Anda di halaman 1dari 69

DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desain Struktur Beton II merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh
mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 untuk dapat lulus dalam mata kuliah Struktur
Beton II setelah mempelajari tentang Struktur Beton I. Di mana tugas desain ini akan
membantu mahasiswa dalam menerapkan materi-materi tang telah dipelajari dalam kelas
menjadi suatu perencanaan struktur yang lebih nyata.
Struktur yang merupakan rangka dari suatu bangunan memiliki peranan yang sangat
penting dalam berdirinya bangunan tersebut, juga kestabilannya. Struktur yang
direncanakan harus mampu menahan gaya-gaya yang disebabkan oleh beban-beban yang
bekerja pada bangunan dan kemudian menyalurkan secara bertahap dari balok, kolom,
sampai akhirnya ke fondasi. Ada beberapa bahan bangunan yang dapat digunakan untuk
pembangunan struktur suatu gedung seperti beton, baja, baja komposit dan kayu.
Struktur bangunan dengan beban beton memiliki berbagai keunggulan dan
kekurangan. Adapun keunggulannya antara lain adalah:
1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif tinggi dibandingkan dengan kebanyakan bahan
lain.
2. Beton bertulang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
5. Usia layan beton sangat panjang.
6. Merupakan bahan yang cukup ekonomis.
7. Beton dapat dicetak dalam bentuk yang beragam.

Perencanaan struktur beton ini harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan
peraturan yang berlaku supaya bangunan aman dari kegagalan konstruksi.
Dari seluruh uraian pentingnya struktur pada bangunan, maka perencanaan struktur
beton ini harus dilakukan dengan baik dan benar, agar dapat memenuhi syarat keamanan,
efisien dan ekonomis.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Adapun tugas dalam desain struktur beton ini secara umum yaitu mendesain dimensi
dan penulangan pelat, balok dan kolom, serta menyajikan hasil desain komponen struktur
tersebut sesuai dengan gambar teknik.

1.2 Permasalahan
Dalam perencanaan struktur gedung, yang paling utama adalah kemampuan struktur
untuk menahan beban, yang dalam hal ini adalah struktur yang direncanakan adalah struktur
beton. Untuk mampu melayani pembebanan yang terjadi, maka perencanaan harus
dilakukan sebaik mungkin dan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung. Adapun data-data tugas pada desain ini yaitu
sebagai berikut:
1. Gedung yang direncanakan adalah gedung dengan fungsi sebagai hotel
2. Bangunan gedung terletak di Kota Bandung
3. Bangunan gedung tersebut akan berdiri pada jenis tanah lunak
4. Gedung direncanakan memiliki 13 tingkat lantai dengan tinggi antar lantai adalah
sebesar 3,2 m, dan panjang bentang balok adalah sebesar 5 m dan 6 m.

Perhitungan konstruksi beton bertulang mengacu pada metode ultimit sesuai dengan
ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
(PPIUG) tahun 1983 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726-2012 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Tugas yang harus dilakukan yaitu mendesain dimensi dan penulangan pelat, balok dan
kolom, serta menyajikan hasil desain komponen struktur tersebut sesuai dengan gambar
teknik.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Pembebanan
Spesifikasi pembebanan dapat mengacu pada peraturan pembebanan Indonesia (SNI)
atau peraturan pembebanan Amerika (ACI).

a. Beban mati
Beban mati adalah berat dari seluruh bagian bangunan yang permanen, besar beban
tetap dan lokasinya juga tetap. Beban mati bergantung pada berat jenis material bangunan.
Sebagai contoh untuk material beton berat normal. Berat jenis 2400 kg/m3. Contoh beban
mati antara lain:
Berat struktur seperti dinding, lantai, atap, langit-langit dan tangga.
Perlengkapan bangunan yang sifat tetap seperti HVAC, perpipaan, kabel dan
sebagainya.

b. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang dihasilkan akibat pemanfaatan struktur, yang
biasanya berupa beban maksimum yang mungkin terjadi akibat pemanfaatan bangunan.
Besarnya beban hidup yang diambil tidak boleh lebih kecil dibandingkan dengan yang telah
ditetapkan dalam peraturan. Tergantung pada jenis elemen struktur dan beban yang di tinjau,
nilai beban hidup dapat direduksi.

c. Beban lingkungan
Gempa bumi
Angin
Tekanan tanah / air
Genangan air hujan
Perbedaan suhu dan perbedaan penurunan

d. Beban atap
Beban atap adalah beban minimum pekerja dan peralatan / material konstruksi selama
masa pembangunan dan perawatan / perbaikan.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Genangan air hujan:
Atap harus dapat memikul beban dari air hujan yang terkumpul pada saat saluran
tersumbat.
Keruntuhan pada tampungan:
- Genangan air hujan terjadi di daerah defleksi maksimum
- Akibat meningkatkan defleksi
- Mengakomodasikan penambahan air
- Potensi keruntuhan

e. Beban saat konstruksi


Contoh beban saat konstruksi antara lain:
Peralatan konstruksi
Beban pekerja
Beban bekisting yang memikul berat beton segar (beton yang belum mengeras)

Kombinasi-kombinasi beban:
Kombinasi beban mati dan beban hidup:
U = 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)

Jika dipengaruhi angin ikut diperhitungkan:


U = 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (LL atau 0,5 W)
U = 1,2 DL + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
U = 0,9 DL + 1,0 W

Jika dipengaruhi gempa harus diperhitungkan:


U = 1,2 DL + 1,0 E + LL
U = 0,9 DL + 1,0 E

Ket: Lr = Beban atap


R = Beban hujan

Beberapa ketentuan dasar SNI:

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
a) Kuat tekan beton struktural minimum: 24,9 MPa (k-300).
b) Untuk struktural tahan gempa, kuat tekan beton minimum: 24,9 MPa (k-300).
c) Baja tulangan yang digunakan haruslah tulangan ulir. Baja polos hanya diperkenankan
untuk tulangan spiral atau tendon.
d) Batasan tulangan di atas tidak berlaku untuk jaringan kawat baja polos.

2.2 Kelebihan dan kekurangan beton


Beberapa kelebihan struktur beton yaitu:
1) Ekonomis
Sistem lantai yang relatif tipis yang dapat mengurangi tinggi bangunan beban angin
yang lebih kecil dan mengurangi kebutuhan cladding
Bahannya mudah diperoleh

2) Material beton cocok digunakan untuk fungsi arsitektural (dapat dibentuk) dan
struktural

3) Tahan terhadap api


Bangunan beton memiliki ketahanan terhadap api selama 1-3 jam tanpa harus
dilindungi bahan tahan api (bangunan) kayu dan baja harus dilindungi bahan tahan
api untuk mencapai tingkat ketahanan yang sama.

4) Kekakuan
Kekakuan dan massa yang lebih besar sehingga dapat mengurangi goyangan
akibat angin dan getaran lantai (akibat pengaruh orang berjalan).

5) Biaya perawatan yang rendah

6) Ketersediaan material
Pasir, kerikil, semen, air, dan fasilitas pencampuran beton mudah diperoleh.
Baja tulangan: lebih mudah dibawa ke lokasi konstruksi dibanding profil baja.

Beberapa kekurangan struktur beton, yaitu:


1) Rawan retak

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
2) Kuat tarik yang rendah
0,1 fc jika diberikan penulangan yang tepat, maka akan terjadi retak.

3) Membutuhkan bekisting dan perancah


Diperlukan bekisting (acuan) untuk membentuk penampang.
Diperlukannya sistem perancah untuk menahan beban yang memadai.
Biaya tambahan tenaga kerja dan material, yang tidak akan ada bilamana
digunakan material bangunan lain seperti baja atau kayu.

4) Kekuatan per-unit volume relatif rendah


fc (5-10% dari kekuatan baja).
Membutuhkan volume yang lebih besar.
Bangunan bentang panjang biasanya menggunakan baja.

5) Perubahan volume dengan bertambahnya waktu


Beton dan baja mengalami perpendekan dan perpanjangan yang relatif sama akibat
suhu.
Beton dapat mengalami susut, yang dapat menyebabkan defleksi tambahan dan
keretakan.
Beton juga mengalami rangkak pada saat menahan beban tetap, yang menyebabkan
peningkatan defleksi seiring dengan bertambahnya waktu.

2.3 Balok,Kolom dan Pelat Lantai


2.3.1 Kolom

Kolom berfungsi menyangga beban aksial tekan vertikal.kolom juga


berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas menuju
sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.kolom harus dirancang untuk menahan
gaya aksial dari beban terfaktor pada semua lantai atau atap dan momen maksimum
dari beban terfaktor pada satu bentang lantai atau atap bersebelahan yang
ditinjau.kondisi pembebanan yang memberikan rasio momen maksimum terhadap
beban aksial harus juga di tinjau.dalam menghitung momen beban gravitasi pada
kolom,diizinkan untuk mengasumsikan ujung jauh kolom yang dibangun menyatu
dengan struktur sebagai terjepit.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Bentuk dan susunan tulangan pada kolom dapat dibagi menjadi tiga kategori,yaitu :

1) Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan sengkang.
2) Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral sengkang atau lateral.
3) Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja.struktural di dalamnya
dengan/tanpa diberi tulangan pokok memanjang.

2.3.2 Balok

Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai


dan pengikat kolom lantai atas.fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
bangunan akan beban-beban.

Kontruksi balok-T

Pada konstruksi balok-T, sayap dan badan balok harus dibangun menyatu atau
bila tidak harus dilekatkan bersama secara efektif.Lebar slab efektif sebagai sayap
balok-T tidak boleh melebihi seperempat panjang bentang balok dan lebar efektif
sayap yang menggantung pada masing-masing sisi badan balok tidak boleh melebihi:
(a) Delapan kali tebal slab; dan
(b) Setengah jarak bersih ke badan di sebelahnya.
Untuk balok dengan slab pada satu sisi saja, lebar sayap efektif yang
menggantung tidak boleh melebihi:
(a) Seperduabelas panjang bentang balok;
(b) Enam kali tebal slab; dan
(c) Setengah jarak bersih ke badan di sebelahnya.
Balok yang terpisah, dimana bentuk-T digunakan untuk memberikan sayap untuk
luasan tekan tambahan, harus mempunyai ketebalan sayap tidak kurang dari setengah
lebar badan dan lebar efektif sayap tidak lebih dari empat kali lebar badan.Bila
tulangan lentur utama pada slab yang dianggap sebagai sayap balok-T (tidak termasuk
konstruksi balok usuk) paralel dengan balok, tulangan tegak lurus terhadap balok
harus disediakan pada sisi teratas slab sesuai dengan berikut ini:
1) Tulangan transversal harus didesain untuk memikul beban terfaktor pada
lebar slab yang menggantung yang diasumsikan bekerja sebagai
kantilever. Untuk balok yang terpisah, seluruh lebar sayap yang
menggantung harus diperhitungkan. Untuk balok-T lainnya, hanya lebar
efektif slab yang menggantung perlu diperhitungkan.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
2) Tulangan transversal harus dispasikan tidak lebih jauh dari lima kali tebal
slab, atau juga tidak melebihi 450 mm.
Kontruksi balok jois

Konstruksi balok jois terdiri dari kombinasi monolit rusuk berspasi beraturan
dan slab di atasnya yang disusun untuk membentang dalam satu arah atau dua arah
ortogonal.Lebar rusuk tidak boleh kurang dari 100 mm, dan harus mempunyai tinggi
tidak lebih dari 3 kali lebar minimum badannya.Spasi bersih antar rusuk tidak boleh
melebihi 750 mm.jika Konstruksi balok jois yang tidak memenuhi batasan yang telah
disebutkan maka harus dirancang sebagai slab dan balok.
Bila saluran atau pipa seperti yang diizinkan oleh Butir 6.3 SNI-2847-2013
ditanam dalam slab, tebal slab harus paling sedikit 25 mm lebih besar dari tinggi total
keseluruhan saluran atau pipa di semua titik. Saluran atau pipa tidak boleh
mengurangi kekuatan konstruksi secara berlebihan. Untuk konstruksi balok jois, Vc
diizinkan 10 persen lebih besar dari yang ditetapkan dalam Pasal 11 SNI-2847-2013.

2.3.3 Pelat

Kekuatan geser slab dan fondasi tapak di sekitar kolom, beban terpusat, atau
reaksi dikendalikan oleh yang lebih berat dari dua kondisi:

1) Aksi balok dimana masing-masing penampang kritis yang diperiksa


menjangkau sepanjang bidang yang memotong seluruh lebar. Untuk aksi
balok, slab atau fondasi tapak harus didesain sesuai dengan 11.1 hingga
11.4 (SNI-2847-2013).
2) Untuk aksi dua arah, masing-masing penampang kritis yang diperiksa harus
ditempatkan sedemikian hingga perimeternya bo adalah minimum tetapi
tidak perlu lebih dekat dari d/2 ke:

(a) Tepi atau sudut kolom, beban terpusat, atau daerah reaksi; dan

(b) Perubahan pada tebal slab seperti tepi perbesaran kolom


(capitals), penebalan panel (drop panels), atau penutup geser
(shear caps).

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB III
DESAIN PENDAHULUAN
(PRELIMINARY DESIGN)

3.1 Standar Perencanaan


Perencanaan dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2013
tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. SNI ini merupakan adopsi
modifikasi dari ACI 318M-11 (Building Code Requirements for Structural Concrete).

3.2 Gambar Rencana Struktur Bangunan

Gambar rencana struktur bangunan

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

a) Denah Lantai 1 (Dasar) 7 b) Denah Lantai 8 Atap


Gambar denah bangunan (tampak atas)
Gambar tampak bangunan

3@5 m 3@6 m
13 @3,2 m

a) Tampak depan b) Tampak Samping Kiri

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
3.3 Prediksi Tinggi dan Lebar Balok
Tinggi balok diprediksi dengan rumus (dari SNI Tabel 9.5(a)):

h = l/18,5 (balok dengan satu ujung menerus)


h = l/21 (balok dengan kedua ujung menerus)

Karena dalam denah bangunan terdapat balok dengan satu ujung maupun dua ujung
menerus, maka untuk simplifikasi desain, digunakan tinggi balok yang paling besar, yaitu:

h1 = l/18,5 = 6000/18,5 = 324,324 mm


h2 = l/21 = 6000/21 = 285,714mm

h yang di pakai = 324,324 mm

Karena fy tidak sama dengan 420 MPa, maka harus dikoreksi dengan faktor:

h = 324,324. (0,4 + fy/700) = 324 . (0,4 + 400/700) = 315,06 mm

digunakan tinggi penampang balok dan lebar penampang balok, h = 600 mm b = 300 mm.
3.5 Prediksi tebal balok anak
Dengan menggunakan metode yang sama dengan Prediksi tebal balok induk
Tinggi balok diprediksi dengan rumus (dari SNI Tabel 9.5(a)):

h = l/18,5 (balok dengan satu ujung menerus)


h = l/21 (balok dengan kedua ujung menerus)

Karena dalam denah bangunan terdapat balok dengan satu ujung maupun dua ujung
menerus, maka untuk simplifikasi desain, digunakan tinggi balok yang paling besar, yaitu:

h1 = l/18,5 = 5000/18,5 = 270,270 mm


h2 = l/21 = 5000/21 = 238,10 mm

h yang di pakai = 270,270 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Karena fy tidak sama dengan 420 MPa, maka harus dikoreksi dengan faktor:

h = 324,324. (0,4 + fy/700) = 324 . (0,4 + 400/700) = 108,108 mm

digunakan tinggi Balok anak b = 300 mm,h = 350 mm

3.4 Prediksi Tebal Pelat Lantai


Dengan panjang dan lebar pelat seperti pada denah, maka pelat lantai akan didesain
sebagai pelat dua arah. Tebal pelat diprediksi dengan rumus (dari SNI Tabel 9.5 (c)):
panel eksterior dengan balok pinggir / panel interior tanpa penebalan :
h1 = ln/36 = 5700/36 = 158,33 mm (fy 280)
h1 = ln/33 = 5700/33 = 172,73 mm (fy 420)
untuk fy 400 maka Hasil yang didapat di interpolasi :
(400280)
= 158,33+(420400)(171,73-158,33)

= 170,67
Dicoba h = 180 mm

Selain itu, tebal pelat perlu juga dikontrol terhadap SNI pasal 9.5.3.3:
ln max = 6000 - 1/2 . 300 1/2 . 300 = 5700 mm
ln min = 5000 - 1/2 . 300 1/2 . 300 = 4700 mm
= ln max / ln min = 5700/4700 = 1,213
Kemudian dihitung faktor :

= (4Ecb . Ib / lb) / (4Ecs . Is / ls)

Karena Ecb = Ecs dan lb = ls, maka: = Ib/Is

Menurut Wight dan MacGregor (Reinforced Concrete Mechanics and Design), luasan
yang digunakan untuk menghitung Ib dan Is adalah:

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Untuk Pelat A B 1 2 (Balok Eksterior)
Contoh perhitungan untuk 1:
Is = 1/12 b . h3
= 1/12 (6000/2 + 300/2)(1803)
6m
= 1530900000 mm4
5m

5m
Untuk menentukan Ib, perlu ditentukan dulu lokasi titik pusat luasan:
A = 180.(300+600-180) + (300.(600-300)) = 255600,00 mm2
yc = ((129600 . 90) + (126000 . 390))/255600 = 237,887 mm (dari atas)

Luas y y-yc Io = 1/12 A(y-yc)2


No
(mm2) (mm) (mm) bh3 (mm4) (mm4)
1 129600 90 -147,8873239 349920000 2834437612
2 126000 390 152,1126761 1852200000 2915421543
Jumlah 2202120000 5749859155

Ib = I0 + A . y2 = 7951979155mm4

Maka, 1 = Ib/Is = 7951979155/1530900000= 5,194

720 mmb

A1 180 mm

600 mm
A2
420 mm

300 mm 420 mm

Gambar luasan untuk menentukan Ib

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Tabel perhitungan Is untuk Pelat A B 1 2:
No b (mm) h (mm) Is (mm4)
1 3150 180 1530900000
2 2650 180 1287900000
3 6000 180 2916000000
4 5000 180 2430000000

Tabel perhitungan titik pusat luasan balok (yc) untuk pelat A B 1 2:

No. A1 A2
y
Balok b (mm) h (mm) A (mm2) b (mm) h (mm) A (mm2)
1&2 720 180 129600 300 420 126000 9
3&4 1140 180 205200 300 420 126000 9

Tabel perhitungan Ib untuk Pelat A B 1 2:

No. Luas Io = 1/12 A (y-yc)2 Ib =


No. Luasan y (mm) y-yc (mm)
Balok (mm2) bh3 (mm4) (mm4) (Io+Ay2)
1 129600 90 -147,8873239 349920000 2834437612
1&2 7951979155
2 126000 390 152,1126761 1852200000 2915421543
1 205200 90 -114,1304348 554040000 2672885161
3&4 9432109565
2 126000 390 185,8695652 1852200000 4352984405

Tabel perhitungan untuk pelat A B 1 2:


No Ib Is
1 7951979155 1530900000 5.194
2 7951979155 1287900000 6.174
3 9432109565 2916000000 3.235
4 9432109565 2430000000 3.882

m = (1+2+3+4)/4 = (5,194+6,174+3,235+3,882) /4 = 4,621


Karena m > 2, maka berdasarkan SNI rumus (9-12):

