i
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau
Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ii
Irfan Budi Pramono
Endang Savitri
Syahrul Donie
Tyas Mutiara Basuki
Agung Budi Supangat
S. Andy Cahyono
Ragil Bambang WMP
UNS PRESS
iii
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
RESTORASI DAS CILIWUNG. Hak Cipta @ Irfan Budi Pramono, dkk. 2016
Penulis
Irfan Budi Pramono
Endang Savitri
Syahrul Donie
Tyas Mutiara Basuki
Agung Budi Supangat
S. Andy Cahyono
Ragil Bambang WMP
Penyunting
Prof. Dr. Purwanto Hadi, M.Si.
Ir. C. Nugroho S. Priyono, M.Sc.
Dr. Saparis Soedarjanto, M.Si.
ISBN 978-602-397-015-5
iv
KATA PENGANTAR
v
dan melibatkan lebih banyak bidang kepakaran, disamping
masukan yang diharapkan berasal dari para pemangku
kepentingan. Oleh karena itu penyempurnaanya perlu terus
dilakukan seiring dengan bertambahnya informasi dan teknologi
yang juga berkembang.
Kepala BPTKPDAS
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Banjir Jakarta bukan persoalan baru dan sudah terjadi sejak lama.
Banjir di Batavia dan Jakarta sekarang ini merupakan “takdir
sejarah”, akibat keputusan JP Coen yang membangun kota di
dataran rendah dan di bawah permukaan air laut. Berbagai
strategi sudah sejak lama diupayakan untuk memperbaiki takdir
sejarah ini. Sebagian besar strategi tersebut diarahkan untuk
mengurangi dampak negatif banjir. Namun demikian, seringkali
strategi tersebut tidak komprehensif dan bersifat sporadis. Hal ini
menyebabkan banjir terus terjadi di Jakarta.
vii
DAS Ciliwung?. Bagaimana langkah-langkah untuk merestorasi DAS
sehingga menjadikannya lebih baik? Oleh karena itu, diperlukan
suatu cara bagaimana mengembalikan (restorasi) kondisi DAS yang
mengalami kerusakan tersebut, minimal mendekati seperti
keadaan semula.
viii
Restorasi: Dari Konsep ke Aplikasi
ix
Pemilihan strategi dan pendekatan dalam restorasi DAS dapat
menentukan keberhasilan atau kegagalan restorasi. Terdapat
beberapa strategi yang dapat digunakan dalam restorasi yaitu:
restorasi, rehabilitasi, reklamasi, mitigasi, fabrikasi, rekayasa
ekologi, dan tidak melakukan apa-apa (to do nothing). Strategi
restorasi yang dipergunakan dapat tunggal maupun lebih dari satu
strategi yang disinergikan untuk mengatasi suatu pemulihan
berdasarkan pada prioritas masalah yang ada.
x
yang lebih operasional dengan menggunakan metode “Sidik Cepat
Degradasi Sub DAS”.
xi
ha. Jika ditinjau dari penutupan lahannya, wilayah tersebut di atas
sebagian besar berupa tegalan.
xii
menampung volume air banjir sejak tahun 1973. Kapasitas saluran
drainase berkurang karena pemukiman, sampah, dan sedimentasi.
Disamping itu juga disebabkan oleh menurunnya kapasitas
tampung rawa.
Rencana Tindak
xiii
Untuk dapat merencanakan tindakan apa saja yang diperlukan,
harus dilakukan sinkronisasi antara kondisi penutupan lahan yang
ada (existing landcover), kelas Kemampuan Penggunaan Lahan,
dan arahan fungsi yang ada. Berdasarkan kesesuaian antara
penggunaan lahan dengan kelas KPL, masih dijumpai penggunaan
lahan untuk pertanian lahan kering (tegalan) pada lahan yang
tergolong kelas KPL VII (lahan diperuntukkan untuk hutan produksi
terbatas).
xiv
Berbeda dengan aspek perlindungan, aspek penanggulangan
bencana di DAS Ciliwung DS lebih dititikberatkan pada lokasi-lokasi
yang telah mengalami bencana. Rencana tindak dari aspek
penanggulangan bencana yang dapat dilakukan antara lain:
(1) konservasi tanah dan air di daerah hulu dan tengah DAS,
(2) peningkatan ruang terbuka hijau, (3) peningkatan kapasitas
drainase di daerah hilir DAS dan (4) peningkatan kapasitas polder.
Untuk kegiatan konservasi tanah dan air di daerah hulu dan
tengah dilakukan dengan pembuatan rorak atau jebakan air di
lahan hutan, pembuatan embung dan dam (pengendali dan
penahan) di lahan pertanian, pembuatan sumur resapan di
kawasan pemukiman, kolam resapan di kawasan industri dan
perkantoran. Berdasarkan studi ini, sumur resapan mempunyai
efektivitas paling tinggi, dan yang paling kecil adalah dam penahan
(DPn). Pembuatan sumur resapan, biopori, rorak, embung, dam
penahan dan pengendali serta mengintensifkan situ-situ yang ada
pada DAS Ciliwung Hulu dan Tengah diperkirakan dapat
mengurangi volume banjir Jakarta sebesar 34,39% dengan
kebutuhan biaya sebesar Rp. 11 trilyun (Tabel III-26).
xv
Polder dibutuhkan untuk menampung air yang tidak dapat
dialirkan terutama di daerah hilir. Selain pembangunan polder
baru, revitalisasi polder lama sehingga lebih efektif dalam
menampung air menjadi prioritas yang dapat dilakukan. Tidak
kalah pentingnya adalah pemeliharaan polder dan pelibatan
masyarakat sekitar dalam menjaga daya tampung polder.
xvi
regulasi tentang pemanfaatan sumberdaya alam DAS dan
ketegasan penegakan aturannya. Ketiga, diperlukan struktur
interaksi yang jelas di antara parapihak dalam memanfaatkan
sumberdaya alam DAS. Pada setiap interaksi terdapat dua elemen
penting, yaitu kontak dan komunikasi. Kontak terjadi apabila ada
mimbar yang memungkinkan parapihak bisa saling menyapa dan
bertemu untuk mendiskusikan berbagai masalah DAS, seperti
Forum DAS yang ada saat ini. Kemudian, untuk membangun
komunikasi dibutuhkan persamaan persepsi, konsepsi, dan
strategi yang efektif serta efisien untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Oleh karena itu, peningkatkan stakeholder
engagement dilakukan dengan komunikasi intensif dengan
memanfaatkan media online. Dalam media dan forum ini bisa
dimuat kondisi dan keinginan pemangku kepentingan sekaligus
bisa dikomunikasikan hak dan kewajiban tiap pemangku, termasuk
hasil evaluasi, dan disosialisasikan siapa berbuat apa.
xvii
kegiatan restorasi DAS, antara lain: (1) dana dari setiap
pemangku/pemanfaat lahan sesuai peraturan yang ada, (2) dana
konpensasi hulu hilir, (3) dana CSR (Cooperate Social
Responsibility) perusahaan yang menikmati kelestarian DAS,
(4) dana subsidi pemerintah, (5) dana pemerintah (pusat, daerah,
sesuai dengan kewenangannya), khususnya untuk kegiatan
pengelolaan DAS yang mempengaruhi orang banyak, seperti
pembangunan bendungan, dam penahan, waduk, dam
pengendali, dan sebagainya, (6) dana dimasukan ke dalam biaya
pembangunan desa, dan (7) dana CSR dari luar negeri.
xviii
dan bagaimana memanen air hujan sebagai sumber air. Selain itu,
diperlukan penambahan saluran drainase serta pemikiran yang
terkait dengan ke-PU-an, contoh-contoh konservasi air di pinggir
jalan dan di lahan parkir.
xix
DAFTAR ISI
xx
3.3. Tujuan Restorasi .................................................................... 69
3.3.1. Tujuan.......................................................................... 69
3.3.2. Sasaran Restorasi......................................................... 69
3.3.3. Kondisi yang diinginkan ............................................. 70
3.4. Rencana Tindak ..................................................................... 70
3.4.1 Aspek perlindungan DAS............................................ 72
3.4.2. Aspek Penanggulangan Bencana ................................ 75
3.4.3. Aspek Pengembangan/Pemanfaatan............................ 77
3.4.4. Aspek Penguatan Kelembagaan .................................. 79
3.5. Rekomendasi.......................................................................... 88
IV. PENUTUP .............................................................................. 91
Daftar Pustaka................................................................................ 92
Lampiran ....................................................................................... 95
xxi
DAFTAR TABEL
xxii
Tabel III-11. Jumlah penduduk miskin masing-masing
kabupaten/kota di DAS Ciliwung DS ........................ 47
Tabel III-12. Persentase penduduk miskin masing-
masing kabupaten/kota di DAS Ciliwung
DS .............................................................................. 49
Tabel III-13. Laju pertumbuhan ekonomi per
kabupaten/kota di DAS Ciliwung DS ........................ 50
Tabel III-14. Tingkat kerentanan lahan tiap sub DAS di
masing-masing kabupaten/kota............................... 51
Tabel III-15. Luas (ha) daerah rawan kebanjiran di tiap-
tiap Propinsi di DAS Ciliwung DS .............................. 55
Tabel III-16. Kerentanan penduduk terhadap lahan di
DAS Ciliwung DS ....................................................... 57
Tabel III-17. Kerentanan dinamis penduduk terhadap
lahan di DAS Ciliwung DS.......................................... 58
Tabel III-18. Kerentanan ekonomi kabupaten kota di
DAS Ciliwung DS ....................................................... 59
Tabel III-19. Kerentanan dinamis ekonomi di DAS
Ciliwung DS ............................................................... 60
Tabel III-20. Karakterisasi Kerentanan sosial ekonomi
DAS Ciliwung DS ....................................................... 61
Tabel III-21. Tipologi dinamis sosial ekonomi DAS
Ciliwung DS ............................................................... 62
Tabel III-22. Tingkat kerentanan dinamis sosial
ekonomi DAS Ciliwung DS ........................................ 63
Tabel III-23. Kriteria daya dukung DAS yang tergolong
baik menurut Permehut No. 61 Tahun
2014. ......................................................................... 70
Tabel III-24. Beberapa contoh penutupan lahan yang
kurang sesuai dengan arahan fungsi lahan
pada kelas Kemampuan Penggunaan
Lahan VIIg dan VIIs. .................................................. 71
xxiii
Tabel III-25. Perlakuan yang diterapkan di daerah Hulu
dan Tengah DAS ....................................................... 73
Tabel III-26. Jenis, volume, efektivitas dan biaya
konservasi air............................................................ 75
Tabel III-27. Wilayah Administrasi yang Dilewati DAS
Ciliwung DS ............................................................... 80
xxiv
DAFTAR GAMBAR
xxv
Gambar III-6. Penutupan lahan DAS Ciliwung DS ...................... 38
Gambar III-7. Penyebaran tingkat kerentanan lahan
terhadap degradasi di DAS Ciliwung DS .............. 53
Gambar III-8. Distribusi spasial pasokan air banjir DAS
Ciliwung DS .......................................................... 54
Gambar III-9. Distribusi spasial daerah rawan
kebanjiran DAS Ciliwung DS................................. 56
Gambar III-10. Perkembangan penutupan lahan di
Jakarta (Susandi, 2013) ........................................ 66
Gambar III-11. Contoh lokasi untuk pembuatan
agroforestry dan embung (kiri) serta
biopori dan sumur resapan (kanan) (Foto:
T.M. Basuki, 2013) ............................................... 74
Gambar III-12. Teknik kontan yang diterapkan bagian
Hulu dan Tengah DAS Ciliwung DS ...................... 74
Gambar III-13. Sampah di Pintu Air Manggarai (Foto:
T.M. Basuki, 2013) ............................................... 76
Gambar III-14. Perbandingan saluran yang ada dengan
prediksi debit yang akan terjadi .......................... 77
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
xxvii
xxviii
Restorasi DAS Ciliwung
I. PENDAHULUAN
“Kompor Mleduk”
Benyamin Sueb (1939-1995)
1
Restorasi DAS Ciliwung
2
Restorasi DAS Ciliwung
3
Restorasi DAS Ciliwung
4
Restorasi DAS Ciliwung
5
Restorasi DAS Ciliwung
6
Restorasi DAS Ciliwung
1.2. Tujuan
Buku ini bertujuan memberikan gambaran tentang restorasi
DAS, tahapan restorasi DAS, dan perencanaan restorasi DAS.
Secara khusus buku ini berupaya memberi pemahaman tahapan
untuk membuat perencanaan restorasi DAS Ciliwung DS.
Perencanaan restorasi DAS menjadi fokus buku ini karena
perencanaan yang tepat dapat memberi arah yang tepat, efisiensi
penggunaan sumberdaya, efektivitas pengerahan sumberdaya,
acuan bagi monitoring dan evaluasi.
Buku ini diharapkan dapat digunakan bagi pengambil
keputusan di pusat dan daerah dalam pengelolaan DAS Ciliwung,
memberi inspirasi pengelolaan DAS lain, menjadi bahan ajar, dan
pembuka pikiran bagi peneliti serta peminat perencanaan wilayah.
7
Restorasi DAS Ciliwung
8
Restorasi DAS Ciliwung
9
Restorasi DAS Ciliwung
10
Restorasi DAS Ciliwung
11
Restorasi DAS Ciliwung
Sumber: Dimodifikasi dari Johnston dan Moore, 1995; Ziemer, 1997; dan SER
International, 2004
Gambar II-2. Bagan proses penyusunan rencana restorasi DAS
1. Analisis DAS
Langkah awal untuk melakukan restorasi suatu DAS adalah
analisis DAS. Analisis DAS dilakukan melalui identifikasi kondisi
aktual dari DAS untuk mengetahui permasalahan, karakterisasi
potensi dan kerentanan DAS, serta tingkat kebutuhan upaya
pemulihan.
2. Identifikasi masalah dan tujuan restorasi
Berdasarkan hasil analisis kondisi aktual DAS, kemudian
diidentifikasi dan dirumuskan permasalahan dan isu utama
yang ingin dipecahkan melalui kegiatan restorasi, dipetakan
lokasi sumber masalahnya, serta ditentukan arah dan tujuan
restorasi.
3. Identifikasi prioritas restorasi
Berdasarkan hasil pemetaan masalah dan sumbernya,
kemudian dilakukan analisis untuk menentukan prioritas
penanganan masalah berdasarkan satuan sub DAS. Prioritas
12
Restorasi DAS Ciliwung
13
Restorasi DAS Ciliwung
14
Restorasi DAS Ciliwung
d. Mitigasi
Mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi/meringkankan
dampak atau pengaruh sesuatu terhadap sumberdaya.
Mitigasi sering dikaitkan dengan upaya untuk mengurangi
resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (BNPB, 2008). Upaya mitigasi dapat menjadi
strategi yang tepat ketika usaha untuk mencegah dan
mengurangi resiko kerusakan lebih banyak manfaatnya
dibandingkan dengan perbaikan yang dilakukan. Strategi ini
dapat menjadi strategi yang berguna dalam skala lebih kecil,
dimana peluang untuk pemulihan langsung (restorasi),
rehabilitasi atau reklamasi sumberdaya fisik/hayati akibat
gangguan dalam DAS yang rusak secara teknis terbatas,
15
Restorasi DAS Ciliwung
16
Restorasi DAS Ciliwung
17
Restorasi DAS Ciliwung
18
Restorasi DAS Ciliwung
19
Restorasi DAS Ciliwung
20
Restorasi DAS Ciliwung
21
Restorasi DAS Ciliwung
22
Restorasi DAS Ciliwung
23
Restorasi DAS Ciliwung
24
Restorasi DAS Ciliwung
25
Restorasi DAS Ciliwung
26
Restorasi DAS Ciliwung
27
Restorasi DAS Ciliwung
28
Restorasi DAS Ciliwung
29
Restorasi DAS Ciliwung
30
Restorasi DAS Ciliwung
31
Restorasi DAS Ciliwung
a. Curah Hujan
Data curah hujan yang mewakili hulu DAS Ciliwung DS
berasal dari data hujan yang dikumpulkan di perkebunan
Gunung Mas (Kecamatan Tugu Selatan). Berdasarkan data
yang diperoleh, hujan maksimum harian setiap tahun dan
curah hujan tahunan disajikan dalam Gambar III-2 dan Gambar
III-3.
Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dan PT. Perkebunan
Nusantara
Gambar III-2. Curah hujan maksimum harian (mm) dari tahun
1978 hingga 2008
32
Restorasi DAS Ciliwung
Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dan PT. Perkebunan
Nusantara
Gambar III-3. Curah hujan tahunan (mm) dari tahun 1978 hingga
2008
b. Sistem Lahan
Hulu DAS Ciliwung DS terletak di daerah Gunung Salak
dan Gunung Pangrango, dengan fisiografi berbukit hingga
bergunung. Lereng dapat mencapai sekitar 74% dengan
panjang lereng mencapai 500 sd 700 m (Trisnadi, 2006).
Sistem lahan DAS Ciliwung DS berdasarkan peta Regional
Physical Planning Programme for Transmigration (RePPProT)
skala 1:250.000 menunjukkan bahwa di bagian paling Selatan
merupakan pegunungan (TGM) yang merupakan gunung
33
Restorasi DAS Ciliwung
34
Restorasi DAS Ciliwung
Sistem Lahan
Sub DAS Juml
BBG BGR BTK CSG GSM JKT KJP MKS TGM UPG
Hulu
35
Restorasi DAS Ciliwung
36
Restorasi DAS Ciliwung
Luas (ha)
(tdk
Arahan Fungsi ter-
APL HL HP KSPA TWA Total
identifi-
kasi)
Kali Angke
7.418,87 69,42 162,98 67,39 147,69 7.866,35
Pesanggrahan Hilir
Kali Buaran 8.007,78 0,40 8.008,18
d. Penutupan Lahan
Penutupan lahan DAS Ciliwung DS berdasarkan citra
Landsat tahun 2011 dan pengecekan tahun 2013 menunjukkan
bahwa DAS Ciliwung DS didominasi oleh pemukiman dan
gedung-gedung sebanyak 51%. Gambar III-5 memperlihatkan
pemukiman dan gedung-gedung tersebut. Pertanian lahan
kering berupa tegalan merupakan penutupan lahan kedua
luasnya yang meliputi 13%. Hutan hanya menempati porsi 3%
dari luas DAS. Tabel III-4 memperlihatkan masing-masing
penutupan lahan yang dijumpai di DAS Ciliwung DS, dan secara
spasial disajikan dalam Gambar III-6.
37
Restorasi DAS Ciliwung
38
Restorasi DAS Ciliwung
39
Restorasi DAS Ciliwung
f. Penduduk
Terkait jumlah penduduk, Tabel III-6 menyajikan jumlah
penduduk di kabupaten/kota dalam DAS Ciliwung DS. Jumlah
penduduk yang semakin meningkat setiap tahun menunjukkan
40
Restorasi DAS Ciliwung
41
Restorasi DAS Ciliwung
42
Restorasi DAS Ciliwung
43
Restorasi DAS Ciliwung
44
Restorasi DAS Ciliwung
45
Restorasi DAS Ciliwung
46
Restorasi DAS Ciliwung
47
Restorasi DAS Ciliwung
48
Restorasi DAS Ciliwung
49
Restorasi DAS Ciliwung
50
Restorasi DAS Ciliwung
DKI Jakarta
Jakarta Barat Ciliwung Hilir 15,6 198,8 - - -
Kali Angke
Pesanggrahan Hilir 290,1 596,8 - - -
Kali Angke 581,0 3.511,6 1.326,4 43,3 -
Kali Krukut 194,2 2.279,0 1.180,2 21,3 -
Kali Pesanggrahan 3,7 562,2 1.458,0 106,7 -
Jakarta Pusat Ciliwung Hilir 117,5 2.277,9 - - -
Kali Krukut 93,5 1.417,7 698,5 6,5 -
Kali Sunter 5,3 610,0 -
51
Restorasi DAS Ciliwung
Banten
Kota Tangerang Kali Angke 3,8 855,6 6.146,0 527,9 -
Kali Pesanggrahan 0,2 9,5 634,2 69,7 -
Kab. angerang Kali Angke 0,8 595,8 4.575,8 1.163,1 -
Kali Pesanggrahan 0,0 366,5 4.518,3 1.007,6 -
52
Restorasi DAS Ciliwung
53
Restorasi DAS Ciliwung
54
Restorasi DAS Ciliwung
55
Restorasi DAS Ciliwung
56
Restorasi DAS Ciliwung
57
Restorasi DAS Ciliwung
58
Restorasi DAS Ciliwung
59
Restorasi DAS Ciliwung
Rasio
Pertumb. Skala
Kabupaten/Kota pendapatan Keterangan
ekonomi Kerentanan
kemiskinan
Tangerang 4,0 6,1 2 Sedikit rentan
Kota Tangerang 8,6 5,9 2 Sedikit rentan
DAS Ciliwung DS 11,8 6,0 2 Sedikit rentan
Sumber : diolah dari data BPS, 2014
60
Restorasi DAS Ciliwung
Tipologi Ekonomi
Kabupaten/Kota
2009 2010 2011 2012 2013
DAS Ciliwung DS 2 2 2 2 2
Sumber : diolah dari data BPS, 2014
61
Restorasi DAS Ciliwung
62
Restorasi DAS Ciliwung
Tahun
Kabupaten/Kota
2009 2010 2011 2012 2013
DAS Ciliwung DS 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Sumber : diolah dari data BPS, 2014
Jakarta Barat Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan
Jakarta Utara Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan
Bogor Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan
Sukabumi Agak rentan Agak rentan Agak rentan Sedikit rentan Agak rentan
Cianjur Agak rentan Agak rentan Agak rentan Sedikit rentan Agak rentan
Bekasi Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan
63
Restorasi DAS Ciliwung
Tahun
Kabupaten/Kota
2009 2010 2011 2012 2013
Kota Bogor Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan
Kota Bekasi Agak rentan Sedikit rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan
Kota Depok Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan
Tangerang Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan Agak rentan
Kota Tangerang Agak rentan Agak rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan
DAS Ciliwung DS Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan Sedikit rentan
Sumber : diolah dari data BPS, 2014
64
Restorasi DAS Ciliwung
204 (tahun 2007) dan tahun 2010 tinggal 180 buah (Ditjen
Sumberdaya Air, 2013).
Disamping DAS Ciliwung Hulu dan Tengah, pemasok air
banjir yang cukup besar lainnya adalah DAS Kali Angke (19%) dan
DAS Kali Krukut (13%). Oleh karena pasokan air yang cukup tinggi
dari Hulu dan Tengah DAS Ciliwung DS dan Kota Jakarta yang
terletak di bawahnya datar akan mudah mengalami kebanjiran.
Jika ditelaah lebih jauh penyebab banjir di bagian hilir adalah
perkembangan pemukiman dan kurangnya saluran drainase.
Jumlah penduduk yang meningkat pesat membuat
perubahan penutupan lahan menjadi pemukiman juga meningkat
luas dan pertumbuhannya. Hal ini didukung hasil analisis Susandi
(2013) yang menunjukkan pada tahun 1972 kota Jakarta masih
sedikit pemukiman, namun pada tahun 2002 sudah hampir semua
tertutup pemukiman (Gambar III-10). Pertumbuhan pemukiman
tersebut tidak diikuti dengan pengembangan saluran drainase
yang baik dan mencukupi sehingga pada saat hujan membuat
banjir terjadi. Upaya pembangunan Banjir Kanal Barat sudah tidak
mampu lagi menampung volume air banjir sejak tahun 1973.
Kapasitas saluran drainase berkurang karena pemukiman, sampah,
dan sedimentasi. Disamping itu juga menurunnya kapasitas
tampung rawa. Jadi karakteristik dasar DAS Ciliwung DS adalah
(1) tingginya pasokan air di daerah hulu, (2) bentuk lahannya yang
datar rendah, dan (3) pemukiman padat dengan masyarakat yang
tidak sadar lingkungan. Ketiga hal inilah yang menjadi penyebab
“takdir sejarah” Jakarta selalu terkena banjir sampai saat ini. Hasil
analisis karakteristik DAS sejalan dengan kenyataan yang terjadi,
penelaahan literatur yang ada dan berita-berita media massa
bahwa DAS Ciliwung DS merupakan DAS yang selalu menimbulkan
bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya sejak jaman penjajahan
Belanda hingga saat ini. Selain itu terdapat kecenderungan banjir
65
Restorasi DAS Ciliwung
66
Restorasi DAS Ciliwung
67
Restorasi DAS Ciliwung
68
Restorasi DAS Ciliwung
69
Restorasi DAS Ciliwung
70
Restorasi DAS Ciliwung
Ciliwung Tengah
Rumput/Tanah kosong 0,9
Sawah Irigasi 20,7
Sawah Tadah Hujan 30,0 0,5
Tegalan/Ladang 211,6
71
Restorasi DAS Ciliwung
72
Restorasi DAS Ciliwung
73
Restorasi DAS Ciliwung
74
Restorasi DAS Ciliwung
75
Restorasi DAS Ciliwung
76
Restorasi DAS Ciliwung
800
700
600
Debit (m3/dt)
500
400
300
200 Rencana
100 Existing
0
77
Restorasi DAS Ciliwung
78
Restorasi DAS Ciliwung
79
Restorasi DAS Ciliwung
80
Restorasi DAS Ciliwung
81
Restorasi DAS Ciliwung
82
Restorasi DAS Ciliwung
2. Stakeholder engagement
Sumberdaya alam di DAS merupakan salah satu jenis
sumberdaya yang saling mempengaruhi satu sama lainnya
(common pool resource) (Suwarno, et al., 2011). Pemanfaatan
sumberdaya DAS oleh seseorang dapat mempengaruhi orang
lain. Hubungan ini terlihat jelas pada konteks hidrologi, dimana
pemanfaatan lahan di hulu akan berdampak pada lahan di
hilirnya. Mengingat pentingnya fungsi-fungsi DAS maka dalam
pemanfaatan sumberdaya DAS dibutuhkan suatu kesadaran
(koordinasi) antara parapihak yang terkait dalam DAS tersebut.
Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa dalam
pengelolaan DAS melibatkan banyak pemangku kepentingan,
baik dari pemerintahan, swasta maupun swadaya masyarakat.
Semua para pemangku kepentingan ini memiliki tujuan dan
kepentingan sendiri-sendiri. Namun demikian yang perlu
disadarkan adalah semua pemangku tidak hanya memiliki hak,
tetapi juga memiliki kewajiban dan tanggungjawab sosial. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan pengelolaan DAS yang dapat
mengakomodasi berbagai kepentingan parapihak diperlukan
proses stakeholder engangement.
Runga C. Ford (1993) dalam bukunya “Common Property and
Collective Action in Economic Development” dalam Usman
(2000) mengusulkan konsep common property dalam
penggunaan sumberdaya alam (DAS). Pada dasarnya konsep
ini sudah lama melembaga di sejumlah masyarakat, namun
hilang ketika berkembangnya konsep sumberdaya alam
sebagai faktor produksi. Dalam konsep common property,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Pertama,
para pihak (stateholder), apakah itu masyarakat, birokrat,
politisi, pelaku bisnis, dan sukarelawan, harus dibangun spirit
bahwa sumberdaya alam DAS adalah “milik bersama”. Pada
konsep ini, pihak pemilik bukan tidak boleh menggunakannya,
83
Restorasi DAS Ciliwung
84
Restorasi DAS Ciliwung
85
Restorasi DAS Ciliwung
86
Restorasi DAS Ciliwung
87
Restorasi DAS Ciliwung
3.5. Rekomendasi
- Konservasi tanah dan air tidak cukup hanya dilakukan di
DAS Ciliwung DS saja karena kontribusi banjir dari DAS di
luar Ciliwung mencapai 76% terhadap banjir Jakarta.
- Konservasi air di daerah hulu dan tengah DAS Ciliwung DS
yang meliputi pembuatan sumur resapan, biopori, DPi,
rorak, embung, dan DPn dapat mengurangi banjir sekitar
34% dengan biaya sekitar Rp. 11 trilyun.
- Perlu dilakukan peningkatan koordinasi antar parapihak
sebagai basis penguatan kelembagaan pengelolaan DAS
lintas propinsi.
- Untuk pengurangan banjir Jakarta, diperlukan
penambahan saluran drainase dan perlu pemikiran yang
terkait dengan ke-PU-an.
88
Restorasi DAS Ciliwung
89
Restorasi DAS Ciliwung
90
Restorasi DAS Ciliwung
IV. PENUTUP
91
Restorasi DAS Ciliwung
Daftar Pustaka
92
Restorasi DAS Ciliwung
93
Restorasi DAS Ciliwung
94
Restorasi DAS Ciliwung
LAMPIRAN
95
Restorasi DAS Ciliwung
96
Restorasi DAS Ciliwung
97
Restorasi DAS Ciliwung
98
Restorasi DAS Ciliwung
99
Restorasi DAS Ciliwung
B MANAJEMEN (40%)
a Penggunaan Lahan Hutan Alam Sangat rendah 1
(20%) Hut Tan/Perkebunan Rendah 2
Semak/Blkar/Rumput Sedang 3
Tegal/Pekarangan Tinggi 4
Sawah/Pemukiman Sangat tinggi 5
b Infrastruktur (jika lereng <25% Tak Ada Jalan Memotong Sangat rendah 1
= skore 1) Lereng
(15%) Lereng Terpotong Jalan Sangat tinggi 5
100
Restorasi DAS Ciliwung
101
Restorasi DAS Ciliwung
Sesar
1
U
Patahan D
2
Gawir
3
Sumber : Paimin et al., 2012
102
Restorasi DAS Ciliwung
103
Restorasi DAS Ciliwung
*) dan **) dalam kondisi normal atau tidak dalam kondisi kritis atau terganggu
Sumber : Paimin et al., 2012
104
Restorasi DAS Ciliwung
2
5. Lereng rata DAS Secara manual dg peta Lereng dihitung pada
(%) topografi: S = (c x l)/A setiap unit lahan
Secara otomatis dg peta RBI
digital & program ArcGIS
6. Manajemen Dari jenis penutupan lahan Peta RBI
aktual di DAS yang Citra satelit/Foto udara
berssangkutan. Survei lapangan
7. Debit Spesifik Dari data SPAS/ Stasiun Pos Data 10 tahun terakhir
Maksimum Duga Air
Tahunan
Sumber : Paimin et al., 2012
105
Restorasi DAS Ciliwung
Bulat
106
Restorasi DAS Ciliwung
Sedang Jarang
Sangat Jarang
107
Restorasi DAS Ciliwung
108
Restorasi DAS Ciliwung
109
Restorasi DAS Ciliwung
110
Restorasi DAS Ciliwung
111
Restorasi DAS Ciliwung
(1) dimana:
112
Restorasi DAS Ciliwung
; dan seterusnya
113
Restorasi DAS Ciliwung
12.656,15
=
85,3
= 149 KK
114
Restorasi DAS Ciliwung
115
Restorasi DAS Ciliwung
Ciliwung Hulu 61,7 128 157,7 16.332,8 254,1 64,3 14.925 9.592.034
K. Angke Pesang-
86,45 96 39,8 9.177,6 127,8 71,8 7.866 5.646.601
grahan Hilir
Kali Angke 85,77 120 42,1 14.352,0 153,7 93,4 24.048 22.453.442
Kali Sunter Hilir 86,6 96 39,3 9.177,6 127,4 72,0 15.535 11.187.411
Kali Sunter Hulu 81,25 120 58,6 14.352,0 166,9 86,0 2.838 2.440.561
116
Restorasi DAS Ciliwung
117
Restorasi DAS Ciliwung
118
Restorasi DAS Ciliwung
119
Restorasi DAS Ciliwung
120
Restorasi DAS Ciliwung
121