Anda di halaman 1dari 47

Apartemen Berbintang 4

STUDIO PERANCANGAN DESAIN TEMATIK


(AR 4727)
Laporan Konseptual Perancangan

Oleh :
Oktaviano Adimas Prasetyo P.
18.A1.0145

Pembimbing: Ir. Supriyono, MT

MT

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2022
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan salah satu ibu kota di Indonesia yang terletak di Provinsi Jawa
Tengah dan kini sudah tidak lagi masuk dalam Kota Transit. Dilansir dari Tribunjateng bahwa
tingkat hunian di Semarang telah mencapai 80% yang disertai dengan peningkatan pertumbuhan
penduduk saat ini. Peluang usaha di kota Semarang dalam hal pariwisata, properti, perdagangan
dan jasa semakin meningkat pesat. Pemerintah saat ini sedang berfokus dalam meningkatkan
kawasan wisata di Kota Semarang untuk meningkatkan sektor ekonomi masyarakat.
Menurunnya wabah Covid-19 di Kota Semarang menjadi pemicu meningkatnya aktivitas –
aktivitas dalam kota dengan sudah diizinkannya masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas
di luar ruangan dengan tetap memakai protocol Kesehatan. Aktivitas-aktivitas yang terjadi tidak
hanya dari masyarakat di dalam kota saja, tetapi dari orang-orang di luar kota serta luat negara
yang datang dengan tujuan tertentu. Hal ini akan meningkatkan kepadatan penduduk di Kota
Semarang di masa depan, dengan semakin sedikit lahan kosong di Kota Semarang. Bangunan
multifungsi menjadi solusi dengan perencanaan dan desain yang menyatukan berbagai kegiatan
dan fungsi dalam sebuah wadah bangunan tuggal dalam satu lokasi. Dengan pendekatan
Behavioral Architecture, konsep dan tata letak ruang indoor dan outdoor akan disesuaikan
dengan kebiasaan yang dilakukan oleh pengguna bangunan dari berbagai jenis pengguna.

KATA KUNCI : Bangunan Multifungsi, Apartemen, Arsitektur Perilaku


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Kota Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah kini tidak lagi menjadi
"Kota Transit" akibat meningkatnya hunian hotel. Dilansir TribunJateng bahwa
kota Semarang memiliki tingkat hunian sebesar 80%. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya sektor Pariwisata di Kota Semarang, khususnya di Kawasan Kota
Tua, salah satu penyebab lainnya disebabkan oleh banjir dari kampung
halamannya yang membuat mereka lebih memilih untuk tinggal di Semarang.

Pada diagram di atas dijelaskan bahwa di Jawa Tengah mulai tahun 2015, telah
terjadi peningkatan pengusaha pariwisata yang datang untuk berwisata ke Jawa
Tangah baik dari Nusatanra maupun Pariwisata Mancanegara. Pada penerbangan
Bandara Ahmad Yani, pihaknya juga perlahan mengalami peningkatan hingga
akhirnya turun drastis akibat merebaknya virus Covid-19. Namun, pada tahun
2022 Pemerintah telah mengizinkan banyak kegiatan termasuk kegiatan
pariwisata yang disertai dengan banyak tempat wisata baru dan lebih baik
sehingga banyak pengusaha pariwisata yang hadir untuk jalan-jalan

dengan menginap di penginapan atau hotel. Oleh karena itu, tingkat Hunian
hotel / apartemen saat ini mencapai 80%.
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan telah menyebabkan peningkatan
kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan perumahan. Kebutuhan akan
rumah yang besar menuntut rumah baru sebagai tempat tinggal. Membangun
rumah baru membutuhkan lahan, namun tidak semua daerah memiliki lahan baru

Sehingga, penerapan bangunan multifungsi merupakan solusi terbaik untuk


mengatasi keterbatasan lahan dan memiliki banyak fungsi yang saling bersinergi
untuk mengakomodasi kegiatan kebutuhan hunian. Di gedung multifungsi ini
akan digunakan oleh berbagai macam orang dengan kebiasaan yang berbeda baik
dari dalam kota, luar kota, bahkan luar negeri. Oleh karena itu, akan menerapkan
pendekatan arsitektur perilaku yang diterapkan pada desain bangunan dan tata
ruang, dengan tujuan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna
bangunan.

1.2 PENYERTAAN MASALAH


1. Bagaimana merancang bangunan apartemen dengan jumlah wisatawan
yang banyak dengan terbatasnya jumlah lantai dan lahan
2. Bagaimama cara mendasain bangunan yang berada di tengah kota dan di
kelilingi pemukiman penduduk dan bangunan pemerintahan
3. Bagaimana merancang bangunan yang ramah lingkungan dan tida
mencemari lingkungan
1.3 TUJUAN
1. Menjadikan bangunan apartemen ini sebagai banngunan yang ramah
lingkungan
2. Menjadikan apartemen ini sebagai suatu pilihan wisatawan atau warga
semarang untuk menjadikan apartemen ini sebagai hunian sementara
1.4 MANFAAT
1. Ramah bagi lingkungan dan tidak terlalu mongotori lingkungan
2. Warga / wisatawan mendapatkan hunian sementara
3. Menjadi point of interest baru di kota semarang
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1. GAMBARAN UMUM FUNGSI


II.1.1 Apartemen
A. Pengertian
Menurut KBBI ( kamus besar Bahasa indonesia ), apartemen dapat diartikan
sebagai tempat tinggal ( kamar tidur, dapur, ruang tamu, kamar mandi, dll ) di satu
lantai sebuah gedung yang besar dan mewah dan di lengkapi fasiliatas ( gym, kolam
renang, toko, dll )
Menurut Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang rumah susun ,
bangunan apartemen adalah bangunan gedung bertingkat yang di bangun dalam suatu
lingkungan yang secara fungsional terbagi menjadi 2 ( Vetikal dan Horizontal ), seta
merupakan bangunan dan tempat tinggal yang masing – masing dapat dimiliki atau di
gunakan secara terpisah. Dilengkapi dengan bagian bersama, barang bersama, dan
tanah bersama.
Menurut Ernst Neufert, tempat tinggal adalah tempat tinggal yang di pisahkan
secara horizontal dan vertical untuk kehidupan yang mandiri, termasuk bangunan
bertingkat rendah atau tinggi yang di lengkapi dengan peralatan yang memenuhi
standart tertentu. ( Neufert, 1980)
Jadi dapat disimpulakn apartemen merupakan bangunan bertingkat sebagai
tempat tinggal ( terdiri atas kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang tamu, dan
sebagainya ) yang di pisahkan secara vertical dan horizontal, serta di lengkapi dengan
berbagai fasilitas yang sesuai dengan standart yang telah di tentukan ( gym, kolam
renang, toko, dll )

B. Klasifukasi apartemen berdasarkan tipe pengelolanya


Berdasarkan tipe pengelolaanya, terdapat tiga jenis apartemen (Chiara & challender,
1986), yaitu :
a. Serviced apartemen
Apartemen yang di kelola secara menyeluruh oleh pengelola tetentu biasanya
mirip dengan bagaimana sebuah hotel di kelola, dengan penghuni yang
menerima layanan ala hotel bintang lima seperti unit berperabotan lengkap,
laundry layan kamar, housekeeping, business centre
b. Apartemen peserorangan
Apartemen ini biasanya merupakan apartemen mewah. Apartemen dapat
dimiliki menjadi milik individu. Biaya pemeliharaan dan servis akan
dibayarkan kepada manajer apartemen.
c. Apartemen milik bersama (Cooperative)
Apartemen jenis ini biasanya dimiliki oleh semua penghuni apartemen. Karena
itu, dimulai dengan perawatan, tanggung jawab dan pelayanan, semuanya
adalah tanggung jawab penghuni apartemen..

