Anda di halaman 1dari 8

Rekayasa Tambak 201

Karakteristik Ikan Pada Tambak Serta Kebutuhan Dasar


Terhadap Parameter Lingkungannnya
Tugas Rekayasa Tambak

disusun oleh:
Nama : Endala Siboro
NIM : 1307114585

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
SEPTEMBER 2017

PENDAHULUAN
1. Pengertian Tambak
Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk
kegiatan budidaya ikan air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Air payau merupakan air
yang terbentuk dari pertemuan antara air sungai dan air laut serta mempunyai ciri khusus
secara fisik, kimia dan biologis. Dari ciri-ciri fisik air payau bewarna coklat kehitaman, dari
Rekayasa Tambak 201
7
segi kimia terutama sudah mengandung kadar garam dibanding air tawar, dari ciri biologis
terutama terdapatnya ikan- ikan air payau. Secara umum tambak biasanya dikaitkan
langsung dengan pemeliharaan udang windu, walaupun sebenamya masih banyak spesies
yand dapat dibudidayakan di tambak misalnya ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap
putih dan sebagainya.
Ekosistem perairan payau memiliki salinitas yang berada di antara salinitas air laut
dan salinitas air tawar. Salinitas pada perairan payau tidak bisa ditebak, dikarenakan
salinitas perairan payau sangat fluktuatif. Perubahan ini disebabkan proses biologis yang
terjadi di dalam perairan tersebut serta adanya interaksi antara perairan tambak dengan
lingkungan sekitarnya. Misalnya ketika hari hujan, air tawar masuk kedalam petakan
tambak menyebabkan salinitas air tambak menurun. Atau ketika populasi fitoplankton
berkembang pesat akibat pemupukan, kandungan oksigen dalam air tambak pada malam
hari menyusut drastis.
Umumnya perubahan perubahan yang terjadi pada perairan estuari dipengaruhi
oleh dua macam ekosistem yang berbeda, yaitu ekosistem air laut dan ekosistem air tawar
Berdasarkan pola percampuran air tawar dan air laut, estuari dapat dibedakan
menjadi pola berikut.
1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary)
Pola ini ditandai dengan desakan air laut pada lapisan bawah permukaan air saat
terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Pada peristiwa ini, terjadi
perbedaan salinitas antara lapisan atas dengan lapisan bawah air. Salinitas di lapisan
bawah jauh lebih tinggi daripada lapisan atas.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary)
Pola ini ditandai dengan percampuran merata antara air laut dengan air tawar, sehingga
tidak terbentuk lapisan air secara vertikal. Namun, secara horizontal, salinitas air akan
semakin meningkat pada daerah dekat laut.
3. Kombinasi antara pola dominasi air laut dengan pola percampuran merata
Pola ini akan sangat labil dan sangat dipengaruhi desakan air sungai dan air laut. Pada
pola ini terjadi percampuran yang tidak merata, sehingga tidak terbentuk lapisan-
lapisan air yang berbeda salinitasnya, baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Rekayasa Tambak 201
7
2. Kehidupan di dalam ekosistem air payau
Didaerah estuari (air payau) merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan
jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Organisme yang hidup di daerah estuari
mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam di perairan. Daerah ini merupakan
tempat untuk berpijah dan membesarkan anak-anaknya bagi beberapa spesies ikan. Adapun
faktor yang menyebabkan daerah ini mempunyai nilai produktivitas tinggi yaitu, disana
terdapat suatu penambahan bahan- bahan organik secara terus menerus yang berasal dari
daerah aliran sungai, perairan estuari adalah dangkal, sehingga cukup menerima matahari
untuk membantu kehidupan tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak, daerah estuarin
merupakan tempat yang relative kecil menerima aksi gelombang akibatnya detritus dapat
menumpuk didalamnya, aksi pasang selalu mengaduk-aduk bahan organic yang berada
disekitar tumbuh-tumbuhan.
Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang
hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut
dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan
osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem
estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram
(Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga
yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan
memanfaatkannya sebagai sumber makanan.Terdapat juga binatang yang dapat kita
golongkan kedalam kompenen peralihan, kedalam kompenen ini termasuk dalam
organisme seperti ikan yang melakukan migrasi yang melewati estuaria dalam
perjalananya kedaerah pemijahan baik diair tawar maupun air laut, contoh umum adalah
ikan salem (Salmo, Oncorbyncus) dan Belut laut (Anguilla). Sedangkan untuk fauna
peralihan juga termasuk binatang yang ada di estuaria hanya untuk mencari makan dan
termasuk berbagai burung dan ikan. Organisme estuarin berasal dari binatang laut dan
bukan dari air tawar, karena binatang laut mampu mentolerir penurunan sanilitas yang
besar daripada spesies air tawar menghadapi kenaikan salinitas.
Secara umum pada air payau biasanya dikaitkan langsung dengan pemeliharaan
udang windu, walaupun sebenamya masih banyak spesies yand dapat dibudidayakan di
tambak misalnya ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya.
Masing-masing komoditas biasa di budidayakan pada petakan tambak dengan satu jenis
Rekayasa Tambak 201
7
komoditas (monokultur) dan juga memanfaatkan satu petakan tambak untuk beberapa
komoditas yang didiversifikasi dengan komoditas lain (polikultur).
Budidaya secara monokultur sering kali diterapkan pada budidaya intensif.
Pertumbuhan udang windu yang dibudidayakan secara monokultur lebih cepat tumbuh jika
dibandingkan dengan udang windu yang dibudidayakan secara polikultur. Pertumbuhan
udang windu yang relatif lebih cepat pada budidaya secara monokultur karena ruang gerak
yang cukup dan tidak ada persaingan makanan dengan komoditas lain. Sedangkan pada
budidaya udang windu secara polikultur kepadatan tebar lebih tinggi dengan adanya
pembagian ruang gerak dan persaingan makan dengan komoditas lain yang berakibat pada
pertumbuhan udang windu yang relatif rendah.
Penerapan sistem polikultur udang windu dan bandeng memiliki sisi positif dalam
kesetabilan perairan tambak. Ikan bandeng berfungsi sebagai pengendali pertumbuhan
plankton baik plankton yang dibutuhkan dalam perairan maupun plankton yang berbahaya
dalam tambak. Ikan bandeng memiliki pola gerak yang selalu bergerombol, sehingga
karakter ikan ini dapat meningkatkan proses difusi oksigen dalam perairan

3. Parameter Untuk Pemeliharaan Ikan Pada Tambak


Secara umum komponen penyusun perairan payau terdiri dari komponen abiotik
yang meliputi parameter fisik dan kimia sedangkan komponen biotik meliputi parameter
biologi. Semua karakteristik tersebut merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi
kelangsungan hidup organisme ekosistem payau.

3.1 Parameter Kimia


Parameter kimia air payau mencakup konsentrasi zat-zat terlarut seperti oksigen
(O2), ion hidrogen (pH), karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), asam sulfida (H2S),
nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2-N), dan lain-lain. Beberapa diantara yang penting
dijelaskan seperti di bawah ini.

a. Oksigen Terlarut
Ikan bandeng membutuhkan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernafasannya.
Oksigen tersebut harus dalam keadaan terlarut dalam air, karena bandeng tidak dapat
Rekayasa Tambak 201
7
mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan bandeng dan organisme-perairan lainnya
mengambil oksigen ini tanpa melibatkan proses kimia.

b. DO meter (Dissolved Oxygen Meter)


Oksigen masuk dalam air payau melalui difusi langsung dari udara, aliran air,
termasuk hujan, dan proses fotosintesa tanaman berhijau daun. Kandungan oksigen dapat
menurun akibat pernafasan organisme dalam air dan perombakan bahan organik. Cuaca
mendung dan tanpa angin dapat menurunkan kandungan oksigen di dalam air. Untuk
kehidupan ikan bandeng dengan nyaman diperlukan kadar oksigen minimum 3 mg per
liter. Oksigen terlarut di dalam air (Dissolved Oxygen = DO).
Dapat diukur dengan titrasi di laboratorium serta dengan metode elektrometri
menggunakan Dissolved Oxygen Meter (DO meter).

c. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman air payau dinyatakan dengan nilai negatif logaritma ion hidrogen
atau nilai yang dikenal dengan istilah pH.
Kalau konsentrasi ion hidrogen (H+) tinggi, pH akan rendah, reaksi lebih asam.
Sebaliknya kalau konsentrasi ion hidrogen rendah pH akan tinggi dan reaksi lebih alkalis.
pH air payau sangat dipengaruhi pH tanahnya. Penurunan pH dapat terjadi selama proses
produksi yang disebabkan oleh terbentuknya asam yang kuat, adanya gas-gas dalam proses
perombakan bahan organik, proses metabolisme perairan dan lain-lain.

d. Konsentrasi Karbondioksida
Karbondioksida di dalam air dapat berasal dari:
- Hasil pernafasan organisme dalam air sendiri
- Difusi dari udara
- Terbawa oleh air hujan
- Terbawa oleh air.
Konsentrasi karbondioksida yang terlalu tinggi di suatu perairan akan berbahaya
bagi makhluk hidup yang terdapat di perairan tersebut. Bahaya ini meliputi :
- Gangguan pelepasan CO2 waktu ikan bernafas
- Gangguan pengambilan O2 waktu ikan bernafas
Rekayasa Tambak 201
7
- Penurunan pH
Sebaliknya CO2 yang terlalu sedikit akan berpengaruh negatif kepada fotosintesis
karena gas ini merupakan bahan baku pembentukan glukosa (siklus Calvin-Benson).
Kandungan CO2 yang baik untuk budidaya ikan tidak lebih dari 15 ppm. Pengukuran CO2
umumnya menggunakan metoda titrasi.

e. Asam Sulfida (H2S)


Asam sulfida yang merupakan salah satu asam belerang; terdapat perairan payau
sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik dan air laut yang banyak mengandung
sulfat. Kandungan H2S di perairan payau dapat diukur secara kolorimetri, yakni
membandingkan warna air contoh dengan warna larutan standar setelah diberi pereaksi
tertentu.
3.2 Parameter Fisika
a. Salinitas
Salinitas atau kadar garam adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat di perairan
dan menggambarkan padatan total di air setelah semua karbonat dikonversi menjadi
oksida, bromida dan iodida dikonversi menjadi klorida dan semua bahan organik telah
dioksidasi. Salinitas ini dinyatakan dalam satuan gram/kg air atau permil (0/00). Nilai
salinitas sangat menentukan jenis perairan tersebut, di alam dikelompokkan menjadi 3
yaitu :
- Perairan tawar, salinitas <0,50/00
- Perairan payau, salinitas >0,50/00 300/00
- Perairan laut, salinitas >300/00
Pada perairan payau dapat dikelompokkan lagi berdasarkan kisaran salinitas yang
ada yaitu:
- Oligohalin, salinitas 0,50/00 3,00/00
- Mesohalin, salinitas>3,00/00 160/00
- Polyhalin, salinitas >16,00/00 300/00
Perubahan salinitas bisa terjadi sewaktu-waktu. Ketika hujan lebat air tawar masuk
ke dalam tambak. Keadaan ini dapat menyebabkan penurunan salinitas. Peningkatan
salinitas terjadi dikala musim kemarau, pada saat penguapan air tinggi dan pergantian air
terbatas.
Rekayasa Tambak 201
7
b. Suhu air
Suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan organisme di
dalam air, termasuk ikan. Secara umum peningkatan suhu hingga nilai tertentu diikuti
dengan peningkatan pertumbuhan ikan. Di atas nilai tersebut pertumbuhan mulai
terganggu, bahkan pada suhu tertentu ikan mati. Suhu ini berkaitan dengan kelarutan gas di
dalam air, khususnya oksigen. Pada keadaan suhu perairan payau tinggi, maka kelarutan
oksigen terlarut akan rendah. Sebaliknya, proses metabolisme organisme malah semakin
cepat, yang berarti memerlukan oksigen makin tinggi.

c. Kecerahan
Kecerahan perairan payau sangat bergantung kepada banyak sedikitnya partikel
(anorganik) tersuspensi atau kekeruhan dan kepadatan fitoplankton. Kecerahan
menggambarkan transparansi perairan, dapat diukur dengan alat secchi disk. Nilai
kecerahan (yang satuannya meter) sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan
sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah.

3.3 Parameter biologi


Parameter biologi merupakan biota perairan yang menyusun kehiduan di dalam
perairan, yaitu:
a. Plankton
Plankton didefinisikan sebagai semua organism hidup renik yang hidup bebas di
dalam perairan dengan daya gerak yang sangat terbatas . Plankton pada perairan estuari
termasuk dalam jenis plankton bahari, dimana plankton terbagi menjadi plankton bahari
(haliplankton) dan plankton air tawar (limnoplankton). Plankton air payau ialah plankton
yang hidup diperairan salinitas rendah (0,5 30,0 ppt )
b. Benthos
Benthos merupakan seluruh organism yang hidup di dasar perairan . Benthos
umumnya terbagi menjadi dua, yaitu zoobenthos dan fitobenthos. Fungsi benthos dalam
perairan sangat penting yaitu sebagai pengurai bahan-bahan organik yang terdapat di dasar
atau di dalam dasar perairan
c. Perifiton
Perifiton ialah organism yang melekat atau bergantung pada substrat
Rekayasa Tambak 201
7

d. Nekton
Hewan-hewan yang berukuran lebih besar dan dan tidak terpengaruhi oleh arah arus

e. Neuston
Organisme yang beristirahat atau berenang di permukaan air

Anda mungkin juga menyukai