Anda di halaman 1dari 7

LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

Ruang Terbuka Hijau Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Ratu Mawar Kartina


Fakultas Hukum, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Abstract

The living environment is the unity with all things space, power, state, and living creatures, including
humans, and behavior, affecting the continuity of our lives and welfare of human beings and other
living creatures. The environment can be in katakana as everything around humans or living beings
who have a reciprocal relationship and complex interplay between the components with other
components.The problem in this thesis is how the implementation of Green Open Space program in
the city of Cirebon and what factors that hinder the implementation of green open space.In this study
the methods used is a normative legal research methods. Specifications research in descriptive
qualitative analysis. Types of data including primary data, secondary and tertiary. The data
collection technique is done through interviews, literature studies, and media / website.The result of
this research is the implementation of the green space by the City of Cirebon done seriously and
gradually it proved with the increasing green space in the city of Cirebon by nine percent. Factors
inhibiting RTH program implementation is the problem of land acquisition, the government budget,
land prices are higher, the increasing development, the limited facilities and infrastructure.

Keyword: green open space,.land quisition, living environment.

PENDAHULUAN Penataan Ruang disebutkan bahwa ruang


terbuka hijau merupakan area
Meningkatnya populasi manusia di dunia
memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
secara drastis telah menjadi permasalahan
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
besar bagi kehidupan manusia di
tempat tumbuh tanaman, baik yang
bumi.Jumlah penduduk dan tingkat
tumbuh secara alamiah maupun yang
kebutuhan hidup yang semakin meningkat
sengaja ditanam.
tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan
Ruang terbuka merupakan ruang
dan sumberdaya alam, pada akhirnya
yang dapat dijangkau masyarakat dalam
memunculkan permasalahan sosial,
waktu yang terbatas maupun yang dapat
ekonomi dan lingkungan.Dibutuhkan
diakses secara tidak langsung dalam waktu
upaya pengaturan tentang kebutuhan
yang tidak tertentu (Santoso & Retna
lingkungan yang menata dan mengelola
Hidayah, 2012). Ruang terbuka dapat
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
berupa jalan, trotoar maupun ruang
Kehidupan melalui tersedianya ruang
terbuka hijau yang meliputi taman koota,
terbuka bagi masyarakat baik masyarakat
hutan kota dan lainnya..
perkotaan maupun pedesaan.Pemanfaatan
Guna mendukung optimaliasi
dan ketersediaan ruang terbuka tersebut
manfaat dari ruang terbuka hijau maka
dimaksudkan untuk perlindungan habitat
perlu batasan minimal luasan ruang
tertentu, sarana lingkungan, pengamanan
terbuka hijau dalam kota. Menurut
jaringan pertanian dan budi daya.
Undang-undang No 26 tahun 2007 pasal
Di Indonesia Greenery Open
29 pasal 1 ruang terbuka hijau dapat
Spacesatau Ruang Terbuka Hijau
berupa ruang terbuka hijau publik dan
merupakan salah satu program kelestarian
ruang terbuka hijau privat. Pada pasal 2
lingkungan hidup di wilayah perkotaan
disebutkan bahwa proposi ruang tebuka
yang memiliki fungsi, baik fungsi ekologis,
hijau pada wilayah kota paling sedikit 30%.
ekonomi dan estetika. Menurut Undang-
Sedangkan proporsi ruang terbuka hijau
Undang No 26 Tahun 2007 tentang

73
LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

publik pada wilayah kota paling sedikit METODE PENELITIAN


adalah 20% dari luas wilayah kota (Pasal Penelitian ini merupakan penelitian hukum
3). Ruang terbuka hijau publik dimiliki normatif untuk menilai pelaksanaan suatu
dan dikelola pemerintah untuk peraturan daerah dan di lakukan dengan
dimanfaatkan oleh masyarakat umum, mengadakan penelitian kepustakaan serta
sedangkan ruang terbuka hijau privat penelitian lapangan.Penelitian di
dimiliki/dikelola oleh perseorangan, laksanakan di kantor Pengelola
swasta maupun oleh masyarakat Lingkungan Hidup Pemerintah Kota
(Ramadhani, et al., 2015) Cirebon
Kota Cirebon berada di pesisir
utara pulau Jawa, memiliki posisi yang Sumber dan Jenis Bahan Hukum
strategis sebagai penghubung wilayah a. Bahan hukum Primer
Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Bahan hukum yang sifatnya mengikat
Cirebon memilki luas daratan yang lebih masalah-masalah yang akan di teliti
besar diabnding perbukitan, karena seperti yang terkait dalam UUD 1945,
posisinya yang berada di sekitar wialyah Peraturan Pemerintah, dan lainnya dan
pantai. Luas kota Cirebon adalah 3.735,82 diperoleh dari hasil penelitian lapangan
hektar atau kurang lebih 37 km2 (BPS, dengan cara mengajukan pertanyaan
2015) dengan dominasi penggunaan lahan secara lisan (wawancara) maupun
untuk perumahan (32%) dan tanah mengajukan pertanyaan secara tertulis.
pertanian (38%). Bahan hukum primer yaitu bahan
Wilayah administrasi Pemerintah bahan hukum yang mempunyai kekuatan
Kota Cirebon mencakup 5 kecamatan, mengikat antara lain :
diataranya Kecamatan Harjamukti dengan a) Undang Undang Nomor 26 Tahun
persentase luas wilayah 47%, 2007 Tentang Penataan Ruang.
KecamatanKesambi (22%), Kecamatan b) Undang Undang Nomor 32 Tahun
Lemangwungkuk (17%), Kecamatan 2009 Tentang Perlidungan dan
Kejaksan (10%), dan kecamatan Pekalipan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
(4%). Kelima kawasan/kecamatan tersebut c) Peraturan Pemerintah Republik
termasuk ke dalam sasaran Ruang Terbuka Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
Hijau (RTH) publik dan Ruang Terbuka Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Hijau (RTH) privat di kota Cirebon. Nasional.
Sebagai wialayah yang strategis d) Pengaturan Menteri Dalam Negeri no 1
untuk pengembangan perdagangan dan Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
jasa, kota Cirebon merupakan wilayah Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
yang rentan terhadap perubahan e) Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor
penggunaan lahan yang berpengaruh pada 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
jumlah ruang terbuka hijau. Analisis perlu Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon
dilakukan untuk mengetahui Tahun 2011-2031.
perkembangan ruang terbuka hijau b. Bahan Hukum Sekunder
khusunya untuk kota Cirebon. Berdasarkan Data yang diperoleh dari penelitian
latar belakang tersebut maka penelitian ini bahan pustaka dengan cara
bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengumpulkan data yang terdapat dalam
pelaksanaan Ruang Tebuka Hijau di Kota peraturan perundang-undangan, buku-
Cirebon, dan mengetahui faktor-faktor buku, artikel, pendapat para pakar hukum,
yang menghambat pelaksanaan program maupun makalah-makalah yang ada
Ruang Terbuka. hubungannya dengan masalah yang akan
di teliti.

74
LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

c. Bahan Hukum Tersier b. RTH privat dengan proporsi paling


Bahan hukum penunjang yang sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas
memberikan petunjuk terhadap bahan wilayah kota.”
hukum primer dan bahan hukum sekunder Salah satu misi Tata Ruang Kota
seperti kamus hukum, kamus bahasa, dan Cirebon adalah mengembalikan dan
ensiklopedia, media massa, dan internet memanfaatkan kawasan lindung secara
yang berhubungan dengan topik benar serta menciptakan penghijauan
penulisan hukum ini. sebagai paru-paru kota. Pasal 46 Perda No.
Metode yang dilakukan pada 8Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
penelitian ini meliputi 1) Wilayah Kota Cirebon mengharuskan
Wawancara/interview. Wawancara setiap wilayah memiliki ruang terbuka
dilakukan melalui proses tanya jawab yang hijau sejumlah 30% dari luas wilayah
berlangsung secara lisan dalam mana dua masing-masing daerah. Presentase 30%
atau lebih bertatap muka mendengarkan disini 10% merupakan RTH privat dan
langsung informasi-informasi atau 20% merupakan RTH publik. Keberadaan
keterangan-keterangan dari kepala seksi ruang terbuka hijau menjadi penting
pemantauan, pencegahan, dan pemulihan sebagai penangkal dampak buruk
lingkungan hidup Kota Cirebon, 2) Studi pemanasan global. Selain sebagai ruang
pustaka. Dilakukan dengan publik, juga dapat dimanfaatkan untuk
mengumpulkan dan mempelajari bahan- daerah resapan air dan konservasi
bahan tertulis yaitu berupa buku, peraturan lingkungan.
perundang-undangan, website atau media Kecamatan Harjamukti
massa yang berkaitan dengan penelitian Kecamatan Harjamukti ini terdiri
Analisis data dilakukan secara dari lima kelurahan yaitu kelurahan
kualitatif pada data primer maupun argasunya, kelurahan harjamukti,
sekunder dengan pendekatan deskriptif kelurahan kalijaga, kelurahan kecapi dan
yakni pemecahan masalah yang di selidiki kelurahan larangan. Kecamatan ini
dengan menggambarkan keadaan subjek merupakan kecamatan yang
dan objek penelitian pada saat sekarang wilayah/kawasannya terluas dibandingkan
berdasarkan fakta yang tampak. empat kecamatan lainnya yang berada di
kota cirebon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari begitu luasnya kecamatan
Implementasi Ketentuan Ruang Terbuka Harjamukti ini ternyata RTH privat lah
Hijau Oleh Pemerintah Kota Cirebon yang jauh lebih luas di bandingkan dengan
Kawasan Ruang Terbuka Hijau yang RTH publik maka pemerintah kota
menjadi objek dalam penelitian ini adalah Cirebon merencanakan untuk
5 (lima) kecamatan yang termasuk dalam meluaskan/mengembangkan lagi RTH
administratif Kota Cirebon, sebagaimana Publik. Adapun perbandingan luas dari
yang tercantum pada Pasal 46 ayat (1) RTH privat dan RTH publik adalah RTH
Perda No. 8 Tahun 2012 tentang RTRW publik yang dimiliki oleh kecamatan
Kota Cirebon. Harjamukti dengan luas kurang lebih
“Kawasan RTH sebagaimana 93,85 (sembilan puluh tiga koma delapan
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf d, lima) hektar yang terdiri atas : 1. RTH
memiliki proporsi paling sedikit 30% (tiga taman pemakaman; 2. RTH jalur hijau
puluh persen) dari luas wilayah kota, jalan; 3.RTH sempadan jalan KA; 4.RTH
terdiri atas : Sempadan sungai; 5. RTH hutan kota; dan
a. RTH publik dengan proporsi paling 6. RTH lapangan olah raga. Sedangkan
sedikit 20% (dua puluh persen) dari luas dari RTH privat yaitu RTH
luas wilayah kota; dan pekarangan dengan luas kurang lebih 380
(tiga ratus delapan puluh) hektar.