C. Klasifikasi Apartemen berdasarkan penghuni


Berdasarkan penghuninya, tipe apartemen dapat dibagi menjadi empat (Savitri et al.,
2007), yaitu:
- Apartemen Pebisnis/Ekspatrial
Apartemen ini digunakan untuk bekerja karena pengusaha sudah memiliki hunian
sendiri di luar apartemen ini. Biasanya di dekat tempat kerja untuk membantu
pengusaha mengelola pekerjaan mereka
- Aparteneb Keluarga
Apartemen ini ditempati oleh keluarga ayah, ibu dan anak-anak. Bahkan, tidak
jarang ayah dan orang tua ibu hidup bersama. Ini terdiri dari 2-4 kamar tidur,
dengan pengecualian kamar tidur pelayan. Biasanya dilengkapi dengan balkon
untuk berinteraksi dengan dunia luar.
- Aparttenen Lajang/Mahasiswa
Apartemen ini ditempati oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya
tinggal bersama teman-temannya. Apartemen ini digunakan untuk kegiatan sehari-
hari, pekerjaan dan kegiatan lain di luar jam kerja.
- Apartemen Manula
Apartemen ini baru di Indonesia dan sudah menjadi kebutuhan, namun desainnya
belum terwujud. Di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Cina, dan Jepang, ada
banyak perumahan untuk orang tua. Perumahan lansia ini merupakan komunitas
hunian yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang disesuaikan dengan
kebutuhan lansia, fasilitas komersial yang menunjang kebutuhan dan kegiatan
penghuni, dan taman umum untuk lansia di mana penduduk dapat menghentikan
dialog dengan dunia luar. masyarakat.

D. Kaslifikasi Apartemen berdasarkan golongan ekonomi


Ada tiga jenis apartemen berdasarkan kelas ekonomi penghuninya (Paul, 1967), yaitu
apartemen kelas bawah, menengah, menengah ke atas/apartemen mewah. Perbedaan
ketiga jenis apartemen tersebut terletak pada ukuran dan furnitur masing-masing unit
hunian. Semakin tinggi kelas apartemen, semakin besar unit apartemen. Semakin baik
fasilitas dan semakin tinggi harga apartemen yang ditawarkan. Kemudian semakin
besar unit hunian yang Anda miliki dan semakin banyak fasilitas yang bisa dimiliki
penghuni.

E. Klasifikasi Apartemen berdasarkan ketinggian bangunan


Terdapat 3 tipe apartemen berdasarkan ketinggian bangunan (Paul, 1967) yaitu
Apartemen low-rise (Garden Apartemenrow house, 2-4 lantai), Apartemen mid- rise
(4-8 lantai), dan Apartemen high-rise (>8 lantai)
 Apartemen low-rise
Tipe ini memiliki ketinggian maskimal 4 (empay) lantai. Tergolong apartemen
kelas menengah ke atas karena biasanya berada di kawasan dengan tanah
terbatas, nilai harga tanah yang mahal dan lokasi tapak memiliki peratutan
ketinggian bangunan. Banyak yang ditemukan di dekat pusat bisnis di daerah
perkotaan.

F. Klasifikasia Apartemen berdasarkan sirkulasi horizontal


Apartemen yang menggunakan koridor sebagai pola sirkulasi. apartemen jenis ini
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
 Single loaded corridor apartemen
 Open corridor apartement
Koridor jenis ini memiliki penghalang luar berupa dinding atau pagar
dan terbuka sehingga tingginya tidak melebihi 1-1,5 meter.
 Closed corridor apartement
Koridor yang ditutup oleh dinding, terkadang memiliki atau bahkan
tidak ada bukaan sama sekali.
 Double-loaded corridor apartement
Koridor ini terletak di tengah-tengah bangunan (koridor tengah) dan dikelilingi
oleh unit hunian.
G. Kalasifikasi Apartement berdasarkan sirkulasi vertical
Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
(Lynch & Hack, 1984):
 Walk up apartement
Apartemen dengan tangga sebagai sistem sirkulasi utama dengan ketinggian
maksimal hanya empat lantai dan memiliki sedikit koridor. Sebagian besar unit
hunian terletak dekat dengan tangga sirkulasi. Berdasarkan lokasi tangga
sirkulasi, terdapat 2 jenis, yaitu:
 Core type walk up apartement
Tangga sirkulasi (inti tangga) dikelilingi oleh unit-unit perumahan.
Tipe ini dibagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu: Duplex (dikelilingi oleh
dua unit hunian), Triplex (dikelilingi oleh tiga unit hunian),
Quadruplex (ini dikelilingi oleh empat unit hunian)
 Corridor type walk up apartement
Tangga sirkulasi (stait core) terletak di ujung koridor.]
 Elevator Apartement
Apartemen dengan lift sebagai sistem sirkulasi vertikal dan tangga sebagai
sirkulasi vertikal sekunder (biasanya tangga darurat). Ini memiliki ketinggian
bangunan lebih dari enam lantai dan dilengkapi dengan lobi atau ruang tunggu
lift. Ada dua macam sistem lift yang bisa digunakan, yaitu lift yang digunakan
bisa berhenti di setiap lantai gedung dan lift yang digunakan hanya bisa
berhenti di lantai tertentu gedung (Skip-floor elevator system).

H. Persyaratan Perancangan apartemen (chaira & challender, 1986)


a. Enterance Apartement
1) Maka bangunan terlihat dari luar tapak (adanya kejelasan, atau
penanda keberadaan apartemen).
2) Terdapat pelestarian untuk menaikan dan menurunkan penumpang
3) Terdapat kanopi enterance yang melindungi dari angina dan hujan.
4) Lebar enterance minimal 5,5 meter, atau dapat dilalui untuk 2 mobil.
5) Mudah diakses terutama saat terjadi insiden kebakaran
6) Skala dan karakter enterance mengukuti desain bangunan.
b. Aktifitas orang tua dan anak dilakukan diruang keluarga
Kamar anak sebisa mungkin dapat diakses dari ruang keluarga, sehingga dapat
diawasi
c. Akses dari dapur ke kamar mandi
Memungkinkan satu jalur dengan ruang keluarga
d. Akses dari ruang tidur ke kamar mandi
Akses tidak menjadi satu jalur dengan ruang keluarga
e. Pengirim barang
Pengantar berang tidak boleh hinga depan pintu
f. Servis dari dapur ke ruang makan
Servis dari dapur ke ruang makan dapat berhubungan dengan ruang lainnya.

I. Klasifikasi Apartemen berdasarkan bentuk massa bangunan


 Bentuk slab
Bentuk bangunannya memanjang dan tipis dengan ketinggian hingga 20 lantai
 Bentuk tower
Apartemen dengan bentuk tower ini memiliki lebar atau panjang bangunan
yang kecil jika dibandingkan dengan tinggi bangunan. Tipe ini dibagi lagi
menjadi 2, yaitu Single Tower dan Multi Tower

 Bentuk variant
Bentuk bangunan adalah penggabungan dari bentuk slab dan tower

J. Struktur Organisasi Pengelola

Gambar bagan organisasi pengelola apartemen


Sumber : analisis pribadi

K. Aktivitas dan kebutuhan ruang

Kelompok
Kegiatan Kebutuhan Ruang
Aktivitas
Aktivitas intern (utama)  Ruang tidur
 Aktivitas penghuni didalam  Tempat makan
unit hunian, seperti  Tempat belajar
istirahat, bersantai, tidur,  Tempat nonton
makan minum, belajar,  TV
menerima tamu, dsb  Dapur / Pantry
Aktifitas  Kamar Mandi /
Hunian  WC
Aktivitas ekstern (penunjang)  Lobby
 Aktivitas penghuni di luar  Fasilitas hunian
unit hunian, seperti belajar seperti
bersama, berolahraga, - Ruang belajar
makan & minum, - bersama
nongkrong, menjilidkan/ - Kolam renang
memfotokopi tugas kuliah, - Fitness Gym,
berbelanja, beribadah, - Lap Futsal
melihat pameran, - Restoran,
melaundry pakaian, - Fotokopi,
mengikuti seminar, periksa - Minimarket
kesehatan badan, perawatan - Laundry
diri, transaksi ATM - Sauna & spa
banking - Mushola
- Ballroom
- Retail Usaha
- Basecamp
- Komunitas
- Tempat
- Pameran
- galeri
- ATM Center
Aktifitas  Kegiatan pemimpin  Lobby
Pengelola  Kegiatan kesekretariatan  Ruang pimpinan
 Kegiatan pemasaran  Ruang sekretaris
 Kegiatan pertemuan antar  Ruang ruang kabag
karyawan  Ruang staff
 Kegiatan rapat  Ruang rapat
 Kegiatan operasional  Gudang
bangunan  Ruang LPB
 Kegiatan pengelolaan retail  Pantry
UMKM  Lavatory
Aktifitas  Kegiatan belajar bersama  Lobby
Penunjang  Kegiatan seminar  Ruang belajar
 Kegiatan jual beli produk bersama
UMKM  Ballroom
 Kegiatan pameran produk  Retail-retail usaha
UMKM  Basecamp
 Kegiatan makan minum Komunitas
 Kegiatan nongkrong /  Ruang
berkumpul pameran
 Kegiatan berolahraga produk
 Kegiatan perawatan diri  Restoran
 Kegiatan berbelanja  Taman
 Kegiatan pengecekan  Kolam renang
kesehatan &  Fitness & gym
penanggulangan sakit  Lapangan Futsal
 Kegiatan melaundrykan  Sauna & spa
pakaian  Minimarket
 Kegiatan memfotokopi &  Miniklinik
menjilid dokumen  Laundry
 Kegiatan transaksi ATM  Fotokopi
banking  ATM Center
Atifitas  Kegiatan maintenance  Ruang
Service  bangunan cleaning
 Kegiatan pengamanan service
 bangunan  Janitor
 Kegiatan pelayanan teknis  Ruang CCTV
 bangunan  Ruang Security
 Kegiatan pelayanan  Ruang genset
lavatory  Ruang pompa
 Kegiatan pelayanan parkir  Ruang panel
 Ruang STP
 Reservoir air
 Lavatory
 Mushola
 Area Parkir
Tabel aktivitas dan kebentungan ruang
Sumber : analisis pribadi

