Anda di halaman 1dari 30

SOWAN SUWUN SEKUL

STUDIO PERANCANGAN DESAIN TEMATIK


(AR 4727)
Laporan Konseptual Perancangan

Oleh :

Raema Yusa Adi Ayuni


19.A1.0096

Pembimbing:
Ir. IM Tri Hesti Mulyani, MT

MT

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2022

ABSTRAK
Pendidikan termasuk kedalam kebutuhan manusia paling utama bagi semua orang. Pendidikan
adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dunia pendidikan sangat erat kaitannya
dengan sekolah, sekolah adalah Lembaga yang didirikan untuk mendidik siswa dengan
pengawasan tenaga pendidik atau yang disebut dengan guru. Di Indonesia, program wajib
belajar 12 tahun bertujuan untuk menuntaskan kebodohan, kemiskinan dan pengangguran di
negeri ini.
Dimasa pandemic Covid 19 ini, semua bidang kehidupan manusia mengalami perubahan yang
cukup besar. Untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19, pemerintah mengeluarkan
kebijakan seperti physical distancing, social distancing, hingga pembatasan social berskala besar
(PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktivitasnya yaitu untuk tetap
dirumah. Belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Sektor pendidikan juga mengalami dampak
yang cukup besar yaitu mengganti system belajar ke system pembelajaran daring yang dilakukan
di rumah masing-masing siswa. Sehingga banyak siswa yang menjadi merasa bebas karena
proses belajar yang tidak diawasi baik oleh guru maupun oleh orang tua yang sibuk bekerja.
Beberapa dari anak ini mengalami kendala biaya yang malah menjadi lebih tinggi daripada
sekolah pada umumnya. Karena mereka harus membeli device yang memadahi dan membeli
kuota yang mungkin menjadi tambahan biaya yang cukup besar.
Sehingga beberapa anak ini memilih untuk berhenti sekolah dan melakukan pekerjaan untuk
membantu orang tua mereka yang mengalami dampak dari pandemic. Atau bahkan mereka
mengalami beberapa gangguan social yang membuat mereka menjadi takut bertemu orang lain.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah wadah untuk mereka belajar kembali dan bersosialisasi untuk
memperoleh pendidikan yang layak tanpa memikirkan biaya.
Perencanaan ini bertujuan untuk memprogramkan bangunan sekolah yang layak huni dan dapat
menjadi rumah bagi anak-anak ini kembali memikirkan kepentingan pendidikan mereka tanpa
harus memikirkan biaya dan pengaruh lainnya. Perencanaan ini dilakukan dengan melakukan
pendekatan secara detai dengan memerhatikan lingkungan sekitar. Sehingga bangunan tidak
hanya ramah untuk pengguna namun juga dengan lingkungannya.
Kata Kunci : Pandemi Covid-19, Study Center, Pendidikan, Arsitektur Ekologi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Pengaruh pandemic Covid-19 terhadap masyarakat sangat besar. Terutama terhadap
siswa mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, dimana proses belajar
mengajar didalamnya mengalami perubahan besar. Seperti mengalihkan system belajar
menjadi virtual. Walaupun system belajar secara virtual, siswa dan mahasiswa ini
membutuhkan fasilitas yang cukup memadahi sarana dan prasarananya. Sehingga beberapa
anak ini menjadi menyerah dengan keadaan karena biaya yang mereka butuhkan juga
meningkat.
Menurut data yang ada di sebutkan oleh Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko
menyebutkan bahwa sebanyak 45.000 anak di Jawa Tengah (Jateng) tidak bisa melanjutkan
sekolah ke jenjang lebih atas, atau putus sekolah. Faktor utama adalah masyarakat ekonomi
masyarakat. Banyak anak-anak yang lebih memilih bekerja, merantau, atau pilihan lain
seperti pernikahan dini. Sebab perekonomian orang tuanya merosot karena pandemic Covid-
19.
Banyak juga anak yang memilih tinggal dirumah dan tidak melakukan apa-apa. Sehingga
mereka mengalami keterbatasan bersosialisasi dengan masyarakat. Terlalu sering menyendiri
dan tidak dapat menyalurkan kretivitas mereka. Orang tua yang sibuk bekerja untuk
mengembalikan kembali perekonomian karena pengaruh pandemic menjadikan mereka
kurang memperhatikan anak mereka. Sehingga beberapa anak menjadi kurang diperhatikan,
atau malah mengalami beberapa masalah mental, diakibatkan tidak adanya sosialisasi dan
penyaluran bakat atau kreativitas mereka.
Di Semarang sendiri banyak anak yang memilih putus sekolah dan tidak melakukan apa-
apa karena efek pandemic covid-19 ini. Oleh karena itu terdapat beberapa komunitas yang
dibuat untuk menjawab isu permasalahan pendidikan di Semarang ini. Komunitas ini dibuat
oleh beberapa anak muda di Semarang sebagai wadah siswa SD dan SMP dalam memenuhi
kebutuhan belajar mengajar bagi anak putus sekolah atau yang terkendala selama pandemic
Covid-19.
Seperti yang ada di Semarang, yaitu di Kalibanteng Semarang. Disana beberapa anak
memilih untuk berhenti sekolah bahkan malas untuk bersekolah karena keterbatasan biaya
dan kurang menyukai pembelajaran secara virtual. Mereka banyak mengambil pilihan untuk
bekerja, maka
Masyarakat Semarang sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan masyarakat yang dinamis dan selalu berkembang pola pikir serta apresiasinya
terhadap tuntutan perkembangan jaman. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah,
dalam hal ini Pemerintah provinsi Jawa Tengah, sebagai bagian dari proses pembelajaran
masyarakat Jawa Tengah; diantaranya pembangunan prasarana dan sarana pendidikan, baik
formal maupun non-formal. Pembangunan sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah umum sampai dengan perguruan tinggi serta peningkatan mutu pengajar
dan kurikulum merupakan bagian dari pembangunan prasarana dan sarana pendidikan
tersebut.
Namun adakalanya pembangunan prasarana dan sarana yang telah dilaksanakan selama
ini ternyata masih kurang memenuhi kebutuhan masayarakat, utamanya yang berkenaan
dengan kemudahan memenuhi kebutuhan mayarakat, utamanya yang berkenaan dengan
perekonomian masyarakat. Melalui pembangunan Study and Creative Center diharapkan
dapat mewujudkan pusat pembelajaran masyarakat yang tidak hanya berisi tempat belajar
namun juga berbagai sarana pendukung yang saling terintegrasi seperti pusar belajar
interaktif dan pelatihan yang cukup terjangkau bagi masyarakat dan tidak terbatasi dengan
ukuran biaya tertentu.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut dan mendapatkan sarana dan prasarana sesuai hasil
yang diharapkan serta mampu menampung aspirasi masyarakat luas, diperlukan suatu proses
perencanaan dan perancangan. Perencanaan dan perancangan yang dimaksud harus mampu
untuk dapat menjawa bahwa bangunan study and creative center dapat memberi ruang yang
dapat berfungsi sebagai tempat belajar dan berkreasi bagi para anak-anak yang terdampak
pandemic covid-19 dan juga sekaligus sebagai tempat belajar dan juga berbagai acara
tentang kreativitas untuk masyarakat umum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Uraian di atas, maka dapat dikemukakan inti permasalan yaitu tingginya
tingkat putus sekolah, dan anak pmalas belajar akibat dari dampak Covid 19 yang memicu
timbulnya kegiatan komunitas belajar Pijar Semarang untuk membantu anak-anak dalam
memberikan semangat dan pendidikan yang baru bagi mereka yang terdampak. Karena
kegiatan masih dilakukan di bangunan aula Kelurahan Kalibanteng, membuat kegiatan
belajar mengajar menjadi kurang focus dalam pengelompokkan kelompok kelas dan juga
akan mengganggu kegiatan yang akan dilakukan oleh keluaran Kalibanteng tersebut.
Sehingga diperlukannya bangunan yang menjadi tempat atau wadah Komunitas Pijar
sebagaimana yang dibutuhkan untuk memenuhi fungsi bangunan pendidikan yang dapat
menampung baik pengajar, murid bahkan orang dari luar yang ingin mengetahui kegiatan
didalamnya.
1.3 Tujuan

