Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KONSERVASI JENIS IKAN

(Khususnya Penyu)

Oleh:
Didi Sadili
Kasubdit Konservasi Jenis Ikan
Disampaikan pada:
Rapat Persiapan Fasilitasi Tindak Lanjut Pengelolaan Penyu dan Habitatnya.
Di Direktotat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Jakarta, 04 Maret 2014

DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN


DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
2. UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
a. PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar
3. UU No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah
menjadi UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan
a. PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya
Ikan
4. UU No. 27 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah
menjadi UU No. 1 Tahun 2004 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil
PERAN DAN KEWENANGAN PEMERINTAH
DAERAH
UU No.32/2004 ttg Pemerintahan
Pasal 18 Daerah”
(1). Daerah yang memiliki wilayah laut diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut;
(2). Daerah mendapatkan bagi hasil atas pengelolaan sumber daya alam di bawah dasar dan atau di dasar laut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
(3). Kewenangan daerah untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a.Eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut.
b.Pengaturan administratif
c.Pengaturan tata ruang
d.Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh
Pemerintah.
e.Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan, dan
f.Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.
(4). Kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling jauh
12 mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 dari
wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/kota.
(5). Apabila wilayah laut antar 2 provinsi kurang dari 24 mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah
laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai prinsip garis tengah dari wilayah antar 2 provinsi tersebut, dan untuk
kabupaten/kota memperoleh 1/3 dari wilayah kewenangan provinsi dimaksud.
(6). Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tidak berlaku terhadap penangkapan ikan oleh
nelayan kecil.
(7). Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diatur lebih lanjut
dalam peraturan perundang-undangan.
TIPE-TIPE KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN
UNDANG-UNDANG 31 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG 27 TAHUN 2007
BESERTA TURUNANNYA BESERTA TURUNANNYA
1. TAMAN NASIONAL PERAIRAN 1. KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN
2. TAMAN WISATA PERAIRAN PULAU-PULAU KECIL , terdiri dari:
3. SUAKA ALAM PERAIRAN - Suaka Pesisir; Suaka Pulau Kecil;
4. SUAKA PERIKANAN Taman Pesisir; dan Taman Pulau Kecil
2. KAWASAN KONSERVASI MARITIM,
terdiri dari:
- Daerah Perlindungan Adat Maritim; dan
Daerah Perlindungan Budaya
Maritim.
3. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
4. SEMPADAN PANTAI
*) KKP dan SEMPADAN PANTAI diatur dengan PERMEN tersendiri.

TIPE EKOSISTEM PENTING YANG DAPAT DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN


KONSERVASI:
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove (bakau), estuari, pantai, rawa,
sungai, danau, waduk, embung, dan, ekosistem perairan buatan.
“IKAN” berdasarkan UU No.31/2004 jo UU No.45/2009

IKAN

Crustac Molusc Coelentera


Fisces ea a ta

Echinoder Reptilia Mammalia Algae


mata
Amphibia
KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN

KONSERVASI PP 60/2007
EKOSISTEM Pasal 1 ayat (1)
Konservasi sumber daya ikan
adalah upaya perlindungan,
pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya
ikan, termasuk ekosistem,
jenis, dan genitik untuk
KONSERVAS KONSERVASI menjamin keberadaan,
I JENIS ketersediaan dan
GENETIK kesinambungannya dengan
tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai
dan keanekaragaman
sumber daya ikan.
TUJUAN KONSERVASI JENIS IKAN

1. Melindungi jenis 2. Mempertahankan


ikan terancam keanekaragaman
punah jenis ikan

3. Memelihara 4. Memanfaatkan
keseimbangan dan sumber daya ikan
kemantapan secara
ekosistem berkelanjutan
Usulan Analisis Penetapa
Inisiatif Kebijakan n Status
Rekomen
Verifikasi
dasi
Usulan
Ilmiah

LAYAK
TIDAK LAYAK

a. Surat ditujukan a. Studi Literatur; a. Kondisi habitat a. Surat permintaan a. Penetapan Status
ke MenKP b. Survey; dan populasi di Rekom Ilmiah Perlindungan
b. Dilengkapi c. Konsultasi publik; alam; dari MenKP (MA) oleh MenKP
dengan dokumen d. Koordinasi dg b. Tingkat dan cara ke Kepala LIPI b. Mempertimbang
KAJIAN AWAL instansi terkait; pemanfaatan; (SA) kan Rekomendasi
dan PETA c. Kepedulian dan b. Surat Rekom Ilmiah dan Hasil
PENYEBARAN kesadaran Ilmiah dari Analisis Kebijakan
masyarakat; Kepala LIPI (SA)
d. Keterkaitan ke MenKP (MA)
program lintas
sektoral
PARADIGMA BARU STATUS PERLINDUNGAN JENIS
IKAN

PERLINDUNGAN
1.
PENUH

2.1 TERBATAS WAKTU

PERLINDUNGAN
2. 2.2 TERBATAS TEMPAT
TERBATAS

2.3 TERBATAS UKURAN


PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN OLEH
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kepmen KP No. 59/2011 tentang


Penetapan Status Perlndungan Terbatas
Ikan Terubuk (Tenualusa macrura)

Kepmen KP No. 18/2013 tentang


Penetapan Status Perlndungan Penuh
Ikan Hiu Paus (Rhyncodon typus)

Kepmen KP No. 37/2013tentang


Penetapan Status Perlndungan Terbatas
Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)

Kepmen KP No. 4/2014 tentang


Penetapan Status Perlndungan Penuh
Ikan Pari Manta
PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN OLEH
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

DALAM PROSES

Bambu Laut (Isis hippuris)


6 dari 7 Penyu Dunia ada di Indonesia....

Chelonia mydas / P. Hijau Lepidochelys olivacea / P. Lekang Dermochelys coriacea/ P. Belimbing

Eretmochelys imbricata / P. Sisik Natator depressa / P. Pipih Caretta caretta / P. Tempayan

Tidak ditemukan
di Indonesia

Lepidochelys kempii / P. Lekang Kempii


STATUS KONSERVASI PENYU

• Semua jenis penyu telah dilindungi


berdasarkan PP 7/99;

• Daftar Appendik I CITES;

• Daftar Merah IUCN


Permasalahan Pengelolaan Penyu di
Indonesia

By-catch dlm penangkapan ikan (pukat


udang, longline dan gillnet;

Pengambilan dan perdagangan telur


penyu illegal;

Sebagian habitat peneluran (nesting area)


belum menjadi kawasan dilindungi

Keinginan masyarakat untuk


memanfaatkan potensi ekonomi penyu
Program Pengurangan by-cath

Keputusan Presiden No. 85/1982,


a. kewajiban menggunakan TED / Turtle
Excluder Device, pada pengoperasian
Pukat Udang
Program Pengurangan by-catch

Introduksi penggunaan
b.
“CIRCLE HOOK” pada
pengorasian “tuna
longline”
Pengurangan pemanfaatan telur penyu
illegal

• Perencanaan

• Pelestarian

• Pusat informasi (penyadaran


masyarakat)

• penyadaran masyarakat

• forum koordinasi pengawasan di


daerah termasuk penegakan hukum
Program Perlindungan daerah peneluran
(nesting area)

Bersama dengan daerah melakukan


perlindungan daerah peneluran
penyu sebagai “KAWASAN
KONSERVASI”
Sebaran Habitat dan Lokasi Peneluran
Pengembangan pola pemanfaatan Berbasis Konservasi
melalui pengembangan WISATA BAHARI

 Pengamatan penyu
bertelur,....
 Pelepasan tukik,....
 Diving , ...
1. PPKK dan KJ sebagai alat pengelolaan perikanan
2. PPKK dan KJ dapat berkontribusi dalam pengelolaan
perikanan berkelanjutan
3. PPKK dan KJ dapat berkontribusi positif dalam
peningkatan kegiatan wisata bahari
4. Nilai penting PPKK dan KJ bagi perekonomian
masyarakat sekitarnya
5. Fungsi KK dan KJ sebagai perlindungan ekosistem
6. Fungsi KK dan KJ untuk pendidikan dan penelitian
TARGET KONSERVASI PENYU S.D 2020
LOKASI KAWASAN KONSERVASI PENYU

Sumber :
Web SIG KKJI

 TWP P. Pieh, Sumbar  KKPD Berau, Kaltim


 TWP Gili Terawangan, NTB  KKPD Pesisir Selatan, Sumbar
 TWP Kapoposang, Sulsel  KKPD Kota Baru, Kalsel
 TWP Anambas, Kepri  KKPD Nusa Penida, Bali
 Raja Ampat, Papua Barat  KKPD Kaimana, Papua Barat
 TWP Pengumbahan, Sukabumi  KKPD Lampung Barat, Lampung
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DITJEN KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU – PULAU KECIL
DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN
GMB III Lt. 10 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat
Telp/Fax 021 – 3522045 Laman www.kkji.kp3k.kkp.go.id
Email : info.kkji@gmail.com Twitter : @DitKKJI
CATATAN PERTEMUAN KOORDINASI PENYU
Jakarta, 1 Feb 2011
1. Perlu segera memformulasikan langkah-langkah:
 Identifikasi untuk pendetailan informasi real di lapangan;
 Rencana aksi : sosialisasi, kampanye. Terkait dengan anggaran untuk kegiatan
sosialisasi tersebut sebaiknya melakukan koordinasi dengan lembaga terkait;
 Surat edaran dari kemendagri ke Pejabat daerah;
 Inventarisasi program-program terkait penyu di masing-masing lembaga/LSM,
untuk menentukan langkah bersama antara pemerintahan dan LSM;
3. Usulan dari WWF, untuk pertemuan selanjutnya sebaiknya bisa di host oleh
Kemendagri. Pada pertemuan tersebut sebaiknya mengundang Bupati Sukabumi
sebagai lesson learned keberhasilannya dalam menangani perdagangan telur
penyu di Sukabumi
4. Pihak Kemenhut, mohon kerjasamanya dari setiap LSM (Pro-Fauna, WWF, TNC,
etc) untuk melakukan koordinasi dengan UPT PHKA/BKSDA di daerah,
dikarenakan sudah ada perintah langsung dari pusat kepada UPT tersebut untuk
melakukan penertiban perdagangan telur penyu di lapangan/kawasan.
5. Kampanye bersama antara pemerintah dan LSM di televisi terkait dengan
perdagangan telur penyu ini.
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI
No. 523.3/5228/SJ/2011 Tentang Pengelolaan Penyu dan
Habitatnya

Anda mungkin juga menyukai