Anda di halaman 1dari 32

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sosialisasi Permen KP 31/2020 tentang Pengelolaan


Kawasan Konservasi
&
Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi
Andi Rusandi
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut, PRL – KKP

Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Pengelolaan Kawasan Konservasi Daerah


Hotel Santika Depok, 6-7 April 2021

1
Permen KP 31/2020 tentang Pengelolaan
Kawasan Konservasi

2
Landasan Kebijakan Kawasan Konservasi

• Ekosistem
• Pengkayaan spesies KEHATI
• Kewilayahan UU 27/2007 jo
UU 1/2014
Pengelolaan WP3K

Permen KP 31/2020 KEDAULATAN


• Nilai warisan
kebudayaan maritim BUDAYA UU 32/2014
• Nilai tradisional/ Kelautan
kearifan lokal
UU 31/2004 jo
UU 45/2009
BIOTA/IKAN Migrasi ikan
• Fish stock Perikanan
BIOTA/IKAN
• Recruitment
• Age structure PP 60/2007
Permen KP 31/2020

Target Konservasi Peraturan Pemerintah 60/2007 : Konservasi Sumber Daya Ikan


Permen KP 31/2020 : Pengelolaan Kawasan Konservasi
3
Pengelolaan Kawasan Konservasi

SIMPLIFIKASI : PEMBENTUKAN

Permen KP No. 17 Tahun 2008;


Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kcil

Permen KP No. 2 Tahun 2009; PERMEN KP


Tata Cara Penetapan Kawasan 31 Tahun
Konservasi Perairan 2020
EVALUASI PENGELOLAAN
Pengelolaan
Permen KP No. 30 Tahun 2010; Kawasan
Rencana Pengelolaan dan Zonasi Konservasi
Kawasan Konservasi Perairan

Permen KP No. 47 Tahun 2016;


Pemanfaatan Kawasan Konservasi
Perairan Pasal 4 - 10
PEMANFAATAN

Dikelola dengan sistem zonasi


4
Status Kewenangan Pengelolaan Kawasan Konservasi

Kawasan Konservasi Nasional Kawasan Konservasi Daerah


Merupakan kewenangan Menteri Kelautan dan Perikanan Merupakan kewenangan Gubernur.

Kriteria Mengelola perairan 1-12 mil

• Kriteria
1. berada di wilayah perairan di luar 12 mil laut diukur dari garis pantai
ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; Kawasan Konservasi KSN & KSNT di bawah 12 mil dapat ditetapkan
2. berada di wilayah Perairan Pesisir lintas provinsi; statusnya sebagai Kawasan Konservasi Daerah.
3. berada di wilayah perairan yang merupakan kawasan strategis
nasional;
4. berada di wilayah perairan yang merupakan kawasan strategis
nasional tertentu;
5. berada di wilayah perairan dan/atau Wilayah Pesisir dan pulau-pulau
kecil yang memiliki karakteristik tertentu, antara lain:
a. memiliki nilai konservasi baik nasional maupun internasional yang
didasari pada kaidah-kaidah ilmiah yang dilakukan oleh lembaga
berkompeten dan komitmen global;
b. secara ekologi dan geografi bersifat lintas negara;
c. mencakup habitat yang menjadi wilayah ruaya jenis ikan tertentu;
d. terdapat kapal perang asing yang tenggelam dan memiliki nilai
arkeologis.

Ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan 5


Kategori Kawasan Konservasi

Taman Suaka Kawasan Konservasi Maritim

6
Kategori Taman

Tujuan Fungsi
Ditetapkan untuk perlindungan, pelestarian, dan Mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pemanfaatan keanekaragaman hayati dan/atau keanekaragaman hayati.
sumber daya ikan.

Kriteria
1. memiliki luas perairan yang mendukung
keberlangsungan proses ekologis secara Zonasi
alami dan dapat dikelola secara
berkelanjutan;
Zona Inti Zona Pemanfaatan Zona Lain
2. berpotensi sebagai warisan dunia alami; Terbatas
3. memiliki keanekaragaman hayati perairan,
keunikan fenomena alam dan/atau Kearifan 1. Harus ada
1. Harus ada 1. Tidak harus ada
Lokal yang alami, dan berdaya tarik tinggi, 2. Paling sedikit melindungi 2. Dapat dibagi ke dalam : 2. Apabila ada, dapat berupa :
serta berpeluang besar untuk menunjang a. Subzona perikanan tangkap
10% dari luas ekosistem a. zona rehabilitasi
pengembangan pariwisata alam perairan / habitat biota target b. Subzona perikanan budidaya b. zona bangunan dan instalasi
yang berkelanjutan; c. Subzona pariwisata laut
4. mempunyai luas Wilayah Pesisir dan/atau
c. zona pelabuhan/tambat labuh
Pulau Kecil yang cukup untuk menjamin Subzona dimuat dalam dokumen d. zona jalur lalu lintas kapal
kelestarian potensi sumber daya pesisir dan Rencana pengelolaan e. zona religi/situs budaya
pulau-pulau kecil; f. zona sesuai karakteristik
5. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung
kawasan.
upaya pengembangan pariwisata alam
perairan, perikanan berkelanjutan,
penangkapan ikan tradisional, dan
pembudidayaan ikan yang ramah lingkungan;
6. mempunyai keterwakilan Ekosistem di
Wilayah Pesisir yang masih asli dan/atau
alami. 7
Kategori Suaka

Tujuan Fungsi
Ditetapkan untuk perlindungan, pelestarian, dan Mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pemanfaatan keanekaragaman hayati dan/atau sumber daya ikan
sumber daya ikan.

Kriteria
1. memiliki satu jenis ikan yang khas, unik,
langka, endemik, dan/atau yang terancam Zonasi
punah di habitatnya yang memerlukan upaya
perlindungan dan pelestarian agar dapat
Zona Inti Zona Pemanfaatan Zona Lain
terjamin keberlangsungan perkembangannya Terbatas
secara alami
2. memiliki luas habitat dari spesies target yang 1. Tidak harus ada
1. Harus ada 1. Tidak harus ada
mendukung keberlangsungan siklus hidup 2. Paling sedikit melindungi 2. Apabila ada, dapat dibagi ke 2. Apabila ada, dapat berupa :
spesies target dalam :
70% dari luas ekosistem a. zona rehabilitasi
3. tempat hidup dan berkembang biak satu jenis / habitat biota target a. subzona perikanan tangkap b. zona bangunan dan instalasi
ikan tertentu yang perlu dilindungi dan bagi nelayan kecil. laut
dilestarikan b. subzona perikanan budidaya c. zona pelabuhan/tambat labuh
4. memiliki satu tipe Ekosistem sebagai habitat bagi pembudidaya ikan kecil. d. zona jalur lalu lintas kapal
jenis ikan tertentu yang relatif masih alami
e. zona religi/situs budaya
5. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung f. zona sesuai karakteristik
upaya pengembangan perikanan
kawasan.
berkelanjutan

8
Kategori Kawasan Konservasi Maritim

Tujuan Fungsi
Ditetapkan untuk perlindungan, pelestarian, dan Mempertahankan dan meningkatkan nilai
pemanfaatan Situs Budaya Tradisional warisan budaya maritim dan nilai-nilai tradisional
atau Kearifan Lokal.

Kriteria
1. wilayah kelola Masyarakat Hukum Adat yang
telah diserahkan pengelolaannya Zonasi
2. Wilayah Pesisir dan/atau pulau-pulau kecil
yang diatur dengan adat tertentu, Kearifan
Zona Inti Zona Pemanfaatan Zona Lain
Lokal, dan/atau hak tradisional Terbatas
3. tempat tenggelamnya kapal yang mempunyai
nilai arkeologi 1. Harus ada
1. Harus ada 1. Tidak harus ada
4. situs sejarah kemaritiman 2. Kriteria : 1) bagian dari 2. Dapat dibagi ke dalam : 2. Apabila ada, dapat berupa :
5. tempat ritual keagamaan atau adat a. Subzona perikanan tangkap
daerah perlindungan a. zona rehabilitasi
adat yang disakralkan; b. Subzona perikanan budidaya b. zona bangunan dan instalasi
2) terdapat infrastruktur c. Subzona pariwisata laut
adat; 3) terdapat benda c. zona pelabuhan/tambat labuh
peninggalan sejarah; 4) d. zona jalur lalu lintas kapal
tempat ritual keagamaan e. zona religi/situs budaya
yang tidak boleh f. zona sesuai karakteristik
diganggu. kawasan.

9
Ketentuan Kegiatan Pemanfaatan Kawasan Konservasi

10
Tahapan Penetapan Kawasan Konservasi

Belum RZWP3K

Usulan Inisiatif Pencadangan


Calon KK
Output : SK Gubernur
Output : Surat Usulan
Identifikasi &
RZWP3K Inventarisasi Pengusulan Penetapan
Output : Dokumen Final Output : SK Menteri
Output : Surat Gubernur
1. Membentuk Pokja 1. Mengusulkan penetapan
2. Menyusun Dokumen Awal oleh Gubernur
Alokasi RZWP3K 3. Konsultasi Teknis 2. Mengevaluasi usulan oleh
4. Konsultasi Publik KKP
5. Menyusun Dokumen Final
Output : Perda RZWP3K

11
Penyusunan Rencana Zonasi Kawasan Konservasi

Memetakan potensi Menentukan prioritas Menghitung luas habitat


target konservasi target konservasi prioritas target
(kondisi dan ancaman) konservasi

Menentukan luas zona


Menentukan zona Menentukan luas zona inti minimal 10%
pemantaan terbatas lain sesuai dengan ekosistem/habitat biota
(sisa dari zona inti dan kondisi eksisting kategori Taman dan 70%
zona lain) ekosistem/habitat biota
untuk Suaka

12
Perhitungan Luasan Zona Inti
HITUNG LUAS EKOSISTEM/HABITAT
PRIORITAS TARGET KONSERVASI

PRIORITAS
POTENSI TARGET 10% UNTUK ZONA INTI TAMAN
TARGET KONSERVASI 70% UNTUK ZONA INTI SUAKA
KONSERVASI UNTUK
DIKELOLA TK

Alternatif 1
SPAG

TK
LAMUN
1. Terumbu Karang 1. Terumbu Karang
2. Lamun ATAU
2. Lamun
3. SPAG ikan 3. SPAG ikan TK
4. Kerapu 4. Kerapu
5. Kakap 5. Kakap
6. Cumi 6. Cumi Alternatif 2
SPAG

KHUSUS UNTUK KATEGORI SUAKA HANYA 1 Jenis TK


IKAN yang menjadi Target Konservasi LAMUN
Contoh Surat Usulan Penetapan oleh Gubernur

14
Contoh Kepmen Peta Penetapan

15
Tindak Lanjut Penetapan Kawasan Konservasi

Menunjuk Satuan Unit Organisasi Pengelola 1 Penyusunan Rencana Pengelolaan

TUGAS Pelaksanaan program dan


Dapat berbentuk unit pelaksana pusat, OPD, unit pelaksana
daerah, atau cabang dinas.
2 kegiatan Rencana Pengelolaan

3 Penataan batas

Publikasi Kawasan Konservasi 4 Monitoring berkala


KKHL mengusulkan publikasi kawasan konservasi dalam
peta laut Indonesia kepada instansi yang menangani urusan 5 Pelayanan pemanfaatan
pemerintahan di bidang hidrografi dan oseanografi

6 Penyadartahuan masyarakat
Sosialisasi Kepmen Penetapan
7 Kemitraan dan jejaring
Dinas melakukan sosialisasi Kepmen penetapan kawasan
konservasi
8 Pemantauan pemanfaatan
16
Muatan Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi

Tujuan dan sasaran yang terukur Indikasi program, kegiatan, dan


terhadap target konservasi rencana pendanaan

Rencana kemitraan dan


Tujuan Kondisi biofisik, sosial,
ekonomi, dan budaya
jejaring pengelolaan kawasan
konservasi
Pengelolaan
Target Tingkat pemanfaatan Zonasi kawasan konservasi
eksisting (termasuk subzona)
Konservasi
Rencana monitoring dan
Potensi ancaman terhadap
evaluasi terhadap target
target konservasi
pengelolaan

Strategi tata kelola,


perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan target konservasi

17
Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan
Konservasi

18
Latar Belakang

Keputusan Dirjen KP3K Keputusan Dirjen PRL


Nomor KEP.44/KKP3K/2012 Nomor 28/KEP-DJPRL/2020
tentang Pedoman Teknis tentang Pedoman Teknis
direvisi
Evaluasi Efektivitas Evaluasi Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Pengelolaan Kawasan
Konservasi P3K Konservasi

Harapan hasil evaluasi


Kelemahan :
EKKP3K :
• Belum dapat menjawab kondisi sesungguhnya di lapangan.
• Mengukur secara building block. v Dapat dijadikan sebagai
• Peran dan tanggung jawab stakeholder terkait tidak terukur. inputan dalam pengambil
• Evaluasi tidak mengacu pada RPZ keputusan
• Kawasan Konservasi baru jadi pada level hijau
v Perlu indikator output dan
• Outcome baru bisa diukur pada level biru
• Penyusunan RPZ dilakukan oleh SUOP setelah kawasan outcome yang jelas
konservasi itu ditetapkan berdasarkan PP 60 Tahun 2007 v Maksimal Tiga Peringkat 19
Kerangka Pikir

20
Kriteria, Indikator, dan Bobot dalam Penilaian Evika
Kriteria No Indikator Keterangan Penanggung jawab Bobot
Input 1 Status Kawasan Pencadangan dan/atau Penetapan Unit eselon 2 15
2 Rencana Zonasi Potensi SDA, Target Konservasi, rancangan zonasi, daya dukung Unit eselon 2 10
3 Rencana pengelolaan Visi, Misi, Target Konservasi, Tantangan Pengelolaan, Tindakan pengelolaan, daya dukung dan daya tampung Unit eselon 2 20
4 Sumber daya manusia Jumlah staf/pegawai, standar kompentensi Unit eselon 2 25
5 Anggaran Proporsi jumlah anggaran untuk operasional dan kegiatan (pengawasan, sosialisasi, penjangkauan, pembinaan kelompok, monitoring sumber daya kawasan) Unit eselon 2 20
6 Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana utama pengelolaan Unit eselon 2 10
Total 100
Proses 1 SOP pengelolaan SOP yang dibutuhkan untuk menjalankan pengelolaan (SOP Patroli, Monitoring Sumberdaya, dll) Satuan Unit Organisasi Pengelola 10
2 Pengawasan Kegiatan patroli mandiri, patroli gabungan, patroli insidentil Satuan Unit Organisasi Pengelola 15
3 Penjangkauan Penjangkauan berdasarkan target audiens (sosialisasi peraturan kawasan, zonasi, dll) Satuan Unit Organisasi Pengelola 15
4 Kemitraan Kemitraan dengan para pihak (antar pemerintahan, swasta, masyarakat) Satuan Unit Organisasi Pengelola 10
5 Pemantauan sumber daya kawasan Pemantauan biofisik dan sosial ekonomi masyarakat Satuan Unit Organisasi Pengelola 15
6 Pengelolaan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana pendukung pengelolaan Satuan Unit Organisasi Pengelola 10
7 Perizinan Pelayanan perizinan Satuan Unit Organisasi Pengelola 10
8 Pemberdayaan masyarakat Pendampingan kelompok yang terdaftar Satuan Unit Organisasi Pengelola 15
Total 100
Output 1 Pemanfaatan terkendali Alat pengendali perizinan, pengawasan rutin, strategi pemanfaatan Unit eselon 2 20
2 Ancaman Ancaman terhadap target konservasi Unit eselon 2 15
3 Tingkat kepatuhan Pelanggaran dalam kawasan konservasi (perizinan dan zonasi) Unit eselon 2 15
4 Pengetahuan masyarakat Jumlah masyarakat yang berpartisipasi meningkat Unit eselon 2 15
5 Pemberdayaan masyarakat Kelompok masyarakat yang mandiri Unit eselon 2 20
6 Data dan informasi Ketersediaan data dan informasi sumber daya lengkap Unit eselon 2 15
Total 100
Outcome 1 Kondisi target konservasi Kondisi target konservasi Unit eselon 1 30
2 Kondisi zona inti Kondisi zona inti dibandingkan dengan zona-zona lainnya Unit eselon 1 25
3 Kondisi masyarakat penerima manfaat Diversifikasi usaha, kuantitas dan ukuran hasil tangkapan Unit eselon 1 25
4 Partisipasi masyarakat Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Unit eselon 1 20
Total 100
Kriteria dan Indikator
LAMA BARU

22
Hasil Akhir Penilaian

23
Tata Cara Penilaian

Koordinasi dan Perumusan


Pembentukan Penyusunan Penilaian dan
Pengumpulan Hasil dan
Tim Penilai Rencana Kerja Verifikasi
Dokumen Rekomendasi

• Ditetapkan melalui SK • Tim Penilai menyusun • Tim penilai • Dilakukan setelah semua • Hasil evaluasi dan
Dirjen PRL. rencana kerja mengumpulkan dokumen terkumpul. rekomendasi
• Susunan keanggotaan penilaian. dokumen dari Satuan • Hasil penilaian diverifikasi dituangkan dalam
Tim Penilai terdiri dari • Rencana kerja Unit Organisasi melalui konsultasi publik. bentuk Berita Acara
Direktur KKHL sebagai penilaian memuat Pengelola kawasan • Hasil dari Konsultasi Evaluasi (Form 5)
penanggung jawab, informasi jumlah konservasi dan unit Publik dituangkan dalam yang diketahui oleh
serta anggota lainnya kawasan konservasi kerja terkait. Berita Acara Hasil ketua tim penilai,
yang berasal dari unit yang akan dinilai, • Dokumen tersebut akan Verifikasi yang ditanda Kepala Satuan Unit
kerja dan instansi kegiatan koordinasi, digunakan sebagai tangani oleh seluruh Organisasi Pengelola,
terkait, perguruan kegiatan pengumpulan alat/bukti verifikasi pihak/ pemangku dan perwakilan pihak
tinggi, dan lembaga dokumen, kegiatan penilaian kawasan kepentingan yang hadir. terkait.
swadaya masyarakat. penilaian dan verifikasi, konservasi.
pelaporan penilaian
untuk setiap kawasan
konservasi, serta tata
waktu pelaksanaan
untuk semua kegiatan.

24
Pelaporan

Tim penilai menyusun Tim penilai menyampaikan Dirjen PRL menyampaikan


laporan status evaluasi laporan kepada Dirjen PRL laporan kepada :
efektivitas pengelolaan Bulan Mei setelah tahun a. Menteri dan Gubernur
kawasan konservasi. penilaian. sebagai bahan tindak lanjut;
b. Menteri sebagai laporan;
c. K/L terkait sebagai
tembusan;
d. Masyarakat melalui situs
web resmi KKP

25
Contoh Penilaian

26
Status Kawasan Konservasi Daerah

27
TARGET GLOBAL SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS TUJUAN 14: MENJAGA EKOSISTEM LAUT

“ Mengkonservasi setidaknya 10 persen dari area


pesisir laut, konsisten dengan hukum nasional Perdamaian, Keadilan dan
Kelembagaan yang Tangguh
Kemitraan untuk
Mencapai Tujuan
Tanpa
Kemiskinan
Tanpa
Kelaparan
dan internasional dan berdasarkan informasi


ilmiah terbaik yang tersedia. Ekosistem Kehidupan Sehat
Daratan dan Sejahtera

Ekosistem
Lautan Pendidikan
Berkualitas

SDGs
Gap SDGS
4,4 juta ha KK Nasional
5,5 juta ha Penanganan
Perubahan Iklim Kesetaraan
Gender

KK KLHK
4,6 juta ha Air Bersih dan
Konsumsi dan Produksi Sanitasi Layak
yang Bertanggung Jawab

KK Daerah
18 juta ha Energi Bersih
Kota dan Permukiman
yang Berkelanjutan dan Terjangkau
KK Daerah merupakan bagian
terbesar pencapaian SDGS Berkurangnya
Kesenjangan Industri, Inovasi
Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi
dan Infrastruktur
Penetapan MKP : 12,57 Juta Ha 17,13 Total Luas Kawasan
Juta Ha
Penetapan MKLHK : 4,56 Juta Ha 28,07 Juta Hektar

Target Penetapan

10,94
Juta Ha Pencadangan : 10,94 Juta Ha
Status Kawasan Konservasi
Tahun 2021*

Pencadangan
Kawasan Konservasi Penetapan Proses Proses Zonasi Belum Ada Total
Punya Zonasi
Penetapan 2021 Zonasi
Kawasan Konservasi
5.342.023,02 - - - 120.862,02 5.462.885,04
Nasional
Kawasan Konservasi
7.235.454,80 1.479.676,66 3.310.675,69 1.528.086,14 4.502.306,29 18.056.199,57
Daerah
Kawasan Konservasi
4.557.443,30 - - - - 4.557.443,30
KLHK

Total 17.134.921,12 1.479.676,66 3.310.675,69 1.528.086,14 4.623.168,31 28.076.527,91

*) sd 31 Maret 2021
**) KSNT
STATUS KAWASAN KONSEVASI DAERAH

KKD Penetapan MKP Pencadangan


NO PROVINSI LUAS (HA) NO PROVINSI LUAS (HA)
1 Aceh 24.768,93
1 Aceh 149.691,39
Penetapan 2 Sumatera Utara 140.010,75
2 Sumatera Utara 158.599,14 3 Sumatera Barat 12.647,12
40% Pencadangan
3 Sumatera Barat 129.566,00 52% 4 Riau 221.142,64
4 Kepulauan Bangka Belitung 516.140,93 5 Kepulauan Riau 1.799.523,00
5 Lampung 72.211,68 6 Kepulauan Bangka Belitung 111.242,30
7 Jambi 39.143,44
6 Jawa Barat 2.706,09 Proses
8 Sumatera Selatan 976,00
7 Banten 99,94 Penetapan 9 Bengkulu 85.087,05
8 Jawa Tengah 4.015,20
8% 10 Lampung 181.675,53
9 Jawa Timur 476,78 11 Jawa Barat 44.659,46
10 Bali 21.300,41 Pencadangan: Proses Penetapan MKP 12 Banten 7.391,00
13 Jawa Tengah 9.001,13
11 Nusa Tenggara Barat 126.311,24 NO PROVINSI LUAS (HA) 14 DI Yogyakarta 5.640,67
12 Nusa Tenggara Timur 276.693,38 15 Jawa Timur 166.662,38
1 Sumatera Barat 190.441,37 16 Bali 23.429,96
13 Kalimantan Barat 644.674,16
2 Riau 64.223,12 17 Nusa Tenggara Barat 95.345,32
14 Kalimantan Tengah 61.362,24
18 Nusa Tenggara Timur 874.641,85
15 Kalimantan Selatan 179.659,89 3 Jawa Barat 54.847,49 19 Kalimantan Tengah 49.364,65
16 Kalimantan Timur 285.548,95 4 Nusa Tenggara Barat 107.061,30 20 Kalimantan Selatan 58.018,70
17 Sulawesi Utara 164.251,94 5 Nusa Tenggara Timur 432.060,08 21 Kalimantan Utara 30.275,34
22 Sulawesi Utara 57.961,44
18 Sulawesi Tengah 1.338.291,83 6 Kalimantan Timur 3.499,53 23 Gorontalo 40.558,92
19 Sulawesi Tenggara 48.947,33 24 Sulawesi Tenggara 406.914,20
7 Maluku 276.641,77
20 Maluku 159.900,87 25 Sulawesi Selatan 886.005,78
8 Papua Barat 350.902,00 26 Sulawesi Barat 207.056,74
21 Maluku Utara 667.683,08
TOTAL 1.479.676,66 27 Maluku 2.352.885,20
22 Papua Barat 2.227.322,33
28 Maluku Utara 476.985,78
TOTAL 7.235.454,80 29 Papua 400.270,62
30 Papua Barat 531.782,23
TOTAL 9.341.068,11
32

Anda mungkin juga menyukai