MODUL 4
Aisyah
Pusat Riset Perikanan, BRSDMKP
Gambaran Umum
Lingkungan sumber daya ikan menurut UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan adalah perairan
tempat kehidupan sumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik dan karakter penggunanya.
• Fisik mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi tata surya,
mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
perairan.
• karakter penggunanya adalah keputusan menggunakan lingkungan fisik tersebut
agar tetap lestari.
• Meledaknya jumlah tumbuhan air tersebut dapat dijadikan indikasi buruknya kualitas lingkungan perairan,
karena suatu perairan yang terlalu subur dapat mengganggu keberlangsungan sumber daya ikan.
• Pengukuran indikator pencemaran biologi dilaksanakan untuk mengukur luasan tutupan tumbuhan air di
suatu perairan.
• Luasan tutupan perairan terkait dengan ketersediaan oksigen terlarut, baik karena proses kimia maupun
biologi dari biota perairan.
• Tumbuhan air yang umumnya digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan perairan misalnya: eceng
gondok (Eichhornia crassipes), kayu apu (Pistia stratiotes), dan ganepo/kiambang (Salvinia natans).
- Nilai 1: apabila terjadi perairan tercemar berat atau berbau dan berwarna pekat atau menyebabkan
kematian massal ikan;
- Nilai 2 : apabila perairan tercemar sedang atau tidak layak untuk minum tetapi masih layak untuk mandi
dan lain sebagainya;
- Nilai 3 (paling tinggi): apabila perairan tercemar ringan atau masih layak untuk diminum.
2.3. Sempadan dan/atau kawasan litoral
• Definisi: kawasan tertentu di sekeliling perairan yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi perairan.
• Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau
dimaksudkan sebagai upaya agar kegiatan perlindungan, penggunaan,
dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai dan danau
dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.
• Tujuan penetapan garis sempadan agar:
a. Fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktivitas yang berkembang
di sekitarnya;
b. kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya
yang ada di sungai dan danau dapat memberikan hasil secara optimal
sekaligus menjaga kelestarian fungsi sungai dan danau; dan
c. daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya dapat dibatasi.
Lanjutan
• Garis sempadan danau ditentukan mengelilingi danau paling sedikit berjarak 50 (lima puluh)
meter dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi, muka air tertinggi yang pernah terjadi menjadi
batas badan danau. Badan danau sendiri merupakan ruang yang berfungsi sebagai wadah air.
• parameter yang diukur dalam penilaian indikator sempadan adalah luasan vegetasi yang menutupi
sempadan.
• Kriteria sungai untuk menentukan garis sempadan yang tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR
nomor: 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
• kriteria nilai untuk indikator sempadan:
- Nilai 1: apabila sempadan tidak ada/habis karena terjadi alih fungsi
- nilai 2 : apabila sempadan memiliki jarak 1-15 m
- nilai 3 : apabila jarak sempadan lebih dari (>) 15 m
2.4. Daerah Larangan Penangkapan Ikan
• Definisi: kawasan perlindungan bagi sumber daya ikan untuk melangsungkan siklus hidupnya dan/atau
berkembang biak secara alami.
• Nama local: reservat, lubuk larangan, lebak lebung, dan nama lainnya yang memiliki peran dan fungsi
yang sama.
• Pengukuran indikator daerah larangan penangkapan ikan dilakukan untuk mengetahui potensi alami
pemulihan sumber daya ikan pada suatu ekosistem perairan darat.
• parameter yang diukur:
• keberadaan daerah larangan penangkapan ikan dan
• pengelolaan daerah suaka perikanan.
• Kriteria nilai untuk indikator daerah suaka perikanan:
- Nilai 1: Apabila tidak ada daerah larangan penangkapan
- Nilai 2: Apabila ada daerah larangan penangkapan ikan namun belum dikelola dengan baik
- Nilai 3: Apabila ada daerah larangan penangkapan ikan dan semakin baik pengelolaan habitat suaka
perikanan
2.5. Modifikasi Lingkungan
• parameter yang diukur antara lain rata-rata kedalaman perairan, rata-rata luasan perairan,
serta lokasi dan sebab terjadinya pendangkalan atau pengurangan luasan perairan.
• Parameter yang diukur antara lain jumlah habitat penting, kondisi fisik dan daya
dukung lingkungannya dalam menunjang keberlangsungan hidup sumber daya ikan.
• Kriteria nilai untuk indikator habitat penting dilihat dari kondisi habitat penting tersebut
dan kemungkinan pemulihannya:
- Nilai 1: Apabila kondisi habitat penting telah terjadi perubahan/penurunan dan tidak bisa
dipulihkan
- Nilai 2: Apabila kondisi habitat penting telah terjadi perubahan/penurunan tetapi masih
bisa dipulihkan
1. Inventarisasi data seluruh peristiwa fluktuasi muka air di suatu ekosistem perairan darat.
2. Pemberian nilai kriteria (nk) indikator fluktuasi muka air, dengan kriteria nilai berikut:
• nk 1 = fluktuasi muka air pada saat musim air tinggi dan air rendah dalam 5-10 tahun terakhir menurun;
• nk 2 = fluktuasi muka air pada saat musim air tinggi dan air rendah dalam 5-10 tahun terakhir tetap;
• nk 3 = fluktuasi muka air pada saat musim air tinggi dan air rendah dalam 5-10 tahun terakhir meningkat.