1.4 Manfaat
BAB II
GAMBARAN UMUM

II.1. Gambaran Umum Fungsi


II.1.1 Study Center
a. Pengertian
Study Center menurut asalnya berasal dari “Study” dan “Center” dapat didefinisikan sebagai
berikut :
Menurut Encarta Encyclopedia 2006,
Study : “acquiring knowledge or developing the ability to perform new behaviors.”
“Memperoleh pengetahuan / mebgembangkan kemampuan untuk melakukan hal baru.”
Center : “place for particular activity, a place where a particular activity is carried on.”
“tempat dimana suatu kegiatan tertentu dilaksanakan.”
Study Center secara global adalah bangunan edukasi yang mewadahi bermacam kegiatan
belajar yang dibangun untuk umum. Kegiatan utama di dalam Study Center adalah belajar
dan prosesnya, belajar dapat dijabarkan menjadi 2 jenis.
Belajar Aktif, artinya dalam kegiatan belajar mengajar adanya interkasi / timbal balik anatara
tentor dengan murid.
Belajar Pasif, artinya dalam kegiatan belajar mengajar tidak adanya interkasi langsung
melainkan pelaku harus meproses sendiri terlebih dahulu dengan membayangkan ataupun
memikirkannya. Misalnya, membaca buku, mendengarkan radio.rekaman, melikhat video
documenter.
Study and Creative Center adalah sarana yang memiliki beragam fasilitas terintegrasi dan
berimbang yang memungkinkan 2 jenis kegiatan belajar di atas untuk dilaksanakan di
dalamnya. Fasilitas-fasilitas ini terbagi menjadi 2 yang utama, pertama perpusatkaan yang
mewakili belajar pasif dan kedua peragaan iptek yang memiliki belajar aktif. Learning center
juga dilengkapi dengan kelas-kelas untuk pelatihan, ruang diskusi kelompok dan fasilitas
penunjang pendidikan lainnya.

