3. Kriteria Sosial
Tingkat dukungan masyarakat sekitar, yaitu sejauh mana masyarakat lokal
mendukung keberadaan kawasan lindung tersebut.
Kesehatan masyarakat, yaitu sejauh mana keberadaan kawasan lindung dapat
mengurangi dampak polusi atau faktor penyakit yang dapat mengancam kesehatan
masyarakat.
Rekreasi, yaitu sejauh mana kawasan lindung dapat digunakan sebagai tempat
rekreasi bagi masyarakat.
Budaya, yaitu nilai-nilai religi, sejarah, seni dan budaya yang dimiliki oleh kawasan
tertentu.
Estetika, yaitu nilai keindahan yang dimiliki oleh kondisi alam kawasan tersebut.
Konflik kepentingan, yaitu sejauh mana kawasan lindung mempengaruhi kegiatan
masyarakat lokal.
Keamanan, yaitu tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan dan dapat membahayakan
masyarakat (akibat arus kuat, ombak, longsoran tanah dan bahaya lainnya).
Aksesibilitas, yaitu tingkat kemudahan akses baik melalui daratan dan lautan.
Penelitian dan Pendidikan, yaitu sejauh mana suatu daerah dengan kekayaan
karakteristik ekologis dapat digunakan sebagai sumber penelitian dan ilmu
pengetahuan.
Kesadaran publik, didasarkan pada tingkat kesadaran masyarakat, dimana
monitoring, penelitian, pendidikan atau pelatihan di dalam lokasi dapat berkontribusi
pada pengetahuan, apresiasi nilai-nilai lingkungan dan tujuan konservasi.
Tabel IV.1
Parameter Utama Baku Mutu Pemilihan Lokasi Perairan Untuk Kawasan Lindung
4. Kriteria Ekonomi
Spesies penting : didasarkan pada tingkat dimana spesies dengan nilai ekonomis
penting sangat bergantung pada satu lokasi.
Kepentingan perikanan : didasarkan pada jumlah nelayan yang tergantung pada
lokasi penangkapan serta volume hasil tangkapan.
Bentuk ancaman : didasarkan pada luasnya perubahan pola pemanfaatan ruang yang
mengancam keseluruhan nilai lokasi bagi manusia.
Manfaat ekonomi : didasarkan pada tingkat dimana perlindungan suatu lokasi akan
berpengaruh pada nilai ekonomi lokal dalam jangka panjang.
Pariwisata : didasarkan pada nilai keberadaan atau potensi lokasi bagi
pengembangan pariwisata.
5. Kriteria Regional
Tingkat Kepentingan Regional
Mewakili karakteristik regional setempat, baik itu alam, proses ekologis, maupun
budaya. Merupakan daerah migrasi beberapa spesies, serta dapat memberikan
kontribusi untuk pemeliharaan berbagai spesies.
Tingkat Kepentingan Sub-Regional
Memiliki dampak posistif terhadap sub regional lainnya yang tidak dijadikan kawasan
lindung.
Berdasarkan kriteria diatas bahwa kawasan pesisir pantai Kabupaten Natuna tidak
memenuhi kriteri dalam pengembangan zonasi kawasan lindung. Karena kriteria yang ada di
Kabupaten Natuna tidak memenuhi standar yang ada.
Tabel IV.2
Kriteria Penilaian Unsur Estetika Untuk Kawasan Wisata
No Kriteria teknis Buruk Sedang Baik
Unsur biotis dan
kualitas perairan
1 Warna air berwarna berwarna Jernih
Variasi
2 Material terapung (Minyak,Sampa Vegetasi Tidak ada
h,busa, dll)
3 Tanda polusi Jelas - Tidak ada
Flora penutup Terbuka atau
4 semak pohon
daratan rumput
Flora penutup Terumbu
5 Terbuka Lamun
lereng perairan karang
6 Kondisi karang Buruk Sedang Baik
Tidak ada -
7 Spesies ikan Sedang Bervariasi
variasi kecil
Kepentingan
manusia dan
faktor
Pencapaian dengan
1 Sulit Sedang Mudah
kendaraan pribadi
Pencapaian dengan
2 Sulit Sedang Mudah
kendaraan umum
Sarana dan
3 Tidak ada Sedikit Ada
prasarana wisata
4 Telekomunikasi Tidak ada Ada Ada
5 Listrik Tidak ada ada Ada
6 Perencanaan Tidak ada Belum Ada
Tidak
7 Pelabuhan Tidak ada Ada
ada /ada
Jalan
8 Sarana jalan Tidak ada Aspal
setapak
9 Jumlah bangunan Banyak sedang sedikit
Ada Ada
10 Air tawar Tidak ada -
(sedikit) (banyak)
Sumber : fabri (1990) dimodifikasi oleh Budiriyanto (1997)
a. Kelestarian (Sustainability)
Pengembangan perikanan budidaya laut mengacu kepada kaidah pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Kaidah ini digunakan mengingat wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil mempunyai nilai keunikan yang sangat tinggi dibandingkan
wilayah lainnya dan menjadi tempat yang paling strategis untuk berbagai kegiatan
perekonomian.
b. Aman (Safety)
Faktor keamanan dalam kegiatan perikanan budidaya laut menjadi penting, mengingat
tingginya resiko bencana pada wilayah ini, baik bencana alam maupun bencana yang
diakibatkan akibat aktivitas perekonomian masyarakat. Secara fisik, harus
mempertimbangkan mitigasi bencana seperti bencana gempa bumi, tsunami, dan banjir.
d. Nyaman (Amenity)
Kenyamanan menjadi prinsip yang harus dipenuhi oleh pengembang kawasan untuk
meningkatkan nilai tambah kawasan.
e. Berwawasan Lingkungan
Prinsip pembangunan kawasan tetap mengacu pada karakteristik lokal dan tidak
mengubah bentang alam secara signifikan dan tidak mempengaruhi keseimbangan
ekosistem yang telah ada. Kondisi lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil harus menjadi
daya tarik utama dalam mengembangkan kegiatan perikanan budidaya.
Fisik :
Temperatur o
C 26 – 30 28 – 30
Kekeruhan m < 30 <5
Kecerahan m >3 >5
Salinitas o/oo 18 – 32 Alami
Gelombang m < 0,5
Arus m/dt < 0,75
Parameter Satuan Ideal Diinginkan
Biologi :
Organisme - Sedikit Nihil
penempel - 500 - 1000 m
Limbah sampah - 1000 m Tidak ada
Pemangsa Tidak
m ada *
Keamanan : m *
Jarak dari pantai m < 1.000 *
Alur pelayaran < 500
Badai/gempa Tidak
ada
Sumber : Sudrajat et al (1986), Imanto (1990), Ahmad et al
(1991), Mayunar et al (1995)dan SK. KLH (1988)
Berdasarkan kriteria diatas bahwa kawasan pesisir pantai Kabupaten Natuna tidak memenuhi
kriteri dalam pengembangan zonasi perikanan budidaya laut. Karena kriteria yang ada di
Kabupaten Natuna tidak memenuhi standar yang ada.
4. Hasil tangkap
- Produksi : volume dan nilai
- Komposisi hasil tangkapan menurut spesies, ukuran dan umur
- Hasil tangkap per satuan luas permukaan wilayah penangkapan
5. Pengolahan (Pasca Panen)
- Proses dan produk perikanan
- Teknik dan peralatan pasca panen
- Tenaga kerja dan ketrampilan
6. Pemasaran
- Analisis pasar intern dan ekstern (analisa perbekalan dan permintaan)
- KUD
7. Distribusi
- Fasilitas penyimpanan (cold storage)
- Fasilitas pengangkutan
- Saluran-saluran distribusi
8. Infrastruktur dan pemanfaatannya
- Transportasi/Jasa Pengangkutan : jalan, kereta api, pesawat udara dan kapal laut
- Telekomunikasi
- Tersedianya air tawar
- Tenaga listrik
9. Jasa dan perbekalan oleh industri penyangga dan pemanfaatannya oleh perikanan
- Pabrik es
- Galangan kopal (docking)
- Suku cadang mesin kapal dan alat tangkap
- Bank, perusahaan asuransi dll
Berdasarkan kriteria diatas bahwa kawasan pesisir Kabupaten Natuna memenuhi kriteri
dalam pengembangan zonasi kawasan perikanan tangkap. Karena kriteria yang ada di
Kabupaten Natuna memenuhi syarat dan standar yang berlaku.