Beberapa pemangku kepentingan yang dapat dijadikan responden dalam melakukan penilaian
indikator fluktuasi muka air antara lain:
1. Unit kerja di bidang sumber daya air;
2. Unit kerja di bidang klimatologi;
3. Akademisi/peniliti dari lembaga pendidikan tinggi/lembaga penelitian lainnya;
4. Penyuluh perikanan
5. Nelayan.
b. Pencemaran
Data/informasi indikator pencemaran dapat diperoleh
melalui:
• Hasil pengamatan langsung ke lapangan terkait
parameter cemaran biologi (tutupan tumbuhan air,
bakteri/plankton/ alga) yang dilakukan secara representatif,
baik dalam hal waktu maupun sebaran lokasi
pengamatan;
• Data terkini terkait pencemaran biologi dari satuan kerja
yang membidangi sumber daya air atau lingkungan hidup;
• Data ilmiah dari lembaga penelitian atau akademisi terkait,
dan/atau
• Hasil wawancara nelayan/responden lainnya yang
berkompeten.
Langkah-langkah pemberian nilai kriteria pada indikator pencemaran
1. Inventarisasi data seluruh kegiatan pengelolaan daerah larangan penangkapan ikan di suatu
ekosistem perairan darat
2. Pemberian nilai kriteria (nk) indikator daerah larangan penangkapan ikan, dengan kriteria nilai
berikut:
• nk 1 = tidak ada daerah larangan penangkapan ikan;
• nk 2 = ada daerah larangan penangkapan ikan, tetapi belum dikelola/dijaga;
• nk 3 = ada daerah larangan penangkapan ikan yang dikelola/dijaga oleh stakeholders setempat
Beberapa pemangku kepentingan yang dapat dijadikan responden dalam melakukan penilaian
indikator daerah larangan penangkapan ikan antara lain:
• Unit kerja di bidang perikanan;
• Unit kerja di bidang kehutanan dan lingkungan hidup;
• Tokoh masyarakat;
• Penyuluh perikanan;
• Nelayan.
e. Modifikasi Lingkungan
1. Inventarisasi data seluruh peristiwa pendangkalan atau pengurangan luasan perairan di suatu
ekosistem perairan darat.
2. Beri nilai kriteria (nk) indikator pendangkalan perairan, dengan kriteria nilai berikut:
• nk 1 = terjadi pendangkalan >20%
• nk 2 = terjadi pendangkalan <20%
• nk 3 = belum terjadi pendangkalan
Beberapa pemangku kepentingan yang dapat dijadikan responden dalam melakukan penilaian
indikator pendangkalan antara lain:
• Unit kerja di bidang kehutanan dan lingkungan hidup;
• Unit kerja di bidang sumber daya air;
• Unit kerja di bidang geospasial/ antariksa;
• Tokoh masyarakat;
• Penyuluh perikanan;
• Nelayan.
g. Habitat Penting
Data/informasi indikator habitat penting dapat
diperoleh melalui:
• Data pengamatan langsung ke lapangan terkait
keberadaan dan kondisi habitat penting di suatu ekosistem
perairan darat;
• Data pemantauan satuan kerja yang membidangi
perikanan;
• Data ilmiah dari lembaga penelitian atau akademisi terkait;
dan/atau
• Hasil wawancara nelayan/responden lainnya yang
berkompeten
Langkah-langkah pemberian nilai kriteria pada indikator
habitat penting
Inventarisasi data seluruh lokasi habitat penting di suatu ekosistem perairan darat.
Beri nilai kriteria (nk) indikator habitat penting, dengan kriteria nilai berikut:
• nk 1 = kondisi habitat penting telah terjadi perubahan/penurunan dan tidak bisa dipulihkan
• nk 2 = kondisi habitat penting telah terjadi perubahan/penurunan tetapi masih bisa dipulihkan
• nk 3 = kondisi habitat penting belum terjadi perubahan/penurunan
Pemangku kepentingan yang dapat dijadikan responden dalam melakukan penilaian indikator habitat penting:
• Unit kerja di bidang perikanan;
• Akademisi/peneliti dari lembaga pendidikan tinggi/lembaga penelitian lainnya;
• Tokoh masyarakat
• Penyuluh perikanan;
• Nelayan.
Kriteria flag status untuk domain lingkungan sumber daya
ikan dikelompokkan berdasarkan 3 (tiga) kategori
Kriteria flag status kondisi pengelolaan perikanan di suatu ekosistem
perairan darat yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori
BAB IV Rekomendasi Hasil
• Rekomendasi pengelolaan perikanan
yang dirumuskan sebagai dasar untuk
menentukan rencana strategis berupa
kebijakan/program/kegiatan yang
diarahkan untuk mengatasi kesenjangan
atau isu dan permasalahan yang
ditemukan.
• Rekomendasi pengelolaan perikanan
dikelompokkan berdasarkan flag status
masing-masing domain EAFM.
• Secara umum, rekomendasi pengelolaan
perikanan berbasis ekosistem yaitu: