Anda di halaman 1dari 8

THE IMPLEMENTATION OF CITARUM BESTARI MOVEMENT ON

GROWING OF CIVIC RESPOSIBILITY TOWARDS ENVIRONMENT

IMPLEMENTASI GERAKAN CITARUM BESTARI (GCB) DALAM


MENUMBUHKAN CIVIC RESPONSIBILITY TERHADAP
LINGKUNGAN

Tasya Fildzah Shabrina1, Muhammad Halimi2, Kokom Komalasari3


1
Mahasiswa Departemen Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI
2
Dosen Departemen Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI
Email: tasyafildzah@gmail.com

ABSTRACT
Gerakan Citarum Bestari is a program of the Government of West Java province in an attempt to
improve the condition of Citarum River has decreased water quality and increasing the volume of
garbage along the river. Program Bestari Citarum movement do change the mindset and behavior of
people to have a sense of caring and aware of the cleanliness, beauty and sustainability of the
Citarum River. The approach used is a qualitative approach with case study method . Data collected
were interviews, observation, literature study and documentation study. The research subjects in this
study were part of West Java province board and the community Dayeuhkolot . The results showed
that: (1) This form of activity in the movement program Citarum Bestari among Gathering Governor
community Dayeuhkolot, Ecovillages or village Cultured Environment, Festival Movement Citarum
Bestari Forum Groups Discussion (FGD), Show Marionette Puppet and Competition Focus Citarum;
(2) The results of the implementation of the program not been able to foster civic responsibility
towards society Dayeuhkolot Citarum river environment; and (3) BPLHD in implementing the
program experienced internal and external constraints.

Keywords: Gerakan Citarum Bestari, Civic Responsibility, Dayeuhkolot

ABSTRAK
Gerakan Citarum Bestari merupakan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam upayanya
memperbaiki kondisi Sungai Citarum yang telah mengalami penurunan kualitas air dan
meningkatnya volume sampah di sepanjang aliran sungai. Program Gerakan Citarum Bestari ini
dilakukan untuk mengubah mindset dan perilaku masyarakat agar memiliki rasa peduli terhadap
kebersihan, keindahan dan kelestarian Sungai Citarum. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, studi literatur dan studi dokumentasi. Adapun subyek penelitian dalam
penelitian ini adalah pihak BPLHD Provinsi Jawa Barat dan masyarakat Dayeuhkolot. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk kegiatan dalam program Gerakan Citarum Bestari
diantaranya Silaturahmi Gubernur dengan masyarakat Dayeuhkolot, Ecovillages atau Desa
Berbudaya Lingkungan, Festival Gerakan Citarum Bestari, Forum Groups Discussion (FGD),
Pertunjukkan Wayang Golek dan Lomba Fokus Citarum; (2) Hasil dari implementasi program belum
mampu menumbuhkan civic responsibility masyarakat Dayeuhkolot terhadap lingkungan sungai
Citarum; dan (3) BPLHD dalam melaksanakan program mengalami kendala secara internal maupun
eksternal.

Kata kunci: Gerakan Citarum Bestari, Civic Responsibility, Dayeuhkolot.