L. Karakteristik pola ruang menurut pengguna


Berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 3 tamu asing terbesar
yang datang melalui Bandara Ahmad Yani pada 2020 adalah Malaysia, Singapura, dan
China. Sementara itu, data tenaga kerja asing yang datang ke Jawa Tengah paling
banyak berasal dari China. Penggunaan ruang kutub akan menggunakan sebagian besar
kemungkinan pengetahuan berdasarkan kebanyakan orang asing, kemudian pola ruang
yang digunakan adalah pola ruang berbasis Fengshui. Ada 3 area penting di setiap
rumah, yaitu:
1) Area pintu masuk rumah
2) Area tempat tidur terutama kepala keluarga
3) Area kompor rumah
Ketiga area ini sangat penting dalam menganalisis sirkulasi Qi di sebuah tempat
tinggal. Ketiga bidang ini sering disebut oleh para ahli Feng Shui kami dengan istilah
Feng Shui San Yao (3 hal utama dalam Feng Shui). Setiap area memiliki sifat qi yang
berbeda yang kami bedakan berdasarkan Qi yang bergerak (Yang Qi), dan Qi yang
masih (Yin Qi).
1) Area pintu masuk rumah
Pintu masuk rumah adalah faktor pertama dan terpenting dalam Feng Shui,
karena pintu masuk ini mewakili sebagai mulut Qi (Qi Kou) yang kita
ibaratkan sebagai mulut manusia, apa yang kita makan adalah apa yang kita
dapatkan. Pintu masuk rumah juga berfungsi sebagai perbatasan antara Nei Qi
dan Wai Qi, yaitu Qi dari luar rumah yang memasuki rumah dibatasi oleh
sebuah pintu, ini adalah titik penting di mana setiap orang selalu memasuki
rumah melalui titik perbatasan oleh karena itu area ini juga mewakili Yang Qi.
2) Area tempat tidur terutama kepala keluarga
Dalam Feng Shui simbol Yin-Yang juga diartikan sebagai bahwa setelah
bergerak kita diam, dan setelah diam kita bergerak serta setelah kita sibuk
dengan aktivitas, maka kelelahan tubuh kita setelah 'bergerak' dapat dipulihkan
dengan 'diam' – istirahat / tidur – yang saat ini kita membutuhkan energi Qi
yang baik dan diwakili dengan Yin Qi.
3) Area kompor rumah
Makan merupakan sumber energi kehidupan yang dapat menunjang Anda
untuk bekerja dan beraktivitas. Makanan yang Anda makan akan menentukan
kesehatan Anda sendiri, oleh karena itu untuk menjamin kesehatan yang baik,
praktisi Feng Shui selalu memperhatikan lokasi kompor dan mulut kompor
untuk memastikan sirkulasi Qi yang baik saat kita memasak. Area ini juga
mewakili Yang Qi, karena aktivitas di sini.

II.2. GAMBARAN UMUM LOKASI


II.2.1. Alternative tapak 1
Tapak berada di Jl. DR. Sutomo, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50245 (di pinggir jalan tikungan di jalan DR. Sutomo)
Jenis Jalan : Arteri Sekunder, KDB : 60%, GSB : 29 m, KLB : 4

Gambar alternative tapak 1


Sumber : https://earth.google.com/

 Tapak memiliki luas ±17.431 m², berarti dengan KDB 60% luas
maksimal lantai dasar yang dapat di bangun adalah ±10.458 m², KLB
4 luas total maksimal lantai bangunan adalah ±69.7241 m².
 Akses masuk ke tapak ada 2, yaitu dari Jalan DR. Sutomo (Arteri
Sekunder) dan jalan Barusari Baru (gang kecil)
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman,
perkantoran, rumah sakit, kampung wisata, ruko-ruko, masjid, gereja,
café, kuliner, klink, dan museum. Fungsi bangunan yang bersebelahan
secara langsung adalah permukiman. Bangunan perkantoran rata-rata
memiliki ketinggian 2-3 lantai, perumahan memiliki rata-rata
ketinggian 1 lantai, RS Kariadi memiliki ketinggian 6 lantai.
 Alur sirkulasi jalan di sekitar tapak merupakan 2 arah dengan tingkat
kepadatan kendaraan yang tidak terlalu tinggi namun tergolong ramai.
Jenis kendaraan yang melaju diantaranya ada motor, mobil, truk kecil,
bis, angkutan umum (angkot, BRT, Gojek, Grab, Maxim, taxi).
 Kontur pada tapak tergolong datar dengan jenis tanah alluvial (sumber
: 123dok.com).
 Fasilitas, Jaringan dan Utilitas sudah tersedia pada tapak, diantaranya
adalah jaringan listrik, jaringan telepon, utlititas air bersih (PDAM),
pedestrian, dan drainase.
 Orientasi tapak lebih luas menghadap arah timur
 Pencapaian dari tapak menggunakan kendaraan bermotor terdapat
beberapa diantaranya ada RS Kariadi (±500m), Wisata Sam Poo Kong
(±1300m), Wisata Kampung Pelangi (±300m), Museum Mandala
Bhakti (±720m), Tugu Muda (±850m), Wisata Lawang Sewu
(±1050m), ADA Bulu (±850m), Paragon Mall (±2080m), DP Mall
(±2200m), Kawasan Simpang Lima (±2.600m), Stasiun Tawang
(±2.200m), Kawasan Kota Lama (±4.500m).

II.2.1. Alternative tapak 2


Tapak berada di Kebonagung, Kec. Semarang Tim., Kota
Semarang, Jawa Tengah 50123 (dipinggir bundaran Museum Kota Lama)
Jenis Jalan : Kolektor Sekunder, KDB : 60%, GSB : 23 m, KLB : 3.6