5700*(0.8+400/1400)
= = 131,911 mm
36 + 5 . 1,21

(tidak boleh kurang 90 mm)


Maka diambil h = 150 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Untuk Pelat B C 2 3 (Balok Interior)
1200 mm

A1 150 mm

6 m 600 mm
A2 450 mm

5m 300 mm 450 mm

Tabel perhitungan Is untuk pelat B C 2 3:


No b (mm) h (mm) Is (mm4)
1&3 6000 180 2916000000
2&4 5000 180 2430000000

Tabel perhitungan titik pusat luasan balok (yc) untuk pelat B C 2 3:

No. A1 A2
y
Balok b (mm) h (mm) A (mm2) b (mm) h (mm) A (mm2)
1, 2, 3 &
4 1140 180 205200 300 420 126000 9

Tabel perhitungan Ib untuk pelat B C 2 3:

No. Luas Io = 1/12 bh3 A (y-yc)2


No. Luasan y (mm) y-yc (mm)
Balok (mm2) (mm4) (mm4) (Io
-
1, 2, 3 & 1 205200 90 114.1304348 554040000 2672885161 9432
4
2 126000 390 185.8695652 1852200000 4352984405

Tabel perhitungan untuk pelat B C 2 3:

No Ib Is
1 9432109565 2916000000 3.235
2 9432109565 2430000000 3.882
3 9432109565 2916000000 3.235
4 9432109565 2430000000 3.882

m = (1+2+3+4)/4 = 3,558

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Karena m > 2, maka berdasarkan SNI rumus (9-12):

5700*(0.8+400/1400)
= =
36 + 9 . 1

= 131,911 mm (tidak boleh kurang 90 mm)

Maka, digunakan tebal pelat 150 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB IV
PEMBEBANAN
(LOAD IDENTIFICATION)

4.1 Standar Pembebanan


Pembebanan diambil dari ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Gedung (PPIUG) tahun 1983 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726-
2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non
Gedung.

4.2 Pembebanan
1. Pelat Lantai
A. Atap
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm) = 5 2, 5 0 kg/m2
Water proofing = 5, 0 0 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 2 5, 0 0 kg/m2
Plafon + penggantung = 1 8, 0 0 kg/m2 +
1 0 0, 5 0 kg/m2
= 0,986 kN/m2

Beban Hidup (LL)


Atap datar (dapat dicapai dan dibebani) = 1 0 0, 00 kg/m2 = 0,981 kN/m2

.B. Lantai 1-12


Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm) = 5 2, 5 0 kg/m2
Keramik = 11keramik = 2 4, 0 0 kg/m2
Spesi (0,5 cm) = tebal semen = 10,5 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 2 5, 0 0 kg/m2
Plafon + penggantung = 1 8, 0 0 kg/m2 +
1 30, 00 kg/m2 = 1,275 kN/m2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Beban Hidup (LL)
Lantai gedung hotel = 250,00 kg/m2 = 2,453 kN/m2

C. Lantai 1 (Dasar)
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm) = 5 2, 5 0 kg/m2
Lantai (Spesi + Keramik) = 34, 5 0 kg/m2 +
87,50 kg/m2 =0,85347 kN/m2

Beban Hidup (LL)


Lantai gedung hotel =2 5 0, 00 kg/m2 = 2,453 kN/m2

2. Balok Tepi
Beban balok tepi dimaksudkan bahwa hanya pada balok tepi struktur yang
menggunakan dinding, selanjutnya pembatas ruangan diasumsikan menggunakan fiber yang
dianggap tidak membebani balok interior ataupun struktur. Adapun beban balok tepi hanya
dibebankan pada balok tepi struktur lantai 1 (dasar) hingga lantai 12, sedangkan atap tidak
dibebani (tidak ada lagi dinding atau ruangan di atasnya), dan beban balok tepi merupakan
beban mati (DL).
Berikut besar beban balok tepi tersebut:
Berat dinding pasangan bata merah = 2 50,00 kg/m2
Maka berat dinding pada balok adalah berat dinding dikalikan dengan tinggi dinding
(per lantai), yaitu:

Berat dinding = 250 kg/m2 . 3,2 m =8 00, 0 0 kg/m = 7,848 kN/m

3. Beban Gempa
Data Bangunan
Lokasi : Kota Bandung
Jenis bangunan : Gedung umum (gedung hotel)
Jenis tanah : Tanah lunak
Jumlah tingkat : 13
Tinggi bangunan : 41,6 m (tinggi per tingkat adalah 3,2 m)

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Data Lainnya
Faktor reduksi (R) : 8 (SNI Tabel 9, Pasal 7.2.2)
Faktor keutamaan gedung (I) : 1,5 (SNI Pasal 4.1.2)
SS : 1,1 (SNI Gambar 9)
Berat total bangunan (Wt) : 4490757 kg (diperoleh dari software ETABS)

A. Statik Equivalen
Fa = 1 (SNI Tabel 4, Pasal 6.2)
SMS = Fa . SS = 1,1
SDS = 2/3 . SMS = 0,733
CS = SDS / (R / I) = 0,01375
Cs = SD1/ (T(R/Ie)) = 0,0127
Dipakai Cs yang terkecil
Beban Geser Dasar (V) = CS . Wt = 4490757,36 kg
K = 2,42
Faktor Reduksi Beban hidup = 0,3
Untuk meninjau gempa
Tabel perhitungan beban gempa per lantai bangunan

Berat Berat reduksi


Luas Beban hidup Berat hidup
No Lantai Berat (Kg) Mati Beban Mati beban kelilin
(m2) (Kg/m2) (Kg)
(Kg/m2) (Kg) hidup
1 Atap 182317.42 240 100.50 24120 100.00 0.3 7200
2 Lantai 12 234113.12 240 130.00 31200 250.00 0.3 18000
3 lantai 11 234113.12 240 130.00 31200 250.00 0.3 18000
4 Lantai 10 234113.12 240 130.00 31200 250.00 0.3 18000
5 Lantai 9 234113.12 240 130.00 31200 250.00 0.3 18000
6 Lantai 8 234113.12 240 130.00 31200 250.00 0.3 18000
7 Lantai 7 252865.42 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
8 Lantai 6 255639.82 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
9 Lantai 5 255639.82 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
10 Lantai 4 255639.82 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
11 Lantai 3 255639.82 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
12 Lantai 2 255639.82 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
13 Lantai 1 255639.82 270 130.00 35100 250.00 0.3 20250
14 base 84652.03 0 87.00 0 0.00 0.3 0
Jumlah

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Berat Sendiri = 182317,42 kg


Berat mati lantai = 240 100,5 = 24120 kg/m2
Berat hidup lantai = 100 0,3 240 = 7200
Berat balok tepi = 66 800 = 52800 kg/m2
Wi = Berat sendiri + Beban mati lantai + Beban hidup lantai + beban balok tepi
= 266437,42

Lantai Wi
Zi (m) (KN) Wi x Zi ^k cvx Fi (Kn)
Atap 41.6 2664.37 21876305 0.19065986 110.79
Lantai
12 38.4 3361.13 22741656 0.19820171 115.18
lantai
11 35.2 3361.13 18427359 0.16060106 93.33
Lantai
10 32 3361.13 14634930 0.12754867 74.12
Lantai 9 28.8 3361.13 11343986 0.09886691 57.45
Lantai 8 25.6 3361.13 8532916.1 0.07436743 43.22
Lantai 7 22.4 3610.15 6636427.1 0.05783885 33.61
Lantai 6 19.2 3637.90 4606871.8 0.04015054 23.33
Lantai 5 16 3637.90 2964658.5 0.02583806 15.01
Lantai 4 12.8 3637.90 1728548.3 0.01506492 8.75
Lantai 3 9.6 3637.90 862233.91 0.00751468 4.37
Lantai 2 6.4 3637.90 323519.51 0.00281959 1.64
Lantai 1 3.2 3637.90 60550.739 0.00052772 0.31
base 0 846.52 0 0 0.00
Jumlah 1.14739961

Zi (tinggi lantai dari dasar bangunan) = 41,6


Wi (Berat total per lantai) = 2664,37 kN
Wi Zik = 21876305
Cvx = Wi Zik /total all Wi Zik
= 21876305/114739961
= 0,191
V = Cs.wt
= 0,01217.4575409,39
= 581,1 kN

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Fi = 581,1.0,191
= 110,79
B. Spektrum Respons Desain
Spektrum respons desain sesuai SNI 1726-2012 diperoleh dari Puskim.pu

T Ta SA (g)
0 0 0.348
T0 0.078927 0.87
Ts 0.394636 0.87
Ta = Periode
TS+0 0 0.394636 0.782
Sa TS+0.1 0.1 0.494636 0.711 (g) = Spektrum
Gempa TS+0.2 0.2 0.594636 0.651
TS+0.3 0.3 0.694636 0.601
Berikut gambar hasil perhitungan
TS+0.4 0.4 0.794636 0.558
fungsi yang TS+0.5 0.5 0.894636 0.52 dimasukkan ke
spektrum respons TS+0.6 0.6 0.994636 0.488 desain di ETABS :
TS+0.7 0.7 1.094636 0.459
TS+0.8 0.8 1.194636 0.433
TS+0.9 0.9 1.294636 0.41
TS+1 1 1.394636 0.39
TS+1.1 1.1 1.494636 0.371
TS+1.2 1.2 1.594636 0.354
TS+1.3 1.3 1.694636 0.339
TS+1.4 1.4 1.794636 0.325
TS+1.5 1.5 1.894636 0.312
TS+1.6 1.6 1.994636 0.3
TS+1.7 1.7 2.094636 0.289
TS+1.8 1.8 2.194636 0.278
TS+1.9 1.9 2.294636 0.269
TS+2 2 2.394636 0.26
TS+2.1 2.1 2.494636 0.251
TS+2.2 2.2 2.594636 0.243
TS+2.3 2.3 2.694636 0.236
TS+2.4 2.4 2.794636 0.229
TS+2.5 2.5 2.894636 0.222
TS+2.6 2.6 2.994636 0.216
TS+2.7 2.7 3.094636 0.21
TS+2.8 2.8 3.194636 0.205
TS+2.9 2.9 3.294636 0.2
Gambar 2.1 Spektrum TS+3 3 3.394636 0.195 respons desain
TS+3.1 4 4.394636 0.194

