Tebet, JakSel Kampung Pulo RW 02 & RW 03, Kel. Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, JakTim
Sekretariat Ciliwung Merdeka: Jl. Kebon Pala II No 7C, RT/RW: 04/04, Kel. Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur Tel/Fax: 021-85900310, Email: ciliwung@cbn.ned.id Kontak: I. Sandyawan Sumardi (HP: 081298880010, sandyawan@gmail.com)
Ciliwung Merdeka (CM) didirikan pada tanggal 13 Agustus 2000 dan secara resmi menjadi badan hukum pada tanggal 13 Mei 2008 sebagai Yayasan Ciliwung Merdeka.
CM adalah sebuah wahana gerakan kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Komunitas Kerja yang terdiri dari anak, remaja dan warga Bukit Duri bantaran sungai Ciliwung RT 005, 006, 007, 008 RW 012, Kel. Bukit Duri, Kec. Tebet, Jakarta Selatan dan Kampung Pulo RT 009, 010, 011 RW 003 Kel. Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur bersama para pendamping Jaringan Kerja Kemanusiaan CM. CM diselenggarakan untuk menghadapi tantangan utama kehidupan anak, remaja dan warga Bukit Duri yaitu hambatan, kepungan dan ketidakadilan struktural-vertikal dalam bidang sosialekonomi-politik-budaya, dalam wujud proses pembodohan, pemiskinan dan ketidakpastian hidup di bidang pendidikan, pekerjaan dan lingkungan hidup, yang mereka hadapi setiap hari di setiap lini kehidupan. Sudah 11 tahun lebih komunitas warga Bukit Duri didampingi dan difasilitasi Ciliwung Merdeka melalui program-program pemberdayaannya dalam hal tumbuhnya kesadaran, solidaritas dan sikap swadaya komunitas warga untuk mewujudkan perubahan kualitas hidup yang lebih bermartabat
Pasar Jatinegara
Depo KA
Rencana Pemerintah DKI Jakarta & Pusat 2012-2014: Pelebaran sungai Ciliwung menjadi 50m. Warga di relokasi ke RUSUNAWA di kawasan Berlan, Matraman, Jakarta Timur dgn biaya sewa Sekolah Rp. 300.000,-/bln minus listrik St. Maria & air (pasca 2 tahun)
Sungai Ciliwung
U
Sumber Peta: Google
Manusia Miskin
Bagaimana kami, Ciliwung Merdeka memandang kaum miskin atau kaum korban kelompokkelompok masyarakat yang tidak diuntungkan, sebagai subyek pelayanan utama? a. b. c. d. e. Kaum miskin ternyata tak kalah rasional dalam hal mengingat, menimbang, dan memutuskan perkara-perkara yang menyangkut harkat hidup dan mati mereka. Kaum miskin sering kali merupakan aktor sekaligus interpretator sejarahnya sendiri. Mereka cenderung mengembangkan caranya sendiri dalam mencoba memahami segala peristiwa hidup, benda-benda dan alam sekitarnya. Kaum miskin senantiasa cenderung akan menolak tawaran inovasi yang tak mungkin diintegrasikan ke dalam tata nilai serta tata kebutuhan yang ada. Kestabilan mantap dalam cara hidup kaum miskin ternyata sering merupakan hasil penalaran dan mekanisme mempertahankan diri yang telah teruji demikian lama. Miskin hidupnya serba tergusur, namun kaum miskin tak akan pernah berhenti berjuang untuk mewujudkan eksistensi hidupnya menuju ke suatu kepenuhan. Dan kepenuhan ini tak dapat diartikan secara tepat, kecuali oleh mereka sendiri. Maka sikap kita selayaknya adalah: mau memahami dan menghargai cara perjuangan mereka yang khas, dan menjauhkan diri dari segala kecenderungan untuk bergatal tangan, mendikte mereka dengan segala macam inovasi yang sebenarnya berasal dari luar kehidupan mereka. Segala macam upaya konsientisasi hanya dapat dibenarkan, sebagai ajakan untuk bangkit bersama dan membangun bersama. Pengalaman keterlibatan di lapangan senantiasa mengatakan bahwa akhirnya kaum miskin sendirilah yang paling punya hati dan daya untuk membantu perjuangan kabangkitan sesama kaum miskin. Maka kalau kita ingin membantu mereka, yang pertama-tama harus dibangun adalah jaringan solidaritas diantara mereka sendiri untuk menggalang kekuatan mereka. Dengan prioritas pelayanan para jaringan solidaritas kaum miskin itu, kita dapat menghindari munculnya ekses berupa sikap ketergantungan mereka pada pribadi atau lembaga kita (yang sering nampak pada sarana finansial dan inovasi spektakuler), sebaliknya kita memberikan pendampingan dan kesempatan seleluasa mungkin demi semakin bertumbuhnya sikap mandiri dan serta sikap swadaya yang sehat dan alamiah pada mereka. Dengan menomorduakan bantuan karitatif, kita justru mempunyai kesempatan untuk lebih hadir sebagai saksi penuh simpati atas pengalaman perjuangan hidup mereka untuk semakin menjadi aktor dan interpretator dari proses dan sejarah kebangkitan hidup mereka sendiri. Kemandirian, sikap swadaya dan swakarsa mereka, itulah tujuan pokok dari segala macam partisipasi pelayanan sosial kita.
f.
g.
Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan dapat diartikan sebagai perolehan kekuatan dan akses terhadap sumber daya untuk mencari nafkah. Bahkan dalam perspektif ilmu politik, kekuatan menyangkut pada kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Istilah pemberdayaan sering dipakai untuk menggambarkan keadaan seperti yang diinginkan oleh individu, dalam keadaan tersebut masing-masing individu mempunyai pilihan dan kontrol pada semua aspek kehidupannya. Konsep ini merupakan bentuk penghargaan terhada manusia atau dengan kata lain memanusiakan manusia. Melalui pemberdayaan akan timbul pergeseran peran dari semula korban pembangunan menjadi pelaku pembangunan. Perpektif pembangunan memandang pemberdayaan sebagai sebuah konsep yang sangat luas. Pemberdayaan partisipatif meliputi menghormati perbedaan, kearifan lokal, dekonsentrasi kekuatan dan peningkatan kemandirian. Model pemberdayaan didasarkan pada kenyataan situasi kongkret manusia yang menderita, tertindas dan berjuang untuk suatu kebebasan. Inti metodenya adalah praxis, bukan sebagai penerapan teori, melainkan sebagai landasan teori yang selalu muncul dan mengoreksi diri. Asumsi dasarnya adalah suatu kebenaran baru diketahui dan menjadi sah dalam aksi dan tindakan. Maka pengalaman akan masalah kebenaran, Keadilan, perdamaian, demokrasi pada umumnya diartikan bukan sebagai hal intektual melainkan harus merupakan pengalamam praksis di dunia. Hanya dalam dan melalui proses peralihan dan perubahan praktis (artinya dalam aksi dan tindakan) kita sungguh-sungguh memperoleh jalan menuju kebenaran, Keadilan, perdamaian, dan demokrasi. Implikasi dari model gerakan pemberdayaan ini adalah: a. Model gerakan pemberdayaan ini senantiasa unik dan otentik, tidak bisa hanya dengan perwujudannya yang mulai dengan dogma atau simbol, melainkan harus dengan perwujudannya yang kongkret dalam praxis keterlibatan historis. b. Tidak seluruh syarat bagi kemungkinan suatu tuntutan bahwa model gerakan pemberdayaan ini senantiasa harus normatif telah terpenuhi. (kebenaran, Keadilan, perdamaian, dan demokrasi tak mungkin terwujud sepenuhnya di dunia ini). c. Tanpa harus memandang nilai-nilai yang ditawarkan sebagai satu-satunya norma, keterlibatan kita dalam proses pemberdayaan yang dialogis dan otentik tidak terpengaruh. d. Model gerakan pemberdayaan ini senantiasa memberi kemungkinan pengakuan adanya nilai-nilai kebenaran, keadilan dan perdamaian di luar komunitas kita. Sebab dasar dan norma bagi nilai-nilai kebenaran, keadilan dan perdamaian adalah praksis yang membebaskan.
Bersama
Analisis Sosial
CILIWUNG MERDEKA
1
Pengalaman Praktek Kontekstual Keterlibatan Bersama
Perencanaan
Bukit Duri & Kampung Pulo merupakan Permukiman Padat yang dilalui sungai Ciliwung meskipun seringkali mengalami banjir kiriman Lokasinya Strategis dengan gerak Perekonomian yang dinamis.
Dengan berbagai persoalan & potensi lingkungan yang ada, warga hidup harmonis, saling berdampingan dan bekerjasama.
1 2
3
4 5 6 7
Semua kegiatan dilakukan berdasarkan kesepakatan dan keterlibatan aktif warga. Rembug Warga untuk berdiskusi, sosialisasi maupun penyuluhan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan yang ditawarkan Ciliwung Merdeka. WARGA ADALAH AKTOR UTAMA.
Membuka, membangkitkan dan memberdayakan kesadaran kritis warga, terutama anak-anak dan remaja, melalui gerakan sosial-kebudayaan, yang secara spesifik dalam wujud ekspresi pementasan sinergis antara teater, tari, musik, audio-visual, serta tata-ruang kampung seni kreatif, sehingga anak-anak, remaja dan seluruh warga, mampu mendayagunakan, energi-energi potensial yang ada pada dirinya, seluruh prasana dan sarana yang ada tersedia dalam lingkungan hidupnya, secara maksimal, efektif dan berkelanjutan berbasiskan komunitas, penghargaan lingkungan hidup serta pemberdayaan ekonomi warga Bukit Duri dan Kampung Pulo Pementasan Budaya Teater Musikal ini dimainkan oleh sekitar 75 warga komunitas bantaran sungai Ciliwung di Bukit Duri dan Kampung Pulo, yang terdiri dari anak-anak, remaja, ibu-ibu, dan juga bapak-bapak. Inilah ekspresi perjuangan hidup sehari-hari, Kisah Perjuangan Komunitas Ruang Sisa.
SEBELUM-SESUDAH
SEBELUM-SESUDAH
Evaluasi: Upaya penyadaran dan pendampingan warga merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak sekejap. Penggunaan material cat kualitas rendah dan murah, sehingga warnanya saat ini sudah memudar.
Untuk menambah wawasan dan sharing antar komunitas, para ahli dan warga korban penggusuran.
Melalui sesepuh dan tokoh warga, mengumpulkan cerita tentang Bukit Duri dan Kampung Pulo sebagai salah satu aset dan salah satu poin analisis kampung.
mbu/As Sungai
Rencana Jalan Inspeksi = 7, 5 m
4m
2m
Unit hunian
Unit hunian
Unit hunian
Batas Kaveling