merekomendasikan wilayah pesisir dan laut desa Olele sebagai salah satu calon
kawasan yang dilindungi (konservasi) di propinsi Gorontalo. Kandungan sumberdaya
yang ada, khususnya terumbu karang dinilai cukup baik dan perlu dikelolah dengan
baik dan bijaksana.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh gambaran
bahwa sumberdaya wilayah pesisir di lokasi tersebut, memang layak untuk dilindungi
atau dikonservasi, seperti yang telah diusulkan sebelumnya. Sesuai dengan tujuan
kegiatan, keberadaan sumberdaya di wilayah pesisir Olele dengan kondisi sosial
ekonomi yang ada, setelah dianalisis berdasarkan batasan kriteria penentuan KKLD,
merekomendasikan bahwa kategori kawasan konservasi utama yang cocok diterapkan
di desa Olele adalah tipe daerah perlindungan laut (DPL) yang berbasis masyarakat
(BM) yang dapat dikombinasikan (penunjang) dengan taman wisata bahari/laut
(TWB). Variabel-variabel yang sangat mendukung penetapan ini adalah produktivitas
cukup tinggi, luas wilayah, sarana rekreasi, keamanan, kemudahan mencapai lokasi,
estetika, kepentingan bagi spesies, kepentingan bagi nelayan, dukungan masyarakat,
dan kultural. Di samping itu, di lokasi tersebut, dapat juga dipertimbangkan sebagai
kawasan KKLD dalam bentuk Suaka Perikanan (SP) dengan melihat kondisi
komunitas ikan karang cukup baik, dari segi jumlah dan biomassa ikan ekonomis
penting. Artinya, kondisi demikian sangat menunjang ketersediaan stok perikanan
tangkap di dalam dan di luar lokasi tersebut apabila dikelola dengan baik.
Kriteria ekologi yang dipakai dalam menetapkan kawasan tersebut untuk
dijadikan kawasan konservasi bentuk lain, seperti Cagar Bahari (CB), Suaka Bahari
(SB) dan bentuk lainnya, ternyata kurang layak. Hal ini disebabkan, kriteria utama
dalam penetapan tipe konservasi yang dimaksud, seperti keanekaragaman ekosistem,
keaslian, dan keunikan tidak memenuhi syarat.
Lokasi penempatan dan luas tipe-tipe konservasi tersebut, selanjutnya
diserahkan kepada mekanisme/proses penetapan KKLD, dalam hal ini tipe DPL-BM.
Suatu gambaran bahwa luas wilayah yang dikonservasi dalam bentuk DPL-BM bisa
mencakup 20 30 % dari luas wilayah perairan setempat/desa.
52
Bobot Nilai
Kategori Kondisi
3
3
Sangat sesuai
Sangat sesuai
Sangat sesuai
Sesuai
Sangat sesuai
Sesuai
Sangat sesuai
Sesuai
Sangat sesuai
Sesuai
Sangat sesuai
- Keunikan
- Ketergantungan
- Produktivitas
Manfaat
- Luas wilayah
Sosial
53
- Sarana rekreasi
- Penelitian dan pendidikan
- Keamanan
- Kemudahan mencapai lokasi
- Estetika
- Dukungan masyarakat
- Kultural
Ekonomi
- Pariwisata
seluruh dunia merupakan aset penting dalam peningkatan usaha perikanan dan
pariwisata yang berwawasan lingkungan (ekowisata).
54
sehingga secara kelembagaan dapat terbentuk suatu sistem pengelolaan bersama atau
Co-Management (Tabel 4).
Dalam menunjang kegiatan wisata bahari, arahan untuk lokasi DPL-BM ini,
dapat digunakan sebagai tempat penyelaman yang berwawasan lingkungan. Artinya,
supaya tidak merusak, disarankan penyelam dilarang mengambil/mengkoleksi biotabiota yang ada. Disamping itu, penyelaman haruslah sudah berpengalaman atau
mahir, supaya dapat melakukan cara menyelam yang tidak akan merusak terumbu
karang.
Proses Penetapan dan Pengelolaan KKLD
Menindaklanjuti, proses penetapan tipe konservasi yang cocok diberlakukan di
wilayah pesisir desa Olele, yaitu daerah perlindungan laut berbasis masyarakat (DPLBM), yang dapat didampingi oleh tipe konservasi taman wisata laut dan suaka
perikanan. Maka proses selanjutnya adalah menetapkan KKLD tersebut mempunyai
kekuatan hukum, baik ditingkat propinsi, daerah, maupun desa. Secara teoritis, proses
penetapan suatu KKLD dapat dicapai dengan menerapkan prosedur penetapan KKLD
di tingkat propinsi, kabupaten, dan Desa, diakhiri dengan surat peraturan daerah
tingkat propinsi, kabupaten, dan desa.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan KKLD adalah arahan
pengelolaan sumberdaya secara bijaksana, seperti yang ditampilkan dalam 3, yaitu
memuat penyataan maksud pengelolan untuk suatu kawasan sumberdaya pesisir.
Tabel 3. Penyataan Maksud Pengelolaan Untuk Usulan KKLD Di Desa Olele
Nama Unit Perencanaan: Propinsi Gorontalo,
Kode Unit
Kab. Bone Bolango.
Nama Lokasi: Kecamatan Bone Pante, Desa Olele. Kode Lokasi:
Potensi penggunaan sumberdaya:
Batas-Batas Lokasi:
1. Arahan penggunaan primer: Konservasi
2. Arahan penggunaan sekunder: Ekowisata bahari
3. Arahan penggunaan tersier: Budidaya laut dan
perikanan tangkap tradisional
Nilai-Nilai Utama Zona:
1. Terumbu karang memiliki nilai konservasi dan ekowisata tinggi
2. Kondisi perairan sangat mendukung kegiatan budidaya laut (mutiara,
rumput laut, dan ikan)
3. Sebagian lahan gisik pasir memiliki potensi pariwisata pantai tinggi
4. Memiliki potensi perikanan tangkap tradisional dan skala menengah
Prioritas perencanaan untuk pembangan: Tinggi
55
Isu-Isu perencanaan:
1. Di beberapa lokasi terjadi kerusakan terumbu karang, disebabkan oleh
penggunanaan alat tangkap ikan jarring yang cukup merusak
2. Fasilitas ekowisata belum memadai
3. Kegiatan budidaya laut belum dilaksanakan
4. Kondisi sosial ekonomi didominasi oleh kelompok masyarakat sejahtera
II (29,51 %) dan sejahtera I (28,72 %)
Kebutuhan perencanaan:
1. Melindungi ekosisten terumbu karang dan sistem pantai dengan
melakukan konservasi (DPL)
2. Rehabilitasi terumbu karang
3. Meningkatkan sarana dan prasarana desa.
4. Iventarisasi peluang-peluang pengembangan ekowisata laut bahari.
5. Iventarisasi peluang-peluang pengembangan budidaya laut
6. Pemberdayaan kelompok masyarakat nelayan dalam usaha perikanan
tangkap tradisional, budidaya laut, pengolahan hasil perikanan,
ekowisata dan pelestarian ekosistem pesisir.
Sumberdaya kunci/Kesenjangan informasi:
1. Kesadaran masyarakat terhadap peranan dan fungsi ekosistem wilayah
pesisir
2. Peranan dan fungsi perlindungan suatu kawasan (DPL)
3. Daya dukung sumberdaya pesisir dihubungkan dengan kegiatan
eksploitasi sumberdaya
Stakholder lainnya/Kelompok-kelompok kepentingan:
1. Nelayan tradisional dan perikanan tangkap skala menengah
Nampak bahwa potensi penggunaan utama sumberdaya wilayah pesisir di
Olele adalah arahan penggunaan konservasi, dalam hal ini DPL-BM), diikuti oleh
arahan penggunaan ekowisata bahari dan perikanan (tangkap dan budidaya). Dengan
melihat nilai-nilai sumberdaya dan issue-isue perencanaan, maka kebutuhan
perencanaan pengelolaan yang dapat ditonjolkan adalah konservasi, prasarana dan
sarana, pemberdayaan kelompok masyarakat dengan alternatif usaha, dengan harapan
dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat.
Menindaklanjuti arahan penggunaan kawasan wilayah pesisir Olele dalam
bentuk konservai tipe DPL-BM, TWB, dan suaka perikanan, maka bentuk
pengelolaan
56
Sedapa
t mungkin
bukan lokasi
utama
penangkapa
n ikan oleh
masyarakat
setempat
Kondis
i karang baik
(% tutupan
karang)
Sebaik
nya meliputi
kawasan
terumbu
karang,
lamun,
mangrove,
dan habitat
penting
lainnya
Tidak
jauh
dari
pemukiman
Sebaik
nya
berpotensi
sebagai
kawasan
ekowisata
Meningkat
kan
dan
mempertahankan
produksi
perikanan
Menjaga
dan
memperbaiki
keanekaragama
n hayati
Dapat
dikem-bangkan
sebagai daerah
ekowisata,
Meningkat
kan pendapatan
masyarakat
Memperk
uat masyarakat
setempat dalam
rangka pengelolaan
SDA
dan konservasi
Sebagai
lokasi
penelitian dan
pendidikan
bagi
masyarakat,
sekolah,dll
Pemben
Cotukan
management
kelompok
atau
pengelolah
pengelo-laan
DPL-BM
bersama
Peratura
masyarakat
dgn
n desa
pemerintah
Pembua
setempat
tan
recana
pengelolaan
DPL
Pemasa
ngan
dan
pemeliharaan
tanda
batas
dan
papan
informasi
Pendidi
kan
lingkungan
hidup
Pengaw
asan,
pemantauan,
penegakan
aturan
Pemanta
uan
dan
evaluasi DPLBM
Kegiatan
perikanan dan
pengambilan
sumberdaya
dilarang,
Akses
manusia
di
atur
atau
dibatasi,
Pengatur
an
dan
larangan
terse-but
ditetapkan
masyrakat dan
pemerintah
setempat
57
Perlindungan Pemerintah
dan
dan
pengamanan,
Masyarakat
Iventarisasi
potensi
kawasan,
Pemanfaatan
untuk
kepentingan
wisata
laut
berwawasan
lingkungan,
Penelitian dan
pengembangan
wisata laut
Kegiatan
Dilarang
Menang
kap satwa,
Memusn
akan
sumberdaya
alam,
Pencema
ran
58
masyarakat, adalah jalur atau derah yang disipkan khusus untuk kegiatan sehari-hari
masyarakat yang berhubungan dengan aktivitas perikanan tangkap. Daerah/jalur ini
akan digunakan oleh masyarakat tanpa memberikan gangguan berarti terhadap lokasi
DPL yang tertutup untuk kegiatan perikanan.
Selanjutnya ada daerah yang ditetapkan sebagai Zona Pemanfaatan Terbatas
(ZPT), daerah ini diharapkan digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan perikanan
tangkap dalam skala kecil dengan mengunakan teknik-teknik penangkapan yang
ramah lingkungan. Kegiatan-kegiatan perikanan yang dapat dilakukan di Zona ini
selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Desa Olele tentang Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Laut desa Olele. Harus diperhatikan benar bahwa peraturan desa harus
memperhatikan kebutuhan masyarakat dan tidak memberatkan masyarakat dengan
kata lain tidak menghalangi masyarakat dalam melakukan aktifitas yang menunjang
peningkatan ekonomi, tentu saja harus diperhatikan juga kemampuan dan daya
dukung sumberdaya.
Khusus untuk lokasi DPL, dibagi dalam dua Zona yaitu Zona Inti dan Zona
Penyangah. Secara umum di dalam lokasi DPL ini tidak dapat dilakukan kegiatan
pemanfaatan sumberdaya apapun, kecualai untuk kepentingan penelitian dan
penyelaman bertanggung jawab. Selanjutnya kegiatan apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan dalam lokasi DPL akan ditentukan dalam Peraturan Desa Olele
tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut desa Olele.
59
Peta Pemanfaatan Pesisir Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango
60