LEMBAR INFORMASI
A. PENDAHULUAN
Melimpahnya komoditas sumber daya perikanan Indonesia bukanlah sekedar
retorika bagi bangsa ini. Kekayaan ini merupakan aset bangsa yang benar-benar
harus dimanfaatkan untuk mengeluarkan bangsa kita dari krisis moneter / ekonomi
yang berkepanjangan. Hukum dasar tertulis negara kita menyatakan secara jelas
bahwa” Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk Kemakmuran rakyat”
( UUD 1945, Pasal 33 ayat 3). Apabila hanya sekedar dibaca, maka rumusan ayat
tersebut di atas sangatlah singkat. Tetapi apabila kita renungkan secara mendalam,
ternyata rumusan yang demikian singkat tersebut memiliki jangkauan yang sangat
luas serta memiliki pengertian yang sangat dalam.
Disebut memiliki jangkauan yang sangat luas, karena ayat tersebut tidak hanya
sekedar mencangkup bidang perikanan saja, tetapi mencangkup segala sektor
kehidupan sepanjang yang ada hubungannya dengan bumi, air, dan segala
kekayaan yang terkandung didalamnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan, bahwa
atas dasar ketentuan tersebut dapat dijabarkan berupa peraturan perundang-
undangan di bidang pertambangan, peternakan, kehutanan, tanaman pangan,
perkebunan dan lain-lain.
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 1
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Dari rujukan pengertian di atas; kegiatan pengelolaan laut Indonesia dan isinya,
intinya harus bermanfaat bagi bangsa dan negara. Tetapi sayangnya justru sektor di
bidang pengelolaan laut ini masih sangat terbelakang di negeri kita dan ironisnya
sekali, semua masih jauh dari harapan dan cita-cita luhur para pendiri bangsa ini.
Sosialisasi peningkatan usaha perikanan menjadi salah satu solusi bangsa kita yang
mayoritas buta terhadap dunia perikanan laut. Padahal laut dan isinya adalah solusi
bagi pengentasan kemiskinan yang ada di tanah air saat ini. Pelakunya itu bisa
masyarakat perorangan, masyarakat berkelompok, keikutsertaan penduduk
Indonesia yang berkewarganegaraan asing ataupun murni usaha perikanan milik
negara ( BUMN).
Kegiatan usaha perikanan baik itu penangkapan ikan, budidaya ataupun pengolahan
hasil perikanan tidak bisa lepas dari berbagai macam aturan atau perangkat hukum
yang dibuat untuk melindungi; Kelestarian Sumber daya ikan sebagai objeknya,
Manusia sebagai pelakunya serta sarana yang dipakai sebagai alat produksi seperti
kapal, mesin, kolam dlsb.
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 2
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 3
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 4
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
bahwa lebar laut teritorial maksimal 12 mil laut dari garis pantai terluar pulau yang
dimiliki suatu negara.
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 5
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Ordonantie 1939” pasal 1 ayat (1) tidak sesuai lagi dengan kepentingan
keselamatan dan keamanan Negara Republik Indonesia.
3. Bahwa setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk
mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu untuk melindungi
kebutuhan dan keselamatan negaranya.
Dengan dikeluarkannya pernyataan tersebut bukan berarti tidak ada pelayaran asing
pada jalur lintas di laut kepulauan tersebut. Di wilayah tersebut dulunya merupakan
jalur pelayaran bebas masih dimungkinkan untuk dilakukan pelayaran internasional
dengan maksud damai.
Pada wilayah perairan inilah kegiatan pelayaran berlangsung, baik untuk kapal
penumpang, kapal muatan barang, kapal penangkapan ikan ataupun kapal untuk
pelayaran komersial lainnya. Bangsa Indonesia diberikan kelelusaan untuk
mengeksploitasi laut Indonesia terutama Sumber Daya Ikannya yang sementara
waktu ini hanya baru dinikmati oleh segelintir orang dari bangsa kita dan yang
besarnya justru oleh bangsa asing yang ditengarai banyak melakukan pencurian ikan
di laut Indonesia.
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 6
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 7
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 8
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Seorang nakhoda dan beberapa perwira kapal yang memiliki sertifikat keahlian
pelaut kapal penangkap ikan dan sertifikat keterampilan dasar pelaut sebagaimana
dimaksud dalam dalam
Untuk uraian terdahulu sesuai dengan daerah pelayaran, ukuran kapal, dan daya
penggerak kapal. Untuk mendapatkan sertifikat keahlian pelaut kapal penangkap
ikan tersebut para calon pelaut atau pelaut harus lulus ujian yang dilaksanakan oleh
Dewan Penguji yang mandiri (independen) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian tersebut diatur
dengan Keputusan Menteri setelah mendengar pendapat dari Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perikanan. Pengawakan kapal penangkap ikan harus
disesuaikan dengan :
a. daerah pelayaran;
b. ukuran kapal;
D. PERATURAN PERIKANAN
Sejak zaman dulu kala sumber daya ikan sudah banyak dimanfaatkan manusia dan
ini berlangsung terus sampai sekarang. Diawali dengan cara “berburu” menangkap /
mencari ikan, manusia mendapatkannya dan memperioritaskan untuk santapan
keluarga (subsistence type of fisheries). Kemudian, berkembangnya cara-cara
pembudidayaan ikan, yang tampak muncul setelah manusia berpikir bahwa pada
saatnya nanti bisa saja “kehabisan ikan” terjadi kalau terus menerus ditangkap tanpa
memikirkan bagaimana “membuat” anak-anaknya. Karena semakin banyaknya
manusia yang butuh makan termasuk ikan,maka pemanfaatan sumber daya yang
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 9
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
semula hanya untuk kebutuhan keluarga berubah menjadi bentuk yang bersifat
komersial (commercial type of fisheries).
Usaha perikanan ternyata sangat beragam, yang dimulai dari usaha menangkap
ikan, membudidayakan ikan, termasuk didalamnya bermacam-macam kegiatan,
seperti menyimpan, mendinginkan atau mengawetkannya; untuk tujuan komersial
yang akan mendatangkan penghasilan dari keuntungan bagi manusia. Usaha
penangkapan ikan dilakukan diperairan bebas, dalam artian tidak sedang dalam
pembudidayaan; yaitu di laut dan perairan umum (sungai, danau, waduk, rawa dan
sejenisnya), dengan mempergunakan alat tangkap ikan. Pembudidayaan ikan
merupakan kegiatan memelihara/membesarkan ikan termasuk melakukan
pembenihan atau membiakkan ikan untuk menghasilkan benih.; serta memanen
hasilnya.
Dari usaha perikanan salah satu yang diharapkan adalah memperoleh keuntungan
usaha yang tinggi, hal ini bisa memberikan dampak kurang menguntungkan bagi
kelestarian sumber daya ikan maupun kesinambungan usaha. Sumber daya ikan
dengan sifat-sifat biologis yang dimiliki serta lingkungan yang menguntungkan,
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 10
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Usaha perikanan laut di Indonesia mengacu kepada kekayaan sumber daya laut
Indonesia yang demikian luas. Laut Nusantara, Laut Teritorial dan Zone Ekonomi
Eksklusif (ZEE) Indonesia menjadi surga tumbuhnya ikan-ikan ekonomis penting
yang tidak terhingga terduga stoknya. Walaupun para ahli pendugaan stok selalu
memberikan “Warning” tentang semakin berkurangnya jumlah ikan hasil tangkapan
dikarenakan “over fishing” terutama akibat penangkapan illegal yang hasilnya tidak
dapat dinikmati oleh bangsa Indonesia sendiri
Sampai saat ini banyak peraturan perundangan perikanan yang diterbitkan oleh
pemerintah; diantaranya adalah UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan,
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1990 tentang Usaha Perikanan serta
tentang perubahan PP No 15 tahun 1990 ini menjadi PP No. 46 tahun 1993. Usaha
perikanan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia hanya boleh
dilakukan oleh warga negara Republik Indonesia atau badan hukum Indonesia.
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 11
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Pengelolaan sumber daya hayati ZEE Indonesia tidak terbatas hanya dikelola oleh
nelayan Indonesia saja, tetapi nelayan asingpun dapat ikut memanfaatkan sesuai
peraturan internasional. Dalam hal Usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem
bisnis perikanan yang meliputi praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran.
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 12
Departemen Mekanisasi Pertanian & Penangkapan Ikan
Disusun : R. Diyan K, A.Pi., M.Si Edisi Revisi : A Hukum Laut dan Peraturan
Tanggal : 20 September 2010 Revisi ke 1 : Tanggal 27 Maret 2012 Perikanan
Page 13