b. Klasifikasi pendidikan berdasarkan tipe pengguna


PENDIDIKAN NON-FORMAL

- Pengertian
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktut (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal
1 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan non formal adalah jalur
pendidikan yang tujuannya untuk mengganti, menambah, dan melengkapi
pendidikan formal. Pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh Lembaga khusus
yang ditunjuk oleh pemenerintah dengan berpedoman pada standar nasional
pendidikan.
- Tujuan
Mengacu pada pengertian pendidikan non formal memiliki tujuan utama dari
pendidikan di luar sekolah adalah berfungsi untuk mengganti, menambah dan
melengkapi pendidikan formal.
Pada darnya terdapat 2 tujuan utama, yaitu :
a. Untuk memenuhi kebutuhan belajar tingkat dasar. Misalnya pengetahuan tentang
alam, pendidikan aksara, pengetahuan Kesehatan dan gixi, pengetahuan umum dan
kewarganegaraan, dan sebagainya
b. Untuk keperluan pendudukan lanjutan melengkapi pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan nilai-nilai hidup.
Semua manusia memrlukan pendidikanm dengan adanya pendidikan luar sekolah,
setiap individu dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang
bermanfaat bagi perkembangan dirinya. Namun, cukup banyak anak tidak
mendapatkan akses pendidikan karena berbagi alasan. Tujuan diadakannya
pendidikan di luar sekolah, yaitu untuk memberikan akses pendidikan bagi anak
yang tidak sekolah atau putus sekolah.
-
c. Persayaratan Perancangan Sekolah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81 Tahun
2013 Tentang “PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL” Pasal 4
membahas mengenai kegiatan yang dapat dilakukan dalam study center seperti :

(5) Rumah pintar yang didirikan dapat menyelenggarakan program:


a. pendidikan anak usia dini;
b. pendidikan keaksaraan;
c. pendidikan kesetaraan;
d. pendidikan kecakapan hidup;
e. pendidikan pemberdayaan perempuan;
f. peningkatan minat baca, seni dan budaya; dan/atau
g. pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.

(6) Balai belajar bersama yang didirikan dapat menyelenggarakan program:


a. pendidikan kecakapan hidup;
b. pendidikan pemberdayaan perempuan;
c. pendidikan kepemudaan;
d. pendidikan seni dan budaya; dan/atau
e. pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat
Regulasi satuan pendidikan menurut peraturan BWK Kota Semarang menyebutkan
bahwa area BWK II, V, VI, VIII, dan IX merupakan area yang sesuai untuk area
pendidikan.

PERSYARATAN KESEHATAN BANGUNAN (UNDANG-UNDANG REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANGBANGUNAN GEDUNG)

Pasal 21
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan,
sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung.
Pasal 22
(1) Sistem penghawaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan
kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan
pada bangunan gedung melalui bukaan dan/atau ventilasi alami dan/atau
ventilasi buatan.
(2) Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan,
dan bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bahan
untuk ventilasi alami.
(3) Ketentuan mengenai sistem penghawaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 23
(1) Sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan
kebutuhan pencahayaan yang harus disediakan pada bangunan gedung
melalui pencahayaan alamidan/atau pencahayaan buatan, termasuk
pencahayaan darurat.
(2) Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan
(3) Ketentuan mengenai sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

d. Struktur organisasi Pengelola

Pengguna Study Center


e. Aktivitas dan kebutuhan ruang
Kelompok
Kegiatan Kebutuhan Ruang
Aktivitas
Aktivitas intern (utama)  Ruang kelas
 Aktivitas siswa seperti  Tempat bermain dan
belajar, mengerjakan tugas, olahraga (lapangan)
berdiskusi, makan, minum,  Tempat belajar
beristirahat, olahraga,  Kantin
bermain, dll  Perpustakaan
Aktifitas  Kamar Mandi /
Pendidik Toilet
an  UKS
Aktivitas ekstern (penunjang)  Ruang Guru
 Aktivitas guru seperti  Toilet
mengajar, berdiskusi, ke  Ruang Kelas
toilet, makan, minum,  Ruang Kepala
memfotokopi, beribadah, Sekolah
mengikuti seminar,  Ruang BK
periksa kesehatan badan,  Mushola
perawatan diri
Aktifitas  Kegiatan Tata Usaha  Ruang TU
Pengelola  Kegiatan Penjaga sekolah  Gudang
 Lavatory

Aktifitas  Kegiatan belajar bersama  Lobby


Penunjang  Kegiatan makan minum  Ruang belajar
 Kegiatan nongkrong / bersama
berkumpul  Ruang
 Kegiatan berolahraga Organisasi
 Kegiatan pengecekan dan
kesehatan & ekstrakuli
penanggulangan sakit kuler
 Kegiatan memfotokopi &  Kantin
menjilid dokumen  Taman
 Lapangan
 UKS
 Fotokopi
Atifitas  Kegiatan maintenance  Janitor
Service bangunan  Ruang CCTV
 Kegiatan pengamanan  Ruang Security
bangunan  Ruang genset
 Kegiatan pelayanan teknis  Lavatory
bangunan  Mushola
 Kegiatan pelayanan  Area Parkir
lavatory
 Kegiatan pelayanan parkir