Gambar alternatif tapak 2


Sumber : https://earth.google.com/
 Tapak memiliki luas ±7.193 m², berarti dengan KDB 60% luas maksimal
lantai dasar yang dapat di bangun adalah ±4.315 m², KLB 3.6 luas total
maksimal lantai bangunan adalah ±25.894 m².
 Alur jalan di sekitar tapak dominan 1 arah dengan tingkat kepadatan
kendaraan yang tidak terlalu tinggi namun tergolong ramai. Jenis kendaraan
yang melaju diantaranya ada motor, mobil, truk kecil, bis, angkutan umum
(angkot, BRT, Gojek, Grab, Maxim, taxi).
 Akses masuk ke tapak ada 2, yaitu dari Jalan MT. Haryono di bagian utara
dan dari Jalan Patimura di bagian barat yang keduanya memiliki jenis jalan
Kolektor Sekunder. Tapak berada di ujung jalan pertemuan antara Jalan
Patimura dengan Jalan MT, Haryono, dulunya jalan tersebut sebagai
bundaran Taman Bubakan dapat diakses dengan kendaraan bermotor, namun
sekarang ditutup dan digunakan sebagai jalur pedestrian.
 Fasilitas, Jaringan dan Utilitas sudah tersedia pada tapak, diantaranya adalah
jaringan listrik, jaringan telepon, utlititas air bersih (PDAM), pedestrian, dan
drainase.
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman, bank, ruko-
ruko, restoran, cafe, pendidikan, perkantoran, otomotif, pom bensin, dan
hotel.
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman, bank, ruko-
ruko, restoran, cafe, pendidikan, perkantoran, otomotif, pom bensin, dan
hotel. Fungsi bangunan yang bersebelahan secara langsung adalah
permukiman dan ruko-ruko. Bangunan ruko-ruko memiliki rata-rata
ketinggian 3-4 lantai, bangunan perumahan memiliki rata-rata ketinggian 1-2
lantai, dan bangunan fungsi lain (hotel, bank) memiliki rata-rata ketinggian
8-10 lantai.
 Kontur pada tapak tergolong datar dengan jenis tanah alluvial (sumber :
123dok.com).
 Orientasi tapak lebih luas menghadap arah utara dan barat.
 Pencapaian dari tapak menggunakan kendaraan bermotor terdapat beberapa
diantaranya ada Kawasan Kota Lama (̉±350m), Pusat Kota Simpang Lima
(±4000m), Stasiun Tawang (±1500m), Stasiun Poncol (±1800m), Stadion &
RS Citarum (±900m), RS Panti Wilasa Dr. Cipto (±600m), Museum Kota
Lama (±70m), Masjid Agung (̉±2.500m)
II.2.1. Alternative tapak 3

Tapak berada di Jl. Imam Bonjol No.46, Pandansari, Kec. Semarang Tengah,
Kota Semarang, Jawa Tengah 50139 (seberang Stasiun Poncol)
Jenis Jalan : Arteri sekunder, KDB : 60%, GSB : 29 m, KLB : 4

Gambar alternative tapak 3


Sumber:https://earth.google.com/

 Tapak memiliki luas ±15.930 m², berarti dengan KDB 60% luas maksimal
lantai dasar yang dapat di bangun adalah ±9.558 m², KLB 4 luas total
maksimal lantai bangunan adalah ±63.720 m².
 Alur sirkulasi jalan di sekitar tapak merupakan 2 arah dengan tingkat
kepadatan kendaraan yang tidak terlalu tinggi namun tergolong ramai. Jenis
kendaraan yang melaju diantaranya ada motor, mobil, angkutan umum
(angkot, BRT, Gojek, Grab, Maxim, taxi).
 Akses masuk ke tapak ada 2, yaitu dari dari Jalan Imam Bonjol (Arteri
Sekunder) di bagian utara dan dari Jalan Pandansari Raya (Lokal Sekunder)
di bagian selatan.
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman, stasiun,
kuliner, pendidikan, ruko-ruko, perkantoran, pom bensin, mushola, hotel.
Fungsi bangunan yang bersebelahan secara langsung adalah permukiman dan
ruko-ruko. Rata-rata tinggi bangunan di sekitar tapak memiliki 1-2 lantai.
Bangunan tertinggi di sekitar tapak adalah Bangunan Keuangan Negara (10
lantai).
 Kontur pada tapak tergolong datar dengan jenis tanah alluvial (sumber :
123dok.com).
 Fasilitas, Jaringan dan Utilitas sudah tersedia pada tapak, diantaranya adalah
jaringan listrik, jaringan telepon, utlititas air bersih (PDAM), pedestrian, dan
drainase.

 Pencapaian dari tapak menggunakan kendaraan bermotor terdapat beberapa


diantaranya ada Kawasan Kota Lama (̉±1.100m), Stasiun Poncol (̉±15m),
Museum Kota Lama (̉±2.500m), Paragon Mall (̉±750m), DP Mall (̉±950m),
Tugu Muda (̉±1.600m), Simpang Lima (̉±2.400m), Masjid Agung (̉±4.600m).
 Orientasi tapak lebih luas menghadap arah utara

II.3. GAMBARAN UMUM TOPIK


Hunian hotel dan apartemen tidak hanya ditempati oleh 1 tipe penghuni,
tetapi berbagai jenis sifat, kebiasaan, pola pikir. Bangunan akan digunakan mulai
dari masyarakat dalam dan luar negeri, oleh karena itu perlu dipahami bagaimana
mereka berperilaku. Selain itu, Mixed-Use Building dengan 3 jenis fungsi perlu
diarahkan/dijelaskan secara arsitektural untuk memudahkan pengguna bangunan
dalam melakukan aktivitas.
Menurut Jessica (2011) Arsitektur Perilaku dapat diartikan sebagai
lingkungan binaan yang diciptakan oleh manusia sebagai tempat untuk melakukan
aktivitasnya dengan mempertimbangkan segala aspek respon atau reaksi manusia
itu sendiri sesuai dengan pola pikir, karakteristik, atau persepsi manusia sebagai
pengguna.
Sementara itu, menurut Clovis Heimsath dalam bukunya "Behavior
Architecture, towards an accountable design proces", menafsirkan bahwa perilaku
dalam desain arsitektur terkait antara penghuni dan bangunan dan hubungan antara
keduanya dalam konteks perilaku dan teknik desain arsitektur berbasis perilaku.

II.3.1 Prinsip- prinsip arsitektur perilaku


Prinsip-prinsip tema arsitektur perilaku yang harus diperhatikan dalam
penerapan tema arsitektur perilaku menurut Carol Simon Weisten dan Thomas G
David meliputi:
1. Mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan
Desain harus dipahami oleh pemakainya melalui penginderaan atau
imajinasi pengguna bangunan. Dari bangunan yang diamati oleh manusia,
syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:
 Mencerminkan fungsi bangunan. Simbol yang menggunakan
bentuk bangun yang nantinya akan dibandingkan dengan
pengalaman yang ada, dan disimpan kembali sebagai pengalaman
baru.
 Menunjukan bahan dan struktur yang akan diguinakan dalam
bangunan
 Menunjukan skala dan proporsi yang tepat serta dapat dinikmati
2. Memwadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman dan menyenangkan
 Nyaman berarti nyaman secara fisik dan psikis. Kenyamanan fisik
berarti kenyamanan yang mempengaruhi keadaan tubuh manusia
secara langsung seperti kenyamanan termal. Kenyamanan psikis
secara inheren sulit dicapai karena setiap individu memiliki
standar yang berbeda untuk mengekspresikan kenyamanan secara
psikis. Dengan mencapai kenyamanan psikis, rasa senang dan
tenang akan tercipta untuk bahagia dan tenang.
 Menyenangkan secara fisik dapat timbul dengan pemrosesan
bentuk atau ruangan di sekitarnya.
3. Memenuhi nilai estetika, komposisi, dan estetika bentuk. Keindahan
dalam Arsitektur dikenal memiliki unsur-unsur di dalamnya, unsur-unsur
tersebut antara lain:
 Keseimbangan, nilai yang ada pada objek apa pun yang daya tarik
visualnya harus seimbang.
 Proporsi, adalah hubungan ukuran tertentu
 Keterpaduan (unity), berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi
satu kesatuan yang utuh dan serasi.
 Irama, pengulangan elemen dalam desain bangunan. Seperti
pengulangan garis-garis, lengkungan, bentuk besar.
 Skala, biasanya diperoleh dengan ukuran bangunan dibandingkan
dengan elemen penggunanya.
4. Memperhatikan kondisi dan perilaku pemakai.
Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku pemakai yaitu seperti, usia
jenis kelamin kondisi fisik fisik dan lain lain.

II.3.2 Studi Preseden


BAB III
ANALISIS PROGRAM ARSITEKTUR

III.1. ANALISIS PROGRAM BANGUNAN


Berdasarkan studi preseden yang telah dilaksanakan, bangunan
apartemen, memfasilitasi akan kegiatan terkait : kegiatan apartement, restoran,
ballroom. Dan pada bangunan apaetemen ini dapat menampung 2-5 orang per
ruang kamar dan ballroom apartemen dapat menapung sebanyak 300 org serta
fungsi ruangan lain yang dapat dimanfaatkan penghuni apartement seperti:
gym, kolam renang, dll.