75
LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

Dengan hal tersebut pemerintah yang sebagian besar kawasannya


kota Cirebon ingin mengembangkan lagi merupakan Kawasan suaka alam dan cagar
luas RTH publik di Kecamatan Harjamukti, budaya.
dengan luas kurang lebih 226,30 (dua ratus Adapun luas kawasan RTH publik
dua puluh enam koma tiga puluh) hektar dan RTH privat dari Kecamatan
yang terdiri atas: 1. RTH taman RT; 2. Lemahwungkuk adalah sebagai berikut:
RTH taman RW; 3. RTH taman RTH publik di KecamatanLemahwungkuk,
Kelurahan; 4. RTH taman Kecamatan; 5. dengan luas kurang lebih 126,36 (seratus
RTH taman Kota; 6. RTH taman dua puluh enam koma tiga puluh enam)
pemakaman; 7. RTH jalur hijau jalan; 8. hektar yang terdiri atas : 1. RTH taman
RTH hutan kota; 9. RTH sumber air baku; kota; 2. RTH taman pemakaman; 3. RTH
dan 10. RTH lapangan olah raga. jalur hijau jalan; 4.RTH sempadan jalan
Kecamatan Kesambi KA; 5.RTH sempadan pantai; 6.RTH
Kecamatan kesambi ini merupakan sempadan sungai; dan 7.RTH lapangan
kecamatan yang luas wilayah/kawasannya olah raga. Sedangkan RTH privat di
urutan kedua dari kecamatan Harjamukti. Kecamatan Lemahwungkuk, RTH
Kecamatan ini terdiri dari lima kelurahan, pekarangan dengan luas kurang lebih 86
yaitu kelurahan karyamulya, kelurahan (enam puluh enam) hektar.
pekiringan, kelurahan sunyaragi, kelurahan Dan pemerintah kota Cirebon ingin
drajat, dan kelurahan kesambi. mengembangkan RTH publik di
Adapun luas kawasan RTH publik Kecamatan Lemahwungkuk, dengan luas
dan RTH privat dari kecamatan kesambi kurang lebih 70,25 (tujuh puluh koma dua
adalah sebagai berikut: RTH publik di puluh lima) hektar yang terdiri atas : 1.
Kecamatan Kesambi dengan luas kurang RTH taman RT; 2. RTH taman RW; 3.
lebih 76,01 (tujuh puluh enam koma nol RTH taman Kelurahan; 4. RTH taman
satu) hektar yang terdiri atas: 1. RTH Kecamatan; 5. RTH taman Kota; 6. RTH
taman pemakaman; 2. RTH jalur hijau taman pemakaman; 7. RTH jalur hijau
jalan; 3.RTH sempadan jalan KA; 4.RTH jalan; 8.RTH sempadan pantai;9.RTH
sempadan sungai; dan 5.RTH lapangan sabuk hijau; 10. RTH hutan kota; 11. RTH
olah raga seluas. Sedangkan RTH privat di hutan mangrove; dan 12.RTH lapangan
Kecamatan Kesambi, RTH pekarangan olah raga.
dengan luas kurang lebih 75 (tujuh puluh Kecamatan Kejaksan
lima) hektar. Kecamatan ini mempunyai empat
Pemerintah kota Cirebon ingin kelurahan yaitu kelurahan kebonbaru,
mengembangkan RTH publik di kelurahan kesenden, kelurahan sukapura,
Kecamatan Kesambi dengan luas kurang dan kelurahan kejaksan. Adapun luas
lebih 46,38 (empat puluh enam koma tiga kawasan RTH publik dan RTH privat dari
puluh delapan) hektar yang terdiri atas : 1. Kecamatan Kejaksan adalah sebagai
RTH taman RT; 2. RTH taman RW; 3. berikut: RTH publik di Kecamatan
RTH taman Kelurahan; 4. RTH taman Kejaksan dengan luas kurang lebih 29,48
Kecamatan; 5. RTH taman; 6. RTH taman (dua puluh sembilan koma empat puluh
pemakaman; 7. RTH jalur hijau jalan; 8. delapan) hektar yang terdiri atas : 1. RTH
RTH hutan kota; dan 9. RTH lapangan taman kota; 2. RTH jalur hijau jalan; 3.
olah raga. RTH taman pemakaman; 4. RTH
Kecamatan Lemahwunguk sempadan jalan KA; 5.RTH sempadan
Kecamatan ini mempunyai empat sungai; dan 6.RTH lapangan olah
kelurahan yaitu kelurahan lemahwunguk, raga.Sedangkan RTH privat di Kecamatan
kelurahan panjunan, kelurahan pegambiran Kejaksan, berupa RTH pekarangan dengan
dan kelurahan kesepuhan. Kecamatan luas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar.
Lemahwunguk ini merupakan kecamatan

76
LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

Pemerintah kota Cirebon ingin Dan luas RTH publik di Kota


mengembangkan RTH publik di Cirebon yang mencapai sembilan persen
Kecamatan Kejaksan adalahdengan luas tersebut merupakan ruang terbuka yang
kurang lebih 36,36 (tiga puluh enam koma status kepemilikannya milik Pemkot
tiga puluh enam) hektar yang terdiri atas : Cirebon. Selain RTH milik Pemkot,
1. RTH taman RT; 2. RTH taman RW; 3. sebenarnya masih banyak RTH lainnya
RTH taman Kelurahan; 4. RTH taman yang status kepemilikannya milik
Kecamatan; 5. RTH taman kota; 6. RTH masyarakat. Di kota Cirebon banyak
taman pemakaman; 7. RTH jalur hijau terdapat ruang terbuka milik masyarakat
jalan; 8. RTH hutan kota; dan 9. RTH yang tidak terhalang bangunan, ruang
lapangan olah raga. terbuka itu oleh masyarakat ditanami
Kecamatan Pekalipan berbagai pohon produksi, seperti mangga,
Kecamatan ini mempunyai empat dengan sistem tumpangsari.Apabila
kelurahan yaitu kelurahan jagasatru, dihitung secara keseluruhan dengan RTH
kelurahan pulasaren, kelurahan pekalipan milik masyarakat, maka RTH di Kota
dan kelurahan pekalangan. Adapun luas Cirebon saat ini sesungguhnya sudah
kawasan RTH publik dan RTH privat dari mencapai 50% (lima puluh persen).
Kecamatan Pekalipan adalah sebagai Namun, RTH milik masyarakat itu
berikut: RTH publik di tidak masuk dalam hitungan RTH seperti
KecamatanPekalipan, dengan luas kurang ketentuan Permen PU 5/2008. Hal ini
lebih 15,76 (lima belas koma tujuh puluh dikarenakan berdasarkan aturan tersebut,
enam) hektar yang terdiri atas : 1. RTH yang masuk kriteria sebagai RTH adalah
taman kota; 2. RTH sempadan jalan KA; Ruang terbuka yang status lahannya milik
dan 3.RTH sempadan sungai. Sedangkan pemerintah. Dengan aturan yang ada saat
RTH privat di Kecamatan Pekalipan, ini, maka Pemerintah Daerah harus
berupa RTH Pekarangan dengan luas membebaskan lahan milik masyarakat
kurang lebih 15 (lima belas) hektar. terlebih dahulu agar bisa diklaim oleh
Pemerintah kota Cirebon ingin Pemerintah Kota Cirebon sebagai RTH.
mengembangkan RTH publik di Apabila dilihat secara fungsi, RTH
Kecamatan Pekalipan adalah dengan luas di Kota Cirebon telah lebih dari jumlah
kurang lebih 42,03 (empat puluh dua koma minimal. Akan tetapi jika dilihat dari
nol tiga) hektar yang terdiri atas : 1. RTH aspek kepemilikan (lahan milik Pemkot),
taman RT; 2. RTH taman RW; 3. RTH jumlah RTH masih kurang dari jumlah
taman Kelurahan; 4. RTH taman minimal.
Kecamatan; 5. RTH taman kota; 6. RTH
taman pemakaman; 7. RTH jalur hijau Faktor-faktor yang Menghambat
Jalan; 8. RTH hutan kota; dan 9. RTH Pelaksanaan Program Ruang Terbuka
lapangan olah raga. Hijau.
Dari kelima kecamatan ini
Posisi dan kondisi Kota Cirebon dalam
pemerintah mempunyai rencana untuk
konteks interaksi dengan kawasan di
mengembangkan RTH kotanya yang
sekitarnya begitu terbuka dan mudah
dirasa kurang memenuhi presentase RTH
diaskes, membawa konsekuensi-
daerah/kota yaitu 30% dari luas wilayah
konsekuensi yang mau tidak mau harus di
Kota Cirebon. Sejauh ini pemerintah kota
tanggung dan di upayakan
Cirebon telah menambah luas dari Ruang
solusinya.Berdasarka pada situasi dan
Terbuka Hijau Publik (RTH)masih
kondisi yang di hadapi saat ini terdapat
disekitar 9% (sembilan persen), sedangkan
perbedaan nilai-nilai yang di anut tentang
itu jauh dari perencanaan yang ada dalam
pemanfaatan ruang antara pemerintah dan
PERDA No.8 Tahun 2012 tentang RTRW.
masyarakat.

77
LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

Berdasarkan wawancara penulis Kendala lain adalah masih


dengan Bapak Agung Setdjiono Kepala terbatasnya sarana dan prasarana yang ada
Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon di daerah kota Cirebon sebagai penunjang
beliau mengatakan bahwa Pemerintah dalam pelaksanaan peraturan daerah
Kota Cirebon dalam pelaksanaan RTRW Kota Cirebon. Misalnya
penyediaan Ruang Terbuka Hijau penyediaan kawasan olahraga, rekreasi,
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 dan fasilitas lain yang mendukung
Tahun 2012 tentang RTRW Kota Cirebon penyediaan kawasan ruang terbuka
dan Undang-undang Nomor 26 Tahun hijau.Sehingga masyarakat bisa lebih
2007 tentang Penataan Ruang di Kota memahami pentingnya kawasan ruang
Cirebon ada sedikit hambatan meskipun terbuka hijau.
Pemerintah Kota telah melakukan Sebagai salah satu upaya
sosialisasi. Sehingga pekerjaan Pemerintah mewujudkan pemenuhan sarana dan
Kota belum berjalan dengan baik.Salah prasarana tersebut harusnya melibatkan
satunya yang menjadi kendala adalah semua elemen masyarakat serta
masalah kepemilikan lahan.Lahan yang pemerintah dalam melaksanakan
masih terbatas karena masalah pembangunan yang merata, arah
pembebasan lahan, merupakan hal yang kebijakannya lebih berusaha untuk dapat
sangat identik dengan persoalan anggaran. menerapkan ketentuan penataan ruang
Anggaran pemerintah kota Cirebon yang sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8
masih kurang untuk membeli lahan tahun 2012 tentang RTRW kota Cirebon
sebagai upaya penyediaan kawasan ruang dan Undang-undang no.26 Tahun 2007
terbuka hijau, menjadi persoalan yang begitu pula dalam penyediaan ruang
sangat klasik dalam pembangunan di terbuka hijau sebagai intensitas
setiap daerah. pemanfaatan ruang penyeimbang
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau ekosistem lingkungan.
seringkali masih dikalahkan oleh berbagai
KESIMPULAN
kepentingan yang lebih menguntungkan
dan cenderung berorientasi pada Berdasarkan hasil penelitian dapat
pembangunan fisik untuk kepentingan disimpulkan bahwa pemerintah Kota
ekonomi, kebutuhan ruang (khususnya Cirebon telah melaksanakan program
RTH) untuk berlangsungnya fungsi penyediaan Ruang Terbuka Hijau secara
ekologis kurang terakomodasi, dan serius dan bertahap. Beberapa
berdampak pada permasalahan harga permasalahan yang menghambat dalam
tanah yang semakin tinggi, sehingga pelaksnaan program RTH Kota Cirebon
sebagian warga lebih memilih untuk diantaranya adalah masalah kepemilikan
pembangunan gedung dari pada untuk lahan, dimana pembebasan lahan
ruang terbuka hijau. terkendala karena terbatasnya anggaran
Semakin meningkatnya pemerintah kota Cirebon dan terbatsanya
pembangunan juga membawa pengaruh sarana prasarana.
yang besar terhadap struktur dan kultur
tanah sebagai ruang pembangunan. DAFTAR PUSTAKA
Sebagai akibat dari semakin meningkatnya Adisasmita, R. (2010). Pembangunan
volume pembangunan, maka struktur tanah kawasan dan tata ruang. Graha Ilmu.
mengalami perubahan besar.Banyak tanah Asshiddiqie, J. (2009). Green
atau ruang yang seharusnya dipergunakan Constitution: Nuansa Hijau Undang-
untuk ruang terbuka hijau beralih fungsi Undang Dasar Negara Republik
menjadi tanah untuk pemukiman, Indonesia Tahun 1945. Rajawali Pers.
perkantoran, pusat bisnis, dan kepentigan
lainnya.

78
LOGIKA, Desember 2018, XXII (3): 73-79 Kartina. Ruang Terbuka Hijau....

Badan Pusat Statistika. Luas Wilayah Kota Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007
Cirebon Tahun 2015. Cirebon tentang Penataan Ruang. Jakarta.
Santoso, B., & Retna Hidayah, S. (2012). Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka sebagaimana telahdiubah dengan UU
Hijau Pada Kawasan Perkampungan No.8 Tahun 2005 tentang perubahan
Plemburan Tegal, Ngaglik Sleman. pertama dan UU No.12 Tahun 2008
INformasi Dan Ekspose Hasil Riset tentang Perubahan Kedua UU No.32
Teknik SIpil Dan Arsitektur, 8(1). Tahun 2004 tentang Pemerintaha
Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 Daerah.
tentang Peraturan Dasar Poko Agraria. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002
Jakarta. tentang BangunanGedung (UU BG).
Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990. Peraturan Pemerintah Nomor 69
tentang Konservasi Sumberdaya Tahun 1996 tentang Pelaksanaaan
Alam Hayati dan Ekosistemnya. Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan
Jakarta. Tata Cara Peran Serta Masyarakat
Undang–Undang Nomor 23 Tahun 1997 dalam Penataan Ruang.
tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Jakarta.

79

Anda mungkin juga menyukai