Anda di halaman 1dari 38

KOMPONEN-KOMPONEN DARAH

DALAM TRANSFUSI

RINNY ARDINA, S.ST., M.Si


KOMPONEN DARAH

• Transfusi darah  tindakan medik yang bertujuan mengganti komponen darah


yang berkurang

• Macam-macam komponen darah:


1. Darah utuh (whole blood)
2. Darah endap (packed red cells)
3. Darah merah cuci (washed red cells)
4. Trombosit konsentrat (trombocyte concentrates)
5. Fresh frozen plasma (FFP)
6. Cryoprecipitate
DARAH UTUH
(whole blood)
• Deskripsi:
Volume 350 ml WB mengandung: 350 ml darah donor, 63 ml larutan pengawet
antikoagulan, Hb ± 12 g/dl, Hct 35-45%

• Indikasi:
Perdarahan akut, transfusi tukar (mengeluarkan darah pasien dan memasukkan darah
donor untuk mengurangi kadar bilirubin/hematokrit yang tinggi/konsentrasi toksin-toksin
dalam aliran darah pasien), pengganti PRC saat memerlukan transfusi sel darah merah

•Kontraindikasi:
Resiko overload cairan misalnya pada anemia kronik dan gagal jantung
• Resiko infeksi:
Tidak steril, dapat menularkan infeksi pada eritrosit atau plasma yang tidak terdeteksi
pemeriksaan IMLTD, malaria, TORCH (Toxoplasma gondiii, Rubella, Citomegalovirus,
Herpes)

• Penyimpanan
Suhu 2oC-6oC  dapat terjadi perubahan komposisi akibat metabolisme sel darah merah,
maksimal penyimpanan WB di Bank Darah 3 minggu, harus segera ditransfusikan 30 menit
setelah keluar dari tempat penyimpanan

• Perhatian
Golongan darah harus sesuai (ABO dan Rh compatible), dilarang memasukkan obat-
obatan ke dalam kantong darah, dan waktu transfusi maksimal 4 jam
DARAH ENDAP
(Packed Red Cells/PRC)
• Deskripsi:
Mayoritas berisi eritrosit dan plasma dipisahkan dari komponen whole blood untuk memperoleh
PRC. Volume yang diperoleh 150-250 ml eritrosit dengan jumlah plasma yang minimal, Hb ± 20
g/100 dl, Hct 55-75%. Catatan : PRC  plasma tetap disisakan sekitar 2 jari atau 2 cm dari
endapan sel eritrosit agar tetap menjaga nilai hematokrit dan kualitas darah endap (PRC).

• Indikasi:
Pengganti sel darah merah pada anemia, anemia karena perdarahan akut atau anemia berat

• Perhatian:
Resiko infeksi dan cara penyimpanan sama dengan WB, Golongan darah harus sesuai (ABO dan
Rh compatible), dilarang memasukkan obat-obatan ke dalam kantong darah, waktu transfusi
maksimal 4 jam kecuali dengan gagal jantung kongestif, ginjal kronik dan luka jantung akut
DARAH MERAH CUCI
(washed erythrocyte)
• Deskripsi:
Volume yang dihasilkan untuk washed erythrocyte yaitu 260 ml, Hct 57%, leukosit < 1x10 8, plasma
< 0,2 ml

• Indikasi:
Transfusi masif pada neonatus sampai usia < 1 tahun, penderita dengan anti-IgA atau defisiensi
IgA dengan riwayat alergi transfusi berat, riwayat reaksi transfusi berat yang tidak membaik
dengan pemberian premedikasi

• Kontraindikasi:
Defisiensi IgA yang belum pernah mendapat transfusi komponen darah (eritrosit, plasma,
trombosit), defisiensi IgA yang tidak pernah mengalami reaksi alergi terhadap komponen darah
sebelumnya, belum diketahui mempunyai antibodi anti-IgA, dan tidak pernah mengalami reaksi
transfusi berat terhadap eritrosit
Trombocyte Concentrates
• Deskripsi:
Berada di dalam plasma. Setiap 50-60 ml plasma yang dipisahkan dari WB mengandung: trombosit minimal
55x109, eritrosit <1,2x109, leukosit <0,12x109

• Indikasi:
Perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit, pencegahan perdarahan karena
trombositopenia (gangguan sumsum tulang) kurang dari 10.000/µl

• Kontraindikasi:
ITP (idiopathic trombositopeni purpura) tanpa perdarahan, DIC (disseminated intravascular coagulation) yang
tidak terapi, trombositopenia terkait sepsis

• Dosis:
1 unit TC/10 kgBB. Pada dewasa 60-70 kg, 1 unit platelet (dari 4-6 donor) mengandung 240x10 9 trombosit 
meningkatkan trombosit 20-40 x109/L
Fresh Frozen Plasma

• Deskripsi:
Plasma dipisahkan dari satu kantong WB (maksimal 6 jam) dibekukan pada -25oC atau lebih,
terdiri dari faktor pembekuan stabil, albumin dan imunoglobulin, F VIII minimal 70% dari kadar
plasma segar normal, volume 60-180 ml

• Indikasi:
Defisiensi faktor koagulasi (penyakit hati, overdosis antikoagulan-warfarin, kehilangan faktor
koagulasi pada penerima transfusi dalam jumlah besar), DIC, TTP

• Dosis:
awal 10-15 ml/kgBB
• Perhatian:
Reaksi alergi akut dapat terjadi dengan pemberian cepat, jarang terjadi reaksi anafilatik
berat, ABO kompatibel untuk menghindari resiko hemolisis, diberikan segera setelah
dipasangkan alat transfusi darah, faktor koagulasi labil dan cepat terdegradasi diberikan
maksimal 30 menit setelah pemasangan alat transfusi

• Penyimpanan:
pada -25oC atau lebih bertahan hingga 1 tahun, sebelum digunakan harus dicairkan dalam
air 30-37oC di bank darah, suhu yang lebih tinggi akan merusak faktor pembekuan dan
protein, sekali dicairkan harus disimpan pada suhu 2oC hingga 6oC
Cryoprecipitate
• Deskripsi:
Presipitasi dari FFP saat dicairkan 4oC dan dicampur 10-20 ml plasma, berisi setengah F
VIII dan fibrinogen darah utuh (F VIII 80-100 IU/kantong; fibrinogen 150-300 mg/kantong)

• Indikasi:
1) Alternatif terapi F VIII konsentrat pada defisiensi: faktor von Willebrand (von
Willebrand’s disease), faktor VII (hemofilia A) dan faktor XIII, 2) sumber fibrinogen pada
DIC

• Perhatian
Berikan segera setelah dicairkan, dengan set alat transfusi darah, maksimal 30 menit
setelah pencairan
TUGAS !!!
• Buatlah ringkasan yang ditulis tangan pada kertas folio bergaris yang berisi salah
satu contoh penyakit yang membutuhkan salah satu atau beberapa komponen
darah untuk ditransfusikan.

• Silahkan untuk menempelkan gambar di kertas folio bergaris tersebut untuk


menambah kejelasan tugas!

• Tugas hanya boleh dikumpulkan pada hari Jumat, 17 April 2020 mulai pukul
08.00-09.00 WIB di google classroom. Kurang dari jam tersebut atau lebih dari
jam tersebut, maka tugas tidak diterima.
TERIMA KASIH
ALUR PELAYANAN
BANK DARAH RUMAH SAKIT

RINNY ARDINA, S.ST., M.Si


Alur Pelayanan Bank Darah Rumah Sakit

BDRS
Dokter
Perawat Keluarga Pasien
Menyiapkan - Registrasi
Pasien Perlu Mengambil Membawa
Formulir - Pemeriksaan Golongan
Transfusi Sampel Darah Formulir dan Darah
Permintaan
Pasien Sampel ke BDRS - Bila Ada Stok Darah di
Darah lakukan Crossmatch

Keluarga BDRS Keluarga Pasien


Perawat Pasien - Registrasi Keluarga
- Memberikan
-Menyiapkan tranfusi Membawa
Pasien Membawa Formulir
kantong darah kantong darah yang
-mencatat dan
yang siap siap di tranfusikan Membawa UTD-PMI dan Sampel (Bila
melaporkan ke BDRS
- Menyiapkan
bila terjadi reaksi ditranfusikan
Kantong darah tidak ada stok darah
tranfusi Kantong darah yang
belum ditanfusikan di BDRS)
1. Pasien perlu transfusi
Misalnya pada pasien pra operasi, pasien thalasemia, anemia, hemodialisa, atau perdarahan.
2. Dokter menyiapkan formulir permintaan darah
3. Dokter yang menangani pasien mengisi lembar permintaan darah untuk transfuse dengan lengakap.
Dan menandatangani surat permintaan.
4. Perawat mengambil sampel darah pasien.
sebelumnya perawat terlebih dahulu memastikan
kelengkapan surat permintaan darah untuk transfusi, dan
jika belum lengkap perawat melengkapinya.

• Untuk golongan darah pasien, perawat menanyakan kepada keluarga pasien dan meminta keluarga
pasien untuk menunjukkan kartu golongan darah.
• Jika belum tahu golongan darah pasien maka pilih pilihan pada kolom “belum tahu” pada formulir
untuk dilingkari.
• Kemudian perawat menandatangani formulir permintaan darah untuk transfusi sekaligus melakukan
pengambilan sampel darah pasien.
CONTOH FORMULIR PERMINTAAN DARAH

Berikut adalah contoh lembar


formulir permintaan darah yang
diisi lengkap.

Keluarga pasien membawa


formulir dan sampel ke BDRS
Apabila lembar formulir belum
diisi lengkap. Maka formulir
akan dikembalikan kepada
keluarga pasien.

Pada botol sampel juga harus


dilengkapi identitas pasien,
yaitu nama, No. Rekam Medis,
ruangan, dan tanggal lahir
• Keluarga pasien melakukan registrasi di
BDRS.
• Pihak BDRS akan mengecek kelengkapan
formulir.
• Jika lengkap maka akan dilakukan
pemeriksaan golongan darah untuk
memastikan kembali golongan darah pasien.
• Apabila stok darah ada, maka akan
dilakukan crossmatch.
• Berikut syarat yang harus dilengkapi untuk
crossmacth (pasient BPJS)
Apabila permintaan kantong darah
tidak dapat dipenuhi oleh pihak
BDRS maka akan dirujuk ke UTD-
PMI.

Keluarga pasien akan membawa


formulir permintaan darah ke UTD
PMI disertai dengan kartu yang
telah diisi oleh pihak BDRS.
Untuk pasien umum maka akan
dikenakan biaya 460.000/kantong darah.

Biaya ini jauh lebih mahal dari biaya UTD-


PMI (Rp. 360.000) sebab pihak BDRS
untuk memenuhi stok kantong darah,
pihak BDRS pun harus “membeli”
kantong darah” tersebut kepada pihak
UTD-PMI. Biaya tambahan lain yaitu
biaya pemeriksaan golongan darah,
crossmatch, dan juga penyimpanan
kantong darah  sehingga kantong
darah di BDRS jadi lebih mahal.
Darah yang sudah di crossmacth
• Pihak BDRS akan menyiapkan kantong
darah yang siap ditransfusikan.
• Kemudian pihak keluarga akan membawa
kantong darah tersebut.
• Lalu perawat menyiapkan transfusi dan
melaporkan ke BDRS apabila terjadi reaksi
transfusi pada pasien selama proses
transfusi.
• Darah yang dijanjikan dapat diambil minimal
setelah satu jam.
Kartu ini digunakan oleh keluarga
pasien apabila ingin menitipkan
kantong darah di BDRS apabila waktu
transfusi masih lama dari yang
dijadwalkan.

Kantong darah yang tidak segera


digunakan untuk transfusi wajib
disimpan di dalam kulkas suhu 2-6
derajat celcius untuk menghindari
kerusakan komponen darah yang ada
di dalam kantong darah.

Kartu ini digunakan sebagai bukti


untuk pengambilan darah.
Surat ini sebagai syarat untuk
pengambilan darah dan harus
diisi serta ditandatangani oleh
dokter atau perawat pasien.

Jika tidak, maka darah tidak


akan diberikan oleh pihak
BDRS.
BEBERAPA HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Bagaimana ciri-ciri darah yang rusak?


Terjadi bekuan dalam kantong darah, dikarenakan antikoagulan dan darah tidak homogen.
Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penghomogenan oleh petugas AFTAP.

2. Apakah ada waktu-waktu tertentu bagi BDRS untuk meminta darah kepada pihak UTD-
PMI?
Tidak ada waktu tertentu, apabila stok darah di PMI banyak maka akan dihibahkan ke
BDRS dengan nominal biaya Rp.360.000/kantong darah.
3. Pemeriksaan golongan darah pasien di BDRS sudah terekap pada buku rekapan golongan darah.

4. Biaya per kantong darah di BDRS senilai 460.000, untuk biaya pemeriksaan golongan darah,resus,dan
crossmatch. Lebih mahal dari PMI dikarenakan pihak BDRS membeli kantong darah dari UTD PMI
senilai Rp.360.000 ditambah biaya pemeriksaan golongan darah di BDRS, crossmatch di BDRS, dan
penyimpanan kantong darah selama di BDRS.

5. Penyimpanan kantong darah ditempatkan pada kulkas yang terstandar (suhu 2-6 derajat celcius dengan
rak-rak yang bertuliskan golongan darah pada pintu kulkas). Bisa saja disimpan pada kulkas rumah
tangga, namun tidah memenuhi syarat dan standar.
6. Jika keluarga pasien ingin mengambil kantong darah, namun belum melengkapi persyaratan BPJS,
maka keluarga pasien membayar terlebih dahulu sebagai uang jaminan dan pihak BDRS akan
memberikan kwitansi sebagai bukti klaim kembali apabila syarat telah dilengkapi kemudian.

7. Uang jaminan dapat di klaim maksimal 3 hari setelah pembayaran, dengan membawa kwitansi yang
diberikan.
TERIMA KASIH
ALUR PELAYANAN
UTD-PMI

RINNY ARDINA, S.ST., M.Si


Membawa surat permintaan darah
yang di isi lengkap dan ditanda tangani
dokter yang merawat serta membawa
sampel darah ( 2 cc) yang di masukkan
ke dalam botol yang ada EDTA atau di
Melakukan Distribusi atau pengeluaran
darah. spuit yang telah di beri identitasPersyaratan Pasien Umum :
Dikenakan biaya Rp.
- Untuk melakukan pengeluaran darah, 360.000,-
petugas administrasi harus terlebih Perkantong darah (untuk
dahulu memeriksa kelengkapan biaya pemprosesan darah)
persyaratan.

Surat permintaan darah diserahkan Persyaratan Pasien BPJS :


beserta sampel pasien ke -Foto Copy Kartu
BPJS/ASKES/JAMKESMAS
laboratorium (apa bila stokdarah
/KIS (2 Lembar)
ada maka permintaan akan -Foto Copy Surat Pelayanan Rawat Inap
dipenuhi dan apabila stok kosong (2 Lembar)
maka mencari donor pengganti) -Foto Copy Surat Elibilitas (2 Lembar)

Persyaratan Pasien Kelas III Gratis :


-Foto Copy SKTM (3 Lembar)
Petugas mengimput data -Foto Copy Surat Pelayanan Rawat
permintaan pada sistem SIMUDDA Inap (3 Lembar)

Persyaratan Pasien Pihak Ke – 3:


-Foto Copy Surat Keterangan
Pihak ke III (3 Lembar) /Surat
rujukan perusahaan (3 Lembar)
Proses Permintaan Transfusi Darah UTD-
PMI Kota Palangka Raya

Stok darah ada Stok darah kosong

Mencari pendonor pengganti keluarga pasien


atau kerabat yang golongan darahnya sama

Proses Seleksi Donor

Konfirmasi Golda

AFTAP

Proses Uji Saring

Konfirmasi Golda

Cross match

Konfirmasi Golda

Pendistribusian Darah
ALUR SKRINING DONOR DI UTD-PMI

Seleksi donor :
1. Umur : 17 – 50 tahun
2. Berat badan : ≥ 50 kg
3. Kadar Hb : ≤ 12,5 g/dl (tenggelam)
Pendaftar Donor 4. Tekanan darah : minimal 110/70 mmHg ; maksimal 140/90 mmHg
(Sukarelawan/ Pengganti ) 5. Detak nadi : 50 – 100 /menit (teratur)
6. Tidak sedang flu
7. Tidak minum obat (selama 3 hari terakhir) kecuali vitamin
8. Tidak memiliki riwayat penyakit jantung, hati paru, ginjal, diabetes,
perdarahan, kejang, kanker dan penyakit kulit kronis
9. Untuk pendonor wanita tidak sedang menstruasi, tidak hamil, tidak
sedang menyusui (minimal 1-2 minggu setelah menstruasi baru
diperbolehkan untuk donor)
10.Untuk pendonor rutin, minimal 2-3 bulan setelah donor darah baru bisa
donor darah kembali.
Seleksi Donor

Pendonor yang tidak memenuhi Pendonor memenuhi Syarat


syarat :

• Kadar Hb rendah (atau Pengambilan darah


(AFTAP)
mengapung)
• Tekanan darah rendah
atau tinggi
• Ada riwayat penyakit kronis Servis donor (snack dan vitamin)
• Minum obat sebelumnya
(bukan vitamin)
Ucapan terimakasih kepada pendonor
ALUR PELAYANAN TRANFUSI DARAH
UTD – PMI KOTA PALANGKA RAYA
Surat permintaan tranfusi darah dari rumah
sakit atau klinik kesehatan

Stok darah kosong Stok darah ada

Pendonor sukarela Donor pengganti (keluarga


(dihubungi UTD-PMI) /kerabat pasien)

Seleksi Donor

Konfirmasi Golda

Proses aftap donor

Pemeriksaan uji saring


sampel darah donor
terhadap IMLTD (TP,
HBsAg, HIV, HCV)

Proses uji cross match darah donor dengan darah pasien.


Proses pendistribusian sesuai darah Distribusi Darah
transfuse jenis darah :
• Whole blood (WB)
• Packed Red Cell (PRC)
• Trombosit Concentrate (TC) • Pendataan darah yang akan dibawa oleh keluarga pasien melalui proses
komputerisasi (online) oleh petugas administrasi dengan aplikasi
SIMUDDA
• Penyelesaian administrasi (tanda tangan petugas dan tanda tangan
keluarga pasien dari kwitansi (untuk pasien umu) dan atau formulir
pengeluaran darah) serta beri cap UTD –PMI
• Konfirmasi ulang identitas pasien dengan menanyakan ke pihak
keluarga, yaitu :
1.Nama pasien
2.Golda pasien
3.Umur pasien
4.Alamat pasien
5.Rumah sakit /ruangan pasien dirawat inap
 Perhatikan No. Bag yang tertulis di surat permintaan darah dan
di kantong darah sesuai / bersesuaran / sama
 Diserahkan darah dan kwitansi ( untuk pasien umum ) dan atau
formulir pengeluaran darah pada keluarga pasien untuk
diserahkan ke perawat tempat pasien dirawat inap.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam alur pelayanan UTD-PMI adalah:

1. Saat uji saring IMLTD ditemukan hasil reaktif pada salah satu atau beberapa parameter pemeriksaan
seperti HBsAg, HCV, HIV, dan Sifilis maka petugas UTD-PMI tidak memiliki wewenang untuk
memberikan informasi tersebut kepada pendonor. Wewenang ini hanya boleh disampaikan oleh dokter
penanggungjawab yang ada di UTD-PMI.
2. Apabila ada hasil reaktif HIV, maka pendonor akan diarahkan ke RSUD terutama kepada petugas klinik
VCT (voluntary counselling and testing atau bisa diartikan sebagai konseling dan tes HIV sukarela
(KTS). Layanan ini bertujuan untuk membantu pencegahan, perawatan, serta pengobatan bagi
penderita HIV/AIDS.
3. Kantong darah yang dinyatakan reaktif akan disimpan pada kulkas khusus (afkir) dan dikumpulkan untuk
kemudian diambil oleh petugas khusus yang akan mengirimkan kantong darah tersebut ke UTD-PMI
Pusat Indonesia untuk didata, dilaporkan, dan dimusnahkan sesuai Prosedur Standar Operasional yang
berlaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai