Anda di halaman 1dari 26

TEAR NATIONAL CASE COMPETITION

Penyembuhan Citarum Melalui Prespektif Masyarakat: Implementasi Eco-


RT Sebagai Pelopor Masyarakat Pinggiran Sungai yang Ramah Lingkungan

(Studi kasus: RT3 RW5 Desa Lengkong)

Disusun Oleh:

Skłodowska

Nama Anggota:

1. Arariko Rezeki Pasa


2. Tanni Maisari
3. Fitrianawati Tri Palupi

2018
RINGKASAN EKSEKUTIF

Sungai Citarum berkontribusi dalam mewujudkan tujuan dari Sustainable


Development Goals (SDGs) Indonesia yang ke-6 dimana Sungai Citarum
merupakan penopang hidup masyarakat Jawa Barat sekaligus denyut perekonomian
Indonesia. Akan tetapi Citarum telah kehilangan perannya dikarenakan dua
masalah utama yaitu limbah dan banjir yang sangat akut. Oleh karenanya,
pemerintah senantiasa melakukan berbagai macam penanganan diantaranya dengan
menertibkan penggunaan IPAL dan melakukan normalisasi sungai. Akan tetapi
solusi yang diberikan belum menutupi berbagai permasalahan lainnya. Penanganan
limbah domestik, banjir, dan sampah plastik salah satunya. Untuk mengatasi ketiga
permasalahan tersebut dibutuhkan partisipasi yang berasal dari masyarakat. Konsep
Eco-RT menawarkan tiga solusi utama yaitu implementasi johkasou, biopori, dan
program pengepulan sampah pada masyarakat pinggiran sungai. Dengan adanya
Eco-RT masyarakat yang menerapkannya dapat mereduksi limbah domestik secara
signifikan serta meminimalisir efek banjir. Kedepannya konsep Eco-RT diharapkan
dapat menjadi pelopor masyarakat daerah lainnya, baik melalui inisiatif tiap
wilayah ataupun kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekayaan alam yang dimiliki sungai merupakan salah satu tujuan
Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia ke-6 yaitu untuk menjamin
ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan. Salah
satu potensi akar penopang hidup masyarakat Jawa Barat adalah Sungai
Citarum. Citarum mengalir dari Gunung Wayang Selatan dan mengalir ke utara
lalu bermuara di Laut Jawa. Dengan panjang sekitar 269 KM Citarum
berkontribusi sebagai denyut nadi perekonomian Indonesia sebesar 20% Gross
Domestic Product dan menyediakan 80% kebutuhan air minum (Greenpeace,
2018). Dengan kekayaan yang dimiliki Citarum tersebut, sudah seharusnya
masyarakat Jawa Barat mempertahankannya.
Kini Citarum telah kehilangan perannya, air yang mengalir melalui
Citarum telah tercemar oleh berbagai limbah yang paling berbahaya dan
beracun. Dari hasil tes, air yang biasa digunakan oleh warga di sekitar Sungai
Citarum berada di level sangat berbahaya karena 1.000 kali di atas standar
berbahaya yang ditetapkan Amerika Serikat (nationalgeographic, 2018). Tidak
hanya memiliki air yang sangat berbahaya, Sungai Citarum sering kali
menghasilkan banjir saat hujan deras. Informasi terakhir pada 9 April 2018
menunjuknya setidaknya ada 2000 rumah yang terendam banjir pada kawasan
kabupaten Bandung (Liputan6, 2018). Dengan kondisi yang begitu
memprihatinkan, perlu dilakukan tindakan kuratif yang tepat dalam
merevitalisasi Citarum.
Dalam menanggulangi permasalahan banjir dan limbah, pemerintah telah
melakukan berbagai macam penanganan yaitu dengan menertibkan penggunaan
IPAL pada tiap industri dan instansi yang menghasilkan limbah, disisi lain
pemerintah sedang melakukan normalisasi sungai guna mengatasi
permasalahan banjir. Adapun pembuatan pipa gendong, olah sampah
lingkungan, pembuatan perahu sampah, danau resapan, masih dalam tahap
perancangan. Berbagai solusi eksisting diatas dinilai belum efektif dimana

2
permasalahan limbah domestik masih belum teratasi sementara limbah
domestik merupakan komposisi terbesar dari pencemaran air citarum sebesar
62.16% (KLHK Jawa Barat dan Penelitian Fakultas Teknik Lingkungan ITB,
2017). Demikian pula pada permasalahan banjir, normalisasi sungai sebagai
solusi mampu menampung dan mempercepat distribusi air yang mengalir dari
hulu hingga hilir, akan tetapi upaya dalam penyerapan air oleh tiap daerah
sebagaimana kota-kota besar di dunia belum seutuhnya diimplementasi atau
masih dalam tahap perencanaan.
Dalam menghadapi permasalahan banjir dan limbah Citarum, tidak cukup
hanya mengandalkan peran pemerintah. Partisipasi masyarakat memiliki peran
strategis dalam merealisasi solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut.
Jika setiap masyarakat sadar akan pentingnya gaya hidup ramah lingkungan
serta mampu mengimplementasinya, maka revitalisasi citarum bukanlah suatu
keniscayaan lagi. Untuk membangun lingkungan masyarakat yang ramah
lingkungan konsep Eco-RT dinilai relevan dalam implementasinya. Eco-RT
merupakan kolaborasi antara penerapan teknologi johkasou, pengepulan
sampah, dan biopori yang efektif. Dengan menginisiasi implementasi eco-RT
pada masyarakat Desa Lengkong sebagai Pilot Project diharapkan dapat
memicu masyarakat daerah lainnya, baik melalui inisiatif tiap wilayah ataupun
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Solusi tersebut tentunya direalisasi
dengan menyesuaikan pendekatan pendekatan khusus sesuai wilayahnya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :

1) Bagaimana perencanaan revitalisasi Sungai Citarum dengan memanfaatkan


konsep eco-RT?
2) Bagaimanakah strategi revitalisasi Sungai Citarum dengan memanfaatkan
konsep eco-RT serta dampaknya bagi masyarakat Desa Lengkong?
3) Apa peran masyarakat Desa Lengkong dalam mengembalikan Citarum yang
bermartabat?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan dalam penulisan karya tulis tinjauan pustaka ini diantaranya :

3
1) Mengetahui perencanaan revitalisasi Sungai Citarum dengan memanfaatkan
konsep eco-RT.
2) Mendeskripsikan strategi revitalisasi Sungai Citarum dengan
memanfaatkan konsep eco-RT serta dampaknya bagi masyarakat Desa
Lengkong.
3) Mengetahui peran masyarakat Desa Lengkong dalam mengembalikan
Citarum yang bermartabat.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah menjadi gagasan dalam
mewujudkan Citarum yang vital dan ramah lingkungan dengan menggunakan
konsep eco-RT .

4
Bab II

TINJAUAN TEORI

2.1 Johkasou
Johkasou merupakan salah satu teknik dari instalasi pengolahan air limbah
(IPAL). Johkasou adalah teknologi pengembangan lanjut dari Septic Tank,
yang berfungsi untuk mengolah air limbah domestik (air limbah MCK dan air
limbah dapur). Teknik ini bereperan sebagai Bio Septic Tank yang dapat
dijadikan sebagai alternatif Septic Tank Konvensional yang bisa dipasang di
lingkungan Rumah Tangga maupun perkantoran.

2.2 Biopori
Lubang resapan Biopori dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata, salah
satu peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Lubang resapan Biopori adalah lubang
silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air
yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya
resap air pada tanah. Didalam lubang biopori juga terdapat timbunan sampah
organik yang dapat digunakan untuk menghasilkan kompos.

2.3 Bank Sampah


Suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah
di pilah. Hasil dari pengumpulan ini akan disetorkan ke tempat pembuatan
kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola
seperti perbankkan dengan petugas sukarelawan sedangkan penyetor yaitu
warga yang tinggal dilokasi sekitar bank dan warga tersebut akan mendapatkan
buku tabungan seperti menabung di bank.

