KELURAHAN OESAPA, RT 26
Penyebab utama tumbuhnya lingkungan kumuh menurut Khomarudin (1997) antara lain
adalah :
Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat,
berpenghasilan rendah,
Sulit mencari pekerjaan,
Sulitnya mencicil atau menyewa rumah,
Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan,
Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta
Disiplin warga yang rendah.
Kota sebagai pusat perdagangan yang menarik bagi para pengusaha,
Semakin sempitnya lahan permukiman dan tingginya harga tanah.
Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dampak sosial, dimana
sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan
ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan
terhadap norma-norma sosial. Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak
masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku
menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Dampak langsung dari adanya permukiman kumuh dalam hal keruangan yaitu adanya
penurunan kualitas lingkungan fisik maupun sosial permukiman yang berakibat semakin
rendahnya mutu lingkungan sebagai tempat tinggal (Yunus, 2000 dalam Gamal Rindarjono,
2010)
Permukiman kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota,
perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk di
daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang sosial,
ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni permukiman ini adalah
kerja keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari agar tetap
bertahan hidup, dan bahkan tidak sedikit warga setempat yang menjadi pengangguran.
Sehingga tanggungjawab terhadap disiplin lingkungan, norma sosial dan hukum, kesehatan,
solidaritas sosial, tolong menolong, menjadi terabaikan dan kurang diperhatikan.
HASIL SURVEI
Seperti permukiman di Kelurahan Oesapa, RT.27 khususnya. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut mengenai kawasan tersebut.
Drainase lingkungan Sudah terdapat saluran drainase namun hanya di beberapa titik
Pemeliharaan air limbah Sistem pengelolaan limbah diatur oleh masing2 bangunan
tidak tedapat pengolahan limbah yang terpusat
persampahan Tidak terdapat tempat pembuangan sampah
Pada beberapa bangunan, sampah diolah secara pribadi
(dibakar)
Masih terdapat tumpukan sampah yang dibuang sembarangan.
Proteksi kebakaran Tidak terdapat sarana proteksi kebakaran
Dari aspek aspek permukiman kumuh yang telah dibahas, dapat dilihat bahwa pada
setiap aspek terdapat permasalahan yang dihadapi. Bahkan juga di kawasan ini tidak terdpaat
sarana dan prasarana proteksi terhadap kebakaran yang kurang baik bagi lingkungan ini. Juga
jaringan drainase yang hanya tersedia dibeberapa titik sehingga mengakibatkan penurunan
kualitas lingkungan ini pada musim hujan. Masalah-masalah ini seharusnya mendapatkan
perhatian lebih dari pemerintah dan dapat di perbaiki demi keyamanan masyarakat yang
tinggal di lingkungan tersebut.