80
Sungai Citarum memiliki peran penting Lahan dan Lahan Teratasi
bagi kehidupan masyarakat. Pada abad ke-4 Kritis
Sungai Citarum dijadikan salah satu jalur 5. Perubahan Perilaku Belum
perdagangan pada masa Hindu-Budha hingga Masyarakat Teratasi
Kerajaan Tarumanegara. Dewasa ini, 6. Kerusakan/berkurang Belum
masyarakat yang seharusnya dapat nya Sumber Air Teratasi
memanfaatkan serta menggantungkan 7. Penaatan Penegak Belum
kehidupannya dari sungai sudah mulai Hukum Teratasi
berkurang. Hal ini diakibatkan karena perilaku Sumber: dokumen BPLHD 2014
manusia yang tidak memuliakan sungai Berdasarkan data yang didapat oleh
Citarum dengan gemar membuang sampah peneliti dari Badan Pengelolaan Lingkungan
sembarangan, menjadikan sungai sebagai Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat,
tempat pembuangan limbah pabrik, dan permasalahan Sungai Citarum masih belum
penggundulan hutan membuat kualitas air dapat teratasi sepenuhnya. Pencemaran dan
Sungai Citarum drastis hingga tidak layak kerusakan Sungai Citarum menjadikan sungai
pakai. lumpuh dan tidak dapat digunakan oleh
Kerusakan dan pencemaran yang masyarakat sekitar. Bahkan kerugian menjadi
dialami sungai Citarum sudah sangat kritis. dampak utama bagi masyarakat yang tinggal
Tidak mengherankan kerusakan tersebut disepanjang Sungai Citarum, karena air kotor
menghasilkan bencana banjir untuk masyarakat Sungai Citarum mudah menimbulkan penyakit.
yang tinggal disekitaran sungai Citarum. Hal Melihat fenomena tersebut, sejak Mei
ini seharusnya menjadi tamparan besar bagi 2014 di bawah pimpinan Gubernur Jawa Barat
masyarakat Jawa Barat, melihat kondisi sungai Ahmad Heryawan bertekad untuk mewujudkan
terpanjang di Jawa Barat yang seharusnya Citarum menjadi sungai bersih. Pemerintah
mampu menjadi sumber kehidupan masyarakat Provinsi Jawa Barat memiliki program untuk
kini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. dapat merealisasikan maksud tersebut. Ahmad
Dalam meningkatkan kesejahteraan Heryawan, BPLHD membuat program Gerakan
sosial masyarakat Jawa Barat, sebenarnya Citarum Bestari (Bersih, Sehat, Indah dan
Sungai Citarum mampu menjadi sarana untuk Lestari) atau dapat disingkat GCB, untuk
memajukan perekonomian masyarakatnya. mengembalikan fungsi dari Sungai Citarum
Hanya saja karena masyarakat Jawa Barat yang agar dapat bermanfaat bagi masyarakat Jawa
tinggal di sekitar Sungai Citarum belum Barat. Program Gerakan Citarum Bestari
sepenuhnya menyadari akan potensi tersebut (GCB) bertujuan untuk membangun kembali
maka Sungai Citarum dibiarkan tercemar dan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan
rusak tanpa tindak lanjut. Berdasarkan hasil pentingnya menjaga dan melindungi
studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti lingkungan Sungai Citarum.
terhadap Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Potensi yang dimiliki oleh Sungai
Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, terdapat Citarum dianggap penting bagi kehidupan
beberapa permasalahan yang menjadi penyebab sosial, budaya dan perekonomian masyarakat
ketidakberfungsian Sungai Citarum bagi Jawa Barat. Oleh sebab itu, Pemerintah
masyarakat Jawa Barat, yaitu: Provinsi Jawa Barat mulai menggalakan
program Gerakan Citarum Bestari (GCB)
Tabel 1. Identifikasi Masalah Sungai sebagai bentuk usaha untuk mewujudkan
Citarum masyarakat Jawa Barat yang madani dan peduli
No. Permasalahan Keterangan terhadap lingkungannya. Undang-undang
1. Pencemaran Limbah Belum Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009
Industri Teratasi tentang Perlindungan dan Pengelolaan
2. Pencemaran Limbah Belum Lingkungan Hidup, menjadi dasar bahwa
Ternak/Pertanian Teratasi lingkungan hidup yang baik dan sehat
3. Pencemaran Limbah Belum merupakan hak asasi setiap warga negara
Domestik (Limbah Teratasi Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
Rumah Tangga) menegakkan hak asasi manusia, setiap warga
4. Perubahan Tata Guna Belum negara harus memiliki kesadaran dan rasa

81
tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Secara spesifik masalah dirumuskan ke
Tugas masyarakat Jawa Barat sebagai warga dalam beberapa poin pertanyaan penelitian,
negara Indonesia turut membantu dalam yaitu:
mewujudkan kehidupan lingkungan sehat dan 1. Apa saja bentuk kegiatan dalam program
bersih. Gerakan Citarum Bestari (GCB) yang
Gerakan Citarum Bestari (GCB) hanya dilakukan oleh Badan Pengelolaan
sebagian usaha pemerintah dalam memperbaiki Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
lingkungan masyarakat yang tinggal disekitar Provinsi Jawa Barat dalam menumbuhkan
Sungai Citarum. Dalam pelaksanaan program Civic Responsibility terhadap lingkungan?
Gerakan Citarum Bestari (GCB) pemerintah 2. Bagaimana hasil yang dicapai dalam
membutuhkan bantuan dan dukungan dari pelaksanaan program Gerakan Citarum
masyarakat Jawa Barat. Oleh karena itu, Bestari (GCB) yang dilakukan oleh Badan
masyarakat harus turut berpartisipasi dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
berperan aktif dalam memperbaiki Sungai (BPLHD) Provinsi Jawa Barat dalam
Citarum dan menjaga lingkungan tempat meningkatkan Civic Responsibility terhadap
mereka tinggal. Masyarakat di sini sebagai lingkungan?
warga negara dituntut untuk mampu memupuk 3. Apa saja kendala dihadapi dan bagaimana
kesadaran dan rasa tanggung jawab dengan apa upaya yang dilakukan oleh Badan
yang dilakukannya serta menjadikan dirinya Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
teladan untuk generasi selanjutnya. (BPLHD) Provinsi Jawa Barat dalam
Tujuan dari program Gerakan Citarum melaksanakan program Gerakan Citarum
Bestari (GCB) salah satunya ingin ada Bestari (GCB)?
perubahan dari perilaku masyarakat Jawa Barat, Berdasarkan rumusan masalah di atas,
khususnya dalam menumbuhkan kesadaran dan maka tujuan penelitian ini adalah untuk
tanggung jawab untuk menjaga dan mengungkapkan, menggali, mengkaji, dan
melestarikan lingkungan. Tanggung jawab mengorganisasikan informasi tentang:
merupakan hal terpenting yang harus dimiliki 1. Mengetahui bentuk kegiatan yang
tiap-tiap orang. Hal ini sesuai dengan dilaksanakan dalam program Gerakan
komponen yang terdapat dalam Pendidikan Citarum Bestari (GCB) yang dilakukan oleh
Kewarganegaraan bahwa salah satu cerminan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
warga negara yang baik ialah memiliki Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat
kemampuan yang di sebut dengan Civic dalam menumbuhkan Civic Responsibility
Responsibility. terhadap lingkungan;
Civic Responsibility atau tanggung 2. Mengetahui hasil yang dicapai dalam
jawab warga negara merupakan salah satu ciri pelaksanaan program Gerakan Citarum
warga negara yang baik. Warga negara Bestari (GCB) yang dilakukan oleh Badan
sepatutnya mengetahui apa yang menjadi Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
kewajiban dan haknya dalam menjalankan (BPLHD) Provinsi Jawa Barat dalam
kehidupan. Dalam menumbuhkan rasa meningkatkan Civic Responsibility terhadap
tanggung jawab, warga negara harus melalui lingkungan;
proses habituasi atau kebiasaan berupa 3. Mengetahui kendala dan upaya yang
perilaku/tindakan dalam kehidupannya sehari- dilakukan oleh Badan Pengelolaan
hari. Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Gerakan Citarum Bestari (GCB) hanya Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan
sarana untuk masyarakat Jawa Barat dalam program Gerakan Citarum Bestari (GCB).
menumbuhkan tanggung jawab sebagai warga
negara terhadap lingkungan. Pendidikan METODE
Kewarganegaraan memiliki tujuan untuk Peneliti menggunakan pendekatan
menjadikan warga negaranya “to be smart and kualitatif, sehingga dalam pemilihan subyek
good citizenship.” Hal ini yang mendasari penelitian yang akan menjadi obyek penelitian
perilaku/tindakan warga negara harus selalu ini ditentukan dengan pemilihan sampel.
diikuti dengan rasa tanggung jawab. Merujuk kepada Nasution (1996, hlm. 32)
mengungkapkan bahwa:

