Fatikhatun Ni’mah
1910110010
IAIN Kudus, Kudus, Indonesia
Email: Fatikhatunnikmah954@gmail.com
Abstrak
Pada masa pandemi Covid-19 saat ini sangat banyak sekali problematika ataupun
kendala-kendala yang terjadi di dalam dunia pendidikan. Terutamnya dalam lembaga
pendidikan saat ini yang menuntut adanya pembelajaran daring. Oleh karena itu, berbagai
macam solusi ataupun inovasi telah muncul untuk mengatasi problematika tersebut,
diantaranya yaitu seorang pendidik dituntuk mampu memberikan sebuah inovasi pada media
pembelajaran sebagai inovasi dari pemikirannya yaitu dengan memanfaatkan Tehnogi
infirmasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran online. Karena adanya suatu
permasalahan yang baru yaitu Covid-19 ini telah menyebabkan banyaknya perubahan di
dunia pendidikan, seolah-olah seluruh jenjang pendidikan telah dituntut untuk
bertransformasi beradaptasi secara mendadak guna melakukan pembelajaran dari rumah
melalui media pembelajaran online. Hal ini tentunya bukanlah hal yang sangat mudah, karena
semua orang yang mengalaminya belum sepenuhnya siap. Problematika dalam dunia
pendidikan yaitu bleum adanya keseragaman dalam suatu proses pembelajaran, baik standar
maupun kualitas pencapaian pembelajaran yang diinginkan.
Hal ini tentunya mngakibatkan seorang pendidik dan peserta yang tertekan baik
secara fisik ataupun mental akan situasi yang seperti ini. Baik sebagai pendidik yang harus
beradaptasi dan mampu berprikir kreatif dan inovatif untuk media pembelajaran daring atau
online saat ini, atau peserta didik yang harus siap dengan proses pembelajaran yang jarang
ataupun tidak pernah dilakukan, intinya harus dengan cepat beradaptasi akan perubahan yang
ada. Hal ini juga perlu sesuai dengan jenjang lembaga pendidikan yang diampu dan
metodenya juga akan berubah lagi karena perubahan tersebut. Terutamanya sebagai guru PAI
yang tidak hanya mengajarkan teori-teori saja tetapi juga perlu melakukan praktik dari apa
yang telah diajarkannya, karena adanya Covid-19 saat ini sangat tidak mungkin untuk
mengadakan praktik secara langsung dari teori yang telah diajarkan, perlu adanya sebuah
inovasi untuk mengatasi hal tersebut, diantaranya yaitu dengan membuat video animasi
edukatif. Dengan adanya video animasi edukatif, pendidik dapat diharapkan mampu
memberikan pemahaman bagi siswa- siswi dalam belajar materi PAI yang didukung oleh
visual ilustrasi macam-macam contoh dari teori yang diajarkan yang berada di lingkungan
sekitar. Selain itu juga tersedia suara untuk menjelaskan teori dan animasi yang bergerak atau
cerita yang menggambarkan contohnya.
Dalam pembelajaran, peserta didik juga tidak akan merasakan kebosanan tetapi juga
karena terdapat bermacam-macam ilustrasi yang bisa ditonton, juga didalamnya ada materi
yang disampaikan, sehingga bisa dikatakan inovasi dengan menggunakan media video
animasi edukatif ini memiliki dua manfaat di dalamnya. Terutamanya untuk peserta didik
dimana mereka masih dalam masa bermain-main, adanya video animasi edukatif tersebut
mampu menggugah semangat siswa serta keinginan belajar pada siswa dan mereka tidak akan
bosan saat proses pembelajaran dan akan mendengarkan dan melihat video animasi edukatif
tersebut sampai selesai. Seorang pendidik harus mampu menerapkan TIK untuk media
pembelajaran daring, sehingga pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran itu sendiri. Proses belajar di rumah dengan menggunakan media daring
berupa video animasi edukatif diharapkan orang tua menyisihkan waktu agar bisa
mendampingi proses belajar anak serta dihadapi dengan perubahan sikap dan menuntun anak
agar bisa belajar dengan baik dan bisa mengawasi sang anak untuk tidak bermain ponsel saja.
