Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.

LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis sumberdaya alam daratan dan

keragaman spesies sumberdaya alam perairan. Potensi sumberdaya alam yang


sangat besar perannya dalam membangun bangsa dan disisi lain sekaligus
menuntut adanya tanggung jawab besar untuk menjaga kelestariannya. Namun,
peningkatan jumlah

penduduk

dan terbukanya

akses

pasar global

telah

menyebabkan bergesernya tujuan pemanfaatan menjadi pemanfaatan untuk


perdagangan komersial, sehingga menyebabkan tingginya tekanan pemanfaatan
jenis di Indonesia. Populasi jenis sumberdaya alam perairan terus mengalami
tekanan baik tekanan eksploitasi yang berlebihan maupun tekanan perubahan
lingkungan dan degradasi habitat di alam sehingga mengancam kelestariannya.
Sebagai bagian dari masyarakat internasional yang peduli akan kekayaan
keanekaragaman hayati dunia, Indonesia telah secara aktif bekerjasama dibidang
konservasi baik ditingkat regional maupun internasional. Sejauh ini pemerintah
Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam upaya-upaya konservasi melalui
kerjasama dengan negara-negara dan lembaga-lembaga konvensi internasional,
seperti

Sulu-Sulawesi

Marine

Ecoregin

(SSME),

Biscmark-Soloman

Seas

Ecoregion (BSSE), Coral Triangle Initiative (CTI), Indian Oceanand South East
Asian region (IOSEA), Convention on International Trade in Endangered Species
(CITES), Convention on Biological Diversity (CBD), dan

Ramsar. Kerjasama

tersebut juga tidak terlepas dari keterlibatan lembaga swadaya masyarakat lokal
dan internasional yang telah berpengalaman terlibat dalam upaya konservasi
pengelolaan sumberdaya ikan di perairan Indonesia, diantaranya The Nature
Conservancy (TNC), World Wild Fund (WWF) for Nature Indonesia, Conservation
Indonesia (CI), Marine Aquarium Council (MAC), Sea World Indonesia, dan Taman
Mini Indonesia Indah.
Pada Tahun 20152019 sebanyak 20 jenis biota prioritas dalam program
konservasi jenis ikan oleh Direktorat Kawasan dan Konservasi Jenis Ikan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Unit pelaksana teknis diberikan mandat

Laporan Akhir

I-1

untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung program direktorat dalam


melindungi, memanfaatkan dan melestarikan jenis-jenis ikan yang dilindungi
maupun tidak dilindungi di wilayah kerja, termasuk diemban oleh Balai Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar yang memiliki wilayah kerja yang
luas di Sulawesi. Beberapa tahun sejak berdirinya BPSPL Makassar berbagai tugas
dan fungsi dilakukan salah satunya dengan melaksanakan konservasi jenis ikan di
wilayah Sulawesi. Kabupaten Pangkep merupakan salah satu wilayah sasaran
konservasi jenis, dimana dari 20 jenis biota prioritas dalam program Kawasan dan
Konsevasi Jenis Ikan (KKJI) tersebut sekitar 18 jenis diperkirakan terdapat di
wilayah perairan Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Ikan Napoleon Chellinus
undulatus, Pari manta Manta birostris dan Manta alfredi, Hiu Paus Rincodon typus,
Hiu appendiks II CITES (Hiu martil, dan Hiu Koboy), Kuda Laut Hippocampus sp.,
Sidat anguila spp., Penyu, Dugong dugong dugon, Paus dan Lumba-Lumba,
Karang keras ordo scelaractina, Bambu laut Isis hipuris, Kima, Lola Trochus
niloticus, Teripang Holuthuria, Ikan Terubuk, Hiu Gergaji, dan Mola-mola.
Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2007
tentang Konservasi Sumber Daya Ikan, khususnya pasal 21, 22, 30 dan 35
mengamanatkan berbagai hal, terutama pada pasal-pasal berikut ini. Pasal 21:
Konservasi jenis ikan dilakukan dengan tujuan (i) melindungi jenis ikan yang
terancam punah; (ii) mempertahankan jenis ikan; (iii) memelihara keseimbangan dan
kemantapan ekosistem; (iv) memanfaatkan sumberdaya ikan secara berkelanjutan.
Pasal 22: konservasi ikan dilakukan melalui: (i) penggolongan jenis ikan; (ii)
penetapan

status

perlindungan

jenis

ikan;

(iii)

pemeliharaan;

(iv)

pengembangbiakan; dan (vi) pemeliharaan untuk kesenangan. Pasal 30 ayat 3:


pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf (b) dilakukan melalui kegiatan (i) penelitian dan pengembangan; (ii)
pengembangbiakan; (iii) perdagangan; (iv) akuaria; (v) pertukaran; (vi) pemeliharaan
untuk kesenangan. Pasal 35 ayat (1): pemanfaatan jenis ikan dan genetik ikan
sebagaimana pada pasal 30 ayat (3) dilakukan terhadap jenis ikan yang dilindungi
dan jenis ikan yang tidak dilindungi.
Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan
konservasi jenis ikan adalah melaksanakan program konservasi jenis ikan dengan
cara pengembang biakan. Dengan adanya usaha pengembang biakan, beberapa
jenis ikan yang dilindungi ini diharapkan menjadi Mata Pencaharian Alternatif (MPA)
bagi masyarakat sehingga tekanan terhadap pengrusakan di kawasan konservasi
dapat berkurang. Berdasarkan aspek biologi seperti siklus hidupnya, dari aspek

Laporan Akhir

I-2

ekologi seperti habitatnya dan aspek teknologi yang telah tersedia, dari 20 jenis
ikan yang dilindungi tersebut, hanya jenis Kuda laut Hippocampus sp. yang saat ini
memungkinkan untuk di lakukan pengembangbiakan.
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Makassar sebagai
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) akan melaksanakan kegiatan penyusunan rencana pilot project pengelolaan
jenis ikan yang dilindungi di wilayah perairan Kabupaten Pangkep dengan
melakukan

kajian

pengembangan

usaha

pengembangbiakan

Kuda

laut

Hippocampus sp.

I.2.

TUJUAN
Tujuan

pelaksanaan

Kegiatan

Penyusunan

Rencana

Pilot

Project

Pengelolaan Jenis Ikan yang dilindungi di Wilayah Perairan Kabupaten Pangkep


adalah:
1. Membuat Detail Enginering Design (DED) pengembangan usaha pengembang
biakan Kuda Laut Hippocampus sp. di Kawasan Konservasi Perairan Daerah
(KKPD) Kabupaten Pangkep.
2. Membuat rencana operasional usaha Kuda Laut Hippocampus sp. di Kawasan
Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten pangkep.
3. Penentuan lokasi yang sesuai dan ekonomis untuk pengembangbiakan
Kuda laut Hippocampus sp. di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)
Kabupaten Pangkep.

I.3.

SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :

1. Tersedianya

Detail

Enginering

Design

(DED)

Pengembangan

usaha

pengembang biakan Kuda Laut Hippocampus sp. di Kawasan Konservasi


Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Pangkep.
2. Tersedianya analisa usaha pengembangbiakan Kuda Laut Hippocampus sp.
di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Pangkep.
3. Tersedianya

informasi

lokasi

yang

sesuai

dan

ekonomis

untuk

pengembangbiakan Kuda laut Hippocampus sp. di Kawasan Konservasi


Perairan Daerah (KKPD) Kabupaten Pangkep.
Laporan Akhir

I-3

Anda mungkin juga menyukai