III.1.1 Kapasitas pengguna


● Tipe/Karakteristik ruang

NO. Nama Ruang Pelaku Kegiatan Sifat Kegiatan


Unit Sewa

1. Kamar tidur standart ● Penghuni hotel privat


(pekerja/wisata
2. Kamar tidur wan/keluarga) privat

Fasilitas

3. fitness centre ● Penghuni hotel publik


(pekerja/wisata
4. Restoran wan/keluarga) publik
● pengunjung
● pegawai

5. Lundry ● Penghuni hotel semi publik


(pekerja/wisata
6. Kolam Renang wan/keluarga) semi publik

7. Toilet ● Penghuni hotel publik


(pekerja/wisata
wan/keluarga)
● Pengunjung
● pegawai
8. Janitor cleaning-service privat

9. ruang generator ● pegawai privat


● teknisi
10. ruang pompa ● pegawai privat
● teknisi
11. ruang kelistrikan privat
● penghuni hotel
● pegawai
● teknisi kelistrikan

Common-Place

18. Lobby publik


● Penghuni hotel
● pegawai
● cleaning- service
● security
● pengunjung

19.. Klinik semi publik


● penghuni hotel
● petugas kesehatan
● pengunjung

20. Tempat parkir semi publik


● Penghuni hotel
● pegawai
● cleaning- service
● security
● pengunjung

21. mini-market ● Penghuni hotel semi publik


● pegawai

● cleaning- service
● security
● pengunjung

22. Ruang pegawai privat


● pegawai
● cleaning- service
● security

23. ruang keamanan (cctv dan security privat


satpam)

 Hubungan ruang
Per Unit kamar hotel

No Kebutu Kapasitas Standar luas sirkula jumlah luas total


. han (m2) si ruang (m2)
ruang

privat

1. Kamar tidur standart

1 orang 2,5x2m/or 5m2 10% 250 1375m2


g

sumber: Neufert 0,5m2

2. kamar tidur

sumber 2 orang 5x4m/2or 20m2 20% 35 840m2


1 tempat tidur g
1 lemari pakaian
:
1 meja 4m2
1 kursi
3. kamar mandi

sumber: Neu 1 orang 2x2m/1or 4m2 20% 100 480m2


1 shower g
fert 1 wastafel
1 toilet duduk 0.8m2

Semi Privat

4. dapur + ruang makan + ruang cuci

3 orang 4x4m 20m2 25% 10 250m2


1 meja dapur
1 mesin cuci
1 meja makan
1 kulkas
1 dispenser
1 lemari 5m2
penyimpanan
makanan

5. teras + tempat jemur

2 orang 1.2 m2/org 3m2 10% 30 99m2

1 tempat jemuran
stainless
0.3m2

Luasan total unit kamar hotel 3044m2

 Fasilitas
No Kebutuha Kapasitas Standar luas sirkulasi jumlah luas
. n ruang (m2) ruang total
(m2)

privat

1. Janitor

sumber: Human 1 orang 1.2 m2 1.5m2 5% 10 16m2


Dimension
/orang
1 lemari alat
kebersihan

0.075m2

2. Ruang Generator

1 - 2 orang ambil yg 4x4m - 1 16m2


teknisi 1 - 2 650 -
generator 1500
KVA
karena
perkiraan
1000 kva
sumber:
https://fdokumen.com/doc

ument/kebutuhan-
ruanggenset-3
3. Ruang Pompa hydrant (di luar bangunan utama)

1 - 2 orang 3.6 x 3.6 13m2 15% 1 15m2


teknisi 1 set (blm
Hydrant termasuk
water tank)
sumber:
https://firehydrant.id/
instalasi-ruangpompa- 1.95m2
hydrant/

semi publik

4. Laundry

5x3m 15m2 30% 2 39m2


4 mesin cuci

2 bangku
sumber:
https://www.lg.com/i panjang
d/mesin-cuci/lg- 4.5m2
FV1409D3V

5. Kolam Renang (luar bangunan utama)

1 kolam 10x7 70m2 35% 1 95m2


renang 1
tempat
pompa air
1 tempat
filter air

sumber:
https://albianpools.bl
ogspot.com/2018/03 24.5m2
/aplikasi-
desainperhitungan-
bahankolam.html

6. fitness-centre
7 - 8 orang 1.2 m²/ 9.6 35% 1 26m2
orang
3 treadmil 159 x 59 2.81 0.98
2 sepeda statis 110 x 52 1.14 0.39
1 kettlebell,
1 abdominal
60 x 12 0.072 0.02
bench,
146 x 61 0.89 0.31
2 pec deck
fly,
60 barbel 110 x 51 1.12 0.39

2x 3 3.6 1.26

3.36 m2

sumber:
Human Dimension dan
preferensi kelompok
https://www.pusatal
atfitnes.com/blog/20
20/01/14/treadmillelektrik
-total-fitnesstl-650/

publik

7. Restoran
sumber: Human 5 - 10 orang 1.2 m2 12 30% 2-3 46m2
Dimension, preferensi
kelompok /orang
https://www.tokoped
ia.com/aryantrade/m eja-
bar-kayu-jatibelanda- 2 meja saji 2.27x0.7 3.17 0.95
meja-caferesepsionis-
meja-
saji
dapur kecil 5x4 20 6

/tanpa meja/ 3.6m2

8. Toilet

3x3 9m2 30% 2 12m2

2.7m2

Total luas fasilit as hotel 265m2

 Common-place

No Kebutuhan Kapasitas Standar luas sirkulasi jumlah luas


. ruang (m2) ruang total
(m2)

privat

1. Ruang pegawai
35% 1 20m2

Menyesuaikan

2. RuangKeamanan (cctv dan satpam)

2 orang 1.2 m²/ 2.4 25% 1 11m2


orang
1 meja
komputer 1.2x2.5 3 0.75
2 kursi 70 x 50 0.7 0.17
1 kursi 1.2 x 2 2.4 0.6
panjang
kecil
1 water
dispenser 30 x 32 0.096 0.02
0.6m2
semi publik

3. Klinik

1 meja 1 3x4 12m2 35% 1 16m2


tempat tidur
1 rak
4.2m2

4. Tempat Parkir (bukan basement)

menyesuaikan RTH

5. Minimarket

1 meja 5x4 20m2 40% 1 30m2


kasir 5
rak jualan 2x1 0.8 m²
2m2
8 m²

publik

6. lobby
1 meja lobby 4x4 16m2 50% 1 24m2
Sofa
dll
8 m²

Total luas common place 91m2

● Kebutuhan Ruang Outdoor (taman, parking, dsb)


❏ Taman : memerlukan lahan ± 8-10m² tergantung dari diameter tanaman. Semakin
besar tanaman semakin besar pula lahan yang diperlukan. ❏ Parkir Ground Floor : uk.
motor sni 3m²/motor, uk. mobil sni 10m²/mobil.
Kapasitas parkir menyesuaikan lahan yang ada.
❏ Sirkulasi keluar masuk : sebesar 50% didasarkan dengan aktifitas-aktifitas kegiatan
yang ada.
❏ Total kebutuhan ruang outdoor = ± 600m²

● Kebutuhan luas ruang secara keseluruhan


❏ Unit Kamar Hotel (indoor) : 3044 m2
❏ Fasilitas (indoor) : 265 m2
❏ Common Place (indoor) : 91 m2
❏ Outdoor Place : 600m²
❏ Total luas lantai bangunan indoor : 3400 m²
❏ Total luas outdoor : 600 m²

Kebutuhan Luas Tapak


KLB = 3
• Kebutuhan Luas Tapak = + luas outdoor
= (3400 : 3) + 600 = 1733 m²
KDB = 40%
• Luas lantai dasar bangunan (maksimal)
= 40% x Luas bangunan indoor
= 40% x (3400 : 3 ) m2
= 800m2
• Bila luas bangunan indoor 3400 m² , maka bangunan tersebut

= 3400 800 : = 4……. = 4lantai (minimal)


• Luas ruang hijau ( Luas Tapak - Luas lantai dasar bangunan - luas outdoor)
= 1733 - 453.2 - 600

= 679.8 m2

III.1.2 Analisis dan program tapak

Lokasi tapak 2 berada di JL. dr Soetomo, Randusari, Kec. Semarang


Selatan, Kota Semarang dengan batas-batasan tapak sebagai berikut:

Utara : Permukiman dan Asrama


Kesdam
Timur : JL. dr Soetomo
Barat : Smpn 40 Semarang dan
permukiman
Selatan : Permukiman dan Polrestabes
semarang

Tapak berada dekat degan banyak tempat wisata yaitu 750 m untuk menuju
tugu muda dan lawang sewu, dan 1.3km untuk menuju Klenteng sampokong.
Akses menuju tapak bisa melalui jalur utama di Jl. DR. Soetomo.

Data Situasi Tapak

a. Karakteristik jalan dan Transportasi

Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2004 Tentang


RDTRK Kota Semarang BWK I, Jl. DR. Soetommo termasuk dalam Jalan Arteri
Sekunder dengan karakteristik jalan yang memiliki lebar ±7m pada setiap arah
jalan, memiliki sirkulasi kendaraan dua arah
Transportasi umum yang dapat mengakses ke lokasi tapak cukup banyak,
ada BRT, angkutan umum, ojek online, dll. Sehingga menjadi point plus dalam
pembangunan sebuah hotel di lokasi tapak tersebut. Terdapat juga area pejalan
kaki. Namun intensitas kendaraan yang berlalu lalang di sekitar tapak cukup ramai
sehingga menimbulkan kebisingan yang cukup tinggi terutama pada jam-jam
padat.

b. Aspek klimatologi

- Matahari

Posisi tapak bisa menghadap ke satu arah. Karena tapak menghadap ke arah timur
Pengoptimalan matahari juga bisa dimaksimalkan dengan baik. Cahaya matahari
mulai terik pukul 07.00 sampai pukul 13.30 dan matahari mulai tidak terlihat pukul
15.40 sampai 17.30.

- Angin

Angin berhembus dari arah Utara ke Selatan. Posisi tapak menghadap ke


arah timur , maka angin berhembus pada bagian depan dan samping tapak, pada
bagian Utara juga tidak ada bangunan tinggi yang menutupi arah angin berhembus
ke tapak, maka angin yang berhembus terhitung cukup sejuk. Pada siang hari angin
berhembus dari utara ke selatan yang merupakan angin lembab, sedangkan pada
sore sampai malam hari angin berhembus dari selatan ke utara yang merupakan
angin gunung.
- Suhu

Berdasarkan pengukuran suhu rata-


rata harian melalui aplikasi the weather
channel adalah 23°31° C. Pada pagi hari suhu
30°C, pada siang hari adalah 32°C.
Kemudian pada sore hari suhu turun menjadi
28° C dan pada malam hari menjadi 24° C.
Kelembaban udara pada tapak adalah 70%.

c. Aspek topografi

Lahan atau kontur pada tapak memiliki


tanah yang datar sekitar 0-1%, dilihat dari
Hasil Pengolahan Peta Kelerangan Kota
Semarang Th 2010.

d. Analisa tanah

Jenis tanah terluar pada tapak ini adalah tanah merah dan lempung. e.
Analisa utilitas
Sistem utilitas yang perlu direncanakan seperti jaringan air bersih dan
jaringan komunikasi, saluran pembuangan air hujan atau drainase, dan sistem
pembuangan sampah.
Alokasi jaringan sistem utilitas tersebut dilakukan secara terpadu untuk
memudahkan dalam operasional dan perawatannya. Disamping itu juga harus
diperhatikan perletakan kedudukan jaringan sistem utilitas ini didasarkan pada
perkembangan dan peningkatan prasarana jalan di masa mendatang. Sistem utilitas
hampir semuanya ditemukan di lokasi tapak dengan baik.

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA

- Kelurahan Randusari, sebesar ± 5.440 jiwa dengan kepadatan ±81 jiwa/ha;


- Kelurahan Mugassari, sebesar ± 7.458 jiwa dengan kepadatan ± 53 jiwa/ha. -
Kelurahan Pleburan, sebesar ± 6.983 jiwa dengan kepadatan ± 101 jiwa/ha; -
Kelurahan Wonodri, sebesar ± 6.825 jiwa dengan kepadatan ± 79 jiwa/ha.

PASOKAN/PEMANFAATAN ENERGI, EKONOMI, WAKTU


- EKONOMI
Kawasan CBD Semarang Selatan merupakan pengembangan pusat
perekonomian dan pelayanan publik baru di wilayah Semarang Selatan. Pemusatan
perekonomian baru ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan kegiatan
perekonomian di pusat kota.Kawasan CBD Semarang Selatan sangat potensial dan
kondusif untuk mengembangkan bisnis dan minat investasi, dikarenakan
aksesibilitas tinggi dan pergeseran pusat bisnis yang terjadi di Kota Semarang.
Kawasan CBD Semarang Selatan siap akan dihiasi oleh beberapa gedung yang
menjulang tinggi diatas 25 lantai dalam beberapa waktu kedepan. Kawasan CBD
Semarang Selatan nantinya akan menjadi pusat ekonomi selatan Kota Semarang
- ENERGI
Langkah – langkah hemat energi baik energi yang digunakan dalam
kehidupan sehari- hari seperti udara dan sinar matahari yang masuk ke bangunan
maupun dari sisi operasional, Misal penggunaan panel surya untuk sumber energi
listrik. Cara mengolah dan mendapatkan air secara ramah lingkungan contoh
membuat penampungan hujan.
- WAKTU

Prinsip yang menekankan pada pengurangan konsumsi energi, dan


melibatkan unsur alam dan ekologi ke dalam perencanaan bangunan. Bangunan
yang sustainable harus mempertimbangkan keberlangsungan dan keselarasan
lingkungan untuk generasi di waktu masa depan. Perlu juga untuk memperhatikan
lingkungan sekitar dari dampak pembangunan tersebut jangan sampai keberadaan
bangunan tersebut justru merusak atau mengganggu yang sudah di daerah tersebut

III.1.3 Analisis struktur dan system bangunan


a. Struktur dan konstruksi
• Struktur Atas Bangunan (upper structure)
Bangunan apartemen ini akan menggunakan penutup dengan
struktur atap baja ringan.
• Struktur Tengah Bangunan
Pada bangian struktur tengah bangunan meliputi
penggunaan: ▪ Dinding
▪ Dinding dengan material bata ringan ukuran 10 x 20 x 60 cm.
▪ Curtain wall, dengan menggunakan spider fitting dengan
ketebalan kaca 12 mm.
▪ Dinding partisi, dengan menggunakan GRC.
▪ Lantai
Bagian penutup lantai dari pada bangunan ini akan
menggunakan perpaduan dari pada material keramik dengan
material polished concrete.
• Struktur Bawah Bangunan (sub-structure)

Bagian bawah pada proyek ini akan menggunakan pondasi bored pile.
b. Sistem bangunan
• Sistem Keamanan Bangunan

• CCTV
Selain kontribusi manusia, dalam penerapan system
keamanan bangunan akan menggunakan teknologi
kamera pengawas. CCTV memiliki peran penting untuk
memeriksa keadaan di sekitar apartemen. Menggunakan
CCTV bertujuan bila terjadi tindak kejahatan, CCTV
dapat membuktikannya melalui rekaman didalamnya
serta pelaku menjadi mudah untuk teridentifikasi.
• Metal Detector

Menggunakan metal detector untuk mengantisipasi


hal-hal buruk yang dapat terjadi diantara pengunjung.
Alat ini akan digunakan sebagai salah satu system
keamanan dengan standar yang telah ditentukan. Alat
ini akan diletakkan di area lobby denpan sebelum
pengunjung memasuki area utama bangunan.
• Sistem Keamanan Kebakaran
Pada bagian luar gedung diberi hydrant pilar pada
titik-titik tertentu dengan jarak masing-masing pilang
±30m pilar ini digunakan untuk mengantisipasi jika
terjadinya kebakaran berskala besar di dalam bangunan.
Untuk mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi
dalam sekala kecil, pada bagian dalam bangunan di titik
tertentu diberi APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Dan
juga pemasangn Smoke detector & sprinkler, sebagai
detector dari pada fire alarm system. Asap tersebut bisa
saja ada dilama ruaangan karna adanya kerusakan pada
mesin mobil yang dipajang atau karena hal lainnya yang
dapat menyebabkan kebakaran. Dan jika terdeteksi akan
adanya asap, maka kebakaran yang terjadi dapat
dipadamkan dengan bantuan sprinkler.

Gambar 28 Smoke detector

sumber : laman web google

Gambar 29 Sprinkler

sumber : laman web


google

• Sistem Penangkal Petir


Sistem ini dipasang dengan tujuan untuk melindungi pengguna
gedung dari sambaran petir. Jenis penangkal petir yang digunakan yaitu
Penangkal petir radial disalurkan ke tanah/bumi. penangkal petir viking
ini merupakan penangkal petir tipe Elektrostatic non Radio Aktif
dengan jangkauan radius hingga 120 Meter
• Sistem Air Bersih
Kebutuhan akan air bersih pada bangunan ini disupply dari
PDAM daerah setempat, dengan sistem upfeed.