2.4 Revitalisasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) revitalisasi merupakan
proses, cara dan pembuatan memvitalkan (menjadi vital). Sedangkan vital
sendiri mempunyai arti penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan
sebagainya). Fokus utamanya pada struktur manajemen yang harus dikelola
dengan baik oleh aktor yang berkompeten, serta polanya mengikuti perubahan-

5
perubahan, sehingga benar jika konsep revitalisasi mengacu pada program,
pembangunan (Alfianita, 2015).

2.5 Stakeholder Analisis


Stakeholder analisis adalah proses mengidentifikasi dan menganalisis
stakeholder, dan merencanakan partisipasi mereka (Rietbergen-McCracken,
1998)

2.6 Eco-RT
Eco-RT merupakan konsep kolaborasi antara penerapan teknologi
johkasou, pengepulan sampah, dan biopori yang efektif pada masyarakat RT
lingkungan pinggir sungai.

6
Bab III

ANALISIS DATA
3.1 Analisis Lingkungan
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan terhadap Desa Lengkong
RT3 RW5, dapat disimpulkan kondisi lingkungan sebagai berikut :

1) Aliran hilir sungai mengalir dari Kota Bandung sehingga membawa


sampah-sampah bawaan dari Kota Bandung.
2) Sampah sekitar hilir sungai kebanyakan sampah anorganik dengan tipe
plastik.
3) Penduduk sekitar pinggir hilir sungai tidak memiliki saluran septic tank,
sehingga limbah septic tank dan cairan rumah tangga langsung mengalir
ke hilir sungai.
4) Pendapatan penduduk sekitar sangat minim,dan skala tertinggi 1 juta
rupiah perbulannya dengan pekerjaan yang tidak tentu (serabutan).
5) Lingkungan sekitar tidak memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
khusus, mereka membakar sampah setiap hari sehingga dapat
menimbulkan pencemaran tanah dan udara.
6) Memiliki lahan yang sempit.

3.2 Stakeholder Analisis


Townsley (1998) mengkategorikan stakeholder menjadi dua yaitu primary
stakeholder dan secondary stakeholder.

Primary Stakeholder di Desa Lengkong, pinggir Hilir Sungai Citarum :

1) Ketua RT 03 Desa Lengkong


2) Warga RT 03 Desa Lengkong

Secondary Stakeholder di Desa Lengkong, pinggir Hilir Sungai Citarum :

1) Pemerintah Kota Bandung


2) Pemerintah Provinsi Jawa Barat
3) Researcher
4) Non Goverment Organization (NGO)

7
Stakeholder Mapping

highB. Subject A. Keyplayer


Warga RT.03 Desa Ketua RT.03 Desa
Lengkong. Lengkong.
INTEREST

C. Crowd D. Content Setter


1. Researcher 1. PemKot
2. NGO Bandung
2. PemProv Jawa
Barat

low Tabel 3.1 Stakeholder Mapping high


POWER
3.3 Pilihan Solusi

Solusi Kelayakan Kesimpulan

Limbah Biaya Implementasi Dampak Perawatan


Domestik
IPAL Komunal 3 1 3 2 x
Johkasou 3 5 5 3 v
Pipa Gendong 5 1 2 4 x
Limbah Plastik Biaya Implementasi Dampak Perawatan

Pengepulan 5 4 2 4 v
Sampah
Bank Sampah 1 2 5 3 x
Banjir Biaya Implementasi Dampak Perawatan

Biopori 4 4 2 4 v
Sumur Resapan 1 1 4 3 x
1: Not Recommended 5: Very Recommended

Tabel 3.2 Pilihan Solusi Eco-RT

8
Parameter Feasibility:

1) Cost: Perbandingan biaya implementasi solusi dengan kemampuan


finansial masyarakat Desa Lengkong pinggir Hilir Sungai Citarum.
2) Implementasi: Tingkat kompleksitas implementasi solusi seperti
pengadaan, perakitan alat dan pengedukasian masyarakat Desa Lengkong
pinggir Hilir Sungai Citarum.
3) Impact: Tingkat efektifitas implementasi solusi terhadap tiap
permasalahannya (permaslaahan banjir, limbah domestik dan limbah
plastic).
4) Maintenance: Tingkat kompleksitas perawatan solusi terhadap kondisi
masyarakat Desa Lengkong pinggir Hilir Sungai Citarum.