Pendahuluan
Realitas saat ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan agama Islam masih jauh di
bawah harapan, dan tujuan pendidikan agama Islam yang sebenarnya belum sepenuhnya
terwujud. Para siswa sekolah agama memiliki pandangan yang sama. Pendidikan agama
bukanlah sistem nilai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin dari meningkatnya
jumlah siswa yang menerima pendidikan agama Islam, namun banyak siswa yang
menyimpang dari syarat-syarat agama itu sendiri dalam perilakunya sehari-hari. Adapun yang
dimaksud inovasi (pembaharuan) dalam pembelajran pendidikan buukan berarti bahwa
sistem pendidikan yang ada perlu diperbaharui atau sama sekali tidak dapat dipergunakan
lagi, akan tetapi merubah dan memperbaiki yang rasa kurang efektif menurut ukuran zaaman.
Karena jika tidak ada perbaharuan dalam sistem pendidikan, maka pendidikanakan tertinggal
olehperkembangan zaman sekarang. Dalam hal ini keberhasilan seorang pendidik dalam
menyampaikansuatu materi pelajaran kepada peserta didik, banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, satu diantaranya ialah pemilihan strategi pembelajaran yang tepat untuk
mengajar peserta didik yang berbeda satu sama lainnya. Dari ketepatan strategi yang
digunakan, baik dari segi metodologi, penggunaan dana, dll, akan membuat pekerjaan
menjadi efisien dan efektif.1
Pendidikan Agama Islam adalah mata kuliah untuk pengajaran akademis dan praktis
dalam bentuk materi agama Islam, yang mana teori-teori yang didapat bisa dipraktekkan dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Materi ajar Pendidikan Agama Islam erat kaitannya
dengan tujuan dari pendidikan Islam. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam terbagi
menjadi tujuh unsur utama, yaitu Al-Qur'an dan Hadits, akidah, muamalah, hukum Islam,
Ibadah, akhlak dan Sejarah Islam. Pendidikan agama adalah pondasi utama untuk
menghasilkan manusia Indonesia yang kian terdidik dan beradab. Namun, ada banyak abstrak
dari Pendidikan Agama Islam, yang berarti bahwa skor setiap kemampuan dapat
direfleksikan dalam berbagai hubungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1
Noer Rohmah, “Inovasi Strategi Pembelajaran PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan PAI,” Madrasah 6,
no. 2 (2016): 24.
Harapan hidup. Untuk itu diperlukan bahan ajar, metode dan alat bantu. Hal-hal yang
menarik dapat membuat siswa merasakan tentang praktek tersebut. Namun masih banyak
guru Pendidikan Agama Islam yang masih gagap dan kesulitan untuk merakit sendiri bahan
ajar khususnya materi multimedia. Cendekiawan seharusnya secara sistematis dimasukkan ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun pada kenyataannya guru kesulitan
untuk mengembangkan perangkat pengajaran, salah satunya adalah sulitnya menentukan
indikator dan memasukkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Faktor tersebut mungkin
disebabkan oleh keterbatasan waktu, kurangnya pengalaman, kesalahpahaman tentang
karakteristik siswa, dan kurangnya keberanian untuk memperbarui proses pengajaran.2
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah pertama, ingin mengungkapkan, menemukan
serta menggali informasi tentang bagaimana proses inovasi pembelajaran PAI berbasis video
animasi yang dilakukan oleh pendidik pada masa pandemic saat ini. Kedua, bentuk bentuk
inovasi pembelajaran seperti apakah yang dilakukan pendidik dalam mendidik peserta
didiknya pada masa pandemi saat ini.
Metode dalam menyusun artikel ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif
studi pustaka atau library sebagai sumber data, mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah dikumpulkan apa adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Literatur yang
digunakan dalam artikel ini yaitu bersumber dari buku, artikel, google scholar, dan
perpustakaan online. Selain itu, juga mencari referensi berita fakta di internet tentang
pengaplikasian inovasi yang peneliti teliti yang berkaitan dengan judul di atas.
Pembahasan
2
Diana Tofan Fatchana, “Urgensi Bahan Ajar Berbasis Multimedia” 4, no. September (2017): 239–251.
termasuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Proses pembelajaran pendidikan
agama yang yang terjadi saat ini yaitu bersifat tradisional. Kualitas dalam proses
pembelajaran semacam itu akan menghasilkan mutu pendidikan agama yang rendah
juga. Oleh karena itu, lingkungan sekolah dapat memberikan penekanan sesuai UU
tersebut terhadap aspek agama yang diajarkan kepada anak didik. Dengan demikian,
pendidikan agama bukan hanya mengajarkan materi pelajaran agar peserta didik
pintar dan terampil, tapi juga membimbing mereka agar berakhlak mulia dan
berwawasan kebangsaan. Selain itu, proses pembelajaran agama seyogianya
mengedepankan keteladanan guru dan orang tua.
Diperlukan pemberauan dalam lembaga pendidikan islam. Pembaruan di sini
bukan berarti bahwa dalam sistem pendidikan yang perlu diperbaharui adalah sama
sekali tidak dapat di pergunakan lagi, akan tetapi hanya merubah dan memperbaiki
yang kurang baik menurut ukuran zaman. Sebab jika tidak ada pembaharuan dalam
sistem Pendidikan akan tertinggal zaman di era global ini.3
Sedangkan Pembelajaran (instruction) merupakan upaya untuk membelajarkan
seseorang atau kelompok melalui metode, dan strategi ke arah tujuan yang telah
direncanakan. Pembelajaran juga dapat dikatakan suatu kegiatan belajar mengajar
guru di kelas dengan adanya hubungan timbal balik didalamnya. Salah satu pengertian
pembelajaran dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu serangkaian peristiwa-peristiwa
eksternal yang diranang untuk mrndukung beberapa proses belajar yang bersifat
internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan
mengatakan bahwa pembelajaran yang dimaksudkan untuk menghasilkan belajar,
situasi eksternal harus diranang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung,
dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa besar.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi belajar peserta
didik dan kreatifitas pendidik dalam pengajarannya. Peserta didik yang memiliki
motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan penapaian terget belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui prose
belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah
dengan kreativitas pendidik akan membuat peserta didik lebih mudah menapai target
belajar. Dari pengertian inovasi dan pembelajaran diatas dapat digabungkan dan
disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran adalah sebuah ide atau gagasan yang baru
3
Rohmah, “Inovasi Strategi Pembelajaran PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan PAI.” Hlm.21
untuk memeahkan masalah yang berkaitan mengenai belajar mengajar yang dilakukan
oleh pelajar dan pengajar.4
Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya permasalahan
baru ataupun permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh para pihak tertentu
tentang penyelenggaraan pendidikan. Seperti permasalahan mengenai seorang guru
tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggap kurang berhasil, kurang
berjalan sesuai yang dingikan, permasalahan pihak administrator pendidikan tentang
kinerja guru, atau mungkin permasalahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil
bahkan sistem pendidikan.. Upaya untuk memecahkan permasalahan tersebut yaitu
muncullah gagasan dan ide-ide baru sebagai suatu inovasi. Dengan demikian, maka
dapat kita katakana bahwa inovasi itu ada karena adanya masalah yang dirasakan,
hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanya masalah yang dirasakan. Jadi
inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang baru dalam sebuah dunia pendidikan
yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan
pembelajaran. Dilihat dari bentuk atau wujudnya sesuatu yang baru itu dapat berupa
ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan.5
B. Pendidikan Agama Islam
a. Pengetian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan suatu proses budaya yang tujuannaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia, serta berlangsung sepanjang hayat,
yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena
itu, pendidikan merupakan sebuah tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat sekitar dan pemerintah. Masyarakat muslim yang merupakan
mayoritas di negeri ini telah lama mengintegrasikan ajaran agama ke dalam
pendidikan. Transmisi dan internalisasi ajaran agama Islam dilakukan dalam
beragam bentuk. Mulai dari pengajian Al-Quran, majelis taklim, madrasah, hingga
pendidikan agama di sekolah dan pesantren. Hal ini memaksa Negara untuk
menghadirkan kebijakan pendidikan agama Islam di sekolah. Untuk mencapai
sebuah system pendidikan yang terpadu maka diadakannya sebuah proses yang
maksimal agar sebuah tujuan pendidikan dapat tercapi dengan sesuai ketentuan-
4
Talkah, “Muslih Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Institut Pesantren Sunan Drajat
Lamongan,” Jurnal Manajemen Pendidikan) Avalaible online at :
http://ejournal.insud.ac.id/index.php/mpi/index Volume 3, (2021).