Pendistribusian
Jaringan PDAM Ground Water Pompa ke titik yang
Tank telah
ditentukan

Bagan 2 Sistem air bersih


Sumber: dokumentasi pribadi

• Sistem Air Kotor


Pembuangan grey water dan black water akan langsung
dialirkan menuju biotank untuk kemudian dikeluarkan menjadi
air tanah yang tidak berbau sehingga tidak mencemari
lingkungan.
• Sistem Listrik
Sumber listrik bangunan ini berasal dari PLN. Dan juga menggunakan
cadangan genset jika sewaktu-waktu listrik terputus.

Gambar 30 Skema sistem kelistrikan


Sumber: laman web google

• Sistem pencahayaan
Pada bangunan ini memanfaatkan penggunaan cahaya alami dan dan
cahaya buatan sebagai sumber penerangan baik didalam dan di luar
bangunan.
• Sitem telekomunikasi

Gambar 31 Skema sistem telekomunikasi

Sumber: lama web google


BAB IV
PENELUSURAN MASALAH DESAIN

IV.1. ANALISIS PROGRAM BANGUNAN


IV.1.1 Analisa Masalah
Bangunan apartemen ini di bangun untuk menanggapi masalah
kota semarang saat ini yang telah menjadi kota transit dan pembanguan
apartemen ini untuk memper banyak tempat transit bagi wisatawan atau
bisa saja di gunakan warga semarang yang tidak mempunyai tempat
tinggal / rumah,
a. Masalah fungsi bangunan dengan aspek pengguna
Fokus pengguna pada bangunan ini ialah untuk konsumen.
Sehingga bangunan haruslah memiliki daya tarik bagi konsumen untuk
berkunjung, didukung dengan fasilitas penunjang yang ada di dalam
Kawasan bangunan tersebut.
b. Masalah fungsi bangunan dengan persyaratan khusus (untuk kasus
tertentu)
Di dalam bangunaan ini diperlukan bangunan penunjang yang
memiliki keterkaitan perihal fasilitas penunjang apa saja yang perlu
dihadirkan, yang mampu membuaat para penguni apartamen merasa
nyaman dan aman
c. Masalah fungsi bangunan dengan tapak
Tapak berada pada di pusat kota seamrang dekat denngan tugu muda
dan RS Kariadi semarang yaitu berada di jl. Dr Sutomo
d. Masalah fungsi bangunan dengan lingkungan di luar tapak
Pada bangunan apartemen ini memiliki view from site yang
kurang,
e. Masalah fungsi bangunan dengan topik atau tema yang akan diangkat
Dalam mendesain apartemen ini menerapkan arsitektur perilaku
yang nanti nya akan berfokus pada kebutuhan dan perilaku penghuni
apartemen dan warga sekitar apartemen

IV.1.2 Identifikasi permasalahan


Dari analisis permaslahan yang telah dilakukan, maka diperoleh
identifikasi permasalahan pada proyek ini yaitu :
a. Masalah fungsi bangunan dengan aspek pengguna
• Terkait dengan wajah bangunan/fasad dari bangunan haruslah
mampu menunjukkan fungsi dari bangunan tersebut
• Fasilitas pendukung apa yang memiliki korelasi dengan fungsi
bangunan.
b. Masalah fungsi bangunan dengan persyaratan khusus (untuk kasus
tertentu)
• Fasilitas penunjang apa saja yang perlu dihadirkan didalam area
bangunan ini, untuk menunjang fungsi bangunan dan mampuu
memfasilitasi pengguna lainnya.
c. Masalah fungsi bangunan dengan tapak
• Di sekitar area tapak terdapat gedung pemeritahan, sekolah dan
permukiman, sehingga terjadi mobilitas yang cukup tinggi sehingga
terjadi keramaian di jam tertentu.

d. Masalah fungsi dengan lingkungan di luar tapak


• Bangunan ini kurang mendapatkan view from site
• Pada perancangan bangunan ini bisa menghadirkan view to site

e. Masalah fungsi bangunan dengan topik atau tema yang aka di angkat
• Terkait penerapan arsitektur perilaku pada fungsi bangunan ini.

IV.1.3 Permyataan masalah

Dari analisis dan identifikasi masalah, maka yang menjadi pernyataan


masalah yaitu :
• Bagaimana merancang bangunan apartemen dengan jumlah wisatawan yang
banyak dengan terbatasnya jumlah lantai dan lahan
• Bagaimama cara mendasain bangunan yang berada di tengah kota dan di
kelilingi pemukiman penduduk dan bangunan pemerintahan
• Bagaimana merancang bangunan yang ramah lingkungan dan tida mencemari
lingkungan
BAB V
LANDASAN TEORI

V.1. Teori Arsitektur perilaku


Menurut Snyder dan Catanese (1984), arsitektur berwawasan perilaku adalah
arsitektur yang mampu menanggapi kebutuhan dan perasaan manusia yang
menyesuaikan dengan gaya hidup manusia didalamnya. Menurut Clovis Heimsath,
AIA (1988), kata “perilaku” menyatakan suatu kesadaran akan struktur sosial dari
orang-orang, suatu gerakan bersama secara dinamik dalam waktu. Hanya dengan
memikirkan suatu perilaku seseorang dalam ruang maka dapatlah kita membuat
rancangan.
Arsitektur perilaku adalah arsitektur yang dalam penerapannya selalu menyertakan
pertimbangan-pertimbangan perilaku dalam perancangan kaitan perilaku dengan
desain arsitektur (sebagai lingkungan fisik) yaitu bahwa desain arsitektur dapat
menjadi fasilitator terjadinya perilaku atau sebaliknya sebagai penghalang terjadinya
perilaku (JB. Watson, 1878-1958).
Cakupan dalam perilaku antara lain:
a Perilaku yang kasat mata seperti makan, memasak, duduk dan sebagainya
b Perilaku yang tidak kasat mata seperti fantasi, motivasi dan sebagainya
c Perilaku yang menunjukan manusia dalam aksi/kegiatannya
Secara realitas imajinasi seorang arsitek dalam proses perancangan akan
menghasilkan akibat yang berbeda setelah proses pemakaian/penghunian, untuk itu
perlu dipahami kebutuhan dasar manusia dan bagaimana antara desain arsitektur
dengan perilaku manusia maupun lingkungan. Berikut beberapa teori-teori mengenai
tema arsitektur perilaku:
a Menurut Donna P. Duerk
“…That people and their behavior are part of a whole system that includes place and
environment, such that behavior and environment cannot be empirically separated.
That is to say, human behavior always happen in a place and they cannot be fully
evaluated without considering the environmental influence.”
(…bahwa manusia dan perilakunya adalah bagian dari system yang menempati tempat
dan lingkungan, sehingga perilaku dan lingkungan tidak dapat dipisahkan secara
empiris. Karena itu perilaku manusia sealu terjadi pada suatu tempat dan tidak dapat
dievaluasi secara keseluruhan tanpa pertimbangan faktor-faktor lingkungan.) (Donna
P. Duerk, 1993)
Dijelaskan bahwa hubungan antara perilaku dan lingkungan yang saling berkaitan.
Contoh sebagai berikut:
1. Lingkungan yang mempengaruhi perilaku manusia.
Orang cenderung menduduki suatu tempat yang biasanya diduduki meskipun tempat
tersebut bukan tempat duduk, misalnya susunan anak tangga, bagasi mobil yang besar
dan sebagainya.
2. Perilaku manusia yang mempengaruhi lingkungan
Pada saat orang cenderung memilih jalan pintas yang dianggapnya terdekat dari pada
awal melewati pedestrian yang memutar. Sehingga orang tersebut tanpa sadar telah
membuat jalur sendiri meski telah disediakan pedestrian.
b Menurut Gary T. More
Pengkajian perilaku dikaitkan dengan lingkungan sekitar yang lebih dikenal sebagai
pengkajian lingkungan-perilaku, antara lain:
1. Meliputi penyelidikan sistematis tentang hubungan antara lingkungan dan
perilaku manusia dan penerapannya dalam proses perancangan.
2. Pengkajian lingkungan-perilaku dalam arsitektur mencakup lebih banyak dari
pada sekedar fungsi
3. Meliputi unsur-unsur keindahan estetika, dimana fungsi berkaitan dengan
perilaku dan kebutuhan manusia, sedangkan estetika berkaitan dengan pilihan
dan pengalaman si pengguna. (Gary T. More)

V.2. Prinsip-Prinsip Dalam Tema Arsitektur Perilaku


Prinsip-prinsip tema arsitektur perilaku yang harus di perhatikan dalam penerapan
tema arsitektur perilaku menurut Carol Simon Weisten dan Thomas G David, antara
lain:
1. Mampu berkomunikasi dengan manusia dan lingkungan
Rancangan yang harus dapat dipahami oleh pemakainya melalui penginderaan
ataupun pengimajinasian pengguna bangunan. Bentuk yang disajikan dapat dimengerti
sepenuhnya oleh pengguna bangunan.
Dari bangunan yang diamati oleh manusia syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:
a.   Pencerminan fungsi bangunan
b.   Menunjukan skala dan proporsi yang tepat serta dapat dinikmati
c.   Menunjukan bahan dan struktur yang akan digunakan dalam bangunan
2. Mewadahi aktivitas penghuninya dengan nyaman dan menyenangkan
Nyaman secara fisik dan psikis. Menyenangkan secara fisik dan fisiologis.
3. Memperhatikan kondisi dan perilaku pemakai
BAB VI
PENDEKATAN DAN LANDASAN PERANCANGAN

Pada bagian landasan perancangan bangunan apartemen ini, yang akan menjadi
pokok perancangan dan menjadi pegangan dalam proses desain selanjutnya, yaitu
terkait dengan :
IV.1. Landasan perancangan tata ruang bangunan
Tata ruang bangunan pada apartemen ini akan mengikuti bentuk dari
tapak yang telah ditentukan dengan pola organisasi ruang radial/memencar.
Di area sekitar bangunan akan disediakan area fasilitas penunjang yang
dapat dinikmati oleh Penghuni apartemen
IV.1. Landasan perancangan bentuk bangunan
Perancangan pada bentuk bangunan apartemen ini akan
menggabungkan unsur lengkung dan garis tegak lurus pada bentuk denah
bangunan, bagian elemen estetika pada bagian eksterior dan juga interior
bangunan

IV.1. Landasan struktur dan bangunan dan teknologi


• Struktur Atas Bangunan (upper structure)
apartemen ini akan menggunakan penutup dengan struktur atap
baja ringan.
• Struktur Tengah Bangunan
Pada bangian struktur tengah bangunan meliputi penggunaan:
▪ Dinding
▪ Dinding dengan material bata ringan ukuran 10 x 20 x
60 cm.
▪ Curtain wall, dengan menggunakan spider fitting dengan
ketebalan kaca 12 mm.
▪ Dinding partisi, dengan menggunakan GRC.
▪ Lantai
Bagian penutup lantai dari pada bangunan ini akan
menggunakan perpaduan dari pada material keramik dengan
material polished concrete.
• Struktur Bawah Bangunan (sub-structure)

Bagian bawah pada proyek ini akan menggunakan pondasi bored pile.
IV.1. Landasan perancangan bahan bangunan
• Bagian langit-langit

Gambar 39 Pemasangan plafond pvc


Sumber: agasi.id

Gambar 40 Plafond pvc


Sumber: builder.id
Pada bagian langit-langit area apartemen akan ditutup atau dilapisi oleh
plafon pvc. Plafond pvc karna perawatan dan pemasangannya yang
mudah dan ringkas.
• Bagian dinding
Pada bagian dinding pada bangunan ini kan menggabungkan antara
penggunaan curtain wall, dinding bata, dan juga dinding partisi.
• Bagian lantai

Gambar 41 Moodboard keramik tile


Sumber: pinterest (rossettotiles.com.au)

Bagian penutup lantai dari pada bangunan showroom dan pusat


perawatan mobil listrik ini kan menggunakan perpaduan dari pada
material keramik dengan material polished concrete.
Gambar 42 Varian dari polished concrete
Sumber: pinterest (lazzenby.co.uk)

Dan juga pada proyek bangunan ini, pada area servis/ bengkel dan
menggunakan keraik standar yaitu keramik heavy duty.

IV.1. Landasan perancangan wajah bangunan


Dalam merancang apartemen pada bagian perancangan wajah
bangunan, akan menampilkan bangunan berkonsep modern.

Gambar 43 Mercedes showroom in


belgium Sumber: pinterest
(archiproducts.com)

IV.1. Landasan perancangan tata ruang tapak


Pada bangunan apartemen ini akan terbagi menjadi beberapa fungsi
kegiatan, antara lain seperti : gym, restorart, lobby, 2type ruang, kolam renang.
Di dukung dengan tersedianya fasilitas penunjang yang memiliki manfaat baik
bagi pengunjung maupun pihak pengelola.

IV.1. Landasan perancangan utilitas bangunan


 Sistem Keamanan Bangunan
• CCTV
Selain kontribusi manusia, dalam penerapan system
keamanan bangunan akan menggunakan teknologi
kamera pengawas. CCTV memiliki peran penting untuk
memeriksa keadaan di sekitar apartemen. Menggunakan
CCTV bertujuan bila terjadi tindak kejahatan, CCTV
dapat membuktikannya melalui rekaman didalamnya
serta pelaku menjadi mudah untuk teridentifikasi.
• Metal Detector

Menggunakan metal detector untuk mengantisipasi


hal-hal buruk yang dapat terjadi diantara pengunjung.
Alat ini akan digunakan sebagai salah satu system
keamanan dengan standar yang telah ditentukan. Alat
ini akan diletakkan di area lobby denpan sebelum
pengunjung memasuki area utama bangunan.
• Sistem Keamanan Kebakaran
Pada bagian luar gedung diberi hydrant pilar pada
titik-titik tertentu dengan jarak masing-masing pilang
±30m pilar ini digunakan untuk mengantisipasi jika
terjadinya kebakaran berskala besar di dalam bangunan.
Untuk mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi
dalam sekala kecil, pada bagian dalam bangunan di titik
tertentu diberi APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Dan
juga pemasangn Smoke detector & sprinkler, sebagai
detector dari pada fire alarm system. Asap tersebut bisa
saja ada dilama ruaangan karna adanya kerusakan pada
mesin mobil yang dipajang atau karena hal lainnya yang
dapat menyebabkan kebakaran. Dan jika terdeteksi akan
adanya asap, maka kebakaran yang terjadi dapat
dipadamkan dengan bantuan sprinkler.
Gambar 28 Smoke detector

sumber : laman web google

Gambar 29 Sprinkler

sumber : laman web google

• Sistem Penangkal Petir


Sistem ini dipasang dengan tujuan untuk melindungi pengguna
gedung dari sambaran petir. Jenis penangkal petir yang digunakan
yaitu Penangkal petir radial disalurkan ke tanah/bumi. penangkal petir
viking ini merupakan penangkal petir tipe Elektrostatic non Radio
Aktif dengan jangkauan radius hingga 120 Meter
• Sistem Air Bersih
Kebutuhan akan air bersih pada bangunan ini disupply dari
PDAM daerah setempat, dengan sistem upfeed.

Pendistribusian
Jaringan PDAM Ground Water Pompa ke titik yang
Tank telah
ditentukan

Bagan 2 Sistem air bersih


Sumber: dokumentasi pribadi

• Sistem Air Kotor


Pembuangan grey water dan black water akan langsung
dialirkan menuju biotank untuk kemudian dikeluarkan
menjadi air tanah yang tidak berbau sehingga tidak
mencemari lingkungan.
• Sistem Listrik
Sumber listrik bangunan ini berasal dari PLN. Dan juga menggunakan
cadangan genset jika sewaktu-waktu listrik terputus.
Gambar 30 Skema sistem kelistrikan
Sumber: laman web google

• Sistem pencahayaan
Pada bangunan ini memanfaatkan penggunaan cahaya alami dan dan
cahaya buatan sebagai sumber penerangan baik didalam dan di luar
bangunan.

• Sitem telekomunikasi

Gambar 31 Skema sistem telekomunikasi

Sumber: lama web google


DAFTAR PUSTAKA

Belajar Arsitektur: ARSITEKTUR PERILAKU (arsibook.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai