PROVINSI DKI
DKI JAKARTA
Oleh :
Za’ima Nurrusydah
06.5262
3 SK 1
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat-Nya. Baik nikmat sehat maupun nikmat lain berupa
kemudahan dalam penyelesaian karya tulis ini.
Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
Mata kuliah Teknik Demografi, yaitu Bapak Jeffry RHS. Karya tulis ini membahas
mengenai Profil Kependudukan Provinsi DKI Jakarta. Terdapat tiga komponen
demografi yang sangat penting, yaitu Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah Teknik
Demografi yang telah memberikan materi mengenai ketiga parameter demografi
tersebut. Sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan karya tulis.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk karya
tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN ........................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Profil kependudukan ini dibuat untuk dapat memberikan gambaran
umum mengenai wilayah Provinsi DKI Jakarta dan kondisi demografisnya.
Dengan tersedianya gambaran umum yang representatif diharapkan dapat
membantu para pengambil kebijakan untuk mengambil keputusan yang tepat
dalam proses pembangunan.
Di samping itu, tersedianya gambaran umum tersebut juga berguna
untuk menyediakan informasi bagi pemerintah daerah sehingga dapat
digunakan untuk perencanaan dan kebijaksanaan daerah yang memiliki tujuan
1
yang sama dengan pembangunan, yaitu meningkatkan kesejahteraan
penduduk.
C. RUANG LINGKUP
Profil kependudukan ini mencakup gambaran umum wilayah Provinsi
DKI Jakarta dan kondisi demografinya meliputi Fertilitas, Mortalitas, dan
Migrasi. Selain itu juga ditampilkan Proyeksi Penduduk DKI Jakarta yang
didapat dari hasil pengolahan data menggunakan Fivsin.
D. SUMBER DATA
Profil kependudukan Provinsi DKI Jakarta ini menggunakan data dari
Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Dalam Angka
2008, SUPAS 2005, dan Susenas. Selain itu juga digunakan data yang
merupakan hasil proyeksi.
2
BAB II
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi diantara 33 provinsi yang ada
di Indonesia. Terletak di Pulau Jawa bagian barat dengan luas wilayah daratan
662,33 km2 dan berupa lautan seluas 6.977,5 km2.
Sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta menjadi pusat
pemerintahan dan perekonomian. Hal ini menjadi salah satu faktor penarik
penduduk daerah lain untuk menetap di DKI Jakarta.
3
Tabel 2.1
4
BAB III
KONDISI DEMOGRAFIS
A. FERTILITAS
Tabel 3.1
Kelompok Tahun
Umur 2005 - 2010 2010 - 2015 2015 - 2020 2020 - 2025
15 – 19 0.016 0.015 0.015 0.015
20 – 24 0.071 0.070 0.070 0.070
25 – 29 0.095 0.094 0.094 0.093
30 – 34 0.074 0.073 0.073 0.072
35 – 39 0.038 0.037 0.037 0.037
40 – 44 0.011 0.011 0.011 0.011
45 – 49 0.002 0.002 0.002 0.002
TFR 1.530 1.510 1.510 1.500
GRR 0.746 0.737 0.737 0.732
NRR 0.728 0.721 0.723 0.719
*
CBR 20.60 19.20 17.50 16.20
Jumlah 179 500 172 400 160 400 149 600
Kelahiran*
MEAN AGE 28.931 28.931 28.931 28.931
Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan Fivsin (Data Terlampir)
*
bukan hasil proyeksi menggunakan Fivsin
5
Berdasarkan hasil proyeksi pada Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa :
• Pola fertilitas (ASFR) untuk kelompok umur 40-44 dan 45-49 dari tahun
2005-2025 tidak mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kelompok umur tersebut pola fertilitasnya sudah stabil dan tidak
mengalami perubahan secara signifikan.
• Dari tahun 2005 – 2025, usia yang paling produktif berada pada
kelompok umur 25-29. Jumlah anak yang dilahirkan tiap seribu wanita
berkisar antara 95 sampai 93 anak. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh usia
kawin pertama yang berkisar antara usia 19-24 tahun, yaitu sekitar 47,42%
(Data Susenas 2001 dan 2007).
• Secara umum, pola fertilitas dari tahun 2005-2025 tidak mengalami
perubahan yang signifikan.
• TFR dari tahun 2005-2010 ke 2010-2015 mengalami penurunan, dari 1.53
menjadi 1.51. Kemudian dari tahun 2010 – 2025 tidak mengalami
perubahan, yaitu 1510 kelahiran tiap seribu wanita. Hal ini mungkin
disebabkan karena keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) yang
mulai digalakan kembali oleh pemerintah.
• GRR dari tahun 2005-2010 ke 2010-2015 mengalami penurunan, yaitu
dari 0.746 menjadi 0.737. Kemudian dari tahun 2015-2020 ke 2020-2025
mengalami penurunan yang tidak begitu signifikan, yaitu dari 0.737 ke
0.732. Begitu pula pada tahun 2020-2025, banyaknya anak perempuan
yang dilahirkan tiap seribu wanita adalah 732 orang.
• NRR dari tahun 2005-2010 sampai 2020-2025 tidak mengalami perubahan
yang signifikan. Yaitu dari 0.728 menjadi 0.719. Artinya pada tahun 2020-
2025 terdapat 719 kelahiran bayi perempuan tiap seribu wanita yang akan
tetap hidup hingga masa reproduksinya.
• CBR menggambarkan tingkat kelahiran secara kasar. Dari tahun 2005-
2025, CBR mengalami penurunan yang signifikan. Begitu pula dengan
jumlah kelahiran. Hal ini selain disebabkan keberhasilan program KB,
tingkat pendidikan juga semakin baik, sehingga keinginan untuk memiliki
banyak anakpun berkurang. Didukung juga dengan meningkatnya usia
kawin pertama.
6
• Mean Age 28.931, artinya rata-rata umur melahirkan seorang wanita usia
subur di DKI Jakarta adalah 28 tahun, namun cenderung 29 tahun.
B. MORTALITAS
Tabel 3.2
Parameter Tahun
2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025
Expectancy of Life E(0)
• Females 76.50 77.40 78.20 78.70
• Males 71.70 72.10 72.70 73.00
• Both 74.04 74.69 75.38 75.78
Expectancy of Life E(5)
• Females 72.61 73.33 74.03 74.47
• Males 68.14 68.31 68.74 68.96
• Both 70.32 7.076 71.32 71.65
IMR
• Females 11.81 9.69 8.49 7.80
• Males 16.32 13.43 11.35 10.42
• Both 14.12 11.61 9.96 9.14
CDR* 3.6 4.0 4.5 5.3
*
Jumlah Kematian 31 300 35 900 41 300 49 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Menggunakan Fivsin (Data Terlampir)
*
bukan hasil proyeksi menggunakan Fivsin
7
kematian lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini mungkin terjadi
mengingat laki-laki lebih banyak bekerja di luar rumah.
• Secara umum, Angka harapan hidup baik laki-laki maupun perempuan,
dari tahun 2005 – 2025 mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan
karena pelayanan kesehatan yang semakin membaik dan tingkat
kesejahteraan yang semakin meningkat.
• Hal ini juga tidak berbeda dengan Angka harapan hidup bayi umur lima
tahun. Angka harapan hidup bayi perempuan lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi laki-laki. Secara umum, Angka harapan hidup bayi umur lima
tahun dari 2005 sampai 2025 meningkat. Fasilitas kesehatan yang semakin
memadai juga turut berperan dalam hal ini.
• IMR bayi perempuan pada tahun 2005 adalah sebesar 11.81, artinya pada
tahun tersebut terdapat 11 sampai 12 bayi perempuan berumur 0-1 tahun
yang meninggal diantara seribu kelahiran. Sedangkan pada bayi laki-laki,
terdapat 16 kematian bayi laki-laki umur 0-1 yang meninggal diantara
seribu kelahiran.
• Secara umum, jumlah kematian bayi laki-laki maupun perempuan dari
tahun 2005-2025 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena
pelayanan kesehatan yang semakin memadai dan makin banyaknya
penggunaan tenaga kesehatan untuk penolong kelahiran. Pada tahun 2007
penggunaan Dokter sebesar 32.68%, meningkat 2.66% dibandingkan
tahun 2006. Sedangkan penggunanan Bidan 64.56%, menurun 2.74%
dibandingkan tahun 2006. (Data Susenas 2006 dan 2007)
• Namun, bila dilihat dari CDR dan Jumlah Kematian, Jumlahnya semakin
meningkat. CDR menggambarkan tingkat kematian pada pertengahan
pertengahan tahun.
C. MIGRASI
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun batas
administratif/batas bagian dalam suatu Negara. Provinsi DKI Jakarta
8
merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, maka mobilitas
penduduknya pun sangat tinggi.
Tabel 3.3
Proporsi Tujuan Migrasi Provinsi Terbesar Tahun 2005
Dari Tabel 3.3 di atas, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat
menjadi tujuan utama migrasi penduduk DKI Jakarta, yaitu 43.89 jiwa per
seribu penduduk. Sedangkan DKI Jakarta sebagai daerah tujuan migrasi
proporsinya sekitar 13.57 jiwa per seribu penduduk, yaitu berasal dari daerah
Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin banyak penduduk DKI Jakarta yang bermigrasi ke daerah lain,
terutama ke daerah-daerah yang berada di Pulau Jawa.
9
Tabel 3.4
Proyeksi Net Migration Rate Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2005-2025
Dari hasil proyeksi pada Tabel 3.4, dapat dilihat bahwa dari tahun
2005-2025 Net Migration Rate-nya menunjukkan angka negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk DKI Jakarta yangg bermigrasi keluar
daerah Jakarta lebih besar dibandingkan jumlah penduduk yang masuk ke
daerah Jakarta. Jumlahnya pun semakin meningkat dari tahun 2005 ke 2020,
kemudian dari tahun 2020 ke 2025 sedikit menurun, yaitu dari -8.0 menjadi -
7.9.
Banyaknya jumlah penduduk DKI Jakarta yang bermigrasi ke luar
daerah mungkin disebabkan karena pembangunan yang telah merata. Sehingga
orang tidak perlu lagi dating ke Jakarta untuk mencari pekerjaa, melanjutkan
sekolah, dan lain sebagainya.
Hal ini menunjukkan bahwa persebaran penduduk mulai merata, tidak
hanya terpusat di DKI Jakarta. Meskipun sebagian besar memang masih
terpusat di Pulau Jawa.
10
D. KOMPOSISI PENDUDUK
Dari berbagai parameter demografi yang telah tersedia, dapat
dihasilkan proyeksi komposisi penduduk menurut golongan umur dan jenis
kelamin.
Tabel 3.5
Proyeksi Komposisi Penduduk Perempuan Menurut Golongan Umur
0-4 350 508.0 355 838.7 341 820.9 312 803.8 281 750.7
5-9 350 138.0 349 778.9 355 188.2 341 257.3 312 321.8
10-14 375 802.0 349 737.4 349 411.5 354 845.7 340 946.6
15-19 426 285.0 375 276.7 349 276.2 348 973.4 354 414.9
20-24 549 923.0 425 365.1 374 510.0 348 605.3 348 330.3
25-29 536 794.0 548 444.8 424 309.0 373 637.0 347 824.7
30-34 445 717.0 535 011.9 546 781.9 423 097.8 372 609.3
35-39 356 711.0 443 622.1 532 689.9 544 574.7 421 469.4
40-44 307 977.0 354 201.2 440 730.8 529 454.6 541 417.4
45-49 230 399.0 304 589.9 350 595.1 436 549.1 524 658.8
50-54 186 628.0 226 449.5 299 755.7 345 410.1 430 386.3
55-59 130 224.0 181 758.5 220 991.8 293 025.5 338 007.3
60-64 77 440.0 124 913.7 174 930.4 213 281.0 283 286.7
TOTAL 4 448 501.0 4 745 277.0 5 010 955.0 5 228 904.0 5 391 095.0
11
Tabel 3.6
0-4 364 057.0 371 720.0 357 379.0 327 365.0 294 952.2
5-9 366 009.0 362 891.7 370 662.7 356 501.0 326 622.1
10-14 353 062.0 365 255.9 362 192.7 370 037.2 355 942.7
15-19 358 987.0 352 010.4 364 209.8 361 203.0 369 049.8
20-24 485 929.0 357 185.9 350 324.8 362 509.7 359 535.2
25-29 505 945.0 483 009.8 355 131.4 348 354.3 360 489.6
30-34 451 377.0 502 778.0 480 093.6 353 036.6 346 320.6
35-39 416 885.0 448 023.9 499 163.1 476 761.4 350 628.5
40-44 307 293.0 412 545.3 443 415.8 494 182.7 472 080.6
45-49 244 639.0 302 252.3 405 819.7 436 395.5 486 482.1
50-54 201 932.0 238 026.0 294 130.8 395 248.6 425 218.6
55-59 132 016.0 193 056.3 227 659.9 281 776.5 378 969.9
60-64 88 452.0 122 779.5 179 706.2 212 564.6 263 514.7
TOTAL 4 390 746.0 4 674 923.0 4 918 956.0 5 104 963.0 5 223 916.0
12
Dari Hasil proyeksi pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6, dapat diketahui bahwa :
13
BAB IV
DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, menjadi pusat
pemerintahan dan juga pusat perekonomian. Secara tidak langsung, pembangunan
terpusat pada provinsi ini, baik fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun fasilitas
umum lainnya. Hal ini menjadi daya tarik penduduk daerah lain untuk datang ke
Jakarta. Jumlah penduduk Jakarta berdasarkan hasil SUPAS 2005 sekitar
9,041,605. Tentu saja hal-hal yang berkaitan dengan kependudukan menjadi salah
satu perhatian pemerintah.
Berdasarkan data-data yang ada, dapat dilihat bahwa pada periode 2005
sampi 2025 terjasi penurunan fertilitas. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah kelahiran yang cenderung menurun. Masalah kepadatan penduduk yang
disebabkan karena jumlah kelahiran yang tinggi pada periode 2005-2025 mungkin
dapat teratasi. Begitu pula dengan masalah tingkat kepadatan penduduk yang tinggi
yang disebabkan karena persebaran penduduk yang tidak merata. Bila dilihat dari
Migrasi Neto, dapat terlihat Migrasi Masuk ke DKI Jakarta mulai berkurang dan
tergantikan oleh Migrasi Keluar DKI Jakarta.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat kematian yang cukup tinggi.
Hal ini terlihat dari CDR dan Jumlah Kematian yang terus meningkat pada periode
2005-2025.
14
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2008. Jakarta Dalam Angka 2008.
Badan Pusat Statistik. 2006. Survei Penduduk Antar Sensus 2005 Provinsi DKI.
Jakarta : BPS
Lembaga Penerbit FE UI
15
LAMPIRAN
16
2. Expectation of Life at Birth E(0)
4. ASFR DKI Jakarta Tahun 2000, diperoleh dari pengolahan data Susenas
2003, 2004, 2005.
Kelompok Umur ASFR
15-19 17
20-24 77
25-29 103
303-34 80
35-39 41
40-44 12
45-49 2
17