Tabel aktivitas dan kebentungan ruang


Sumber : analisis pribadi

f. Karakteristik polar uang menurut pengguna

II.2. Gambaran Umum Lokasi


II.2.1. Alternatif Tapak 1
Tapak berada di Kebonagung, Kec. Semarang Tim., Kota Semarang,
Jawa Tengah 50123 (dipinggir bundaran Museum Kota Lama)
Jenis Jalan : Kolektor Sekunder, KDB : 60%, GSB : 23 m, KLB : 3.6

Gambar alternatif tapak 1


Sumber : https://earth.google.com/

 Tapak memiliki luas ±7.193 m², berarti dengan KDB 60% luas maksimal lantai dasar
yang dapat di bangun adalah ±4.315 m², KLB 3.6 luas total maksimal lantai bangunan
adalah ±25.894 m².
 Alur jalan di sekitar tapak dominan 1 arah dengan tingkat kepadatan kendaraan yang
tidak terlalu tinggi namun tergolong ramai. Jenis kendaraan yang melaju diantaranya
ada motor, mobil, truk kecil, bis, angkutan umum (angkot, BRT, Gojek, Grab, Maxim,
taxi).
 Akses masuk ke tapak ada 2, yaitu dari Jalan MT. Haryono di bagian utara dan dari
Jalan Patimura di bagian barat yang keduanya memiliki jenis jalan Kolektor Sekunder.
Tapak berada di ujung jalan pertemuan antara Jalan Patimura dengan Jalan MT,
Haryono, dulunya jalan tersebut sebagai bundaran Taman Bubakan dapat diakses
dengan kendaraan bermotor, namun sekarang ditutup dan digunakan sebagai jalur
pedestrian.
 Fasilitas, Jaringan dan Utilitas sudah tersedia pada tapak, diantaranya adalah jaringan
listrik, jaringan telepon, utlititas air bersih (PDAM), pedestrian, dan drainase.
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman, bank, ruko- ruko,
restoran, cafe, pendidikan, perkantoran, otomotif, pom bensin, dan hotel.
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman, bank, ruko- ruko,
restoran, cafe, pendidikan, perkantoran, otomotif, pom bensin, dan hotel. Fungsi
bangunan yang bersebelahan secara langsung adalah permukiman dan ruko-ruko.
Bangunan ruko-ruko memiliki rata-rata ketinggian 3-4 lantai, bangunan perumahan
memiliki rata-rata ketinggian 1-2 lantai, dan bangunan fungsi lain (hotel, bank)
memiliki rata-rata ketinggian 8-10 lantai.
 Kontur pada tapak tergolong datar dengan jenis tanah alluvial (sumber : 123dok.com).

 Orientasi tapak lebih luas menghadap arah utara dan barat.


 Pencapaian dari tapak menggunakan kendaraan bermotor terdapat beberapa
diantaranya ada Kawasan Kota Lama (̉±350m), Pusat Kota Simpang Lima (±4000m),
Stasiun Tawang (±1500m), Stasiun Poncol (±1800m), Stadion & RS Citarum (±900m), RS
Panti Wilasa Dr. Cipto (±600m), Museum Kota Lama (±70m), Masjid Agung (̉±2.500m)
II.2.2. Alternatif Tapak 2
Tapak berada di Jl. DR. Sutomo, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50245 (di pinggir jalan tikungan di jalan DR. Sutomo)
Jenis Jalan : Arteri Sekunder, KDB : 60%, GSB : 29 m, KLB : 4

Gambar alternative tapak 2

Sumber : https://earth.google.com/

 Tapak memiliki luas ±17.431 m², berarti dengan KDB 60% luas maksimal
lantai dasar yang dapat di bangun adalah ±10.458 m², KLB 4 luas total
maksimal lantai bangunan adalah ±69.7241 m².
 Akses masuk ke tapak ada 2, yaitu dari Jalan DR. Sutomo (Arteri
Sekunder) dan jalan Barusari Baru (gang kecil)
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman,
perkantoran, rumah sakit, kampung wisata, ruko-ruko, masjid, gereja,
café, kuliner, klink, dan museum. Fungsi bangunan yang bersebelahan
secara langsung adalah permukiman. Bangunan perkantoran rata-rata
memiliki ketinggian 2-3 lantai, perumahan memiliki rata-rata ketinggian
1 lantai, RS Kariadi memiliki ketinggian 6 lantai.
 Alur sirkulasi jalan di sekitar tapak merupakan 2 arah dengan tingkat
kepadatan kendaraan yang tidak terlalu tinggi namun tergolong ramai.
Jenis kendaraan yang melaju diantaranya ada motor, mobil, truk kecil,
bis, angkutan umum (angkot, BRT, Gojek, Grab, Maxim, taxi).
 Kontur pada tapak tergolong datar dengan jenis tanah alluvial (sumber :
123dok.com).
 Fasilitas, Jaringan dan Utilitas sudah tersedia pada tapak, diantaranya
adalah jaringan listrik, jaringan telepon, utlititas air bersih (PDAM),
pedestrian, dan drainase.
 Orientasi tapak lebih luas menghadap arah timur
 Pencapaian dari tapak menggunakan kendaraan bermotor terdapat
beberapa diantaranya ada RS Kariadi (±500m), Wisata Sam Poo Kong
(±1300m), Wisata Kampung Pelangi (±300m), Museum Mandala Bhakti
(±720m), Tugu Muda (±850m), Wisata Lawang Sewu (±1050m), ADA
Bulu (±850m), Paragon Mall (±2080m), DP Mall (±2200m), Kawasan
Simpang Lima (±2.600m), Stasiun Tawang (±2.200m), Kawasan Kota
Lama (±4.500m).

II.2.3. Alternatif Tapak 3


Tapak berada di Jl. Imam Bonjol No.46, Pandansari, Kec. Semarang
Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50139 (seberang Stasiun Poncol)
Jenis Jalan : Arteri sekunder, KDB : 60%, GSB : 29 m, KLB : 4

Gambar alternative tapak 3


Sumber:https://earth.google.com/

 Tapak memiliki luas ±15.930 m², berarti dengan KDB 60% luas maksimal lantai
dasar yang dapat di bangun adalah ±9.558 m², KLB 4 luas total maksimal lantai
bangunan adalah ±63.720 m².
 Alur sirkulasi jalan di sekitar tapak merupakan 2 arah dengan tingkat kepadatan
kendaraan yang tidak terlalu tinggi namun tergolong ramai. Jenis kendaraan
yang melaju diantaranya ada motor, mobil, angkutan umum (angkot, BRT,
Gojek, Grab, Maxim, taxi).
 Akses masuk ke tapak ada 2, yaitu dari dari Jalan Imam Bonjol (Arteri Sekunder)
di bagian utara dan dari Jalan Pandansari Raya (Lokal Sekunder) di bagian
selatan.
 Fungsi bangunan disekitar tapak diantaranya ada permukiman, stasiun, kuliner,
pendidikan, ruko-ruko, perkantoran, pom bensin, mushola, hotel. Fungsi
bangunan yang bersebelahan secara langsung adalah permukiman dan ruko-
ruko. Rata-rata tinggi bangunan di sekitar tapak memiliki 1-2 lantai. Bangunan
tertinggi di sekitar tapak adalah Bangunan Keuangan Negara (10 lantai).

 Kontur pada tapak tergolong datar dengan jenis tanah alluvial (sumber :
123dok.com).
 Fasilitas, Jaringan dan Utilitas sudah tersedia pada tapak, diantaranya adalah
jaringan listrik, jaringan telepon, utlititas air bersih (PDAM), pedestrian, dan
drainase.

 Pencapaian dari tapak menggunakan kendaraan bermotor terdapat beberapa


diantaranya ada Kawasan Kota Lama (̉±1.100m), Stasiun Poncol (̉±15m),
Museum Kota Lama (̉±2.500m), Paragon Mall (̉±750m), DP Mall (̉±950m), Tugu
Muda (̉±1.600m), Simpang Lima (̉±2.400m), Masjid Agung (̉±4.600m).
 Orientasi tapak lebih luas menghadap arah utara

II.3. Gambaran Umum Topik


Sekolah berupa study center merupakan bangunan untuk belajar bagi para siswa yang
terdampak covid 19 yang bangunannya menggunakan system belajar non-formal dimana
pembelajaran tidak terlalu baku seperti sekolah pada umunya. Sehingga bentuk bangunan
nantinya akan menggambarkan suasana bebas dan juga tidak memerlukan biaya yang cukup
tinggi dalam perawatan (low maintenance and low income). Sehingga perencanaan bangunan
nantinya menggunakan pendekatan arsitektur ekologi.
Ekologi Arsitektur merupakan sebuah konsep yang memadukan ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur.
Ekologi Arsitektur memiliki orientasi utama pada model pembangunan yang memperhatikan
keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang harmonis antara lingkungan, manusia
dan bangunan (Yuliani, 2013).
II.3.1. Prinsip-prinsip arsitektur ekologis
Prinsip-prinsip arsitektur ekologis yang harus diperhatikan dalam penerapannya
menurut Brenda dan Robert Vale (1996), adalah :
1. Hemat energy
Menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin penggunaan
sumber energy yang sangat langka atau membutuhkan waktu yang lama
untukmenghasilkannya kembali
2. Memanfaatkan kondisi sumber energy alami
Dalam pendekatan green archicture dan bioclimatic design, bangunan menyesuaikan
dan beradaptasi dengan iklim, lingkungan dan keadaan sekeliling baik saat
perencanaan, pembangunan dan pengoperasian
3. Menanggapi keadaan tapak pada bangunan
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapak. Sehingga dalam
pembanngunan, bangunannya, pengoperasian tidak merusak lingkinan.
4. Memperhatikan pengguna bangunan
Perencanaan bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan
memenuhi kebutuhan, kesehatan, dan kenyamanan pengguna bangunan.
5. Meminimalkan sumber daya baru
Suatu bangunan seharusnya dirancang dengan mengoptimalkan material yang ada dan
tidak berbahaya bagi ekosistem dengan meminimalkan penggunaan material baru, di
mana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali untuk membentuk tatanan
arsitektur lain.
II.3.2. Studi Preseden
BAB III
ANALISIS PROGRAM ARSITEKTUR
III.1. ANALISIS PROGRAM BANGUNAN
Berdasarkan studi preseden yang telah dilaksanakan, bangunan sekolah,
memfasiliyasi akan kegiatan terkait : kegiatan belajar, kegiatan ekstrakulikuler. Dan pada
ruang kelas dapat menampung 15-20 orang perkelas. Serta adanya fasilitas penunjang seperti
kantin, lapangan, perpustakaan, mushola, uks, dll.
III.1.1. Kapasitas Pengguna
a. Tipe & Karakteristik ruang

NO. Nama Ruang Pelaku Kegiatan Sifat Kegiatan

Unit Ruangan

1. Ruang Kelas ● Murid privat


 Guru
2. Ruang Guru privat

Fasilitas

3. Kantin publik
● Murid
● guru
4. UKS ● pengunjung publik
● pegawai

5. Lapangan ● Murid semi publik


● Guru
6. Perpustakaan ● Pegawai semi publik

7. Toilet publik
● Murid
● guru
● pengunjung
● pegawai

8. Janitor Penjaga sekolah privat

Common-Place
9. Lobby ● murid publik
● guru
● pegawai
● security
● pengunjung
● orang tua murid
10. Tempat parkir ● murid semi publik
● guru
● pegawai
● security
● pengunjung
● orang tua murid
11. Ruang TU privat
● pegawai
● security

23. ruang keamanan (cctv dan security privat


satpam)

b. Hubungan Ruang

c. Program Ruang
d. Fasilitas
e. Kebutuhan Ruang outdoor
f. Kebutuhan luas ruang secara keseluruhan
g. Kebutuhan Luas Tapak
III.1.2. Analisis dan program tapak
Lokasi tapak 2 berada di JL. dr Soetomo, Randusari, Kec. Semarang Selatan,
Kota Semarang dengan batas-batasan tapak sebagai berikut:

Utara : Permukiman dan Asrama Kesdam


Timur : JL. dr Soetomo
Barat : Smpn 40 Semarang dan
permukiman
Selatan : Permukiman dan Polrestabes
semarang

Tapak berada dekat degan banyak tempat wisata yaitu 750 m untuk menuju
tugu muda dan lawang sewu, dan 1.3km untuk menuju Klenteng sampokong. Akses

menuju tapak bisa melalui jalur utama di Jl. DR. Soetomo.

a. Karakteristik jalan dan transportasi


Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2004 Tentang
RDTRK Kota Semarang BWK I, Jl. DR. Soetommo termasuk dalam Jalan Arteri Sekunder
dengan karakteristik jalan yang memiliki lebar ±7m pada setiap arah jalan, memiliki
sirkulasi kendaraan dua arah

Transportasi umum yang dapat mengakses ke lokasi tapak cukup banyak, ada
BRT, angkutan umum, ojek online, dll. Sehingga menjadi point plus dalam
pembangunan sebuah hotel di lokasi tapak tersebut. Terdapat juga area pejalan kaki.
Namun intensitas kendaraan yang berlalu lalang di sekitar tapak cukup ramai sehingga
menimbulkan kebisingan yang cukup tinggi terutama pada jam-jam padat.

b. Aspek klimatologi
- Matahari
Posisi tapak bisa menghadap ke satu arah. Karena tapak menghadap ke arah
timur Pengoptimalan matahari juga bisa dimaksimalkan dengan baik. Cahaya
matahari mulai terik pukul 07.00 sampai pukul 13.30 dan matahari mulai tidak
terlihat pukul 15.40 sampai 17.30.

- Angin
Angin berhembus dari arah Utara ke Selatan. Posisi tapak menghadap ke arah
timur , maka angin berhembus pada bagian depan dan samping tapak, pada
bagian Utara juga tidak ada bangunan tinggi yang menutupi arah angin
berhembus ke tapak, maka angin yang berhembus terhitung cukup sejuk.
Pada siang hari angin berhembus dari utara ke selatan yang merupakan angin
lembab, sedangkan pada sore sampai malam hari angin berhembus dari
selatan ke utara yang merupakan angin gunung.

- Suhu
Berdasarkan pengukuran suhu rata-
rata harian melalui aplikasi the weather
channel adalah 23°31° C. Pada pagi hari
suhu 30°C, pada siang hari adalah 32°C.
Kemudian pada sore hari suhu turun
menjadi 28° C dan pada malam hari
menjadi 24° C. Kelembaban udara pada
tapak adalah 70%.
c. Aspek topografi

Lahan atau kontur pada tapak memiliki tanah


yang datar sekitar 0-1%, dilihat dari Hasil
Pengolahan Peta Kelerangan Kota Semarang Th

2010.

d. Analisa tanah
Jenis tanah terluar pada tapak ini adalah tanah merah dan lempung. e. Analisa
utilitas
Sistem utilitas yang perlu direncanakan seperti jaringan air bersih dan jaringan
komunikasi, saluran pembuangan air hujan atau drainase, dan sistem
pembuangan sampah.
Alokasi jaringan sistem utilitas tersebut dilakukan secara terpadu untuk
memudahkan dalam operasional dan perawatannya. Disamping itu juga harus
diperhatikan perletakan kedudukan jaringan sistem utilitas ini didasarkan pada
perkembangan dan peningkatan prasarana jalan di masa mendatang. Sistem
utilitas hampir semuanya ditemukan di lokasi tapak dengan baik.

e. Analisa utilitas
III.1.3. Ketersediaan simber daya
- Kelurahan Randusari, sebesar ± 5.440 jiwa dengan kepadatan ±81 jiwa/ha;
- Kelurahan Mugassari, sebesar ± 7.458 jiwa dengan kepadatan ± 53 jiwa/ha.

- Kelurahan Pleburan, sebesar ± 6.983 jiwa dengan kepadatan ± 101 jiwa/ha;

- Kelurahan Wonodri, sebesar ± 6.825 jiwa dengan kepadatan ± 79 jiwa/ha.

III.1.4. Pemanfaatan energi, ekonomi dan waktu


a. Ekonomi
Kawasan CBD Semarang Selatan merupakan pengembangan pusat perekonomian
dan pelayanan publik baru di wilayah Semarang Selatan. Pemusatan
perekonomian baru ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan kegiatan
perekonomian di pusat kota.Kawasan CBD Semarang Selatan sangat potensial dan
kondusif untuk mengembangkan bisnis dan minat investasi, dikarenakan
aksesibilitas tinggi dan pergeseran pusat bisnis yang terjadi di Kota Semarang.
Kawasan CBD Semarang Selatan siap akan dihiasi oleh beberapa gedung yang
menjulang tinggi diatas 25 lantai dalam beberapa waktu kedepan. Kawasan CBD

Semarang Selatan nantinya akan menjadi pusat ekonomi selatan Kota Semarang

b. Energi
Langkah – langkah hemat energi baik energi yang digunakan dalam kehidupan
sehari- hari seperti udara dan sinar matahari yang masuk ke bangunan maupun
dari sisi operasional, Misal penggunaan panel surya untuk sumber energi listrik.
Cara mengolah dan mendapatkan air secara ramah lingkungan contoh membuat

penampungan hujan.

c. Waktu
Prinsip yang menekankan pada pengurangan konsumsi energi, dan melibatkan
unsur alam dan ekologi ke dalam perencanaan bangunan. Bangunan yang
sustainable harus mempertimbangkan keberlangsungan dan keselarasan
lingkungan untuk generasi di waktu masa depan. Perlu juga untuk memperhatikan
lingkungan sekitar dari dampak pembangunan tersebut jangan sampai
keberadaan bangunan tersebut justru merusak atau mengganggu yang sudah di
daerah tersebut

III.1.5. Analisis struktur dan system bangunan


a. Struktur dan konstruksi
• Struktur Atas Bangunan (upper structure)
Bangunan apartemen ini akan menggunakan penutup dengan
struktur atap baja ringan.
• Struktur Tengah Bangunan
Pada bangian struktur tengah bangunan meliputi
penggunaan: ▪ Dinding
▪ Dinding dengan material bata ringan ukuran 10 x 20 x 60 cm.
▪ Curtain wall, dengan menggunakan spider fitting dengan
ketebalan kaca 12 mm.
▪ Dinding partisi, dengan menggunakan GRC.
▪ Lantai
Bagian penutup lantai dari pada bangunan ini akan
menggunakan perpaduan dari pada material keramik dengan
material polished concrete.
• Struktur Bawah Bangunan (sub-structure)

Bagian bawah pada proyek ini akan menggunakan pondasi bored pile.
b. Sistem bangunan
• Sistem Keamanan Bangunan

• CCTV
Selain kontribusi manusia, dalam penerapan system
keamanan bangunan akan menggunakan teknologi
kamera pengawas. CCTV memiliki peran penting untuk
memeriksa keadaan di sekitar apartemen. Menggunakan
CCTV bertujuan bila terjadi tindak kejahatan, CCTV dapat
membuktikannya melalui rekaman didalamnya serta
pelaku menjadi mudah untuk teridentifikasi.

• Metal Detector

Menggunakan metal detector untuk mengantisipasi


hal-hal buruk yang dapat terjadi diantara pengunjung.
Alat ini akan digunakan sebagai salah satu system
keamanan dengan standar yang telah ditentukan. Alat ini
akan diletakkan di area lobby denpan sebelum
pengunjung memasuki area utama bangunan.

• Sistem Keamanan Kebakaran


Pada bagian luar gedung diberi hydrant pilar pada titik-
titik tertentu dengan jarak masing-masing pilang ±30m pilar
ini digunakan untuk mengantisipasi jika terjadinya
kebakaran berskala besar di dalam bangunan. Untuk
mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi dalam
sekala kecil, pada bagian dalam bangunan di titik tertentu
diberi APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Dan juga
pemasangn Smoke detector & sprinkler, sebagai detector
dari pada fire alarm system. Asap tersebut bisa saja ada
dilama ruaangan karna adanya kerusakan pada mesin mobil
yang dipajang atau karena hal lainnya yang dapat
menyebabkan kebakaran. Dan jika terdeteksi akan adanya
asap, maka kebakaran yang terjadi dapat dipadamkan
dengan bantuan sprinkler.
Gambar 28 Smoke
detector

sumber : laman web


google

Gambar 29
Sprinkler

sumber : laman
web google

• Sistem Penangkal Petir


Sistem ini dipasang dengan tujuan untuk melindungi pengguna
gedung dari sambaran petir. Jenis penangkal petir yang digunakan yaitu
Penangkal petir radial disalurkan ke tanah/bumi. penangkal petir viking ini
merupakan penangkal petir tipe Elektrostatic non Radio Aktif dengan
jangkauan radius hingga 120 Meter

• Sistem Air Bersih


Kebutuhan akan air bersih pada bangunan ini disupply dari PDAM
daerah setempat, dengan sistem upfeed.

Pendistribusian
Jaringan PDAM Ground Water Pompa ke titik yang
Tank telah
ditentukan

Bagan 2 Sistem air bersih


Sumber: dokumentasi pribadi

• Sistem Air Kotor


Pembuangan grey water dan black water akan langsung dialirkan
menuju biotank untuk kemudian dikeluarkan menjadi air tanah
yang tidak berbau sehingga tidak mencemari lingkungan.
• Sistem Listrik
Sumber listrik bangunan ini berasal dari PLN. Dan juga menggunakan
cadangan genset jika sewaktu-waktu listrik terputus.

Gambar 30 Skema sistem kelistrikan


Sumber: laman web google

• Sistem pencahayaan
Pada bangunan ini memanfaatkan penggunaan cahaya alami dan dan cahaya
buatan sebagai sumber penerangan baik didalam dan di luar bangunan.

• Sitem telekomunikasi

Gambar 31 Skema sistem


telekomunikasi

Sumber: lama web google


BAB IV
PENELUSURAN MASALAH DESAIN

IV.1. ANALISIS PROGRAM BANGUNAN


IV.1.1. Analisa Masalah
BAB VI
PENDEKATAN DAN LANDASAN PERANCANGAN
VI.1. Landasan Perancangan tata ruang bangunan
VI.1.1. Analisa Masalah
VI.2. Landasan Perancangan bentuk bangunan
VI.3. Landasan struktur bangunan dan teknologi
VI.3. Landasan perancangan bahan bangunan
VI.3. Landasan perancangan wajah bangunan
VI.3. Landasan perancangan tata ruang tapak
VI.3. Landasan perancangan utilitas bangunan
• Sistem Keamanan Bangunan

• CCTV
Selain kontribusi manusia, dalam penerapan system
keamanan bangunan akan menggunakan teknologi
kamera pengawas. CCTV memiliki peran penting untuk
memeriksa keadaan di sekitar apartemen. Menggunakan
CCTV bertujuan bila terjadi tindak kejahatan, CCTV dapat
membuktikannya melalui rekaman didalamnya serta
pelaku menjadi mudah untuk teridentifikasi.

• Metal Detector

Menggunakan metal detector untuk mengantisipasi


hal-hal buruk yang dapat terjadi diantara pengunjung.
Alat ini akan digunakan sebagai salah satu system
keamanan dengan standar yang telah ditentukan. Alat ini
akan diletakkan di area lobby denpan sebelum
pengunjung memasuki area utama bangunan.

• Sistem Keamanan Kebakaran


Pada bagian luar gedung diberi hydrant pilar pada titik-
titik tertentu dengan jarak masing-masing pilang ±30m pilar
ini digunakan untuk mengantisipasi jika terjadinya
kebakaran berskala besar di dalam bangunan. Untuk
mengantisipasi kebakaran yang mungkin terjadi dalam
sekala kecil, pada bagian dalam bangunan di titik tertentu
diberi APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Dan juga
pemasangn Smoke detector & sprinkler, sebagai detector
dari pada fire alarm system. Asap tersebut bisa saja ada
dilama ruaangan karna adanya kerusakan pada mesin mobil
yang dipajang atau karena hal lainnya yang dapat
menyebabkan kebakaran. Dan jika terdeteksi akan adanya
asap, maka kebakaran yang terjadi dapat dipadamkan
dengan bantuan sprinkler.
Gambar 28 Smoke detector

sumber : laman web google

Gambar 29 Sprinkler

sumber : laman web google

• Sistem Penangkal Petir


Sistem ini dipasang dengan tujuan untuk melindungi pengguna
gedung dari sambaran petir. Jenis penangkal petir yang digunakan yaitu
Penangkal petir radial disalurkan ke tanah/bumi. penangkal petir viking
ini merupakan penangkal petir tipe Elektrostatic non Radio Aktif dengan
jangkauan radius hingga 120 Meter

• Sistem Air Bersih


Kebutuhan akan air bersih pada bangunan ini disupply dari
PDAM daerah setempat, dengan sistem upfeed.

Pendistribusian
Jaringan PDAM Ground Water Pompa ke titik yang
Tank telah
ditentukan
Bagan 2 Sistem air bersih
Sumber: dokumentasi pribadi

• Sistem Air Kotor


Pembuangan grey water dan black water akan langsung
dialirkan menuju biotank untuk kemudian dikeluarkan
menjadi air tanah yang tidak berbau sehingga tidak
mencemari lingkungan.

• Sistem Listrik
Sumber listrik bangunan ini berasal dari PLN. Dan juga menggunakan
cadangan genset jika sewaktu-waktu listrik terputus.

Gambar 30 Skema sistem kelistrikan


Sumber: laman web google

• Sistem pencahayaan
Pada bangunan ini memanfaatkan penggunaan cahaya alami dan dan
cahaya buatan sebagai sumber penerangan baik didalam dan di luar
bangunan.

• Sitem telekomunikasi

Gambar 31 Skema sistem


telekomunikasi

Sumber: lama web google


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai