• Uji saring IMLTD pada transfusi darah menggunakan Rapid Test dengan prinsip imunokromatografi.
Rapid test pada uji saring IMLTD:
1. Hepatitis B HBsAg Rapid Test mendeteksi keberadaan antigen Hepatitis B surface
2. Hepatitis C Anti HCV Rapid Test mendeteksi keberedaan antibodi terhadap Hepatitis C
3. Sifilis Syphilis Rapid Test mendeteksi keberadaan antibodi terhadap Treponema pallidum
4. HIV Anti HIV Rapid Test mendeteksi keberadaan antibodi terhadap HIV
• Uji saring IMLTD pada transfusi darah
menggunakan Rapid Test dengan prinsip
imunokromatografi atau teknik ELISA
(Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)
• Imunokromatografi
(ICA/Immunochromatography) teknik
untuk memisahkan dan mengidentifikasi
antigen atau antibodi yang terlarut dalam
sampel melalui daya kapilaritas (daya
serap) dari membran berdasarkan
pembentukan krom (warna) secara
kualitatif (positif/negatif)
• Uji saring IMLTD pada transfusi darah
menggunakan Rapid Test dengan prinsip
imunokromatografi atau teknik ELISA
(Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)
• Imunokromatografi
(ICA/Immunochromatography) teknik
untuk memisahkan dan mengidentifikasi
antigen atau antibodi yang terlarut dalam
sampel melalui daya kapilaritas (daya
serap) dari membran berdasarkan
pembentukan krom (warna) secara
kualitatif (positif/negatif)
Rapid test pada uji saring IMLTD
• Hepatitis C Anti HCV Rapid Test mendeteksi keberedaan antibodi terhadap Hepatitis C
Apabila yang ingin dideteksi/dicari di dalam sampel adalah antibodi, maka yang menempel pada rapid test
adalah antigen
• Sifilis Syphilis Rapid Test mendeteksi keberadaan antibodi terhadap Treponema pallidum
Apabila yang ingin dideteksi/dicari di dalam sampel adalah antibodi, maka yang menempel pada rapid test
adalah antigen
• HIV Anti HIV Rapid Test mendeteksi keberadaan antibodi terhadap HIV
Apabila yang ingin dideteksi/dicari di dalam sampel adalah antibodi, maka yang menempel pada rapid test
adalah antigen
HBsAg Rapid Test
• Virus hepatitis adalah penyebab penyakit sistemik yang terutama menyerang organ
hati. Kebanyakan kasus hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A, B, atau C.
Antigen kompleks yang ditemukan pada permukaan virus hepatitis B disebut
HBsAg.
HBsAg Rapid Test
• Ketika sampel yang adekuat terhisap masuk ke dalam sumuran kaset, sampel
akan bermigrasi dengan daya kapilaritas. Antibodi baik IgG, IgM, atau IgA dari
HCV yang apabila terdapat di dalam sampel berikatan dengan konjugat
antigen HCV. Imunokompleks akan terbentuk pada membran dengan
terbentuknya warn merah burgundi pada pita tes (T).
• Hal ini mengindikasikan bahwa antibodi HCV positif di dalam sampel.
• Warna pita T tidak terbentuk: hasil negatif.
• Warna pita C muncul adanya imunokompleks dari Antibodi Kambing-IgG Kelinci/Konjugat IgG Kelinci yang
muncul tanpa memperhatikan ada/tidaknya antibodi HCV.
• Cara Kerja:
1. Buka kemasan, letakkan kaset pada permukaan rata dan bersih.
2. Gunakan pipet tetes dengan posisi vertikal untuk meneteskan satu tetes serum atau plasma (sekitar 30 µL) ke
dalam sumur sampel (S) lalu tambahkan satu tetes (sekitar 40 µL) sample buffer. Jangan sampai ada gelembung.
