Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PERILAKU SPASIAL DAN

BUDAYA MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
KHEREN GLORYA LUMENTA
(NIM 19021105040)

DOSEN PENGAMPUH :
DR. IR. JUDY O. WAANI, ST., MT.
VERRY LAHAMENDU, ST., MT.

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
2022
PERMASALAHAN RUMAH SUSUN DAN SOLUSINYA
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia, yang sangat
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian bangsa. Perumahan dan permukiman tidak dapat
hanya dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim
manusia dalam menciptakan tatanan hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan
jati diri. jika dihubungkan dengan hak asasi, maka tempat tinggal (perumahan dan
permukiman) merupakan hak bagi setiap Warga Negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 28 H
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Kebutuhan dasar tersebut wajib dihormati, dilindungi,
ditegakkan, dan dimajukan oleh Pemerintah.
Dikarenakan di perkotaan ketersediaan lahan untuk permukiman sangat terbatas dan
sangat mahal, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan pembangunan perumahan dengan
sistem vertikal yang biasa disebut apartemen atau rumah susun. partemen biasanya
diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, sedangkan rumah susun
peruntukannya lebih diutamakan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang
terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia adalah kota pertama yang merasakan
padatnya lalu lintas dikarenakan tingginya mobilitas warga yang mempunyai jarak tempuh
relatif panjang dari tempat bekerja dan berusaha dengan tempat tinggal. Demikian juga dengan
timbul dan meluasnya permukiman kumuh, dikarenakan keterbatasan warga dalam
menjangkau perumahan yang layak huni. Oleh karena itu sejak tahun 1994, Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta telah memulai membangun rumah susun bagi warganya, yang sebagian
besar adalah rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Dalam perkembangannya, banyak
rumah susun yang dibangun oleh pemerintah tidak dihuni oleh orang-orang yang tepat,
sebagaimana sasaran semula. Sehingga tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
fungsi kota secara keseluruhan.

Berikut beberapa masalah teknis yang ada pada rumah susun :


1) Mahalnya harga tanah di pusat-pusat kota yang berdekatan dengan tempat bekerja dan

berusaha, sehingga harga jual rusunawa masih mahal walau telah disubsidi;
2) Kurang sempurnanya perletakan antara dapur, kamar mandi dan kamar tidur, dikarenakan

keterbatasan luasan per satuan unit rumah susun serta belum adanya desain standar yang

ideal;

3) Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan pembagunan, sehingga sering terjadi

kebocoran air, baik itu air bersih atau air kotor dari lantai diatasnya;

4) Tidak tersedianya ruang jemur pakaian yang memadai;

5) Karena umumnya berlantai lebih dari 4, maka pada saat hujan terjadi tempias dan saat

musim panas cahaya dapat masuk langsung ke dalam rumah;

6) Kualitas bangunan yang serba standar, sehingga mengurangi rasa nyaman;

7) Tidak tersedia lift untuk bangunan sampai dengan berlantai 5.

8) Tidak tersedianya ruang pertemuan yang memadai sebagai tempat bersosialisasi;

9) Belum semua bangunan rumah susun yang dilengkapi dengan ramp untuk penyandang

cacat.

10) Distribusi air bersih sering kali tidak merata, misalnya apabila unit bagian bawah memakai

air, maka unit bagian atas akan kesulitan mendapatkan air, karena kurangnya volume dan

tekanan air

Selain masalah teknis, terdapat juga masalah sosial budaya yang terjadi di rumah susun, yaitu

1) Berbicara dan menggunakan perangkat audio dengan keras, sehingga mengganggu

tetangga kamar maupun penghuni secara keseluruhan;

2) Mengutamakan kepentingan individu dalam menggunakan fasilitas umum seperti, tangga,

selasar depan kamar yang juga berfungsi sebagai jalan akses bagi tetangga, dapur dan

kamar mandi umum, tempat bermain umum bagi anak-anak, parkir dan fasilitas umum

lainnya;
3) Menjemur pakaian keluar jendela, sehingga merusak pemandangan dan dapat meneteskan

air dari pakaian yang masih basah ke jemuran pakaian yang sudah kering di bawahnya;

4) Tanpa disadari selalu membuang sampah atau barang tidak berharga lainnya ke luar yang

dapat mengganggu kenyamanan penghuni lainya, khususnya dilantai bawah;

5) Karena terletak saling berdekatan, maka segala kegiatan, harta benda tetangga jelas

terlihat, sehingga sering menjadi pergunjingan dan saling cemburu;

6) Kurangnya kesadaran penghuni dalam memelihara fasilitas umum.

Dari berbagai masalah yang terdapat di rumah susun, berikut solusi yang disarankan :

1) Pemerintah harus memastikan harga rumah susun tidak memberatkan penghuninya,

karena melihat rumah susun diperuntukan untuk masyarakat dengan penghasilan

menengah ke bawah, atau mengadakan penyicilan untuk biaya yang harus dibayar.

2) Dalam proses pembangunan, harus diperhatikan dengan baik tata letak tempat huni,

jalur air, ruang jemur yang memadai, dan fasiltas pendukung lainnya untuk menunjang

kegiatan penduduk yang ada.

3) Penjadwalan pemasangan untuk air bersih dan listrik oleh pengololah, agar mencegah

tingginya pengggunaan energi tersebut

4) Terkait permasalahan sosial budaya, harus adanya rasa pengertian antar pengguna

sehingga dalam melakukan aktivitas penghuni tidak saling mengganggu.

5) Harus adaa peraturan dalam rumah susun yang jika tidak diikuti akan mendapatkan

sanski, ini dilakukan agar para penghuni tidak bersikap tidak peduli.

6) Dalam pengelolaan sampah, harus ada kesadaran dari pengguna ruma susun. Selain itu

juga perlu adanya petugas kebersihan dalam menunjang tingkat kebersihan yang ada.

7) Penghuni harus memilki rasa kekeluargaan antar tetangga, dan kesadaran dalam

pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada, agar dapat digunakan dengan baik.


Daftar Pustaka

Sains, M. P. F., Tarumingkeng, I. R. C., & Manuwoto, I. S. (2006). PERMASALAHAN

PENGELOLAAN RUMAH SUSUN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

RUMAH SUSUN

Anda mungkin juga menyukai