Anda di halaman 1dari 5

Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA


SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)
R. H. MATONDANG dan A. Y. FADWIWATI

Balai Pengkajian Tekonologi Pertanian Gorontalo


Jln. Kopi no. 270 Desa Moutong Kec. Tilong Kabila Kab. Bone Bolango Gorontalo

ABSTRAK

Pengkajian pemanfaatan jerami jagung fermentasi pada sapi dara Bali, bertujuan untuk meningkatkan
pemanfaatan sumberdaya pakan lokal dan meningkatkan kualitas pakan ternak. Metode yang digunakan
adalah dengan pendekatan teknologi budidaya ternak, dimana paket teknologi pakan untuk setiap hari per
ekor sapi adalah jerami jagung dan atau rumput 10% bobot badan serta konsentrat 1,5% per bobot badan
(RO); dan pakan jerami jagung yang difermentasi, untuk setiap ekor sebanyak 6 8 kg dan ditambah
konsentrat 3 kg (R1). Jumlah sapi 24 ekor yang terdiri dari 12 ekor milik petani koperator dan 12 ekor milik
petani non koperator. Data yang dikumpulkan yaitu tinggi pundak, lingkar dada, panjang dada, dalam dada,
dan lebar dada serta data usahatani. Data dianalisa secara deskriptif dan keuntungan usahatani menggunakan
B/C ratio. Pengukuran dilakukan setiap interval 1 (satu) bulan. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rataan
persentase kenaikan pertambahan pertumbuhan dengan perlakuan jerami jagung tanpa fermentasi
dibandingkan dengan perlakuan dengan menggunakan jerami jagung fermentasi berturut-turut, yaitu lingkar
dada 10,41 cm vs 11,00, tinggi pundak 8,09 vs 8,09 cm, panjang badan 12,75 cm vs 13,3 cm, dalam dada
11,42 cm vs 18,8 cm, dan lebar dada 27,58 cm vs 27,80 cm. disamping peningkatan pertumbuhan juga
mempercepat perkawinan sapi dara Bali dari umur 22 bulan menjadi umur kurang lebih 21 bulan.
Keuntungan yang di peroleh dengan pemanfaatan jerami jagung tanpa fermentasi sebesar 5%, sedangkan
pemanfaatan jerami jagung dengan fermentasi adalah 16%.
Kata Kunci : Jerami jagung, fermentasi, sapi, pakan

PENDAHULUAN berupa limbah pertanian terutama jerami dan


diketahui kualitasnya sangat rendah dan
Untuk memenuhi kebutuhan daging, susu, mengandung serat kasar yang tinggi sekitar
dan telur maka produksi peternakan harus di 27,8% (jerami jagung). Dengan penambahan
tingkatkan secara terus menerus dan ini dapat probiotik yang mengandung mikroba yang
dicapai dengan meningkatkan efisiensi mampu memecah serat kasar maka pakan yang
produksi peternakan secara menyeluruh dalam berserat kasar tinggi lebih mudah dicerna oleh
berbagai aspek. Efisiensi produksi peternakan ternak.
akan sangat tergantung dari ketersediaan pakan
atau makanan ternak yang berkualitas dalam
METODOLOGI
jumlah yang cukup sepanjang tahun.
Sapi bali memiliki efisiensi yang cukup
Petani yang terlibat dalam kegiatan
tinggi terutama dalam memanfaatkan pakan,
pengkajian integrasi jagung-sapi sebanyak 24
pada kondisi pakan yang kurang tersedia sapi
bali masih mampu bertahan hidup meskipun orang yang terdiri dari 12 orang petani
koperator dan 12 orang petani non koperator.
penurunan berat badannya sangat drastis.
Dengan jumlah sapi 24 ekor dan luas lahan
Sebaliknya pada saat pakan tersedia dalam
jumlah yang cukup dengan berkualitas tinggi tanaman jagung lebih dari 24 Ha. Petani
koperator mendapatkan teknologi budidaya
maka pertambahan berat badannya sangat
ternak dan teknologi pengolahan jerami
drastis peningkatannya (convensatory growth).
Oleh karena itu untuk mempertahankan jagung, sedangkan petani non koperator sesuai
produktifitas sapi bali maka perlu upaya dengan kebiasaannnya. Data yang diperoleh
peningkatan kualitas pakan yang tersedia, akan dianalisis melalui analisis descriptif,
analisis keuntungan dan B/C ratio.
terutama pada musim kemarau, sebab pada
musim ini pakan yang banyak tersedia adalah

