1 2
Identitas Artikel 1
Pengelolaan Lubuk Larangan
Judul sebagai Upaya Konservasi
Perairan di Desa Rantau Pandan
Kabupaten Bungo, Jambi
Barau (Hampala
Semah (Tor tambra) Lampam (Barbodes schwanefeii) Toman (Channa micropeltes)
macrolipidota)
Sungai Kampar merupakan salah satu sungai terbesar di Pulau Sumatera, mengalir dari Bukit
Barisan, Provinsi Sumatera Barat, dan bermuara di pesisir timur pulau Sumatera, Provinsi Riau.
Secara etimologi, lubuk larangan terdiri dari kata “lubuk” dan kata “larang”. Kata “lubuk”
diartikan “tempat yang dalam di sungai, telaga, atau laut”, sedangkan kata “larang” diartikan
“perintah dilarang melakukan suatu perbuatan”. Lubuk larangan memiliki nilainilai yang sebangun
dengan sistem sasi laut yang merupakan tradisi pengelolaan sumber daya laut di wilayah pesisir
dengan sistem buka-tutup untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya dalam periode waktu tertentu
Saat ini, berbagai tantangan telah mengancam eksistensi dan keberlanjutan lubuk larangan, baik
internal maupun eksternal. Oleh karena itu, diperlukan usaha dan aksi bersama untuk memperkuat
dan menjamin keberlanjutan lubuk larangan, yang pada akhirnya akan mampu mewujudkan
kelestarian ekosistem sungai, khususnya keanekaragaman hayati ikan
Tujuan
Data :
- Data Primer : Survei, Observasi
Lapangan (kondisi Lubuk Larangan,
Pembagian zona, dan aktivitas
Masyarakat sekitar), serta Wawancara
dengan informan kunci terkait sejarah
dan peraturan
• Panen Hasil Lubuk Larangan dilakukan setelah panen hasil kebun, menjelang puasa/
setelah lebaran atau sesuai kesepakatan masyarakat.
• Masa tunggunya bervariasi, 1-3 tahun
• Prosesi pembukaan diawali pembacaan doa oleh tokoh agama, ada juga yang dilanjutkan
dengan pembacaan mantra
• Peralatan mengakap ikannya sederhana ; pancing, jaring, bubu, dan sebagian ada yang
dibolehkan menembak, dsb.
• jenis ikan di Lubuk Larangan adalah jenis ikan lokal (Ikan Kapide, ikan salimang, ikan
garing, ikan sibahan, ikan ikan baung, ikan belida, ikan Barau dan ikan Paweh)
• Ada yang membolehkan masyarakat untuk membawa hasil panen namun ada juga yang
hasil panennya dikumpulkan dan dijual baik kepada masyarakat atau pendatang
• hasil penjualan didistribusikan ke kas pemuda, fasilitas umum, dan santunan sosial
SEJARAH
Sebagian Lubuk Larangan saat ini merupakan
sebuah tradisi turun temurun dari nenek moyang
dan sebagian lagi merupakan inisiatif masyarakat
saat ini yg bermula dari adanya kepentingan
bersama
Aturan Pelaksanaan
- Anggota POKMASWAS terdiri dari setiap unsur masyarakat di sekitar lubuk larangan.
- Lubuk Larangan dikelola dengan mengacu pada seperangkat pranata (nilai kebersamaan,
sanksi dsb)
- Acuan normatif berupa nilai, norma dan sanksi basanya dirujuk dari khasanah budaya dan
agama, sedangkan aturan lubuk yanh berkaitan dengan teknis dikreasikan sendiri oleh
masyarakat desa sesuai dengan aturan yang berlaku di desa tbersangkutan
•Sebagian lubuk larangan yang ada saat ini, Adapun tujuan dari terbentuknya lubuk larangan
merupakan sebuah tradisi turun temurun dari nenek di Rantau Pandan ini yaitu; untuk melestarikan
moyang. sumberdaya ikan, menghindari penangkapan ikan
•Sebagian lagi merupakan inisiatif masyarakat dari dengan cara yang dapat merusak ekosistem
generasi yang ada saat ini, bermula dari adanya suatu perairan dan lingkungannya, menghindari
kepentingan bersama; misalnya pendanaan untuk perbuatan yang dapat mengakibatkan pencemaran
pembangunan fasilitas sosial, santunan untuk anak dan kerusakan lingkungan perairan perikanan serta
yatim dan fakir miskin, dan lain sebagainya. Inisiatif menambah pendapatan kas desa.
pembentukan lubuk larangan juga dilatarbelakangi
oleh fakta yang dirasakan oleh sejumlah masyarakat
bahwa kondisi sungai semakin hari semakin
memburuk.
Pengelolaan lubuk larangan di Sungai Kampar Pengelolaan Lubuk Larangan di Desa Rantau
Pandan Kabupaten Bungo, Jambi
• Kegiatan pemeliharaan lubuk larangan yang telah • Kegiatan pemeliharaan lubuk larangan dengan
dilaksanakan meliputi kegiatan yang diinisiasi oleh adanya peraturan tertulis ataupun lisan meliputi,
dinas terkait maupun diinisiasi oleh masyarakat sendiri. peraturan buka lubuk larangan, peraturan sistem
Lubuk larangan diawasi oleh suatu kelompok yang pembagian hasil, peraturan kategori
dibentuk melalui musyawarah desa/- nagari, yaitu penangkapan ikan dan peraturan hasil penjualan
kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) ikan lubuk larangan
lubuk larangan.
• Lubuk larangan dikelola dengan mengacu pada
seperangkat pranata (nilainilai bersama, norma dan
sanksi, serta aturan-aturan tertentu) yang ditetapkan
bersama melalui musyawarah desa/nagari. Aturan lubuk
yang ada, baik lisan maupun tertulis, biasanya terkait
dengan tindak pencurian, tata tertib pelaksanaan festival
pembukaan lubuk larangan, dan aturan pembagian serta
pemanfaatan hasil panen lubuk larangan.
• Selain pemeliharaan dari segi fisik lubuk larangan,
pemeliharaan “non-fisik” juga dilaksanakan melalui
berbagai pantang larang serta sanksi adat. Hal ini
mengakibatkan masyarakat tetap memelihara dan
menjaga keberadaan lubuk larangan.
Pengelolaan Lubuk Larangan di Desa Rantau
Pandan Kabupaten Bungo, Jambi
Pengelolaan lubuk larangan di Sungai Kampar
Kelebihan Kelebihan
• Kesadaran dan partisipasi masyarakat • Partisipasi pemerintah dalm pengelolaan
cukup tinggi dalam lubuk larangan terhadap upaya konservasi
cukup tinggi
Kelemahan Kelemahan
• Kurangnya komunkasi dan koordinasi • Rendahnya pengetahuan dan partisipasi
antara pemangku kepentingan dan antar masyarakat terhadap upaya konservasi
daerah melalui lubuk larangan
• Tidak adanya pembatasan penagkapan jenis • Kurangnya koordinasi masyarakat dan
ikan langka atau betina ikan potensial pemerintah dalam pengelolaan lubuk
• Kurangnya kebijakan dan praktik yang larangan sebagai upaya konservasi perairan
mengatur adanya kegiatan yang berpotensi di Desa Rantau Pandan.
mengganggu kelestarian ekosistem sungai
• Berdasarkan hasil kajian yang telah • Urutan prioritas dari yang terbesar hingga terkecil
dilaksanakan, maka kami menemukan beberapa yang dapat dijadikan rencana strategi pengelolaan
hal yang harus dilaksanakan untuk penguatan lubuk larangan sebagai upaya konservasi
lubuk larangan di Sungai Kampar yaitu: perairan, dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Komunikasi dan koordinasi antar pemangku 1. Mengoptimalkan manajemen pengalokasian
kepentingan dan antar daerah harus semakin dana.
giat dilaksanakan; 2. Peningkatan pengetahuan pentingnya
2. Proses panen lubuk larangan sebaiknya konservasi kepada masyarakat sekitar.
melakukan pembatasan terhadap jenis ikan 3. Peningkatan publikasi.
yang dianggap langka dan ikan betina yang
4. Pendekatan terhadap masyarakat di sekitar
potensial sebagai induk. lubuk larangan.
3. Kegiatan - kegiatan yang berpotensi 5. Kemudahan akses untuk menuju lokasi lubuk
menganggu kelestarian ekosistem sungai larangan.
semakin marak, seperti pertambangan batu
pasir serta perkebunan. Sebaiknya, diperlukan 6. Peningkatan aturan pengelolaan sampah di
suatu formula kebijakan dan praktik terbaik kawasan lubuk larangan.
untuk mengurangi hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA