Pendahuluan
Indonesia memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut dengan keunggulan komperatif
(comperative advantages) yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Salah
satu keunggulan komperatif tersebut adalah luas wilayah, dimana sejak dideklarasikannya
konsep Negara kepulauan (DEKLARASI DJUANDA, 1957) dan diratifikasinya hukum laut
internasional (UNCLOS, 1982), menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan
(archipelago state) terbesar didunia, dengan jumlah pulau mencapai 17.480 buah, garis
pantai sepanjang 95.181 km dan wilayah laut seluas 5,8 juta km 2. Selain luas wilayah,
keunggulan komperatif dari wilayah Indonesia adalah geosentris Indonesia dimana letaknya
yang sangat strategis yaitu berada dipusat perlintasan tataniaga perdagangan global. Dari
sudut pandang meteorology oseanografi dimana konstelasi, persebaran letak, ukuran, bentuk
fisik dan posisi geografis wilayah Indonesia yang terletak antara benua Asia dan Australia,
dan antara samudera Pasifik dengan samudera Hindia, menjadikan terjadinya proses penting
meteorologi oseanografi dalam bentuk iklim monsoon yang berpengaruh terhadap pola iklim
dan cuaca dunia, dan proses penting hidrooseanografi dalam bentuk dinamika massa air
dalam evolusi ekologi Indonesia yang merupakan bagian penting dari system sirkulasi arus
dunia (warm water conveyer belt). Sedangkan jika ditinjau dari tatanan geologi dimana
kawasan Indonesia memiliki tatanan geologi yang unik sebagai akibat dari interaksi tiga
lempeng utama (triple junction), yaitu lempeng samudera pasifik yang bergerak kearah barat,
dan lempeng samudera india-benua Australia yang bergerak kearah utara, serta lempeng
benua Eurasia yang bergerak kearah timur-tenggara, menyebabkan terjadinya peristiwa
geologi yang spektakuler sehingga Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman geologi
(geological diversity) dengan keanekaragaman hayati yang paling tinggi di dunia
(megadiversity).
Potensi sumberdaya laut (marine resource), dan posisi
Indonesia yang sangat unik dan stratejik dipandang dari
berbagai segi, menjadikan Indonesia sebagai negara yang
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya
laut. Intensitas pemanfaatan sumberdaya laut yang tinggi
dan cendrung tidak terkendali merupakan ancaman
terhadap kelestarian sumberdaya laut. Selain itu, anggapan
bahwa sumberdaya laut merupakan Common property
resources berakibat pada pemanfaatan sumberdaya laut
sebagai open access, yang menyebabkan tragedy of the
commons. Satu hal yang lebih memprihatinkan adalah,
bahwa kecenderungan kerusakan lingkungan laut lebih
disebabkan paradigma dan praktek pemanfaatan
sumberdaya laut yang tidak terintegrasi dengan baik dan
belum sesuai dengan prinsip-prinsip berkelanjutan
(sustainable).
Tujuan
Penulisan
Menurunnya produktifitas
kelautan sebagai akibat
dari degradasi lingkungan;
Adanya
konflik
pemanfaatan
ruang
wilayah pesisir dan laut;
Pengelolaan dan penataan
lingkungan pesisir yang
kurang
terintegrasi,
merupakan isu global
dalam
pengelolaan
sumberdaya
laut.
Permasalahan
tersebut
terjadi hampir di seluruh
wilayah pesisir dan laut
Indonesia, termasuk di
Kabupaten Pangkep
Sulawesi Selatan. Untuk
mengatasi
masalah
tersebut, pemerintah pusat
menyelaraskan kebijakan
nasional dan daerah dalam
pelaksanaan
otonomi
daerah di wilayah pesisir
dan mendorong peran pemda
dalam
pengelolaan
wilayah
pesisir
dan
laut
secara
berkelanjutan. Sebagai bahan
masukan bagi pemda Kabupaten
Pangkep, maka pada makalah ini,
disajikan
bahasan
tentang
Strategi dan Pola Pemanfaatan
Kawasan
Budidaya
Laut
(Marine
Culture)
Secara
Berkelanjutan.