105
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

Teknologi budidaya ternak masing masing adalah 5 kg untuk setiap ton


jerami diteruskan pada lapisan timbunan jerami
Paket teknologi pakan yang diberikan pada jagung berikutnya setebal sekitar 20 cm
induk sapi koperator dan non koperator dapat sehingga mencapai ketinggian 1 2 m,
dilihat pada Tabel 1. Pemberian pakan untuk kemudian didiamkan selama 21 hari.
setiap hari per ekor sapi adalah jerami jagung Tahap II. Tumpukan jerami jagung yang
dan atau rumput 10% bobot badan serta telah mengalami proses fermentasi dikeringkan
konsentrat 1,5% per bobot badan (R0); dan dengan sinar matahari dan dianginkan sebelum
pakan jerami jagung yang difermentasi, untuk disimpan. Setelah dikeringkan, jerami jagung
setiap ekor sebanyak 6 8 kg dan ditambah fermentasi dapat diberikan kepada sapi sebagai
konsentrat 3 kg (R1). pakan pengganti rumput segar.

Teknologi pengolahan jerami


HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembuatan fermentasi jerami
Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi
sebagai pakan ternak terdiri dari dua tahap
perbedaan biologis antara induk sapi Bali
yaitu :
dengan perlakuan jerami jagung tanpa
Tahap I. Jerami jagung yang baru panen
fermentasi dan jerami jagung fermentasi,
(kandungan air 65%) dikumpulkan, bahan yang
perbedaan ini mungkin disebabkan antara lain
digunakan dalam proses fermentasi adalah urea
karena adanya penambahan probiotik + urea
dan probiotik. Jerami jagung segar yang akan
dalam proses fermentasi jerami sehingga dapat
difermentasi ditumpuk hingga ketebalan 20
memperbaiki kualitas/ kandungan nutrisi
cm, kemudian di taburi urea dan probiotik
jerami jagung dan daya cernanya.

Tabel 1. Paket teknologi yang diintroduksikan kepada petani

Petani koperatoor Petani non koperatoor


Komponen teknologi
Induk sapi Bali Induk sapi Bali
Sistem perkandangan Kelompok Kelompok
Pakan ternak Jerami jagung atau rumput + konsentrat = Jerami fermentasi + konsentrat =
RO R1
Kotoran ternak Kompos/pupuk organik

Jerami Segar (Kadar Air 65 %)

Tumpukan Jerami + Probiotik + Urea


Proses fermentasi dan amoniasi (3 minggu)

Pengeringan
Sinar matahari

Pemberian pada ternak

Gambar 1. Cara pembuatan fermentasi jerami sebagai pakan ternak

106
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

Tabel 2. Rataan persentase kenaikan pertambahan pertumbuhan diukur dari lingkar dada, tinggi pundak,
panjang dada, dalam dada, dan lebar dada pada sapi dara Bali yang diberikan jerami jagung tanpa
dan fermentasi di Desa Pangeya, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo,
2004

Perlakuan Lingkar dada Tinggi pundak Panjang badan Dalam dada Lebar dada
Jerami jagung tanpa
fermentasi 10,41 8,09 12,75 11,42 27,58
(petani non koperator)
Jerami jagung
fermentasi 11,00 9,10 13,3 18,8 27,80
(petani Koperator)

Tabel 3. Pertambahan bobot badan sapi dara Bali di Desa Pangeya, Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Boalemo, Provinsi Gorontalo, 2004

Bobot Badan
Petani koperator
(Kg)
Awal 256 256 228 173 228 265 244 265 274 252 306 316
Akhir 311 316 244 201 261 311 256 232 278 256 325 335
Kenaikan 55 60 16 28 33 46 12* -33* 4* 4* 19 19*
Petani non koperator
Awal 256 256 166 139 256 244 316 287 261 311 283 269
Akhir 278 283 166 173 265 244 325 283 261 301 316 297
Kenaikan 22 27 0 34 9 0 9 -4 0 -10 33 28

Keterangan : * Sapi melahirkan

Selain mempercepat pertumbuhan (Tabel 3) penggunaan pakan yang selanjutnya akan


juga mempercepat perkawinan, terbukti pada meningkatkan pendapatan petani.
umur kurang dari 21 bulan sapi dara sudah Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa
dapat dikawinkan dibandingkan dengan sapi penggunaan jerami jagung fermentasi sebagai
yang dipelihara petani mencapai umur 22 bulan pakan pengganti rumput memberikan
lebih. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi keuntungan sebesar 16 % terlihat dari nilai B/C
pakan dapat mempercepat pertumbuhan yang rasio 0,16 sedangkan pakan jerami jagung
kemudian memperbaiki alat alat reproduksi tanpa fermentasi memberi keuntungan 5 %
sapi betina yang selanjutnya akan dengan B/C rasio 0.05. Hal ini menunjukkan
meningkatkan tingkat kelahiran sapi. bahwa teknologi pakan dapat meningkatkan
Disamping itu lama pemeliharaan juga dapat pendapatan petani walaupun belum mencapai
diperpendek, hal ini dapat menghemat yang diharapkan.

107
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

Tabel 4. Rataan biaya dan pendapatan pemeliharaan satu ekor sapi dara Bali selama 14 bulan dengan
pemberian pakan jerami jagung dengan fermentasi + konsentrat di Desa Pangeya, Kecamatan
Wonosari Kab. Boalemo, Provinsi Gorontalo, 2004

Uraian Jumlah (Unit) Harga (Rp/Unit) Nilai (Rp)


I. Biaya Produksi
1. Sapi bali
a. Nilai awal tahun
b. Pembelian 1 ekor 2.250.000 2.250.000
2. Tenaga Kerja (HOK) 1 HOK 1.500 637.500
3. Pakan Konsentrat 3 kg /hr/ ekor 530 675.750
4. Jerami Jagung Fermentasi 8 kg /hr/ ekor 265 901.000
5. Obat/vaksin 1 unit 50.000 50.000
6. Listrik dan air - - -
7. Lain - lain
Jumlah 4.514.250
II. Penerimaan
Penjualan Sapi 1 ekor 3.288.000 3.288.000
Kelahiran 1 ekor (umur 5 bulan) 1.750.000 1.750.000
Nilai akhir -
Penjualan pupuk kandang kering 5 kg x 425 hari 100 212.500
Jumlah 5.250.500
III. Keuntungan 736.250
Benefit cost ratio (B/C) 0,16

Tabel 5. Rataan biaya dan pendapatan pemeliharaan satu ekor sapi dara Bali selama 14 bulan dengan
pemberian pakan jerami jagung tanpa fermentasi + konsentrat di Desa Pangeya, Kecamatan
Wonosari Kab. Boalemo, Provinsi Gorontalo, 2004

Uraian Jumlah (Unit) Harga Rp/Unit) Nilai (Rp)


I. Biaya Produksi
1. Sapi bali
a. Nilai awal tahun
b. Pembelian 1 ekor 2.250.000 2.250.000
2. Tenaga Kerja (HOK) 1 HOK 1.500 637.500
3. Pakan Konsentrat 3 kg/hr/ ekor 530 675.750
4. Jerami Jagung Tanpa Fermentasi 20 kg /hr/ ekor 100 850.000
5. Obat/vaksin
6. Listrik dan air 1 unit 50.000 50.000
7. Lain - lain - - -

Jumlah 4.463.250
II. Penerimaan
Penjualan Sapi 1 ekor 2.716.000 2.716.000
Kelahiran 1 ekor (umur 5 bulan) 1.750.000 1.750.000
Nilai akhir -
Penjualan pupuk kandang kering 5 kg x 425 hari 100 212.500

Jumlah 4.678.500
III. Keuntungan 212.250
Benefit cost ratio (B/C) 0,05

108
Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak

KESIMPULAN DJULIN, A, N. SYAFAAT DAN F. KASRYONO.


2002. Perkembangan Sistem Usahatani
Dengan pemeliharaan sapi dikandangkan Jagung. Dalam Ekonomi Jagung Indonesia.
Badan Litbang Pertanian. akarta.
dan pemberian pakan konsentrat serta jerami
jagung yang difermentasi sebagai pakan sapi KARTAATMADJA, S dan A.M. FAGI. 2000.
pengganti rumput dapat meningkatkan Pengolahan Tanaman Terpadu; Konsep Dan
pertambahan berat badan dan mempercepat Penerapan. Dalam Prosiding Tonggak
perkawinan sekaligus meningkatkan Kemajuan Teknologi Produksi Tanaman
Pangan. Konsep dan Strategi Peningkatan
pendapatan petani. Lebih baik dibandingkan
Produksi Pakan. Pusat Penelitian dan
dengan system pemeliharaan yang secara Pengembangan Tanaman Pangan. Badan
tradisional yang dilakukan oleh petani. Litbang Pertanian. Hal. 75 89.
TANGENJAYA dan GUNAWAN disitir oleh SUBANDI,
DAFTAR PUSTAKA MAHYUDDIN SYAM and ADI WIDJONO. 1988.
Jagung dan Limbahnya untuk Makan Ternak.
ADININGSIH, S.J., D. SETYORINI, dan T.PRIHARTINI. Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor. Pusat
1995. Pengelolaan Hara Terpadu Untuk Penelitian dan Pengembangan Tanaman
mencapai produksi pangan yang Mantap dan Pangan. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Akrab Lingkungan. Dalam Prosiding
Pertemuan Teknis Penelitian Tanah dan WARISNO. 1998. Pusat Penelitian dan
Agroklimat. Makalah Kebijakan Pusat Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.
Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Litbang Pertanian. Hal 55 70
ANONIMOUS. 2002. Partisipatory dan Shuttle
Breeding Penerapan Pada Pengujian Varietas
Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia.
Makassar.

109

Anda mungkin juga menyukai