Anda di halaman 1dari 25

Program Studi Magister Rancang Kota

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan


Institut Teknologi Bandung
2020
RK5100 Studio Rancang Kota I

ELEMEN RANCANG KOTA


RUANG TERBUKA
Disusun Oleh Kelompok 3 :
25620002 Muntazery Mustaid
25620008 Parman Antoni Malau
1. DEFENISI RUANG TERBUKA

2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA

3. TUJUAN RUANG TERBUKA

4. TOKOH YANG TERLIBAT

5. FUNGSI DAN MANFAAT RUANG TERBUKA

PEMBAHASAN
6. JENIS DAN KLASIFIKASI RUANG TERBUKA

SISTEMATIKA
7. ASPEK DAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG TERBUKA

8. KRITERIA RUANG TERBUKA

9. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUANG TERBUKA

10. PERATURAN DAN PEDOMAN DI INDONESIA

11. STUDI KASUS

12. TANTANGAN KEDEPAN

13. KESIMPULAN
DEFENISI

Hamid Shirvani, 1985 Peraturan Menteri PU No: 05/PRT/M/2008


1
Ruang Terbuka adalah Ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk
Ruang terbuka dapat didefenisikan sebagai semua landscape, hardscape, taman, area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya
dan ruang rekreasional di perkotaan. lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

Paul D. Speiregen, 1965


Open space adalah ruang terbuka yang pembatasnya didominasi oleh unsur alam.
Urban space adalah ruang terbuka yang pembatasnya didominasi oleh unsur buatan.
Eko Budiharjo & Djoko Sujarto, 2005
Urban open space adalah Jika pembatas dari ruang terbuka terdiri dari unsur alami dan buatan
Ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat
dalam jumlah yang seimbang.
pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka.
Public space merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain sedemikian rupa sehingga
ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang (publik) dalam melakukan
aktifitas-aktifitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi public space tersebut.

Ruang terbuka adalah suatu ruang yang terletak di luar massa bangunan yang didominasi oleh unsur-unsur
alam, yang berfungsi untuk kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan budaya, memiliki
fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya.
SEJARAH DAN

Zucker, 1959
Ruang terbuka publik di pusat kota terbentuk
oleh dua faktor penting, yaitu faktor fisik dan
Agorae at
PERKEMBANGAN

Corinth, Greece
2
faktor psikologi.
Faktor kedua yang dapat membentuk faktor
pertama dipengaruhi oleh keadaan tempat
dan waktu, sehingga dapat dikatakan bahwa
faktor fisik merupakan representasi faktor
psikologis.

Romawi Kuno

Yunani Kuno
Kostof, 1992 Forum pada jaman
“Keberadaan ruang terbuka publik adalah Romawi Kuno
saksi dari perubahan kebutuhan manusia dari
waktu ke waktu untuk menemukan kembali
fakta fisik suatu komunitas di pusat kota “
Piazza del Campo, Bedford Square, London, 1775. Ruang terbuka publik Travalgar Square, London, 1862. Simbol dari
Sienna yang ditanami pepohonan.(Kostov,1994) kota, negara dan kerajaan. (Webb, 1990)

Periode Abad Pertengahan Periode Eropa Modern (1700-1837)


(476 SM – 1350 M)

Periode Abad Renaisance (1400 – 1700)

Piazza San Marco Piazza Del Campidoglio


TUJUAN
3
PERMEN PU Nomor : 05/PRT/M/2008 Carr (1992)
▪ Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air. Secara umum tujuan ruang terbuka publik yaitu:
▪ Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara A. Kesejahteraan Masyarakat
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan B. Peningkatan Visual
masyarakat. C. Peningkatan Lingkungan
▪ Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman D. Pengembangan Ekonomi
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. E. Peningkatan Kesan
TOKOH YANG
TERLIBAT
4
MASYARAKA
T
PEMERINTAH Peran serta dalam Kemitraan
pelaksanaan
Bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan perencanaan, Pihak Swasta
Penyediaan dan pengelolaan
dan perencanaan. pengawasan,
ruang terbuka hijau
pemanfaatan dan
pemeliharaan.
FUNGSI DAN

Permendagri No.1 Tahun 2007


MANFAAT
5
Tentang Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kawasan Perkotaan Jendral Penataan Ruang Departemen
Fungsi ruang terbuka hijau adalah :
Pekerjaan Umum, 2006
a. Areal perlindungan berlangsungnya fungsi ekosistem dan penyangga kehidupan.
b. Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan Memenuhi fungsi dasar sebagai berikut :
lingkungan. a. Fungsi bio-ekologis (fisik)
c. Sarana rekreasi.
d. Pengaman lingkungan hidup perkotaan terhadap berbagai macam pencemaran baik b. Fungsi sosial, ekonomi (produktif) dan budaya
didarat, perairan dan udara. c. Fungsi estetis
e. Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyrakat untuk
membentuk kesadaran lingkungan.
f. Tempat perlindungan plasma nutfah.
g. Sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.
h. Pengaturan tata air.
JENIS DAN

Hakim, 2013
KLASIFIKASI
6
Ruang terbuka ditinjau dari kegiatanya:
a.Ruang terbuka aktif
b.Ruang terbuka pasif

Permen PU No.5/PRT/M, 2008


Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
kawasan Perkotaan

Jenis RTH berdasarkan bentuk :


a. Taman Kota
b. Jalur (tepian) sempadan sungai dan pantai
c. Taman Olahraga, Bermain, relaksasi
d. Taman Pemakaman Umum
e. Pertanian Kota
f. Taman (Hutan) kota atau perhutanan
g. Taman Situ, danau, waduk, empang
h. Kebun raya, kebun binatang (nursery)
i. Jalur hijau pengaman
j. Taman Rumah
ASPEK DAN ELEMEN
PEMBENTUK
7
Stephen Carr Trancik, Roger,
1.Kenyamanan
Finding Lost Space,
2.Relaksasi 1986
3.Keterikatan Pasif
4.Keterikatan Aktif 1. Hard Space
5.Penemuan 2. Soft Space
8
KRITERIA

Stephen Carr, 1995


Prinsip utama ruang terbuka publik :
a.Tanggap
b.Demokratis
c.Bermakna
d.Jelas dan mudah dipahami
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

9
Sugata, 2004
a.Pembatas
b.Skala
c.Bentuk
PERATURAN DAN

Peraturan dan pedoman yang mengatur terkait ruang


terbuka adalah sebagai berikut :
PEDOMAN
10
• Undang – Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• Permen PU No. 12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan & Pemanfaatan Ruang
Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/ Kawasan Perkotaan
• Permen PU No. 5/PRT/2008 tentang Pedoman Penyediaan & Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Wolayah Kota /Kawasan Perkotaan
• Permendagri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan
• SNI 03-1733-2004, tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan
• Peraturan Daerah masing-masing (Kota Bandung : Perda No. 7 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan RTH)
Pedoman 1
No

RTH Pekarangan
Jenis RTH Publik RTH Privat

Penyediaan Pekarangan rumah tinggal V

dan Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha


Taman atap bangunan
V
V
2 RTH Taman dan Hutan Kota

Pemanfaatan Taman RT
Taman RW
V
V
V
V

RTH Taman Kelurahan


Taman Kecamatan
Taman Kota
V
V
V
V
V

Hutan Kota V
Sabuk Hijau (green belt) V
3 RTH Jalur Hijau Jalan
Permen PU No.
Pulau Jalan dan median jalan V V
5/PRT/2008 Jalur pejalan kaki V V
Ruang dibawah jalan layang V
4 RTH Fungsi Tertentu
RTH sempadan rel kereta api V
Jalur Hijau jaringan listrik tegangan tinggi V
RTH sempadan sungai V
RTH sempadan pantai V
RTH pengamanan sumber air baku/ mata air V
Pemakaman V
Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah,
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri
dari ruang terbuka hijau privat;

Luas Luas minimal/kapita


Penyediaan Ruang No Unit Lingkungan Tipe RTH Minimal/unit
(m2)
(m2) Lokasi

Terbuka Hijau 1 250 jiwa Taman RT 250 1,0


di tengah
lingkungan RT

Berdasarkan 2 2500 jiwa Taman RW 1.250 0,5


di pusat kegiatan
RW
dikelompokan
Jumlah Penduduk, 3
30.000
jiwa
TamanKelurahan 9.000 0,3 dengan sekolah/
pusat kelurahan
dikelompokan
Taman
120.000 24.000 0,2 dengan sekolah/
Kecamatan
Permen PU No. 5/PRT/2008 4
jiwa pusat kecamatan
Pemakaman disesuaikan 1,2 tersebar
di pusat wilayah/
Taman kota 144.000 0,3
kota
di dalam/ kawasan
5 480.000 Jiwa Hutan Kota disesuaikan 4,0
pinggiran
Untuk fungsi disesuaikan dengan
disesuaikan 12,5
tertentu kebutuhan
Permen PU No. 5/PRT/2008
Luas ruang hijau yang diisi dengan berbagai jenis vegetasi tahunan minimal
seluas 90% dari luas total hutan kota. Dalam kaitan kebutuhan air penduduk
kota maka luas hutan kota sebagai produsen air dapat dihitung dengan rumus:

Hutan kota dalam kaitan sebagai produsen oksigen dapat dihitung


denganmetode Gerakis (1974), yang dimodifikasi dalam Wisesa (1988),
sebagai berikut:
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 20–30% dari ruang milik jalan

Penyediaan (rumija) sesuai dengan klas jalan.

RTH
Berdasarkan
Fungsi
Tertentu,
RTH kategori ini meliputi:
RTH Sempadan Sungai RTH Pemakaman
jalur hijau sempadan rel
kereta api, jalur hijau
jaringan listrik tegangan
tinggi, RTH kawasan
perlindungan setempat
berupa RTH sempadan
sungai, RTH sempadan
pantai, dan RTH
pengamanan sumber air
baku/mata air.

Permen PU No. 5/PRT/2008


Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTNH
Dalam menghitung RTNH, membutuhkan nilai KDH. KDH (Koefisien Daerah Hijau) dapat diperoleh dengan rumus :

Plaza
Parkir
Luas lahan parkir (bruto) = 3% x luas daerah yang dilayani

Lapangan
Olahraga
11
STUDI KASUS
Curritiba
“The Most Innovative City In The World”
Taman Bungkul,Surabaya
“The Asian 2013 Townscape Sector Award”
Chandigarh
City,
By Le Corbusier

Hampir semua block memiliki ruang terbuka yang terkoneksi


BUILDINGS
Green
Roof

Nanyang Technological University AM House, Andramatin


12
TANTANGAN KEDEPAN

• Lahan yang terbatas


• Pendanaan yang terbatas
• Ruang terbuka hijau belum menjadi priotas dalam
pembangunan
• Banyak pembangunan ruang terbuka hijau belum
sesuai dengan kaidah-kaidah pengembangan ruang
terbuka
13
KESIMPULAN

Ruang terbuka merupakan unsur esensial dalam sebuah kota, dalam menciptakan
pembangunan kota diharuskan berwawasan lingkungan, pembangunan
berwawasan lingkungan merupakan hal yang wajib sebagai pemenuhan prinsip
keberlanjutan.

UU no 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyebutkan bahwa 30 % wilayah


kota harus berupa RTH yang terdiri dari 20 % RTH Publik dan 10 % RTH Privat.

Anda mungkin juga menyukai