3.4 Detail Implementasi


3.4.1 Johkasou
3.4.1.1 Implementasi
Johkasou tipe CE 18 memiliki ukuran lebar 1.8 m,
panjang 3.3m dan tinggi 2m. Ukuran ini relevan dengan
keadaan lahan Desa Lengkong pinggir Hilir Citarum yang
terbatas/sempit. Untuk membuat johkasou, masyarakat hanya
perlu menggali tanah untuk mengubur johkasou, setelah itu
teknisi johkasou akan merancang johkasou hingga siap
dipakai, bersamaan dengan itu perombakan jalur pipa
pembuangan rumah-rumah masyarakat (yang tidak memiliki
sepsitank) diintegrasi dan muarai ke pipa Inlet Johkasou.

Johkasou terdiri dari 5 tangki yang masing-masing


memiliki fungsi tersendiri. Tangki 1 dan 2 berisi
mikroorganisme yang diendapkan dalam media kontak untuk
memakan bakteri-bakteri yang terkandung di dalam limbah.
Tangki ketiga ditambahkan sistem oksigen/tangki anaerob
agar mikroorganisme yang bekerja dalam tangki ini dapat
lebih aktif memakan bakteri, hasil penyaringan dari tank
ketiga akan dialirkan ke tank pengendapan. Tangki ini

9
berfungsi sebagai tangki disinfeksi dengan menggunkan
kaporit untuk membunuh sisa-sisa bakteri yang mungkin
masih terlewat. Tangki pada disinfeksi air pada tahap ini di
netralkan dengan tablet klorin agar bebas dari bakteri yang
tertinggal.

Gambar 3.1 Proses johkasou

Tabel 3.3 Tipe Johkasou yang akan diimplementasi beserta spesifikasi

10
3.4.1.2 Dampak
Dampak yang dihasilkan dari pengimplementasian
Johkasou antara lain :

• Johkasou dapat menghilangkan kadar organik sebesar


90%, Biochemical Oxygen Demand (BOD) sebesar 90%
dan nitrogen serta fosfat akan tereutrofikasi sebesar 60-
70%.
• Sludge/lumpur dari johkasou dapat digunakan sebagai
pupuk atau untuk produksi biomassa.
• Air yang diolah dengan mudah dapat digunakan kembali
untuk berbagai tujuan sebagai yang dapat diandalkan
sumber air.

3.4.3.3 Perawatan
Johkasou memerlukan listrik sebesar 2268 kWh/tahun
untuk dapat bekerja secara optimal dan lumpur yang
dihasilkan sebanyak 31.5 kg/tahun. Maka dari itu perlu
dilakukan penyedotan tangki untuk membersihkan johkasou
setiap tahunnya.

3.4.2 Biopori
3.4.2.1 Implementasi
Berikut ilustrasi bagaimana biopori dapat membantu
penyerapan air ke dalam tanah. Pembuatan lubang biopori
dapat dilakukan dimana saja, dengan ketersediaan tanah yang
tidak terlalu luas. Metode lubang biopori adalah lubang
dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 100 cm
yang ditutupi sampah organik dan berfungsi untuk menjebak
air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi
sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di
sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah
organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk
tanaman.

11
Gambar 3.2 Konsep dan cara kerja biopori

Gambar 3.3 Rancangan biopori

3.4.2.2 Dampak
Dampak yang dihasilkan dari proses implementasi
biopori antara lain :

• Meningkatkan daya resapan air.


• Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
• Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
• Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah
sehingga menambah air tanah.
• Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
• Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah
longsor

12
3.4.2.3 Perawatan
Lubang biopori yang sudah dibuat dapat menampung
sampah organik dengan volume kurang lebih 30 L sebaiknya
terus dilakukan perawatan agar biopori tetap berfungsi secara
maksimal seperti yang diharapkan. Perawatan lubang
dilakukan dengan terus menambahkan sampah organik, jika
lubang sudah penuh dan berubah menjadi kompos maka
langkah selanjutnya diambil untuk dijadikan kompos dengan
menggunakan bor.

3.4.3 Pengepulan Sampah Daur Ulang


3.4.3.1 Implementasi

Gambar 3.4 Life cycle pengepulan sampah daur ulang

Berikut merupakan life cycle dari pengimplementasian


pengepulan sampah daur ulang :

1) Setiap hari kelompok pengepul sampah akan mengumpulkan


sampah di area Desa Lengkong dan anak sungai lalu
dikumpulkan ditempat yang telah ditentukan.
2) Sampah yang telah dikumpulkan dibersihkan dan dipilah
berdasarkan jenis sampahnya
3) Kelompok pengepul menjual ke Bank Sampah Bersinar yang
berjarak 2,4 km dari Desa Lengkong RT 3 RW 5.

13
4) Hasil Penjualan akan dibagi kelompok pengempul dan
sebagian lagi diinvestasikan untuk pengembangan
pengelolaan sampah di Desa Lengkong RT 3 RW 5.

Note: Harga Bank Sampah Berlian dapat dilihat pada lampiran. 1

3.4.3.2 Dampak
Warga RT3 RW5 memiliki tempat pembakaran
sampah yang bersebelahan dengan sungai. Sampah yang
biasanya dibakar menyebabkan polusi udara, polusi tanah dan
air. Disisi lain berbagai sampah kiriman dari Kota Bandung
menuju Sungai Citarum dibiarkan begitu saja oleh warga.
Dengan adanya implementasi program pengepulan sampah,
berbagai polusi yang biasa dihasilkan oleh pembakaran
sampah dapat direduksi, begitu pula bebrapa jenis sampah
yang mengalir menuju Sungai Citarum. Lebih dari itu, warga
yang bernotabene kurang mampu akan terbantu dengan
adanya program pengepulan sampah ini.

3.4.3.3 Perawatan
Peralatan yang digunakan untuk mengepul sampah
relatif terjangkau sebgaimana yang telah dilampirkan pada
tabel finance, hal yang sama pula berlaku pada
perawatannya. Bahkan pengepulan sampah dapat berjalan
dengan peralatan sehari hari, tidak ada peralatan mahal yang
wajib pada program pengepulan ini.

14
3.5 Mapping

Gambar 3.5 Mapping peletakan Eco-RT

Keterangan:
Johkasou Lubang Biopori Pengepulan
Sampah

3.6 Anggaran
Adapun rincian anggaran adalah sebagai berikut :

Johkasou

Keterangan Biaya Jumlah Unit Total Biaya

Johkasou CE 18
Rp5.500.000 3 Unit Rp16.500.000
(Sedang)

Bongkar-Pasang
Rp500.000 1 Paket Rp500.000
Pipa

Total Rp17.000.000
Tabel 3.4 Rincian anggaran implementasi johkasou

15
Pengepulan Sampah

Keterangan Biaya Jumlah Unit Total Biaya

Pisau
Rp5.000 3 Buah Rp15.000

Tongkat Sampah
Rp10.000 1 Buah Rp10.000

Karung Sampah
Rp5.000 30 Buah Rp150.000

Total Rp175.000
Tabel 3.5 Rincian anggaran implementasi biopori

Biopori

Keterangan Biaya Jumlah Unit Total Biaya

Bor Biopori
Rp 160.000 3 Buah Rp 480.000

Tutup Lubang
Rp 6.000 50 Buah Rp30.000
Biopori

Pipa PVC,
diameter 10 cm, Rp10.000 50 Buah Rp500.000
panjang 50cm

Total Rp1.010.000
Tabel 3.6 Rincian anggarpan implementasi biopori

Total Biaya Eco-RT = Rp17.000.000 + Rp 175.000 + Rp1.330.000


= Rp18.505.000

16
3.8 Roadmap Implementasi

Gambar 3.6 Roadmap Implementasi

18
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rancangan diatas adalah implementasi konsep masyarakat ramah
lingkungan dalam skala kecil yaitu pada lingkup RT. Inisiasi skala kecil
merupakan langkah yang dinilai efektif dalam menularkan gaya hidup ramah
lingkungan. Hal tersebut dikarenakan jika implementasi konsep masyarakat
ramah lingkungan diinisiasi pada skala lingkungan yang lebih luas akan banyak
faktor yang tidak mendukungnya. Faktor utama yang menyebabkan
masyarakat belum memiliki budaya ramah lingkungan adalah tidak adanya
pengetahuan akan pengelolaan lingkungan serta keterbatasan biaya untuk
menggunakan suatu teknologi.

Melalui implementasi johkasou, biopori dan program pengepulan


sampah konsep eco-RT akan mereduksi limbah domestik dan volume banjir.
Setelah implementasi eco-RT pada masyarakat Desa Lengkong pinggiran Hilir
Citarum, diharapkan banyak masyarakat, organisasi dan elemen pemerintah
yang ikut mendukung konsep tersebut. Bantuan berbagai elemen dan kebijakan
pemerintah merupakan kekuatan yang strategis untuk dapat menerapkan
konsep tersebut di berbagai lingkungan pinggiran Citarum. Sehingga membuat
Sungai Citarum menjadi harum bukan lagi menjadi sebuah khayalan.

4.2 Saran
1) Implementasi Bank Sampah secara mandiri sangat dianjurkan jika suatu
lingkungan pinggiran sungai mumpuni untuk mengadakannya. Bank
sampah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pinggir hilir jauh
dibandingkan sekedar mengepul sampah.
2) Jika pemerintah atau suatu badan ingin mengimplementasi hal serupa,
dianjurkan untuk menggunakan Johkasou CSL II untuk menanggulangi
limbah domestik masyarakat pinggir Hilir Sungai Citarum mengingat jenis
johkasou tersebut dapat menghemat
3) Untuk menanggulangi banjir, implementasi biopori secara masif sangat
dituntut disamping itu warga atau pemerintah daerah dianjurkan untuk
memperbanyak sumur serapan. Usaha-usaha tersebut ditujukan karena

19
semakin banyak daerah resapan maka semakin banyak pula air yang akan
masuk ke tanah sehingga banjir yang datang dapat dihindari.
4) Seluruh perencanaan Pemprov Jabar seyogyanya dapat segera direalisasi
dakarenakan pada dasarnya solusi yang telah dituangkan pada proposal ini
merupakan solusi pelengkap atas permasalahan yang belum dapat diatasi
oleh upaya pemerintah

20
DAFTAR PUSTAKA

Suwardi. (2018). Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Johkasou. [Online].

Tersedia: https://jatinangor.itb.ac.id/pengolahan-limbah-air-dengan-sistsem-johkassou/

Axis Daiki. Introduction Johkasou STP. [Online].

Tersedia: https://www.jeces.or.jp/spread/pdf/11Daikiaxis5ws.pdf

Sarah Sanitya, Ria. Penentuan Lokasi dan Jumlah Lubang Resapan Biopori di Kawasan
DAS Cikapundung bagian tengah. [Online].

Tersedia : https://media.neliti.com/media/publications/124504-ID-penentuan-lokasi-
dan-jumlah-lubang-resap.pdf

Jeces. Operation and Maintenance of Johkasou. [Online].

Tersedia : https://www.jeces.or.jp/en/technology/operation-maintenance.html#02

Jeces. Wastewater Treatment with Johkasou Systems. [Online].

Tersedia : https://www.jeces.or.jp/en/technology/index.html

21
LAMPIRAN

22
Tabel 7.1 Daftar harga sampah bekas per kilogram

23
Gambar 7.0.1 Dokumentasi bersama narasumber Ibu Ketua RT5 RW3 Desa Lengkong

Gambar 7.0.2 Dokumentasi bersama narasumber warga RT3 RW5 Desa Lengkong

24
Gambar 7.3 Kondisi Anak Sungai Citarum di Desa Lengkong

Link dokumentasi rekaman wawancara

https://drive.google.com/file/d/1k3UyP1RpAZRmuxRlpX43xE4rDufwz8q5/view?usp=driv
esdk

https://drive.google.com/file/d/1lriT_3TQbw1roCLVkN--
tEOcCL2Y3KqB/view?usp=drivesdk

25

Anda mungkin juga menyukai