I. Latar Belakang
Hunian di bantaran kali merupakan hunian yang berada di pesisir kali, biasanya hunian ini menyebar
secara tidak teratur dan bertumpuk (kumuh). Hunian yang berada di bantaran kali dan menjadi persoalan
yang sering terjadi di wilayah ibukota Indonesia, DKI Jakarta. Rata – rata hunian yang berada di bantaran
kali ini memberi dampak negatif untuk lingkungan sekitar, sering menjadi alasan utama mengapa daerah
DKI Jakarta sering kali banjir pada musim penghujan, selain alasan kontur DKI Jakarta yang memang
lebih rendah dibandingkan wilayah sekitarnya.
Contoh hunian besar di bantaran kali yang mengganggu dan memberi dampak negatif adalah hunian di
bantaran Kali Ciliwung, yang sampai sekarang lingkungan tersebut belum diolah secara menyeluruh
dengan baik. Hunian bantaran kali yang akan menjadi topik penelitian kali ini adalah hunian di bantaran
Kali Pesanggrahan, tepatnya di area jembatan Haji Saikin, Kecamatan Ciputat Timur, Kelurahan Rempoa,
Tangerang Selatan.
Hunian kumuh di bantaran kali Pesanggrahan ini bisa jadi disebabkan oleh masih banyaknya penduduk
yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran. Pengangguran menjadi isu penting terutama di
daerah Kota Tangerang Selatan. Menurut BPS Kota Tangerang, jumlah pencari kerja di Kecamatan
Ciputat Timur setiap tahunnya semakin bertambah, karena semakin banyak lulusan yang pendidikannya
sudah tamat. Hunian ini memberi dampak negatif pada lingkungan Kali Pesanggrahan karena pola hidup
dan kebersihan dari penghuni rumah – rumah sekitar bantaran. Ketidakadaan saluran pembuangan limbah
rumah tangga yang baik semakin mempermudah penduduk membuang sampang langsung ke kali.
Bangunan rumah yang dibangun sembarang juga dapat merusak kontur kali.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental research, yaitu metode
penelitian yang biasa digunakan untuk mengeksplorasi hubungan sebab – akibat antara dua atau lebih
variabel yang diminati. Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah penghuni atau penduduk
sekitar Jembatan Haji Saikin serta permukimannya dan lingkungan Kali Pesanggrahan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menyimpulkan hubungan sebab – akibat antara kedua variabel, dan memberi tanggapan
atau saran terhadap kesimpulan tersebut. Pada penelitian ini, peneliti berhipotesis bahwa ‘perilaku
penghuni dan permukiman bantaran kali yang semrawut mempengaruhi lingkungan Kali Pesanggrahan
menjadi kotor dan tidak sehat’. Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti melakukan survey yang akan
dijelaskan pada analisis data. Selain survey, beberapa teori, hukum, dan catatan penelitian orang lain yang
sudah dilakukan sebelumnya akan disajikan untuk menjadi bahan argumentasi kebenaran hasil penelitian.
• Daerah hunian yang kumuh terletak di sepanjang bantaran Kali Pesanggarahan, sedangkan daerah
hunian yang lebih rapih dan bagus terletak agak jauh dari Kali Pesanggrahan
• Area yang terletak dekat dengan jalan dijadikan tempat usaha
• Terdapat Tempat Pembuangan Akhir atau TPA di bantaran Kali
Pemetaan secara kasar kegiatan – kegiatan yang terjadi di daerah sekitar Kali Pesanggrahan (jembatan
Haji Saikin) juga dilakukan dan dapat disimpulkan;
1. Terdapat pendopo yang terletak di pinggir kali untuk penduduk bersantai atau anak – anak
bermain.
2. Aktivitas penjual air mineral galon, yang terkadang kendaraan mereka menghalangi jalan
sehingga menghambat lalu lalang kendaraan.
3. Aktivitas bengkel motor yang ramai oleh pelanggan tiap harinya.
4. Salah satu hunian di bantaran Kali Pesanggrahan, anggota keluarganya sering duduk santai di
depan rumahnya.
5. Aktivitas di area usaha (berjualan makanan, tempat makan, berjualan barang, dll).
Survey
Untuk menguji hipotesis penelitian ini, dilakukan eksperimen survey menggunakan google form yang
ditujukan oleh semua kalangan. Berikut lampiran isi survey;
Berdasarkan survey tersebut, didapatkan responden sebanyak 124 orang dengan hasil sebagai berikut;
Pada pertanyaan pertama, 100% (124 orang) atau seluruh responden memilih gambar yang kedua yaitu
hunian sekitar bantaran kali yang tertata dengan baik, dipasang tembok membuat air kali bersih dan tidak
keruh. Pertanyaan kedua 98.4% (122 orang) responden setuju bahwa perilaku penduduk yang buruk
(seperti membuang sampah/limbah sembarangan ke sungai) mempengaruhi lingkungan kali menjadi
kotor dan tidak sehat, Pertanyaan terakhir menunjukkan 89.5% (111 orang) responden menyetujui bahwa
jika hunian di bantaran kali lebih tertata rapih akan mempengaruhi lingkungan kali menjadi lebih bersih
dan sehat.
Eksperimen survey yang variabelnya sudah ditentukan ini menunjukkan bahwa hipotesis ‘perilaku
penghuni dan permukiman bantaran kali yang semrawut mempengaruhi lingkungan Kali Pesanggrahan
menjadi kotor dan tidak sehat’ itu benar. Hasil data observasi pun menunjukkan bahwa perilaku dan
permukiman memberi akibat pada lingkungan kali. Kondisi kali yang keruh, kotor, bau, dan sebagainya
menggambarkan perilaku penduduk yang sembarangan, menyalahgunakan kali untuk membuang sampah
dan limbah sehingga menyebabkan kali dan bantarannya kotor, berbau tidak sedap, dan aliran air Kali
Pesanggarahan juga terhambat. Akibat perilaku penduduk yang seperti ini, jalanan Haji Saikin dan
sekitarnya yang pada dasarnya konturnya agak rendah, mengalami banjir setiap hujan.
Hujan dengan curah air yang tidak terlalu tinggi sudah menyebabkan air kali setara dengan jalanan di
jembatan, terlebih lagi jika hujan deras jalan Haji Saikin dan sekitarnya akan ditutup karena tidak
memungkinkan untuk kendaraan melewatinya. Hal ini bisa mempengaruhi secara buruk daerah terusan
Kali Pesanggarahan di luar area Haji Saikin yang tentunya luas. Berdasarkan wawancara, warga juga
mengalami dampak negatif dari adanya hunian di bantaran kali ini. Hunian di bantaran kali menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya, terutama banjir. Banjir ini merugikan kedua narasumber
karena menghambat aktivitas masing – masing. Lalu juga berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh
banjir seperti demam, kulit gatal – gatal, dll. Dapat disimpulkan bahwa perilaku penghuni rumah di
bantaran kali berpengaruh dan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan di sekitar kali tersebut.
V. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kedua variabel (penduduk serta permukiman dan lingkungan Kali
Pesanggrahan) menunjukkan hubungan sebab – akibat yang jelas. Kondisi lingkungan Kali Pesanggrahan
yang kotor, berbau tidak sedap, dan banyak sampah bertumpukan ini menggambarkan perilaku penduduk
yang sembarangan, menyalahgunakan kali untuk membuang sampah dan limbah sehingga aliran air Kali
Pesanggarahan juga terhambat. Akibat perilaku penduduk yang seperti ini, jalanan Haji Saikin dan
sekitarnya yang pada dasarnya konturnya agak rendah, mengalami banjir setiap hujan.
Hampir seluruh responden pada survey juga menyetujui bahwa perilaku penduduk yang buruk (seperti
membuang sampah/limbah sembarangan ke sungai) mempengaruhi lingkungan kali menjadi kotor dan
tidak sehat, dan jika hunian di bantaran kali lebih tertata rapih akan mempengaruhi lingkungan kali
menjadi lebih bersih dan sehat. Berdasarkan wawancara, warga juga mengalami dampak negatif dari
adanya hunian di bantaran kali ini. Hunian di bantaran kali menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
sekitarnya, terutama banjir. Banjir ini merugikan kedua narasumber karena menghambat aktivitas masing
– masing. Lalu juga berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh banjir seperti demam, kulit gatal –
gatal, dll. Dapat disimpulkan bahwa perilaku penghuni rumah di bantaran kali berpengaruh dan
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan di sekitar kali tersebut.
Menurut hukum di Indonesia, kawasan yang seperti ini perlu untuk dibangun kembali karena hunian yang
baik adalah hunian yang tidak merusak lingkungan dan sehat untuk penghuninya. Dari penelitian yang
dilakukan jurnal Kajian Desain Rumah Pesisir Pantai di Kelurahan Bagan Deli melalui Pendekatan
Ramah Lingkungan, berpendapat bahwa hunian seperti ini memang perlu diberi solusi desain yang baru.
1
Undang-Undang Nomer 01 tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Perindustrian
DAFTAR PUSTAKA
Cibro, B.D., & Nasution I.N. (2019). Kajian desain rumah pesisir pantai di kelurahan bagan deli melalui
pendekatan ramah lingkungan. Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan dan Sipil, 5, 15-21
Coates, Gary (1989) "Design for Sustainability at Seaside," Oz: Vol. 11. https://doi.org/10.4148/ 2378-
5853.1184
Groat, L., & Wang D (2013). Architectural Research Methods. 2ed. Wiley
Aviva, A., et al. (2019). Penertiban Pemukiman Bantaran Sungai Demi Terciptanya Lingkungan yang
Sehat. Fakultas Huku, Universitas Brawijaya.