakai akan dilas menjadi rangka atas dan jendela waktu
yang dibutuhkan 120 menit agar tidak kelihatan bekas las maka dilakukan
penggrendahan dengan waktu 30 menit. Selanjutnya dilakukan perakitan antara rangka
atas dan bawah dengan waktu yang diperlukan 20 menit.

3. Perakitan Meja Dalam dan Luar


Sebelum melakukan perakitan membuat meja dalam dan luar terlebih dahulu
dengan melakukan pengukuran panjang lebar dalam waktu 20 menit. Kayu yang sudah
diukur akan dipotong dengan waktu 45 menit dan melakukan pemotongan besi untuk
rangka waktu yang diperlukan 30 menit kemudian semua rangka dirakit dengan meja
dalam maupun luar dengan waktu 60 menit.

4. Finishing
Tahap ini merupakan tahap akhir pada proses peta konsep kita akan melakukan
pengukuran spandek cover dengan waktu 35 menit. Selanjutnya dilakukan pengukuran
plat bordes untuk lantai atau alas dengan waktu 10 menit. Jika semua sudah diukur
maka dilakukan pemotongan waktu yang digunakan untuk memotong yaitu 45 menit.
Potongan tersebut akan diperiksa terlebih dahulu agar kita dapat mengetahui kelayakan
pakainya waktu yang digunakan 10 menit. Dalam waktu 30 menit kita melakukan
pemasangan spandek cover dan dalam waktu 30 menit dan juga pemasangan lantai
bordes dilakukan.
Tahap akhir pada pembuatan produk kita yaitu dilakukan perakitan pada
kontainer booth fleksibel dengan menggabungkan seluruh rangka dan meja, waktu yang
dibutuhkan yaitu 120 menit. Jika sudah terpasang maka dilakukan pengecekan sesuai
kenginan dengan waktu 125 menit lalu dikeringkan sebelum ditaruh dipenyimpanan
terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dalam waktu 25 menit, selamjutnya kontainer
booth siap digunakan.
C. Jadwal Pelaksanaan Progres
Jadwal Progress ini dibuat dari awal perkuliahan semester V pada tanggal 09
September 2019 sampai UAS yang dilaksanakan sekitar tanggal 23 Desember 2019.

Minggu ke
No Progress Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 pembagian kelompok

2 pembentukan tim organisasi

3 job desk detail

4 jadwal pelaksanaan

5 analisis ergonomi

6 analisis QFD

7 konsep alat (prototype produk)

8 proses design 3d

9 data BOM (bill ofmaterial) Bahan baku

10 pembuatan laporan Bab 1 - 3

11 pembuatan prototype produk

12 presentasi UTS

13 proses pembuatan

14 evaluasi desain

15 uji kelayakan pengguna (Quisioner)

16 penyusunan laporan

17 presentasi UAS

3.2 Anggaran Biaya


KETERANGAN PEMASUKAN PENGELUARAN SALDO
Kas minggu ke-1 400.000 Rp 400.000
Print Progres 2.500 Rp 397.500
Kas minggu ke-2 560.00 Rp 957.500
Print Laporan 4.000 Rp 953.500
Sementara
Kas minggu ke-3 1.690.000 Rp 2.643.500
Makan pengirim 60.000 Rp 2.583.500
barang
Makan pengirim 52.000 Rp 2.531.500
barang
Pembelian besi 1.270.000 Rp 1.261.500
Pembelian 944.000 Rp 317.500
Bordes
Uang Transport 100.000 Rp 217.500
Upah pembeli 30.000 Rp 187.500
barang
Kas minggu ke-4 350.000 Rp 537.500
Kebutuhan 104.000 Rp 433.500
grenda
Konsumi 10.000 Rp 423.500
Pekerja
Konsumsi 52.000 Rp 371.500
pekerja
Batu potong 37.500 Rp 334.000
Kas minggu ke-5 160.000 Rp 494.000
Konsumsi 10.000 Rp 484.000
pekerja
Kas minggu ke-6 100.000 Rp 584.000

Bukti Pengeluaran :
3.1.3 BOM

Sunday, October 13, 2019 8:40:35 PM

Bill of Material: KOBOT Fleksibel


Quantity Part Number Type Component Description
1 rangka atap Assembly
1 rangka bawah Assembly
1 rangka jendela belakang Assembly
1 rangka jendela depan Assembly
2 rangka jendela kiri kanan Assembly
1 rangka pintu Assembly
16 engsel Assembly

Bill of Material: rangka atap


Quantity Part Number Type Component Description
2 besi hollow 35x35x2100 Part kerangka atap
2 besi hollow 35x35x1300 Part kerangka atap
4 besi hollow 35x35x1100 Part kerangka atap
1 spandek atap Part
Bill of Material: rangka bawah
Quantity Part Number Type Component Description
4 Besi hollow 4x6x1200 Part kerangka badan
4 besi hollow 3,5x3,5x2200 Part kerangka badan
4 besi hollow 3,5x3,5x1450 Part kerangka badan
2 besi hollow 3,5x3,5x1130 Part kerangka badan
1 spandek depan Part
1 spandek kanan Part
1 spandek kiri Part
1 spandek belakang Part
1 plat bordes Part bagian alas
1 kayu particle board 1080x300 Part bagian meja depan
1 kayu particle board 2020x420 Part bagian meja dalam

Bill of Material: rangka jendela belakang


Quantity Part Number Type Component Description
2 besi hollow 3,5x3,5x1100 Part kerangka jendela
2 besi hollow 3,5x3,5x1200 Part kerangka jendela

Bill of Material: rangka jendela depan


Quantity Part Number Type Component Description
2 besi hollow 3,5x3,5x2120 Part kerangka jendela
2 besi hollow 3,5x3,5x1030 Part kerangka jendela
1 spandek jendela depan Part

Bill of Material: rangka jendela kiri kanan


Quantity Part Number Type Component Description
2 besi hollow 3,5x3,5x1370 Part kerangka jendela
2 besi hollow 35x35x1030 Part kerangka jendela
1 spandek jendela Part spandek jendela kiri dan kanan

Bill of Material: rangka pintu


Quantity Part Number Type Component Description
2 besi hollow 35x35x700 Part kerangka pintu
2 besi hollow 3,5x3,5x1200 Part kerangka pintu
1 spandek pintu Part penutup pintu

Bill of Material: engsel


Quantity Part Number Type Component Description
1 besi 1 Part engsel kiri
1 besi 2 Part engsel kanan
Recapitulation of: KOBOT Fleksibel
Different parts: 28
Total parts: 74

Quantity Part Number


1 rangka atap
1 rangka bawah
1 rangka jendela belakang
1 rangka jendela depan
2 rangka jendela kiri kanan
1 rangka pintu
16 engsel
2 besi hollow 35x35x2100
2 besi hollow 35x35x1300
4 besi hollow 35x35x1100
1 spandek atap
4 Besi hollow 4x6x1200
4 besi hollow 3,5x3,5x2200
4 besi hollow 3,5x3,5x1450
2 besi hollow 3,5x3,5x1130
1 spandek depan
1 spandek kanan
1 spandek kiri
1 spandek belakang
1 plat bordes
1 kayu particle board 1080x300
1 kayu particle board 2020x420
2 besi hollow 3,5x3,5x1100
2 besi hollow 3,5x3,5x1200
2 besi hollow 3,5x3,5x2120
2 besi hollow 3,5x3,5x1030
1 spandek jendela depan
2 besi hollow 3,5x3,5x1370
2 besi hollow 35x35x1030
1 spandek jendela
2 besi hollow 35x35x700
2 besi hollow 3,5x3,5x1200
1 spandek pintu
1 besi 1
1 besi 2

Anda mungkin juga menyukai