4.3 Prediksi Dimensi Kolom


Beban hidup (LL) : 250 kg/m2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Beban mati (DL) : 119,5 kg/m2
Jumlah tingkat (N) :6
Mutu beton (fc) : 25 MPa = 25000 kN/m2
lx :5m
ly :6m

Beban terfaktor (U) = 1,2 DL + 1,6 LL


= 1,2 (3,752) + 1,6 (250)
= 14,502 kN/m2
Beban terpusat (P) = U . lx . ly . N = 14,502 . 5 .6 . 13
= 5656 kN
izin = 1/3 . fc = 1/3 . 24900
= 8300 kN/m2
Akolom = P/izin = 932,882 / 8300
= 0,68 m2
Dimensi kolom = b = h = A0,5
= 0,825 m

maka digunakan tinggi penampang kolom dan lebar penampang kolom, h = b = 850
mm.

4.4 Kombinasi Pembebanan


Kombinasi pembebanan yang digunakan yaitu
1) 1,4 DL Kombinasi 1
2) 1,2 DL + 1,6 LL Kombinasi 2
3) 1,2 DL + LL + E Kombinasi 3
4) 0,9 DL + E Kombinasi 4

Beban gempa (E) dianggap bekerja 100% pada sumbu utama (arah x) bersamaan
dengan 30% pada daerah tegak lurus sumbu utama (arah y). Maka kombinasi beban di atas
dapat dijabarkan menjadi 18 kombinasi sebagai berikut:
1) 1,4 DL Kombinasi 1
2) 1,2 DL + 1,6 LL

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
3) 1,2 DL + LL + Ex + 0,3 Ey
4) 1,2 DL + LL + Ex - 0,3 Ey
5) 1,2 DL + LL - Ex + 0,3 Ey
6) 1,2 DL + LL - Ex - 0,3 Ey
7) 1,2 DL + LL + 0,3 Ex + Ey
8) 1,2 DL + LL + 0,3 Ex - Ey
9) 1,2 DL + LL - 0,3 Ex + Ey
10) 1,2 DL + LL - 0,3 Ex - Ey
11) 0,9 DL + Ex + 0,3 Ey
12) 0,9 DL + Ex - 0,3 Ey
13) 0,9 DL - Ex + 0,3 Ey
14) 0,9 DL - Ex - 0,3 Ey
15) 0,9 DL + 0,3 Ex + Ey
16) 0,9 DL + 0,3 Ex - Ey
17) 0,9 DL - 0,3 Ex + Ey
18) 0,9 DL - 0,3 Ex - Ey

Keterangan:
DL = Beban mati (Dead Load)
LL = Beban hidup (Live Load)
E = Beban gempa (Earthquake)
Ex = Beban gempa arah x
Ey = Beban gempa arah y

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB V
PERENCANAAN BALOK
(BEAM DESIGN)

5.1 Umum
Untuk penyederhanaan, balok yang akan direncanakan adalah balok dengan gaya
dalam yang terbesar. Dalam keruntuhan balok yang paling mempengaruhi adalah gaya
momen, maka dalam perencanaan balok ini didasarkan pada balok dengan gaya momen
terbesar.
Desain balok mencakup desain tuangan lentur (longitudinal bar) dan tulangan
transversal / sengkang (stirrups).
s
5.2 Gambar Denah Balok Rencana

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Balok yang direncanakan adalah balok B57, balok interior yang berada pada bagian
belakang Hotel lantai 12.
5.3 Perencanaan Balok
Dari hasil analisis struktur dengan software ETABS, balok B53-lantai 12 memiliki
gaya dalam momen terfaktor maksimum sebesar:

Mu kiri = -76,62 kN.m


Mu lapangan = 53,34 kN.m
Mu kanan = -44,82 kN.m

Vkiri = -79,05
V kanan = 59,33

Pengecekan Kebutuhan Tulangan untuk Torsi (SNI Pasal 11.5.1)

Acp = bw . h = 300 . 600 = 180000 mm2


Pcp = 2(bw + h) = 2(300 + 600) = 1800 mm

Tth = . 0,083 . . fc0,5 (Acp2/Pcp)


= 0,75 . 0,083 . 1 . 24,90,5 (1800002 / 1800)
= 2,396 kN.m

Tu = 1,43 kN.m < Tth = 2,396 kN.m, maka balok tidak butuh tulangan torsi

Perencanaan Tulangan Momen Positif

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

hf = 150 mm fc = 24,9MPa
hw = 420 mm fy = 400 MPa
h = 600 mm bw = 300 mm

Panjang bentang balok (pusat ke pusat tumpuan), l = 6000 mm


Jarak dari pusat ke pusat antar balok, l2 = 5700 mm

beff 1 = 0,25 . l = 1500 mm


beff 2 = l2 = 5450 mm maka, beff = 15000 mm
beff 3 = bw + 16 . hf = 2700 mm

Perkiraan Tulangan

j = 0,95
= 0,90
Mu = 83,95 kN.m
d = (600 - 40 - 10) = 390 mm (digunakan selimut bersih = 40 mm)

As = (Mu . 106) / ( . fy . j . d) = 283,56 mm2

Karena pada momen positif perlu ditambahkan tulangan torsi (Al = 902,131 mm2),
maka luas tulangan perlu menjadi:

As = As + Al = 283,56 + 902,131 = 1185,69 mm2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
As min 1 = (0,25 . fc0,5 . bw . d) / fy = 514,59 mm2
As min 2 = (1,4 . bw . d) / fy = 577,5 mm2

Digunakan 4 tulangan ulir dengan diameter 22 mm

As = n (0,25 . . db2) = 1519,76 mm2 ( > As perlu = 1185,69 mm2 ... OK !!! )

Pengecekan Penampang Terkontrol Tarik

daktual = 600 (40+10+22/2) = 539,00 mm


1 = 0,85
a = (As . fy) / (0,85 . fc . beff) = 19,15 mm
c = a/1 = 22,53 mm ( < hf ... OK !!! )
s = [0,003 . (dt - c)] / c = 0,07

Karena s > 0,005, maka penampang balok terkontrol tarik

Pengecekan Kapasitas Penampang

= 0,9 (Penampang terkontrol tarik)


. Mn = . As . fy (d - a/2) = 289,66 kN.m

Karena . Mn = 289,66 kN.m > Mu = 53,34 kN.m, maka besar penampang balok
cukup menahan momen tarik yang terjadi.

Pengecekan Spasi Tulangan Tarik

s = (300 - 2.40 - 4.22) / 2 = 66 mm (spasi aktual)

smin = 25 mm (> db = 19 mm)

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
fs = 2/3 . fy = 266,67 MPa
cc = 40 mm (selimut bersih)
smax = 380 (280/fs) 2,5 . cc = 299 mm

Karena smin < s < smax, maka spasi aktual tulangan memenuhi syarat.

Tahanan momen positif menggunakan tulangan 4 tulangan D-22

Perencanaan Tulangan Momen Negatif (Kiri)

Perkiraan Tulangan

j = 0,95
= 0,90
Mu = -76,62 kN.m
d = (600 - 40 - 10) = 540 mm (digunakan selimut bersih = 40 mm)

As = (Mu . 106) / ( . fy . j . d) = 414,88 mm2

As min 1 = (0,25 . fc0,5 . 2.bw . d) / fy = 1102,04 mm2


As min 2 = (1,4 . 2.bw . d) / fy = 1234.29 mm2

Digunakan 4 tulangan ulir dengan diameter 22 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
As = n (0,25 . . db2) = 1519.76 mm2 ( > As perlu = 1234,29 mm2 ... OK !!! )

Pengecekan Penampang Terkontrol Tarik

daktual = 600 - 40 - 10 - 22/2 = 540,5 mm


1 = 0,85
a = (As . fy) / (0,85 . fc . beff) = 19,15 mm

c = a/1 = 22,53 mm ( < hf ... OK !!! )


s = [0,003 . (dt - c)] / c = 0,07

Karena s > 0,005, maka penampang balok terkontrol tarik

Pengecekan Kapasitas Penampang

= 0,9 (Penampang terkontrol tarik)


. Mn = . As . fy (d - a/2) = 290,48 kN.m

Karena . Mn = 290,48 kN.m > |Mu| = 76,62 kN.m, maka besar penampang balok
cukup besar untuk menahan momen tarik yang terjadi.

Pengecekan Spasi Tulangan Tarik

s = (300 - 2.40 - 4.22) / 2 = 144 mm (spasi aktual)

smin = 25 mm (> db = 19 mm)

fs = 2/3 . fy = 266,67 MPa


cc = 40 mm (selimut bersih)
smax = 380 (280/fs) - 2,5 . cc = 299 mm

Karena smin < s < smax, maka spasi aktual tulangan memenuhi syarat.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Tahanan momen negatif menggunakan tulangan 4 tulangan D-22

Hasil Desain Tulangan Momen Lentur

4 D-19 3 D-19 4d22


4d22

Perencanaan Tulangan Transversal (Sengkang)

Dari hasil analisis struktur gedung dengan software ETABS, grafik distribusi gaya
geser terfaktor sepanjang balok dari pusat ke pusat tumpuan (6 m), Vu:

Vu kiri = -78,05 kN
Vu kanan = 59,33 kN

Penampang geser kritis berada pada jarak d dari muka tumpuan, maka:

d = 380,5 mm
Vu di d = {59,33 - [(600 + 539) / 5000] . [(59,33) - (-78,05)]/0,75

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
= 37,38 kN

Pengecekan Kebutuhan Sengkang

bw = 300 mm
fc = 24,9 MPa
fyt = 400 MPa

Vc = 0,17 . . fc0,5 . bw . d = 137,17 kN (SNI Pers. 11- 3)


0,5 . . Vc = 68,58 kN

Karena 0,5 . Vc = 68,58 kN < |Vu| = 37,38 kN, maka tidak dibutuhkan sengkang
untuk membantu balok menahan gaya geser Vu,Namun untuk memudahkan pengerjaan
dalam pengecoran beton atau menempatkan tulangan maka tulangan sengkang dibutuhkan.

Pengecekan Kecukupan Penampang

Vs maks = 0,66 . fc0,5 . bw .d = 532,54 kN (SNI Pasal 11.4.7.9)


Vc+Vs maks = 137,17 + 532,54 = 669,71 kN
(Vc + Vs maks) = 502,28 kN

Karena (Vc + Vs maks) = 502,28 kN > |Vu| = 37,38 kN, maka penampang balok
cukup besar untuk menahan gaya geser.

Kebutuhan Luasan Sengkang

Vs perlu = |Vu|/ - Vc = 0,00 kN


Av/s = Vs perlu / (fyt . d) = 0,00 mm2/mm

Kebutuhan sengkang adalah:

At/s = 0,03 mm2/mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
(Av+t)/s perlu = (Av/s)+ [2 (At/s)] = 0,06 mm2/mm

(Av+t)/s minimum menurut SNI Pasal 11.5.5.2 adalah:

(Av+t)/s min 1 = (0,062 . fc0,5 . bw . s) / fyt = 0,39 mm2/mm


(Av+t)/s min 2 = (0,35 . bw . s) / fyt = 0,44 mm2/mm

Karena (Av+t)/s perlu < (Av+t)/s min, maka digunakan (Av+t)/s = 0,44 mm2/mm.
Digunakan sengkang diameter 10 mm dengan 2 kaki:

Av+t = 2 . 0,25 . .102 = 157,00 mm2

Penentuan Spasi Sengkang Maksimum (SNI Pasal 11.4.5.1)

smaks = 0,5 . d = 269,50 mm (< 600 mm)

0,33 . fc0,5 . bw . d = 266,27 kN (>Vs perlu=0,00 kN, abaikan SNI Pasal 11.4.5.3 )

s = (Av+t) / (Av+t/s) = 157,00 / 0,44 = 358,86 mm

Karena s > smaks, maka spasi sengkang perlu adalah s = 269,5 mm. Digunakan spasi
sengkang s = 250 mm.

Tahanan gaya geser menggunakan sengkang D-10 spasi 250 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB VI
PERENCANAAN KOLOM
(COLUMN DESIGN)

6.1 Umum
Untuk penyederhanaan, kolom-kolom bangunan akan didesain dengan dimensi dan
detail penulangan yang sama, menggunakan beban kolom terbesar (momen biaksial dan
gaya aksial).
Penggambaran diagram interaksi menggunakan software SPColumn, dengan
persyaratan lainnya akan dicek secara manual.

6.2 Gambar Denah Kolom Rencana

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Kolom yang direncanakan adalah kolom C24-lantai base,C6-lantai 4,C6-lantai 7 dan


C6-lantai 12.

6.3 Perencanaan Kolom


Properti material dan dimensi kolom adalah sebagai berikut:
1.Kolom 75/75 C24-base
Material Beton Material Baja Tulangan Dimensi Kolom
fc = 24,9 MPa fy = 400 MPa b = 750 mm
1 = 0,85 Es = 200000 MPa h = 750 mm
Ec = 23500 MPa

Dari hasil software ETABS , kolom C6-Story 1 memiliki gaya dalam sebagai berikut:

Gaya aksial (Pu) = -4368,68 kN


Momen lentur arah x (Mux) = -0,88754 kN.m
Momen lentur arah y (Muy) = 0,2498 kN.m
Gaya geser (Vu) = -0,1616 kN

Dengan software SPColumn, diperoleh penuangan dan diagram interaksi gaya aksial
- momen biaksial sebagai berikut:

Digunakan
Tulangan longitudinal:
20 D 19

Tulangan transversal:

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Sengkang persegi
D - 10

Gambar detail penulangan kolom dengan software SPColumn

Gambar diagram interaksi aksial dan momen untuk Pu = -4368,68 kN

Gambar diagram interaksi gaya aksial dan momen (satu arah)

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Maka dari gambar diagram interaksi di atas dapat disimpulkan bahwa penulangan
kolom di atas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi, masih ada persyaratan detail
penulangan yang harus diperiksa secara manual.

Pengecekan Tahanan Geser untuk Perencanaan Sengkang

bw = 300 mm = 1
fc = 24,9 MPa |Nu| = -4368,68 kN
fyt = 400 MPa |Vu| = -0,8754 kN
d = 750-(40+10+(0,519)=690,5 mm

Vc = 0,17 . [(1 + Nu) / (14 . Ag)] fc0,5 . bw . d = 175,72 kN (SNI Pers. 11- 4)
0,5 . . Vc = 87,86 kN

Karena 0,5 . Vc = 71,86061 kN > |Vu| = -0,8754 kN, maka tidak dibutuhkan sengkang
untuk membantu kolom menahan gaya geser Vu.

Vs maks = 0,66 . fc0,5 . bw .d = 643,46 kN (SNI Pasal 11.4.7.9)


Vc+Vs maks = 175,72 + 643,46 = 857,95 kN
(Vc + Vs maks) = 643,46 kN

Karena (Vc + Vs maks) = 643,46 kN > |Vu| = -0,8754 kN, maka kekuatan geser
nominal tambahan dari sengkang mampu menahan gaya geser Vu.

Perencanaan Spasi Sengkang (SNI Pasal 21.3.5.2)

smax 1 = 8 . db tulangan longitudinal = 152 mm


smax 2 = 24 . db sengkang = 240 mm
smax 3 = setengah dimensi penampang terkecil kolom = 375 mm
smax 3 = 300 mm

Maka, digunakan sengkang persegi D-10 dengan spasi 150 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Pengecekan Detail Penulangan

SNI Pasal 10.9.1

As terpasang = 20 . 0,25 . . 192 = 5672,857 mm2


As/Ag = 5672,857 / (750 .750) = 0,010085

0,01 < (As/Ag) < 0,08 ... OK !!!

SNI Pasal 7.10.5.1

db Sengkang = 10 mm ( 10 mm ... OK!!! )

SNI Pasal 7.10.5.3 dan Pasal 7.6.3

Spasi aktual antar tulangan longitudinal:


s = [450 - 2 (40 + 10) - 6.22] / 5 = 43,60 mm

(1,5 . db) = 28,5 mm < 40 mm s 150 mm ... OK !!!

SNI 7.7.1

Dengan selimut beton = 40 mm memenuhi semua kondisi, maka sudah OK !!!

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

2. Kolom 65/65
Dari hasil software ETABS , kolom C6-lantai 4 memiliki gaya dalam sebagai berikut:

Gaya aksial (Pu) = -2925,45 kN


Momen lentur arah x (Mux) = -7,9479 kN.m
Momen lentur arah y (Muy) = 5,3358 kN.m
Gaya geser (Vu) = -0,1616 kN

Dengan software SPColumn, diperoleh penuangan dan diagram interaksi gaya aksial
- momen biaksial sebagai berikut:

Digunakan
Tulangan longitudinal:
16D19

Tulangan transversal:
Sengkang persegi
D - 10

Gambar detail penulangan kolom dengan software SPColumn

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Gambar diagram interaksi aksial dan momen untuk Pu = 2925,45 kN

Gambar diagram interaksi gaya aksial dan momen (satu arah)

Maka dari gambar diagram interaksi di atas dapat disimpulkan bahwa penulangan
kolom di atas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi, masih ada persyaratan detail
penulangan yang harus diperiksa secara manual.

Pengecekan Tahanan Geser untuk Perencanaan Sengkang

b = 650 mm = 1
h = 650 mm fc = 24,9 Mpa

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
|Nu| = 2925,45 kN fyt = 400 Mpa
|Vu| = -5,1479 kN
d = 650-(40+10+(0,519)=590,5 mm

Vc = [(1 + (Nu/ (14 . Ag)]. (fc0,5/6). bw . d = 476,687 kN (SNI Pers. 11- 4)


0,5 . . Vc = 178,758 kN

Karena 0,5 . Vc = 178,758 kN > |Vu| = 5,1479 kN, maka tidak dibutuhkan sengkang
untuk membantu kolom menahan gaya geser Vu.

Vs maks = 0,66 . fc0,5 . bw .d = 1264,0867 kN (SNI Pasal 11.4.7.9)


Vc+Vs maks = 476,687 + 1264,0867 = 1740,774 kN
(Vc + Vs maks) = 1131,503 kN

Karena (Vc + Vs maks) = 1131,503 kN > |Vu| = 5,1479 kN, maka kekuatan geser
nominal tambahan dari sengkang mampu menahan gaya geser Vu.

Perencanaan Spasi Sengkang (SNI Pasal 21.3.5.2)

smax 1 = 8 . db tulangan longitudinal = 152 mm


smax 2 = 24 . db sengkang = 240 mm
smax 3 = setengah dimensi penampang terkecil kolom = 325 mm
smax 3 = 300 mm

Maka, digunakan sengkang persegi D-10 dengan spasi 150 mm


Pengecekan Detail Penulangan

SNI Pasal 10.9.1

As terpasang = 16 . 0,25 . . 192 = 4534,16 mm2


As/Ag = 4534,16 / (650 .650) = 0,01073

0,01 < (As/Ag) < 0,08 ... OK !!!

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

SNI Pasal 7.10.5.1

db Sengkang = 10 mm ( 10 mm ... OK!!! )

SNI Pasal 7.10.5.3 dan Pasal 7.6.3

Spasi aktual antar tulangan longitudinal:


s = [650 - 2 (40 + 10) - 6.19] / 5 = 87,2 mm

(1,5 . db) = 24 mm < 40 mm s 150 mm ... OK !!!

SNI 7.7.1

Dengan selimut beton = 40 mm memenuhi semua kondisi, maka sudah OK !!!

3. Kolom 60/60
Dari hasil software ETABS , kolom C6-lantai 7 memiliki gaya dalam sebagai berikut:

Gaya aksial (Pu) = -1915,02 kN


Momen lentur arah x (Mux) = -10,1264 kN.m
Momen lentur arah y (Muy) = 5,9877 kN.m
Gaya geser (Vu) = -7,1293 kN

Dengan software SPColumn, diperoleh penuangan dan diagram interaksi gaya aksial
- momen biaksial sebagai berikut:

Digunakan
Tulangan longitudinal:
16 D 19

Tulangan transversal:
Gopal Adya Ariska
1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Sengkang persegi
D - 10

Gambar detail penulangan kolom dengan software SPColumn

Gambar diagram interaksi aksial dan momen untuk Pu = -1915,02 kN

Gambar diagram interaksi gaya aksial dan momen (satu arah)

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Maka dari gambar diagram interaksi di atas dapat disimpulkan bahwa penulangan
kolom di atas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi, masih ada persyaratan detail
penulangan yang harus diperiksa secara manual.

Pengecekan Tahanan Geser untuk Perencanaan Sengkang

b = 600 mm = 1
h = 600 mm fc = 24,9 Mpa
|Nu| = -1915,02 kN fyt = 400 Mpa
|Vu| = -7,1293 kN
d = 600-(40+10+(0,519) = 540,5 mm

Vc = [1 +( Nu / (14 . Ag))] .(fc0,5 /6). bw . d = 167,074 kN (SNI Pers. 11- 4)


0,5 . . Vc = 62,653 kN

Karena 0,5 . Vc = 62,653 kN > |Vu| = 7,1293 kN, maka tidak dibutuhkan sengkang
untuk membantu kolom menahan gaya geser Vu.

Vs maks = 0,66 . fc0,5 . bw .d = 1068,05 kN (SNI Pasal 11.4.7.9)


Vc+Vs maks = 167,074+ 1068,05 = 1235,12 kN
(Vc + Vs maks) = 802.829 kN

Karena (Vc + Vs maks) = 802,829 kN > |Vu| = 7,1293 kN, maka kekuatan geser
nominal tambahan dari sengkang mampu menahan gaya geser Vu.

Perencanaan Spasi Sengkang (SNI Pasal 21.3.5.2)

smax 1 = 8 . db tulangan longitudinal = 152 mm


smax 2 = 24 . db sengkang = 240 mm
smax 3 = setengah dimensi penampang terkecil kolom = 300 mm
smax 3 = 300 mm

Maka, digunakan sengkang persegi D-10 dengan spasi 150 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Pengecekan Detail Penulangan

SNI Pasal 10.9.1

As terpasang = 16 . 0,25 . . 192 = 5672,857 mm2


As/Ag = 4538,29 / (600 .600) = 0,01261

0,01 < (As/Ag) < 0,08 ... OK !!!

SNI Pasal 7.10.5.1

db Sengkang = 10 mm ( 10 mm ... OK!!! )

SNI Pasal 7.10.5.3 dan Pasal 7.6.3

Spasi aktual antar tulangan longitudinal:


s = [600 - 2 (40 + 10) - 6.19] / 5 = 77,2 mm

(1,5 . db) = 24 mm < 40 mm s 150 mm ... OK !!!

SNI 7.7.1

Dengan selimut beton = 40 mm memenuhi semua kondisi, maka sudah OK !!!

4. Kolom 45/45
Dari hasil software ETABS , kolom C6-Story 12 memiliki gaya dalam sebagai
berikut:

Gaya aksial (Pu) = -274,251 kN


Momen lentur arah x (Mux) = -7,3306 kN.m
Momen lentur arah y (Muy) = 5,8394 kN.m
Gaya geser (Vu) = -4,4679 kN

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Dengan software SPColumn, diperoleh penuangan dan diagram interaksi gaya aksial
- momen biaksial sebagai berikut:

Digunakan
Tulangan longitudinal:
12D 19

Tulangan transversal:
Sengkang persegi
D - 10
Gambar detail penulangan kolom dengan software SPColumn

Gambar diagram interaksi aksial dan momen untuk Pu = 274,251 kN

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Gambar diagram interaksi gaya aksial dan momen (satu arah)

Maka dari gambar diagram interaksi di atas dapat disimpulkan bahwa penulangan
kolom di atas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi, masih ada persyaratan detail
penulangan yang harus diperiksa secara manual.

Pengecekan Tahanan Geser untuk Perencanaan Sengkang

b = 450 mm = 1
h = 450 mm fc = 24,9 Mpa
|Nu| = 274,251 kN fyt = 400 Mpa
|Vu| = 4,4679 kN
d = 450-(40+10+(0,519)=390,5 mm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Vc = [(1 + Nu) / (14 . Ag)].(fc0,5 /6). bw . d = 167,074 kN (SNI Pers. 11- 4)
0,5 . . Vc = 62,6529 kN

Karena 0,5 . Vc = 167,074 kN > |Vu| = 4,4679 kN, maka tidak dibutuhkan sengkang
untuk membantu kolom menahan gaya geser Vu.

Vs maks = 0,66 . fc0,5 . bw .d = 578,732 kN (SNI Pasal 11.4.7.9)


Vc+Vs maks = 167,074 + 578,732 = 710,569 kN
(Vc + Vs maks) = 461,87 kN

Karena (Vc + Vs maks) = 461,87 kN > |Vu| = -4,4679 kN, maka kekuatan geser
nominal tambahan dari sengkang mampu menahan gaya geser Vu.

Perencanaan Spasi Sengkang (SNI Pasal 21.3.5.2)

smax 1 = 8 . db tulangan longitudinal = 151 mm


smax 2 = 24 . db sengkang = 240 mm
smax 3 = setengah dimensi penampang terkecil kolom = 225 mm
smax 3 = 300 mm

Maka, digunakan sengkang persegi D-10 dengan spasi 150 mm


Pengecekan Detail Penulangan

SNI Pasal 10.9.1

As terpasang = 12 . 0,25 . . 192 = 3400,62 mm2


As/Ag = 3400,62 / (450 .450) = 0,01679

0,01 < (As/Ag) < 0,08 ... OK !!!

SNI Pasal 7.10.5.1

db Sengkang = 10 mm ( 10 mm ... OK!!! )

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

SNI Pasal 7.10.5.3 dan Pasal 7.6.3

Spasi aktual antar tulangan longitudinal:


s = [450 - 2 (40 + 10) - 4.19] / 5 = 54,8 mm

(1,5 . db) = 24 mm < 40 mm s 150 mm ... OK !!!

SNI 7.7.1

Dengan selimut beton = 40 mm memenuhi semua kondisi, maka sudah OK !!!

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
BAB VII
PERENCANAAN PELAT LANTAI
(FLOOR SLAB DESIGN)

7.1 Umum
Untuk penyederhanaan, desain pelat lantai 1 (dasar) sampai lantai atap akan
disamakan dengan mengambil gaya dalam terbesar.

7.2 Notasi dalam Perencanaan Pelat Lantai

a) Gambar Denah Pelat Lantai 1 (Dasar) - 7 b) Gambar Denah Pelat Lantai 8 - Atap

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
7.3 Perhitungan Pelat lantai
Spesifikasi pelat lantai tinjauan diuraikan sebagai berikut.
Diameter tulangan, D = 10 mm
Mutu beton, f c' = 35 MPa
Mutu baja, fy = 400 MPa
Tebal pelat lantai = 150 mm
Selimut beton (D 36mm) = 20 mm
Lebar tinjauan, bw = 1000 mm
d = tebal pelat selimut beton 0,5D = 150 20 (0,5 10) = 135 mm
Dari data spesifikasi perencanaan pelat lantai, dapat dihitung rasio tulangan dan momen
pikul maksimum pelat lantai.
a. Momen pikul maksimum pelat lantai (Kmaks)
Momen pikul maksimum pada pelat lantai berdasarkan ukuran penampang efektif pelat
lantai diperoleh sebagai berikut.

1 0,85

0,05 f c' 28
0,85
0,05 24,9 28
0,872
7 7



382,5 1 f c, 600 f y 225 1
600 f
Kmaks 2
y

382,5 0,872 24,9 600 400 225 0,872



600 4002
6,675 MPa

b. Rasio tulangan ()
Rasio tulangan pelat pelat lantai dihitung berdasarkan mutu beton dan tulangan yang
digunakan, sesuai dengan ketentuan berikut.
Rasio tulangan minimum (min):

f c' 24,9
min 0,003119
4f y 4 400
Rasio tulangan seimbang (balance):
1 0,872

0,85 1 f c' 600



balance
fy 600 f
y

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
0,85 0,814 35 600

400 600 490
0,027
Rasio tulangan maksimum (maks):
maks 0,75 balance 0,75 0,027 0,02
Catatan
Jika perlu< min, maka pakai = min.
Jika min< perlu, maka pakai = perlu.
Jika perlu> maks, maka perhitungan diulang.

c. Perhitungan penulangan arah bentang pendek


Data-data perencanaan:
Mu - = 14020000 Nmm
Mu + = 6141000 Nmm

Tulangan momen negatif.


Mu- 14020000 Nmm

Mu 14020000
K 3,738 MPa Kmaks (ukuran pelat
bd 2
0,8 1000 125 2
mencukupi)
Luas tulangan perlu (As perlu).
2 K
a 1 1 d
0,85 f c'

2 3,738
1 1 125

0,85 24,9
24,476 mm

0,85 f c' a b
As perlu
fy

0,85 24,9 24,476 1000



400
388,541 mm2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Kontrol terhadap Rasio Tulangan ().
A s perlu 388,541
perlu 0,0104
bd 1000 125
min 0,003 > perlu 0,0104

As min min b d 0,0104 1000 125 388,5412 mm2


Jarak antar tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
sperlu 202,140 mm
A s min 388,5412
smaks (2h = 2 150 = 300 mm)
smaks 450 mm
Maka diambil spasi antar tulangan 200 mm.
Kontrol kecukupan dimensi tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
A s aktual 392,699 mm2
s 200

A s aktual > A s perlu OK !

Dari hasil perhitungan diperoleh tulangan momen negatif yang dipasang pada daerah
tumpuan bentang pendek, yakni besi D10 dan spasi tulangan 200 mm.

Tulangan momen positif.


Mu+ 6141000 Nmm

Mu 6141000
K 1,638 MPa Kmaks (ukuran pelat
bd 2
0,8 1000 125 2
mencukupi)
Luas tulangan perlu (As perlu)
2 K
a 1 1 d
0,85 f c'

2 1,638
1 1 125

0,85 24,9
10,077 mm

0,85 f c' a b
As perlu
fy

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
0,85 24,9 10,07788 1000

400
159,974 mm2
Kontrol terhadap Rasio Tulangan ().
Asperlu
perlu
bd
perlu 0,0043 > min 0,003 , maka digunakan perlu

As min min b d 0,0043 1000 125 159,974 mm2


Jarak antar tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
sperlu 490,954mm
A s min 159,974
smaks (2h = 2 150 = 300 mm)
smaks 450 mm
Maka diambil spasi antar tulangan 450 mm.
Kontrol kecukupan dimensi tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
A s aktual 174,533 mm2
s 450
A s aktual > A s min OK !
Dari hasil perhitungan diperoleh tulangan momen positif yang dipasang pada daerah
lapangan bentang panjang, yakni besi D10 dan spasi 450 mm.
ulangan momen positif.

d. Perhitungan penulangan arah bentang panjang


Data-data perencanaan:
Mu - = 1934,5 kgm = 19345000 Nmm
Mu + = 1881,000 kgm = 18810000 Nmm

Tulangan momen negatif.


Mu- 19345000 Nmm

Mu 19345000
K 5,159 MPa Kmaks (ukuran pelat
bd 2
0,8 1000 125 2
mencukupi)

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Luas tulangan perlu (As perlu).
2 K
a 1 1 d
0,85 f c'

2 5,159
1 1 125

0,85 24,9
35,511 mm

0,85 f c' a b
As perlu
fy

0,85 24,9 35,5111000



400
563,695 mm2
Kontrol terhadap Rasio Tulangan ().
A s perlu 563,695
perlu 0,01503
bd 1000 125
min 0,003 > perlu 0,01503

As min min b d 0,003 1000 125 563,695 mm2


Jarak antar tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
sperlu 139,330 mm
A s min 563,695
smaks (2h = 2 150 = 320 mm)
smaks 450 mm
Maka diambil spasi antar tulangan 130 mm.
Kontrol kecukupan dimensi tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
A s aktual 604,152 mm2
s 130
A s aktual > A s perlu OK !

Dari hasil perhitungan diperoleh tulangan momen negatif yang dipasang pada daerah
tumpuan bentang panjang, yakni besi D10 dan spasi 130 mm.

Tulangan momen positif.


Mu- 18810000 Nmm

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Mu 18810000
K 5,016 MPa Kmaks (ukuran pelat
bd 2
0,8 1000 125 2
mencukupi)
Luas tulangan perlu (As perlu)
2 K
a 1 1 d
0,85 f c'

2 5,016
1 1 125
0,85 24,9

34,342 mm

0,85 f c' a b
As perlu
fy

0,85 24,9 34.342 1000



400
545,133 mm2
Kontrol terhadap Rasio Tulangan ().
Asperlu
perlu
bd
perlu 0,0145 > min 0,003 , maka digunakan perlu

As min min b d 0,0145 1000 125 545,1335 mm2


Jarak antar tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
sperlu 144,074
A s min 545,1335
smaks (2h = 2 150 = 300 mm)
smaks 450 mm
Maka diambil spasi antar tulangan 140 mm.
Kontrol kecukupan dimensi tulangan.
1/4 D 2 S 1/4 10 2 1000
A s aktual 545,133 mm2
s 140
A s aktual > A s min OK !
Dari hasil perhitungan diperoleh tulangan momen positif yang dipasang pada daerah
lapangan bentang panjang, yakni besi D10 dan spasi 140 mm.
ulangan momen positif.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kombinasi beban yang
dibantu dengan software ETABS, maka dari perencanaan struktur bangunan Hotel 13 lantai
ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
o Dari perhitungan kontrol masing-masing elemen aksial dan momen yang
menggunakan mutu beton fc = 24,9 MPa dan mutu tulangan fy = 400 MPa, diperoleh
bahwa desain masing-masing elemen telah memenuhi syarat dan aman digunakan
untuk portal gedung 13 lantai.
o Balok menggunakan dimensi 600.300 mm, dengan tulangan momen negatif 4D22,
tulangan momen positif 4D22 dan sengkang D10-250. Balok aman terhadap momen.
o Kolom menggunakan dimensi 750.750 mm, dengan tulangan longitudinal 20D19
dan sengkang D10-150. Kolom aman terhadap gaya tekan aksial dan momen.
o Kolom menggunakan dimensi 650.650 mm, dengan tulangan longitudinal 16D19
dan sengkang D10-200. Kolom aman terhadap gaya tekan aksial dan momen.
o Kolom menggunakan dimensi 650.650 mm, dengan tulangan longitudinal 16D19
dan sengkang D10-200. Kolom aman terhadap gaya tekan aksial dan momen.
o Kolom menggunakan dimensi 600.600 mm, dengan tulangan longitudinal 16D19
dan sengkang D10-150. Kolom aman terhadap gaya tekan aksial dan momen.
o Kolom menggunakan dimensi 450.450 mm, dengan tulangan longitudinal 12D19
dan sengkang D10-150. Kolom aman terhadap gaya tekan aksial dan momen.
o Pelat lantai menggunakan ketebalan sebesar 150 mm, dengan tulangan momen arah
X D10-150 dan momen arah Y D10-150. Pelat lantai aman terhadap momen.

8.2 Saran
Berdasarkan proses dalam perencanaan struktur bangunan kantor ini, saran yang perlu
dikembangkan pada perencanaan ini adalah:
Perlu dilakukan analisis struktur secara menyeluruh. Perlu ditambahkan beban lateral yaitu
angin agar struktur bangunan lebih teruji sebagai bangunan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai kantor.
Pada pembebanan yang ada, perlu ditambahkan beban yang lebih detail lagi, seperti beban
tangga, lift, pendingin ruangan dan lainnya.

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Gopal Adya Ariska


1307113245
DESAIN STRUKTUR BETON 2

DAFTAR PUSTAKA

Asroni, H. A. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu

Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2002). SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2012). SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional

Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2013). SNI 03-2847-2013 Persyaratan Beton


Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

Departemen Pekerjaan Umum. (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk


Gedung (PPIUG) tahun 1983. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum

Dipohusodo, I. (1996). Struktur Beton Bertulang, Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03


Departemen Pekerjaan Umum RI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

McCormac, J. C. dan Brown, R. H. (2012). Design of Reinforced Concrete. United


States of America: John Wiley & Sons, Inc

Wight, K. J. dan MacGregor, G. J. (2012). Reinforced Concrete, Mechanics & Design


6th Edition. New Jersey: Perason Education, Inc
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Tabel Hasil running ETABS