3. Tunggu hingga garis muncul warna. Baca hasil dalam waktu 15 menit. Jangan baca hasil setelah 15 menit.
HASIL PEMERIKSAAN ANTI HCV RAPID TEST
Keterbatasan Anti HCV Rapid Test
1. Digunakan hanya untuk deteksi antibodi terhadap HCV di dalam sampel serum atau
plasma.
2. Hasil pemeriksaan hanya mengindikasikan keberadaan antibodi thdp HCV di dalam
sampel dan tidak dapat digunakan sebagai diagnosa tunggal untuk mendeteksi infeksi
virus hepatitis C.
3. Hasil dari test cassette harus dibarengi dengan informasi klinis lainnya.
4. Apabila hasil tes negatif, namun gejala klinis ada, lakukkan follow up menggunakan
metode klinik yang lain yang direkomendasikan. Hasil negatif yang muncul setiap saat,
tidak menutup kemungkinan adanya infeksi hepatitis C.
5. Hasil negatif dapat terjadi apabila kuantitas antibodi HCV pada sampel sangat rendah dari
batas pemeriksaan.
6. Beberapa sampel kadang-kadang memiliki titer tinggi seperti adanya rheumatoid factor
yang dapat menganggu hasil pemeriksaan.
TPHA Haemagglutination
• Prinsip pemerikksaan: tes TPHA merupakan tes hemaglutinasi indirect yang
spesifik dan sensitif untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum.
Eritrosit yang diawetkan dilapisi dengan komponen antigen dari Treponema
pallidum patogen. Sel eritrosit ini akan teraglutinasi jika terdapat antibodi
spesifik dari Treponema pallidum mikrotitrasi pada plate
• Komposisi:
1. TPHA Test Cells: eritrosit burung yang tersensitisasi dengan antigen Treponema pallidum.
2. TPHA Control Cells: eritrosit burung.
3. Kontrol Positif dan kontrol negatif.
• Diagnosa cepat infeksi HIV 1&2 penting untuk penanganan penyakit HIV.
Pengembangan tes cepat (5-30 menit) immunokromatografi merupakan
penyaringan awal untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV type 1, HIV
type 2 dan Subtype O di dalam serum/plasma dan darah pasien.
• Deteksi antibodi HIV-1, HIV-2, dan subtype O dalam darah, serum, plasma
oleh protein immunodominant pada virus HIV yang sudah dilumpuhkan dalam
membran.
• T1 test line di-coated dengan HIV-1 dan subtype O antigen sedangkan T2 test
line di-coated dengan HIV-2 antigen. Antigen pengikatnya adalah protein
rekombinan dari HIV-1 pada region gp-120, gp-41, p24. HIV-2 juga termasuk
rekombinan gp36.
• Keberadaan HIV1&2 IgM, IgG, IgA dapat dinyatakan dengan konjugat protein A.
1. Oncoprobe HIV 1&2 Antibody Rapi Test dibuat hanya untuk mendeteksi antibodi HIV di dalam serum,
plasma, dan darah manusia.
2. Intensitas warna yang timbul pada zona garis T (1 & 2) tidak berhubungan dengan banyaknya kadar
antibodi sampel.
3. Hasil negatif tidak mengesampingkan kemungkinan terinfeksi HIV-1/2. Hasil negatif palsu dapat diperoleh
dalam beberapa keadaan sebagai berikut:
• Tingkat antibodi rendah yang di bawah batas minimum deteksi test.
• Infeksi oleh virus tertentu yang kurang dapat terdeteksi oleh rapid test.
• Antibodi HIV yang diproduksi oleh tubuh pasien tidak bereaksi spesifik dengan antigen spesifik yang ada
pada tes.
• Kondisi penanganan sampel yang menyebabkan hilangnya aktifitas antibodi HIV.
4. Jika hasil positif, lakukan pemeriksaan dengan metode lain seperti dengan EIA, ELISA dan dievaluasi
dengan keseluruhan evaluasi klinis sebelum dibuat diagnosa.
PEMERIKSAAN UJI SARING DENGAN ELISA
TERIMA KASIH