82
Dalam penelitian kualitatif yang penyelenggaraannya. Berkenaan dengan hal
dijadikan sampel hanyalah sumber yang tersebut, program Gerakan Citarum Bestari
dapat memberikan informasi. Sampel yang dilaksanakan oleh BPLHD Provinsi Jawa
dapat berupa hal, peristiwa, manusia, Barat mesti didasarkan atas permasalahan dan
situasi yang diobservasi. Sering sampel kebutuhan yang ada di masyarakat.
dipilih secara “purposive” bertalian Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dengan purpose atau tujuan tertentu. serta hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Sering pula responden diminta untuk penulis, program Gerakan Citarum Bestari ini
menunjuk orang lain yang dapat dilatarbelakangi oleh menurunnya kualitas air
memberikan informasi kemudian dan meningkatnya tumpukan sampah di sungai
responden ini diminta pula menunjuk Citarum. Fenomena ini merupakan “cerita
orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim lama” yang belum mampu diatasi sampai saat
disebut “snowball sampling” yang ini baik oleh pemerintah maupun masyarakat
dilakukan secara serial atau berurutan. itu sendiri, terbukti dengan semakin
Berdasarkan pendapat Nasution di atas, tercemarnya dan tidak berfungsi sebagaimana
dapat dijelaskan bahwa orang yang dijadikan mestinya sungai Citarum. Diindikasikan hal
subyek dalam penelitian adalah mereka yang tersebut terjadi karena belum tumbuhnya
dapat memberikan informasi. Sama halnya kesadaran dan tanggung jawab dari masyarakat
yang diungkapkan oleh Moleong (2000, hlm. dalam menjaga lingkungan. Maka diusunglah
165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian program Gerakan Citarum Bestari untuk
kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat
bertujuan (purpose sample)”. sebagai sasaran utamanya. Oleh karenanya,
Sementara dalam teknik pendekatan program Gerakan Citarum Bestari dibuat
kualitatif dan metode studi kasus yang sedemikian rupa melalui kegiatan-kegiatan
digunakan dalam penelitian ini, peneliti menarik dengan tujuan untuk memudahkan
memiliki teknik pengumpulan data yang upaya mengubah mindset masyarakat dari yang
diantaranya dengan cara wawancara, observasi, belum berbudaya lingkungan menjadi
studi dokumentasi dan studi literatur. masyarakat yang berbudaya lingkungan.
Artinya, program Gerakan Citarum Bestari ini
HASIL DAN PEMBAHASAN dimaksudkan untuk menumbuhkan kompetensi
Bentuk Kegiatan Program Gerakan “civic responsibility” atau tanggung jawab
Citarum Bestari (GCB) dalam warga negara terhadap kebersihan, keindahan
Menumbuhkan Civic Responsibility dan kelestarian sungai Citarum.
Senada dengan pendapat Darrly Force
Terhadap Lingkungan
(dalam Sumintarsih, 1991, hlm. 15) yang
menitikberatkan pada keterlibatan manusia
Sebuah program pemerintah yang
dalam upaya mempertahankan keutuhan
dilaksanakan tentu saja harus didasarkan pada
lingkungannya. Pendapatnya menekankan
kebutuhan-kebutuhan serta permasalahan-
bahwa masyarakat harus dapat berperan dan
permasalahan yang ada di masyarakat. Hal ini
memiliki sikap tanggung jawab terhadap
menunjukkan bahwa sebuah program yang
lingkungan sebab manusia merupakan makhluk
dilaksanakan oleh pemerintah merupakan
yang dibekali oleh pengetahuan, tujuan,
serangkaian proses yang sistematis mulai dari
kepercayaan dan nilai-nilai. Maka dari itulah,
perencanaan program sampai dengan tahap
apabila program ini hanya diikuti oleh
pelaksanaan sekaligus evaluasi program
perwakilan dari beberapa unsur saja, maka
tersebut. Sejalan dengan pendapat
perlu ada transformasi pengalaman dari
Mustopadidjaja (dalam Sariakusumah, 2000,
masyarakat yang mengikuti kegiatan terhadap
hlm. 286) yang mengungkapkan maksud dari
masyarakat yang tidak mengikuti kegiatan
dibuatnya sebuah kebijakan. Dalam
secara langsung. Hal ini sangat berpengaruh
pandangannya kebijakan dianggap sebagai
tentunya terhadap hasil yang diharapkan
keputusan suatu organisasi yang dimaksudkan
mengenai penanaman tanggung jawab warga
untuk mengatasi permasalahan tertentu atau
negara (civic responsibility) khususnya
untuk mencapai tujuan tertentu yang berisikan
masyarakat Dayeuhkolot terhadap lingkungan
ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman
sungai Citarum. Sebab, mengacu kepada
83
pendapat Widagdho (1991, hlm. 144) mengenai dan partisipasinya dalam kelangsungan
makna tanggung jawab yang dianggap sebagai program tersebut.
bentuk perilaku atau tindakan yang dilakukan f. Lomba Fokus Citarum, perlombaan ini
oleh warga negara sebagai wujud keputusan diikuti oleh seluruh siswa/i dari seluruh
sikap atas sesuatu hal yang terjadi di sekolah yang ada di Jawa Barat untuk
lingkungannya, maka perlu perwakilan dari menunjukkan aksi nyatanya dalam menjaga
unsur yang mengikuti kegiatan untuk lingkungan. Tema yang diangkat dalam
menyampaikan hasil kegiatannya terhadap perlombaan ini ialah Sungai Citarum.
masyarakat yang lainnya. Adapun beberapa perlombaan yang
Bentuk-bentuk kegiatan pada Program Gerakan dilaksanaan pada saat itu diantaranya, lomba
Citarum Bestari, diantaranya: cerpen, lomba nyanyi band/vocal grup,
a. Silaturahmi Gubernur, dilaksanakan di lomba puisi, lomba mewarnai, dll.
daerah hulu sungai Citarum sebagai bentuk Bentuk-bentuk kegiatan yang
sosialisasi kepada masyarakat tentang dilaksanakan oleh Badan Pengelolaan
program Gerakan Citarum Bestari yang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat
bertujuan untuk menangani permasalahan pada implementasi program Gerakan Citarum
yang terjadi di sungai Citarum. Bestari sudah baik. Hal tersebut terbukti
b. Ecovillages, merupakan salah satu forum dengan terealisasinya seluruh kegiatan. Akan
penggiat lingkungan berkelompok dari tetapi permasalahan yang ditemukan pada
masing-masing desa yang diwakilkan oleh penelitian ini ialah bentuk-bentuk kegiatan
20 orang sebagai kadernya, serta dibimbing pada program Gerakan Citarum Bestari yang
oleh satu orang pendamping lokal dan satu dilaksanakan oleh BPLHD belum optimal
orang fasilitator dari BPLHD. dalam menumbuhkan civic responsibility
c. Festival GCB, merupakan kegiatan kesenian masyarakat Dayeuhkolot terhadap lingkungan
yang bertemakan cinta lingkungan diikuti sungai Citarum, sebab partisipasi masyarakat
oleh masyarakat Jawa Barat, untuk hal ini dalam kegiatan-kegiatan masih bersifat parsial.
khususnya masyarakat yang berada dari hulu Oleh karena itu, agar tercapainya tujuan dari
hingga hilir Sungai Citarum sebagai bentuk program Gerakan Citarum Bestari maka perlu
kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam dilakukan perbaikan dalam proses sosialisasi
rangka program Gerakan Citarum Bestari. pada setiap kegiatan, agar keterlibatan
d. Forum Groups Discussion (FGD), masyarakat lebih menyeluruh dan optimal.
merupakan kegiatan yang mengumpulkan
masyarakat dari berbagai kalangan, berbagai Hasil yang Dicapai dalam Pelaksanaan
elemen dan sektor dalam kehidupan untuk Program Gerakan Citarum Bestari
sama-sama berdiskusi mencarikan jalan dalam Menumbuhkan Civic
keluar permasalahan yang terjadi di Sungai Responsibility Terhadap Lingkungan
Citarum serta perencanaan partisipasi penuh Serangkaian proses yang sistematis
masyarakat dalam mendukung program dalam perencanaan program sampai dengan
Gerakan Citarum Bestari. tahap pelaksanaan sekaligus evaluasi
e. Pertunjukkan Wayang, memilih merupakan upaya dalam mengoptimalkan suatu
pertunjukkan wayang sebagai salah satu kebijakan. Mengukur ketercapaian tujuan
kegiatan dalam program Gerakan Citarum dalam sebuah implementasi kebijakan publik
Bestari dirasa tepat dengan budaya atau dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi
kultur masyarakat yang ada di bantaran hulu kebijakan melalui upaya controlling serta
hingga hilir sungai Citarum yang notabene terlibat langsung dalam pelaksanaan program di
ialah masyarakat Jawa Barat (Sunda). lapangan. Stewart, dkk. (dalam Dun, 2003, hlm.
Wayang dianggap mampu menarik minat 3) memberikan pandangannya mengenai
masyarakat untuk berkumpul, cerita wayang kebijakan publik. Dalam pandangannya
yang disajikannya pun bertemakan tentang menegaskan bahwa kebijakan publik
betapa pentingnya menjaga lingkungan. merupakan seperangkat aturan dan tindakan
Dengan banyaknya massa yang berkumpul, pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan
maka dengan mudah sosialisasi tentang publik untuk mencapai tujuan atau cita-cita
program Gerakan Citarum Bestari dapat bersama. Merujuk pada pandangan tersebut,
disampaikan serta turut meminta dukungan
84
maka dalam perencanaan sampai pada tahapan lingkungan sungai Citarum di Dayeuhkolot
pelaksanaan dan evaluasi dari sebuah program secara keseluruhan. Hal tersebut telah ditinjau
tidak lain untuk mengatasi permasalahan demi dari berbagai faktor yang telah dijabarkan di
tercapainya sebuah tujuan bersama. atas terkait belum optimalnya pelaksanaan
Setelah mempelajari pandangan program Gerakan Citarum Bestari. Sebab,
Suriakusumah (2008, hlm. 293) mengenai Nurmalina dan Syaifullah (2008, hlm. 45)
faktor-faktor yang menjadikan sukses atau menekankan karakteristik warga negara yang
tidaknya sebuah kebijakan publik, maka bertanggung jawab (civic reponsibility) yakni
ketercapaian hasil dalam implementasi program berupaya seoptimal mungkin untuk
Gerakan Citarum Bestari untuk menumbukan melaksanakan dan menggunakan kewajibannya
civic responsibility masyarakat Dayeuhkolot sesuai dengan kebijakan yang diberlakukan.
belum dapat dikatakan optimal. Masyarakat Artinya sikap tanggung jawab yang mesti
yang dijadikan sasaran utama dalam perubahan dimiliki masyarakat Dayeuhkolot dalam
mindset dan perilaku terhadap kebersihan, menjaga kelestarian sungai Citarum harus
keindahan dan kelestarian sungai Citarum dimulai dari partisipasi secara aktif terhadap
dalam partisipasinya masih kurang dan banyak program Gerakan Citarum Bestari tersebut
yang belum terlibat aktif, sedangkan hasil secara menyeluruh.
keikutsertaan mereka mempengaruhi tingkat
keberhasilan program dalam mencapai Kendala dan Upaya Dalam
tujuannya. Mengatasinya Yang Dilakukan oleh
Belum optimalnya hasil yang dicapai Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
dalam implementasi program Gerakan Citarum Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat
Bestari ini terlihat dari tingkat partisipasi Mengimplementasikan program
masyarakat yang masih kurang untuk turut Gerakan Citarum Bestari yang memiliki tujuan
berkontribusi secara aktif pada tataran untuk mengubah mindset dan perilaku
pelaksanaan di lapangan. Unsur masyarakat masyarakat Dayeuhkolot dalam menjaga dan
yang terlibat pada program ini masih parsial peduli terhadap sungai Citarum tentu tidaklah
(sebagian), yang merupakan perwakilan atau mudah. Kendala atau hambatan pasti ditemukan
pihak-pihak yang dianggap memiliki pengaruh saat pelaksanaannya, terlebih program Gerakan
bagi masyarakat saja. Selain itu, sosialisasi Citarum Bestari melibatkan banyak pihak di
yang dilaksanakan oleh BPLHD belum dapat dalamnya. Dalam implementasi sebuah
mencakup seluruh lapisan masyarakat program, tentu saja perlu adanya persiapan dan
Dayeuhkolot. Diindikasikan yang menjadi mentalitas yang baik dari pelaksana program
penyebab dari kurang optimalnya keterlibatan tersebut. Sebab kendala atau hambatan
dan partisipasi masyarakat ialah proses merupakan hal yang lumrah terjadi, diluar dari
sosialisasi yang masih minim. Stakeholder yang perencanaan dan sifatnya mendadak tanpa
berasal dari masyarakat Dayeuhkolot sendiri pernah terduga sebelumnya.
belum maksimal dalam melakukan transformasi Berbagai bentuk kegiatan yang
informasi kepada masyarakat yang lebih luas. dilaksanakan oleh BPLHD dalam upaya
Selain permasalahan sosialisasi yang kurang mengubah mindset dan perilaku masyarakat
optimal, faktor yang menyebabkan kurangnya Dayeuhkolot untuk senantiasa menjaga dan
keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan peduli akan lingkungan, belum dapat dikatakan
program Gerakan Citarum Bestari adalah optimal. Kendala atau hambatan dari
kesibukan masyarakat itu sendiri. Mayoritas pelaksanaan kegiatan tersebut muncul dari
masyarakat Dayeuhkolot berprofesi sebagai faktor internal (tim anggota pelaksana) maupun
karyawan pabrik, karena kawasan Dayeuhkolot eksternal (masyarakat). Maka dari itu,
merupakan salah satu kawasan tumbuhnya kerjasama tim memiliki implikasi yang sangat
pabrik-pabrik tekstil di wilayah Kabupaten berpengaruh pada tingkat ketercapaian tujuan
Bandung. dari program tersebut. Sapriya (2002, hlm. 153)
Dengan demikian, dapat dikatakan mengemukakan pendapatnya mengenai
bahwa hasil yang diperoleh dari pelaksanaan karakteristik warga negara. Pandangannya
rangkaian kegiatan dalam program Gerakan menekankan bahwa warga negara yang
Citarum Bestari sampai saat ini belum mampu merupakan bagian dari masyarakat harus
menumbuhkan civic responsibility terhadap
85
memiliki kemampuan bekerja dengan orang tujuan dari program Gerakan Citarum Bestari
lain dengan cara kooperatif. Hambatan/kendala dapat tercapai. Hermawan (dalam Jurnal
dalam melaksanakan program Gerakan Citarum Civicus, 2013, hlm. 1) mengemukakan
Bestari yang dihadapi BPLHD dari faktor pandangannya mengenai kompetensi warga
internal yakni etos kerja dari sebagian anggota negara. Menurut pandangannya bahwa
tim pelaksana program Gerakan Citarum kecerdasan warga negara(civic intelligence),
Bestari masih rendah dan kekurangan SDM tanggung jawab warga negara(civic
dalam beberapa kegiatan. Sedangkan dari reponsibility) dan partisipasi warga negara
faktor eksternal (masyarakat) yakni pihak dari (civic participation) merupakan cermin warga
perwakilan masyarakat yang diberikan negara yang baik. Good citizen dapat terlihat
sosialisasi, bimtek (bimbingan teknis) dan dari kemampuannya untuk terlibat dan
pengarahan tentang program serta berpartisipasi aktif dalam setiap kebijakan atau
pelaksanaannya masih belum dapat program yang dijalankan oleh pemerintah.
mentransformasikan kepada masyarakat luas
dan masih rendahnya komitmen kader yang SIMPULAN
membina ecovillage dari masing-masing desa a. Citarum Bestari dalam upayanya
untuk suksesi tujuan dari program.. menumbuhkan civic responsibility terhadap
BPLHD dalam mengatasi lingkungan yaitu: (1) Silaturahmi Gubernur
hambatan/kendala internal dengan cara dengan masyarakat Dayeuhkolot; (2)
membuat sistem kerja saling back up untuk Ecovillages atau Desa Berbudaya
menutupi kekurangan SDM dan anggota tim Lingkungan; (3) Festival Gerakan Citarum
yang beretos kerja rendah dalam mensukseskan Bestari; (4) Forum Groups Discussion
program Gerakan Citarum Bestari serta (FGD) antara BPLHD dengan para tokoh
melakukan evaluasi hasil kinerja. Sedangkan masyarakat Dayeuhkolot; (5) Pertunjukkan
untuk mengatasi hambatan/kendala eksternal di Wayang Golek sebagai sarana
masyarakat, BPLHD memaparkan belum ada menyampaikan pesan untuk menjaga
upaya yang signifikan dalam bertindak lebih kebersihan, keindahan dan kelestarian
jauh setelah melaksanakan kegiatan. sungai Citarum; dan (6) Lomba Fokus
Ketercapaian tujuan dari sebuah Citarum yang diikuti oleh seluruh lapisan
program tidak terlepas dari bagaimana masyarakat Dayeuhkolot.
tanggung jawab dan komitmen yang baik dari b. Hasil yang dicapai dari implementasi
pelaksana program tersebut. Sejalan dengan program Gerakan Citarum Bestari belum
pembahasan sebelumnya, Cogan (dalam mampu menumbuhkan civic responsibility
Djahiri, 2002, hlm. 92) memberikan sudut masyarakat Dayeuhkolot terhadap
pandangnya mengenai indikator warga negara lingkungan sungai Citarum. Hal tersebut
yang bertanggung jawab. Dalam sudut dikarenakan tujuan dari implementasi
pandangnya menegaskan bahwa warga negara program Gerakan Citarum Bestari dalam
yang baik memiliki sikap tanggung jawab mengubah mindset dan perilaku masyarakat
dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya. Dayeuhkolot belum dapat terealisasi dengan
BPLHD sebagai pelaksana program Gerakan optimal. Adapun indikator belum
Citarum Bestari dalam menumbuhkan civic optimalnya pencapaian program tersebut
responsibility masyarakat Dayeuhkolot perlu dapat dilihat dari: (1) Belum seluruhnya
kiranya menjalankan sebagai tugas yang masyarakat berpartisipasi aktif dalam
menjadi kewajibannya dengan didasari dengan pelaksanaan program Gerakan Citarum
rasa tanggung jawab. Hal tersebut akan Bestari; (2) Belum seluruhnya masyarakat
menunjang pada etos kerja dari anggota tim mengetahui program Gerakan Citarum
pelaksana program itu sendiri. Bestari akibat dari belum optimalnya
Berdasarkan hasil pemaparan dan sosialisasi program yang dilakukan oleh
analisis di atas, maka dapat ditegaskan bahwa BPLHD; (3) Belum optimalnya gerakan dari
semua hambatan yang dihadapi oleh BPLHD kader Ecovillages wilayah Dayeuhkolot
dalam proses implementasi Gerakan Citarum sebagai garda terdepan untuk menumbuhkan
Bestari belum mampu diselesaikan dengan civic responsibility terhadap lingkungan;
berbagai upaya yang sudah dilakukan. Perlu dan (4) Keadaan sungai Citarum belum
adanya follow up melalui langkah konkrit agar
86
mengalami perubahan secara signifikan yang dimaksudkan sebagai garda terdepan
sampai saat ini dari indikator bersih, sehat, dalam mengubah mindset masyarakat
indah dan lestari setelah terselenggaranya menjadi peduli lingkungan.
program Gerakan Citarum Bestari.
c. Hambatan atau kendala dalam DAFTAR RUJUKAN
melaksanakan program Gerakan Citarum Djahiri, Kosasih (1978). Pengajaran Studi
Bestari yang berasal dari internal pelaksana Sosial/IPS, Dasar-dasar Pengertian
program Gerakan Citarum Bestari yaitu: (1) Metodologi Model Belajar Mengajar
Etos kerja dari sebagian anggota tim Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung:
pelaksana program Gerakan Citarum Bestari LPPP-IPS FKIS IKIP Bandung.
masih belum optimal; dan (2) Kurangnya Dunn, W.N. (2000). Analisis Kebijakan Publik
sumber daya manusia pelaksana program (Edisi Kedua). Yogyakarta: Gadjah
Gerakan Citarum Bestari dalam beberapa Mada University Press.
kegiatan yang membutuhkan jumlah Hermawan, I.C. (2013). Jurnal Kajian
personil lebih banyak. Sementara itu Pendidikan: Revitalisasi Pendidikan
kendala atau hambatan yang munculnya dari Politik dalam Pendidikan
eksternal (masyarakat Dayeuhkolot) yaitu: Kewarganegaraan di Indonesia. Tidak
(1) Perwakilan masyarakat yang diberikan diterbitkan.
sosialisasi, Bimtek (bimbingan teknis) dan Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian
pengarahan tentang pelaksanaan program Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Gerakan Citarum Bestari, belum dapat Rosdakarya.
menyampaikan informasi terkait program Nasution. (1966). Metode Penelitian
tersebut kepada masyarakat luas secara Naturalistik. Bandung: Tarsito.
menyeluruh; dan (2) Masih rendahnya Nurmalina, K dan Syaifullah. (2008).
komitmen kader Ecovillage dari masing- Memahami Pendidikan
masing desa di wilayah Dayeuhkolot dalam Kewarganegaraan. Bandung:
menjalankan tugasnya. Adapun upaya yang Laboratorium PKn.
dilakukan dalam mengatasi Sapriya, (2007). Perspektif Pemikiran Tentang
hambatan/kendala program Gerakan PKn dalam Pembangunan Karakter
Citarum Bestari, diantaranya: (1) Bangsa. Disertasi Prodi IPS Sekolah Pasca
Menerapkan sistem kerja saling back up Sarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
untuk menutupi kekurangan jumlah personil Sumirtasih, dkk. (1991). Kearifan Tradisional
dalam pelaksanaan program Gerakan Masyarakat Pedesaan dalam
Citarum Bestari; dan (2) Melakukan Hubungannya dengan Pemeliharaan
evaluasi kinerja pelaksanaan program Lingkungan Hidup Daerah Istimewa
Gerakan Citarum Bestari secara Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen
keseluruhan. Akan tetapi hasil dari upaya P dan K.
mengatasi hambatan tersebut belum mampu Suriakusumah. (2008). Buku Ajar Sistem
mencapai tujuan utama program Gerakan Pemerintahan Daerah. Bandung.
Citarum Bestari yaitu mengubah mindset Bandung: Lab Pkn FPIPS UPI.
dan perilaku masyarakat Dayeuhkolot Widagdho, Djoko. (2010). Ilmu Budaya Dasar.
terhadap lingkungan. Hal tersebut terbukti Jakarta: Bumi Aksara.
dengan tidak efektifnya pemberdayaan
kader Ecovillages di wilayah Dayeuhkolot

87

Anda mungkin juga menyukai