1. Balok
Tabel hasil untuk balok diurutkan dari momen 3-3 paling besar
TABLE: Beam Forces
Story Beam Load Case/Combo Station P V2 V3 T M2 M3
m kN kN kN kN-m kN-m kN-m
Story11 B53 (1) 1,4DL Max 0.3 0 -78.0473 0 3.5014 0 -76.6204
Story11 B53 (1) 1,4DL Min 0.3 0 -78.0473 0 3.5014 0 -76.6204
Story11 B57 (1) 1,4DL Max 5.7 0 77.049 0 1.0807 0 -76.2131
Story11 B57 (1) 1,4DL Min 5.7 0 77.049 0 1.0807 0 -76.2131
Story10 B53 (1) 1,4DL Max 0.3 0 -77.4748 0 2.9178 0 -75.2404
Story10 B53 (1) 1,4DL Min 0.3 0 -77.4748 0 2.9178 0 -75.2404
Story10 B56 (1) 1,4DL Max 5.7 0 77.1907 0 -2.405 0 -75.0156
Story10 B56 (1) 1,4DL Min 5.7 0 77.1907 0 -2.405 0 -75.0156
Story10 B57 (1) 1,4DL Max 5.7 0 76.6234 0 1.1324 0 -74.9633
Story10 B57 (1) 1,4DL Min 5.7 0 76.6234 0 1.1324 0 -74.9633
Story9 B53 (1) 1,4DL Max 0.3 0 -77.1621 0 2.5352 0 -74.5264
Story9 B53 (1) 1,4DL Min 0.3 0 -77.1621 0 2.5352 0 -74.5264
Story11 B56 (1) 1,4DL Max 5.7 0 74.6368 0 -3.6528 0 -74.4937
Story11 B56 (1) 1,4DL Min 5.7 0 74.6368 0 -3.6528 0 -74.4937
Story9 B56 (1) 1,4DL Max 5.7 0 76.9216 0 -2.4628 0 -74.3117
Story9 B56 (1) 1,4DL Min 5.7 0 76.9216 0 -2.4628 0 -74.3117
Story9 B57 (1) 1,4DL Max 5.7 0 76.397 0 1.2511 0 -74.2258
Story9 B57 (1) 1,4DL Min 5.7 0 76.397 0 1.2511 0 -74.2258
Story12 B53 (1) 1,4DL Max 0.3 0 -77.0329 0 3.4062 0 -73.9062
Story12 B53 (1) 1,4DL Min 0.3 0 -77.0329 0 3.4062 0 -73.9062
Story12 B57 (1) 1,4DL Max 5.7 0 75.9861 0 0.9793 0 -73.5608
Story12 B57 (1) 1,4DL Min 5.7 0 75.9861 0 0.9793 0 -73.5608
Story8 B53 (1) 1,4DL Max 0.3 0 -76.5123 0 2.2687 0 -72.9688
Story8 B53 (1) 1,4DL Min 0.3 0 -76.5123 0 2.2687 0 -72.9688
Story8 B56 (1) 1,4DL Max 5.7 0 76.3454 0 -2.2646 0 -72.8652
Story8 B56 (1) 1,4DL Min 5.7 0 76.3454 0 -2.2646 0 -72.8652
Story8 B57 (1) 1,4DL Max 5.7 0 75.8655 0 1.2566 0 -72.7335
Story8 B57 (1) 1,4DL Min 5.7 0 75.8655 0 1.2566 0 -72.7335
Story12 B56 (1) 1,4DL Max 5.7 0 73.6608 0 -3.4654 0 -71.7937
Story12 B56 (1) 1,4DL Min 5.7 0 73.6608 0 -3.4654 0 -71.7937
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Contoh B53-lantai 12
DESAIN STRUKTUR BETON 2
DESAIN STRUKTUR BETON 2
DESAIN STRUKTUR BETON 2
2. Kolom
Tabel diurutkan berdasarkan pu terbesar
TABLE: Column Forces
Story Column Load Case/Combo Station P V2 V3 T M2 M3
m kN kN kN kN-m kN-m kN-m
Story1 C6 (1) 1,4DL Max 0 -4368.6809 -0.1616 -0.2833 -0.0385 0.2498 -0.8754
Story1 C6 (1) 1,4DL Min 0 -4368.6809 -0.1616 -0.2833 -0.0385 0.2498 -0.8754
Story1 C6 (1) 1,4DL Max 1.3 -4344.586 -0.1616 -0.2833 -0.0385 0.618 -0.6653
Story1 C6 (1) 1,4DL Min 1.3 -4344.586 -0.1616 -0.2833 -0.0385 0.618 -0.6653
Story1 C7 (1) 1,4DL Max 0 -4325.182 0.0042 -0.3706 -0.0385 0.0423 -0.7084
Story1 C7 (1) 1,4DL Min 0 -4325.182 0.0042 -0.3706 -0.0385 0.0423 -0.7084
Story1 C15 (1) 1,4DL Max 0 -4324.6221 1.8052 -2.3103 -0.0385 -1.7927 0.963
Story1 C15 (1) 1,4DL Min 0 -4324.6221 1.8052 -2.3103 -0.0385 -1.7927 0.963
Story1 C6 (1) 1,4DL Max 2.6 -4320.4911 -0.1616 -0.2833 -0.0385 0.9863 -0.4552
Story1 C6 (1) 1,4DL Min 2.6 -4320.4911 -0.1616 -0.2833 -0.0385 0.9863 -0.4552
Story1 C7 (1) 1,4DL Max 1.3 -4301.087 0.0042 -0.3706 -0.0385 0.524 -0.7138
Story1 C7 (1) 1,4DL Min 1.3 -4301.087 0.0042 -0.3706 -0.0385 0.524 -0.7138
Story1 C15 (1) 1,4DL Max 1.3 -4300.5272 1.8052 -2.3103 -0.0385 1.2107 -1.3838
Story1 C15 (1) 1,4DL Min 1.3 -4300.5272 1.8052 -2.3103 -0.0385 1.2107 -1.3838
Story1 C7 (1) 1,4DL Max 2.6 -4276.9921 0.0042 -0.3706 -0.0385 1.0058 -0.7192
Story1 C7 (1) 1,4DL Min 2.6 -4276.9921 0.0042 -0.3706 -0.0385 1.0058 -0.7192
Story1 C15 (1) 1,4DL Max 2.6 -4276.4322 1.8052 -2.3103 -0.0385 4.2141 -3.7306
Story1 C15 (1) 1,4DL Min 2.6 -4276.4322 1.8052 -2.3103 -0.0385 4.2141 -3.7306
Story1 C10 (1) 1,4DL Max 0 -4014.2121 -1.2872 -3.5991 -0.0385 -3.2108 -2.1529
Story1 C10 (1) 1,4DL Min 0 -4014.2121 -1.2872 -3.5991 -0.0385 -3.2108 -2.1529
Story2 C6 (1) 1,4DL Max 0 -4002.3244 -1.4465 0.3848 -0.1123 0.7392 -2.3591
Story2 C6 (1) 1,4DL Min 0 -4002.3244 -1.4465 0.3848 -0.1123 0.7392 -2.3591
Story1 C10 (1) 1,4DL Max 1.3 -3990.1172 -1.2872 -3.5991 -0.0385 1.4681 -0.4796
Story1 C10 (1) 1,4DL Min 1.3 -3990.1172 -1.2872 -3.5991 -0.0385 1.4681 -0.4796
Story2 C6 (1) 1,4DL Max 1.3 -3978.2295 -1.4465 0.3848 -0.1123 0.239 -0.4786
Story2 C6 (1) 1,4DL Min 1.3 -3978.2295 -1.4465 0.3848 -0.1123 0.239 -0.4786
Story2 C15 (1) 1,4DL Max 0 -3973.1449 0.3736 -2.1245 -0.1123 -4.1907 1.6733
Story2 C15 (1) 1,4DL Min 0 -3973.1449 0.3736 -2.1245 -0.1123 -4.1907 1.6733
Story1 C10 (1) 1,4DL Max 2.6 -3966.0222 -1.2872 -3.5991 -0.0385 6.1469 1.1937
Story1 C10 (1) 1,4DL Min 2.6 -3966.0222 -1.2872 -3.5991 -0.0385 6.1469 1.1937
Story2 C7 (1) 1,4DL Max 0 -3958.8776 0.9696 0.0822 -0.1123 0.221 0.2718
Story2 C7 (1) 1,4DL Min 0 -3958.8776 0.9696 0.0822 -0.1123 0.221 0.2718
Story2 C6 (1) 1,4DL Max 2.6 -3954.1345 -1.4465 0.3848 -0.1123 -0.2611 1.4019
Story2 C6 (1) 1,4DL Min 2.6 -3954.1345 -1.4465 0.3848 -0.1123 -0.2611 1.4019
Story2 C15 (1) 1,4DL Max 1.3 -3949.05 0.3736 -2.1245 -0.1123 -1.4289 1.1877
Story2 C15 (1) 1,4DL Min 1.3 -3949.05 0.3736 -2.1245 -0.1123 -1.4289 1.1877
Story2 C7 (1) 1,4DL Max 1.3 -3934.7827 0.9696 0.0822 -0.1123 0.1142 -0.9886
Story2 C7 (1) 1,4DL Min 1.3 -3934.7827 0.9696 0.0822 -0.1123 0.1142 -0.9886
Story2 C15 (1) 1,4DL Max 2.6 -3924.955 0.3736 -2.1245 -0.1123 1.3329 0.702
Story2 C15 (1) 1,4DL Min 2.6 -3924.955 0.3736 -2.1245 -0.1123 1.3329 0.702
Story2 C7 (1) 1,4DL Max 2.6 -3910.6878 0.9696 0.0822 -0.1123 0.0074 -2.249
Story2 C7 (1) 1,4DL Min 2.6 -3910.6878 0.9696 0.0822 -0.1123 0.0074 -2.249
Story1 C6 (2) 1,2DL+1,6LL Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (6) 1,2DL+LL-FX-0.3FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (5) 1,2DL+LL-FX+0,3FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (4) 1,2DL+LL+FX-0,3FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (3) 1,2DL+LL+FX+0,3FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (11) 1.2 DL+LL+0.3FX+FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (12) 1.2DL+LL+0.3FX-FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (13) 1.2DL+LL-0.3FX+FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (14) 1.2DL+LL-0.3FX-FY Min 0 -3744.5837 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.7504
Story1 C6 (2) 1,2DL+1,6LL Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (6) 1,2DL+LL-FX-0.3FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (5) 1,2DL+LL-FX+0,3FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (4) 1,2DL+LL+FX-0,3FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (3) 1,2DL+LL+FX+0,3FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (11) 1.2 DL+LL+0.3FX+FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (12) 1.2DL+LL+0.3FX-FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (13) 1.2DL+LL-0.3FX+FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
Story1 C6 (14) 1.2DL+LL-0.3FX-FY Min 1.3 -3723.9309 -0.1386 -0.2428 -0.033 0 -0.5703
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Contoh lantai 1 C6
DESAIN STRUKTUR BETON 2
3. Plat lantai
My dengan mengambil nilai maksimum
Mu+ dan mu-
DESAIN STRUKTUR BETON 2
Mx dengan mengambil nilai maksimum
Mu+ dan mu-
DESAIN STRUKTUR BETON 2

Anda mungkin juga menyukai