5
Khairuddin Ahmad, Hidayah Harahap, and Wahyuddin Nur Nasution, “Inovasi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam ( Pai ) Di Sekolah Dasar Negeri 097523 Perumnas Batu Vi Kecamatan Siantar Kabupaten
Simalungun,” Edu Riligia 2 (2018): 275–290.
ketentuan lembaga pendidikan. Adapun pengertian dari suatu Pendidikan yaitu
kata Pendidikan itu sendiri berasal dari kata pedagogi yang berarti pendidikan dan
kata pedagogia yang memiliki arti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa
Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu Paedos dan Agoge yang berarti saya
membimbing, memimpin seorang anak. Dari beberapa pengertian tersebut bahwa
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan seseorang dalam membimbing
dan memimpin seorang anak menuju kepertumbuhan dan perkembangan secara
optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sebagaimana tugas dari
seorang anaksaat ini sehingga tua.6
Pendidikan yang berusaha untuk menanamkan suatu nilai-nilai Islam melalui
sebuah proses pembelajaran pendidikan dan pembinaan serta bimbingan agar
mahasiswa memiliki kemampuan untuk memahami teori yang diajarkan dan
mempraktekkan atau menggunakan ajaran teori agama Islam yang telah difahami
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan agama Islam, maka mencakup
dua hal penting yaitu:
a. Mendidik peserta didik untuk bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai
norma atau akhlak Islam
b. Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran agama Islam.
6
Samrin, “No Title Pendidikan Agama Islam Dalam Dimtem Pendidikan Naional Di Indonesia,” Jurnal Al-Ta’dib
Vol. 8 No. (2015): 103.
1. Program pendidikan yang bertujuan untuk mencetak ahli-ahli agama.
2. Program pendidikan agama yang bertujuan untuk memenuhi kewajiban
setiap pemeluk agama untuk mengetahui dan mengamalkan dasar-dasar
agamanya.
7
S.Pd.I.M.Pd. Dr.Mardan Umar, “Pendidikan Agama Islam (Konsep Dasar Bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi
Umum)” (2020): 2. Hlm.2
agama (Islam), karena melahirkan dan memajukan pengajaran. Islam dilindungi
oleh Konstitusi Panzahir.
8
Analisis Pembelajaran and Pendidikan Agama Islam, “ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MTs MUHAMMADIYAH REJANG LEBONG” (2019).
e. Pendidikan Agama Islam menjadi suatu landasan moral dan etika dalam
pengembangan ipteks dan budaya serta aspek-aspek kehidupan sehari-hari
lainnya
9
Su’dadah Su’dadah, “Kedudukan Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah,” Jurnal Kependidikan 2, no.
2 (1970): 143–162.
10
Ade Imelda Frimayanti, “Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Agama Islam,” Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (2017): 240.
Subyek-bahan ajar dalam konten kursus. Buku teks adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam kegiatan belajar
mengajar. Materi kelas mencakup setidaknya namun tidak terbatas pada
a. Instruksi kelas (petunjuk untuk guru/anak yang menahan beban).
b. Kemampuan yang ingin dicapai.
c. Informasi pendukung latihan.
d. Uraian Tugas. skor.
Yang tak kalah penting dalam memberikan materi adalah kurikulum. Menurut
Ahmad Tafsir, kursus adalah pengalaman belajar.Tidak hanya pembelajaran mata
pelajaran, tetapi juga interaksi sosial, kerjasama kelompok, dan interaksi dengan
lingkungan fisik di lingkungan sekolah.
Kemudian ada juga Buku teks atau bahan ajar untuk Pendidikan Agama Islam
mencakup tujuh elemen.pokok, yaitu :
a. Keimanan
b. Ibadah
c. Al-Qur’an
d. Akhlak
e. Muamalah
f. Syari’ah
g. Tarikh/sejarah11
C. Model Inovasi Media Pembelajaran Edukatif Solusi Pembelajaran PAI Di
Tengah Pandemi
Dampak dari Pandemi Covid-19 pada lembaga pendidikan yaitu
mengharuskan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun peserta didik berada
11
Pembelajaran and Islam, “ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs MUHAMMADIYAH
REJANG LEBONG.”
di rumah dengan daring. Pendidik dituntut untuk mendesain media pembelajaran
sebagai sebuah inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Hal tersebut
sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.Kondisi pandemi Covid-19 ini banyak
mengakibatkan perubahan yang luar biasa, seolah seluruh jenjang lembaga pendidikan
dipaksa bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan
pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Hal ini tentunya bukanlah hal
yang mudah, karena belum sepenuhnya siap dengan keadaan di rumah yang
bertabrakan dengan aktivitas di rumah.