Dengan
pengembangan pola pemanfaatan
yang
baik
dan
terarah,
keanekkaragaman hayati ini
dapat terjaga kelestariaannya dan
juga sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat
secara terus menerus serta
mensejahterakan
masyarakat
pesisir
dan
mendorong
pertumbuhan kawasan tersebut
dengan sendirinya.
Pembahasan
Metode
dimana
80
buah
pulau
berpenghuni (DKP Pangkep,
2010). Kepulauan Spermonde
memiliki tingkat keragaman
karang yang cukup tinggi karena
terdapat 68 genera dan sub
genera dengan total spesies 262
(Moll,
1983).
Secara
administrasi,
luas
wilayah
Kabupaten
Pangkep
adalah
12.362,73 kilometer persegi
dimana luas daratan mencapai
898,29 kilometer persegi dan
luas wilayah perairan laut adalah
11.564,44 kilometer persegi.
Pada wilayah daratan Sulawesi,
panjang pantai yang dimilikinya
adalah 45 kilometer. Dari segi
geografis ini telah terlihat bahwa
Kab. Pangkep memiliki potensi
kewilayahan bidang kelautan dan
perikanan yang cukup besar.
2 | Page
Makalah Kelautan dan Perikanan
3 | Page
Makalah Kelautan dan Perikanan
Pangkep maupun dari daerah luar berumur 40 hari, saat panen cuaca sangat perlu memanfaatkan perairan yang
yaitu berasal dari Kabupaten diperhatikan oleh pembudidaya, dalam satu longline relatif dangkal.
Bulukumba. Pengangkutan bibit (panjang tali ris 25 m) dengan jarak tanam antar Secara
ekonomis,
kegiatan
rumput
laut
dengan rumpun 25 cm, maka terdapat 100 titik/rumpun. budidaya rumput laut merupakan
menggunakan kendaraan roda 2 Setelah dipanen tanaman rumput laut dapat usaha yang menguntungkan dan
dan atau perahu. Harga bibit menghasilkan sekitar 8 kg basah dan apabila layak
untuk
dikembangkan
rumput laut yaitu Rp. 2000,-/kg. dikeringkan akan menghasilkan 1 kg rumput laut dengan nilai B/C ratio sebesar
Penanaman bibit rumput laut kering (Jana T. Anggadireja, 2005).
1,27 dan PBP sebesar 3,25 dan
dilakukan dengan metode long
dapat menyerap tenaga kerja
line, hal ini dikarenakan kedalam
rata-rata 7 orang per hektar
perairan 10-15 m. Kegiatan Strategi dan Pola Pemanfaatan Kawasan (BPSPL Makassar, 2011).
penanaman
rumput
laut
Kondisi ini mengakibatkan
dilakukan oleh pembudidaya dan Budidaya Rumput Laut (E.Cottonii) semakin
tingginya
tingkat
dengan dibantu oleh anggota Secara Berkelanjutan
pemanfaatan kawasan laut di
keluarganya. Jumlah bentangan
Kabupaten Pangkep dan apabila
yang
dimiliki
oleh
tidak
dilakukan
pembudidaya
rumput
pengaturan
dan
laut di desa pundata baji
pengendalian maka akan
yaitu 3000 bentangan,
berdampak
terhadap
tetapi yang digunakan
konflik
pemanfaatan
untuk kegiatan budidaya
wilayah laut, ancaman
hanya 500 bentangan
kelestarian
lingkungan
dimana dalam 1 bentang
dan tingkat keberlanjutan
memiliki panjang 25 m.
usaha budidaya rumput
Penanaman
dilakukan
laut.
langsung
di
lokasi
Strategi
yang
dapat
budidaya, berat bibit
dikembangkan
untuk
yang ditanam 8 gram
melakukan pengelolaan
untuk
masing-masing
kawasan
budidaya
titik
rumpun.
Pada
rumput laut, adalah :
metode ini jarak tanam
antar
rumpun
yang
1. Strategi alokasi ruang
digunakan
oleh
budidaya laut sesuai
pembudidaya yaitu 25
daya dukung dan daya
Gambar 3. Kegiatan Budidaya Rumput Laut di Kab. Pangkep.
cm dan jarak antar tali ris
tampung.
yaitu 1 m, sedangkan
Rumput laut adalah salah satu sumber daya hayati
jarak antara tali ris dari yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Alokasi ruang kawasan budidaya
permukaan air 3-5 cm. setelah Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan rumput laut yang sesuai dengan
bibit di tanam, maka para yang berasiosiasi dengan keberadaan ekosistem daya dukung dan daya tampung
pembudidaya
rumput
laut terumbu karang. Rumput laut alam biasanya dapat akan memberikan jaminan bagi
tersebut malakukan pemeliharaan hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Kegiatan para pembudidaya rumput laut
yang meliputi pengontrolan yang budidaya rumput laut (E. Cotonii) telah diusahakan secara memadai dan aman untuk
dilakukan setiap hari oleh oleh para pembudidaya laut, hal ini dapat dilihat dari kepentingan
produksi
serta
pembudidaya
dengan
cara hamparan budidaya rumput laut sepanjang wilayah terkendali. Untuk itu, dalam
melakukan pembersihan rumput pesisir Kabupaten Pangkep mulai dari Kecamatan menentukan arahan pemanfaatan
laut dari lumpur, lumut dan Mandalle hingga Labakkang. Luas wilayah pesisir dan peruntukan sumberdaya laut
kotoran
yang
menempel, yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perlu
dilakukan
analisis
mengikat kembali tanaman yang rumput laut mencapai angka kurang lebih 50,8 hektar kesesuaian peruntukan ruang laut
rusak atau yang terlepas dari yang tersebar pada wilayah perairan Kecamatan atau dengan istilah yang lebih
ikatan dan menjaga tanaman dari Mandale seluas 20 Ha, Segeri 2 Ha, Marang 7,5 Ha, lazim adalah kesesuaian lahan.
serangan predator seperti ikan Labakkang 5,7 Ha, Bungoro 2,5 Ha dan Pangkajene Kesesuaian lahan didefinisikan
dan juga serangan penyakit ice- 3,7 Ha (DKP Pangkep, 2010). Kegiatan usaha sebagai kecocokan sebidang
ice.
budidaya rumput laut telah dilakukan oleh nelayan lahan untuk penggunaan tertentu
sejak tahun 2009 dengan menggunakan metode rakit (FAO, 1976). Analisis kesesuaian
Pemanenan yang dilakukan para apung (floating raft method) dengan sistem tali peruntukan ruang laut merupakan
pembudidaya
adalah
panen panjang (long line), metode ini sangat tepat analisis yang melihat pada
secara total dengan mengangkat diterapkan pada areal perairan antara interdal dan potensi wilayah laut berdasarkan
seluruh
tanaman.
Panen subtidal dimana pada saat air surut terendah dasar kriteria-kriteria teknis kegiatan
dilakukan pada saat tanaman perairan masih terendam air serta lebih banyak pemanfaatan
ruang
yang
6 | Page
Makalah Kelautan dan Perikanan
3.
Strategi
berbasis
(Community
Management)
Gambar 4. Distribusi Nitrogen, Fosfor dan H2S pada budidaya rumput laut dan KJA.
direncanakan.
Analisis
ini
bertujuan untuk mewujudkan
pemanfaatan ruang laut untuk
pengembangan
kegiatan
kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan. Oleh karena itu,
pemanfaatan wilayah laut untuk
pengembangan
kegiatan
kelautan
dan
perikanan
hendaknya disesuaiakan dengan
hasil analisisi kesesuaian dan
daya dukung lingkungannya
(environmental
carrying
capacity) suatu kawasan agar
tidak
merusak
kualitas
lingkungan pesisir (Husni et al.
2002 dalam Kasnir, 2010).
2. Strategi pemaduserasian
antar unit kegiatan budidaya
laut.
Wilayah laut merupakan tatanan
ekosistem
yang
memiliki
hubungan sangat erat dengan
daerah lahan atas (upland) baik
melalui aliran air sungai, air
permukaan (run off) maupun air
tanah (ground water), dan
dengan
aktivitas manusia.
Keterkaitan
tersebut
menyebabkan
terbentuknya
pengelolaan
komunitas
Based
7 | Page
Makalah Kelautan dan Perikanan
4. Strategi pengelolaan
wilayah
laut
secara
berkelanjutan
Pengelolaan wilayah laut secara
terpadu menghendaki adanya
kesamaan visi antar stakeholders.
Menyadari arti penting visi
pengelolaan itu, maka perlu
dipelopori
perumusan
visi
bersama seperti terwujudnya
8 | Page