Selain itu, problematika dalam dunia pendidikan yaitu belum adanya
keseragaman proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian
pembelajaran yang diinginkan. Hal ini tentunya dirasa sangat berat oleh pendidik dan
peserta didik. Terutama bagi pendidik yang dituntut untuk kreatif, efektif dan inovatif
dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring serta dituntut untuk
menciptakan kenyamana selama sekolah daring . Ini perlu disesuaikan juga dengan
jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Seperti dalam halnya pembuatan video
animasi edukatif yang dibuat oleh pendidik maupaun peserta didik agar pembelajaran
tidak terlalu membosankan. Kemudian ketika seorang pendidik mauapun peserta didik
tidak menggunakan media pembelajaran berupa video animasi edukatif ataupun
variasi lainnya maka akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis atau mental bagi
anak yang merasa pembelajaran daring tersebut kurang bervariasi. Walaupun
demikian, pemikiran yang positif, kreatif dan inovatif dapat membantu menerapkan
media pembelajaran daring, sehingga menghasilkan pencapaian pembelajaran yang
tetap berkualitas. Belajar di rumah dengan menggunakan media daring mengharapkan
orang tua sebagai role model dalam pendampingan belajar anak serta dihadapi dengan
perubahan sikap.12
Selain itu, definisi dari Video itu sendiri yakni berasal dari bahasa latin dari
kata vidi atau visum yang berarti melihat atau mempunyai penglihatan. Menurut
Agnew & Kallerman telah mendefinisikan video sebagai media digital yang
menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran
12
Ahmad Jaelani et al., “PENGGUNAAN MEDIA ONLINE DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PAI
DIMASA PANDEMI COVID-19 (Studi Pustaka Dan Observasi Online),” Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD)
UNARS 8, no. 1 (2020): 12.
serta fantasi pada gambar bergerak. Sedangkan menurut purwati menunjukkan bahwa
video merupakan sarana penyampaian fakta atau fiksi, kaya akan informasi, informasi
yang mencerahkan dan mencerahkan. Seorang ahli mengatakan bahwa video adalah
rekaman gambar dan suara dari videotape ke tape, yang dapat memberikan gambaran
nyata dan mengontrol waktu dan lokasi. Dari media Video tersebut terdapat kelebihan
maupun kekurangannya yaitu:
a. Kelebihan video
1. Video tersebut dapat dipakai dalam jangka waktu yang sangat panjang
dan kapan pun bisa dipakai jika ada materi yang terdapat dalam video.
2. Video merupakan sebuah media pembelajaran yang menyenangkan
3. Video mampu membantu peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran dan membantu guru dalamproses pembelajaran
4. Video pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan
mudah diakses)
b. Kekurangan video
1. Memerlukan waktu yang panjang dalamproses pembuatannya
2. Video hanya dapat dengan penggunaan computer
3. Bantuan proyektor dan speaker sangat dibutuhkan selama proses
pembelajaran, pembuatan video sangat mahal
13
Muhammad Ridwan Apriansyah, “Pengembangan Media Pembelajaran Video Berbasis Animasi Mata Kuliah
Ilmu Bahan Bangunan Di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta,” Jurnal PenSil 9, no. 1 (2020): 9–18.
1. Menulis Skenario
Menulis scenario ini adalah sama sepertinya membuat film, membuat video
pembelajaran juga membutuhkan skenario. Skenario ini berfungsi sebagai
pemandu ke mana arah pembicaraan Bapak/Ibu Guru ketika direkam nanti lalu
menulis ringkasan materi bahan ajar yang nantinya dapat diucapkan ketika di
depan kamera
.
2. Proses Rekaman
Bagi Bapak/Ibu Guru yang mempunyai kamera digital atau DSLR, boleh
menggunakan kamera tersebut. Lalu jika mempunyai tripod dan lighting maka
pergunakanlah untuk mendukung sebuah proses rekaman agar lebih bagus dan
stabil. Apabila tidak mempunyai alat terbeut maka bisa menggunakan kamera
smartphone atau handphone sebagai medianya. Terlebih di masa kini, kamera
smartphone pun sudah banyak sekali yang bagus dan jernih. Jika tidak yakin suara
akan terekam dengan baik dan jelas, Bapak/Ibu Guru bisa menyediakan alat voice
recorder atau menggunakan smartphone, lalu letakkan di saku baju atau yang
dekat dengan mulut. Atau bisa juga dengan menggunakan alayt bantu berupa
aplikasi untuk mengedit sesuai yang di inginkan
3. Mencari Ilustrasi
Ketika sudah merekam seluruh materi, langkah selanjutnya ialah memastikan
video tersebut didukung oleh ilustrasi yang tepat. Misalnya saja tabel, diagram,
animasi, gambar, atau data-data lain. Pastikan Bapak/Ibu Guru mencantumkan
sumber saat memasukkan ilustrasi ini ke dalam video.
4. Proses Editing
Ketika rekaman video dan ilustrasi sudah terkumpul, saatnya mengedit video
pembelajaran. Berikut ada banyak software yang bisa digunakan untuk mengedit
bahan ajar rekaman yangt sudah matang. Misalnya saja Movie Maker dari
Windows, Adobe Premiere, Corel Video Studio, dan lain-lain.14
14
Muhammad Ullil Fahri, “Pemanfaatan Video Sebagai Media Pembelajaran” (n.d.): 2.
ini, metode yang digunakan berperan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat peraga
(teaching aids) yang disediakan untuk guru. Seperti grafik, fotografi, atau alat
elektronik untuk menangkap, mengedit, dan menyusunMengembalikan informasi
visual atau verbal Sebagai alat pengajaran, media diharapkan dapat memberikan
pengalaman dan motivasi belajar, serta meningkatkan kemampuan belajar dan
retensi siswa. Dan alat visual lainnya. Karena dilihat sebagai alat, guru atau orang,
hal ini menyebabkan media kurang memperhatikan desain, pengembangan
pembelajaran dan evaluasinya. Beberapa bentuk penggunaan media komputer yang
dapat digunakan di kelas antara lain.
1. Positif
15
Masruroh Lubis, Dairina Yusri, and Media Gusman, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis E-
Learning,” PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS E-LEARNING (Studi 1, no. 1 (2020): 1–18,
http://jurnal.staisumatera-medan.ac.id/index.php/fitrah.
a. Anak dapat memperoleh imajinasi yang dibutuhkan dan baik untuk
perkembangan anak
b. Anak merasa senang dan terhibur
2. Negative
Anak bersifat fasif, karena anak hanya dapat melihat dan mendengarkan
saja16
Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu disiplin ilmu sekolah di semua
tingkatan, termasuk universitas, dan memerlukan strategi dan metode yang efektif dan
dinamis untuk memastikan pemahaman yang mudah oleh siswa. Media pembelajaran
merupakan bagian terpenting dari keberhasilan proses belajar mengajar. Alat
pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan.
Bahan ajar dirancang untuk meningkatkan motivasi siswa. Media multimedia dapat
berupa kombinasi teks, grafik, animasi, suara, dan gambar. Lebih banyak jenis media
fokus pada kontrol komputersebagai penggerak keseluruhan gabungan media inoi.
Dalam bidang pengajaran, komputer memungkinkan untuk terselenggaranya proses
belajar mengajar jarak jauh, atau pembelajaran tanpa tatap muka.Namun permasalah
yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar dalam hal ini, guru yang
menguasai materi pelajaran,sebagian besar tidak mampu menghadirkan bentuk
pembelajaran dalamkomputer, sedangkan ahli komputer yang mampu merealisasikan
segala hal
Saran
Dr.Mardan Umar, S.Pd.I.M.Pd. “Pendidikan Agama Islam (Konsep Dasar Bagi Mahasiswa
Perguruan Tinggi Umum)” (2020): 2.
Fatchana, Diana Tofan. “Urgensi Bahan Ajar Berbasis Multimedia” 4, no. September (2017):
239–251.
Frimayanti, Ade Imelda. “Implementasi Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Agama Islam.”
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 2 (2017): 240.
Jaelani, Ahmad, Hamdan Fauzi, Hety Aisah, and Qiqi Yulianti Zaqiyah. “PENGGUNAAN
MEDIA ONLINE DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PAI
DIMASA PANDEMI COVID-19 (Studi Pustaka Dan Observasi Online).” Jurnal IKA
PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS 8, no. 1 (2020): 12.
Lubis, Masruroh, Dairina Yusri, and Media Gusman. “Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Berbasis E-Learning.” PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERBASIS E-LEARNING (Studi 1, no. 1 (2020): 1–18. http://jurnal.staisumatera-
medan.ac.id/index.php/fitrah.
Rohmah, Noer. “Inovasi Strategi Pembelajaran PAI Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
PAI.” Madrasah 6, no. 2 (2016): 24.
Samrin. “No Title Pendidikan Agama Islam Dalam Dimtem Pendidikan Naional Di
Indonesia.” Jurnal Al-Ta’dib Vol. 8 No. (2015): 103.
Su’dadah, Su’dadah. “Kedudukan Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah.” Jurnal
Kependidikan 2, no. 2 (1970): 143–162.
Talkah. “Muslih Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Institut Pesantren
Sunan Drajat Lamongan.” Jurnal Manajemen Pendidikan) Avalaible online at :
http://ejournal.insud.ac.id/index.php/mpi/index Volume 3, (2021).