Anda di halaman 1dari 7

Nama : Reza Salsabila

NPM : 230110200067
Kelas : Perikanan –A

RESUME WEBINAR CRAWLING THE COAST WITH THE


CRAWDAD FISHERIES WEEK 8.0

Sabtu, 6 November 2021


Master Ceremony : Silvana Wahyu & Farhan (2019)
Moderator : Monika R
Keynote Speaker : Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M., IPU yang diwakilkan
oleh Dr. Tb. Haeru Rahayu, A.Pi., M.Sc.
Judul : Optimalisasi Konsep Ekonomi Biru Dalam
Pembangunan Kelautan dan Perikanan Yang
Berkelanjutan

Materi :1
Pemateri : Mochamad Candra W. Arief, S.Pi., M.Sc., MIL., Ph.D.
Tema : Kesiapan Lingkungan Perairan Indonesia terhadap
Keberlangsungan Kegiatan Konservasi Lobster
Ringkasan :
Konservasi ini bukan berarti hanya perlindungan tetapi bisa diartikan
juga sebagai pengelolaan dan pemanfaatan secara bijak. Konservasi lobster
berarti tanggung jawab atas ketersedian lobster di alma terjaga, tanggung jawab
atas lingkungan/habitatnya, tanggung jawab sosial atas masyarakat nelayan dan
pembudidaya lobster.
Pertumbuhan populasi manusia akan mengakibatkan eksplorasi,
eksploitasi sumberdaya yang mengakibatkan kompetisi lahan, ruang yang
mengakibatkan degradasi lingkungan. Pertumbuhan populasi juga akan
memicu dan memacu inovasi yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan

1
ikan. Dalam pertanian termasuk perikanan, bahwa pertumbuhan populasi dan
beriringan dengan praktek perikanan yang berkelanjutan.
Sejarah Pemanfaatan Lobster
Beberapa catatan sejarah, bajwa lobster dikonsumsi para bangsawan pada
abad 19, dimana lobster merupakan konsumsi masyarakat kelas menengah
kebawah. Peningkatan permintaan dan dimulainya industri pengalengan
mengakibatkan lobster tersedia dalam bentuk kaleng.Setelah perang dunia ke-2
pada tahun 1947, lobster dalam bentuk beku mulai dikembangkan.
Pada tahun 1872, negara bagian Maine bereaksi dengan undang-undang
lobster pertama yang isinya melarang pengambilan lobster betina yang
bertelur. Hingga akhirnya pada tahun 1933, badan legislatif negara bagian
Maine memberlakukan undang-undang konservasi yang menetapkan batas
ukuran minimum dan maksimum untuk pemanenan lobster komersial.
Penetapan hukum dikaji secara ilmiah yang ketentuannya mengikuti
rekomendasi para ahli dan komisaris ikan yang memperkirakan perlindungan
“pendekatan biologi (ekologi)”.
Indonesia memiliki tujuh jenis lobster, diantaranya yaitu:
Lobster pasir (Panulirus homarus)
Lobster batik
Lobster batu
Lobster pakistan
Lobster mutiara
Lobster bambu
Lobster batik
Tantangan Pengelolaan
Pada lingkungan lobster mengalami tekanan akibat penangkapan yang
dilakukan terus menerus untuk kondisi terbaru diharapkan Komnas Kajiskan
dapat merilis kajian terakhir
Selain itu penurunan kualitas perairan lingkungan laut secara global menjadi
ancaman dalam pertumbuhan secara alaminya

2
Budidaya lobster dalam hal ini pendederan hingga pembesaran, menjadi
alternatid dalam upaya meningkatkan SR di dalam, untul dapat dikonsumsi,
sekaligus peningkatan stock.

Materi :2
Pemateri : Danu Wijaya, S. Pi., M. Si.
Tema : Keberlangsungan Kegiatan Konservasi Lobster di Indonesia
Ringkasan :
 Lobster pasir (Panulirus homarus). Hidup didaerah bebatuan, daerah
permukaan berombak, kadang-kadang dalam air agak keruh, berlumpur
dan substrat berpasir.
 Lobster mutiara (Panulirus ornatus). Hidup dalam substrat berpasir,
berlumpur, kadang-kadang didasar yang berbatu, sering dekat mulut
sungai, terumbu karang dan terumbu berbatu.
 Lobster batu (Panulirus penicillatus). Hidup pada perairan yang jernih,
tidak dipengaruhi sungai, daerah berombak pada saluran bergelombang,
dekat pantai gersang dan pulau-pulau kecil.
 Lobster batik (Panulirus longipes). Hidup pada perairan jernih atau
sedikit keruh, daerah berbatu dan terumbu karang dan pada karang yang
berbatu.
 Lobster bamboo (Panulirus versicolor). Hidup pada terumbu karang,
karang, batu karang, ditepi arah laut dari dataran tinggi karang, perairan
jernih dan daerah berombak.
 Lobster Pakistan (Panulirus polyphagus). Hidup pada substrat berlumpur
dan kadang didasar batu, sering ditemukan didekat muara sungai dengan
perairan keruh.
Daya Dukung Lingkungan Perairan dan Ekosistem THD SD Lobster
 Rongga atau lubang kecil untuk juvenile lobster
 Kerang keras dengan rongga dan lubang besar bertipe dinding atau
tebing karang untuk lobster dewasa

3
Optimalisasi Pemanfaatan Melalui Pengembangan Model Integrasi
Penangkapan dan Budidaya
3 faktor pengungkit optimalisasi pengelolaan sumber daya lobster :
 Optimalisasi pemanfaatan melalui pengembangan model penangkapan
dan budidaya
 Upaya pemulihan : restocking dan rehabilitasi habitat/terumbu buatan
lobster
 Pengembangan daerah perlindungan/konservasi habitat kritis lobster
2 faktor pendukung optimalisasi
 Akselerasi
 Regulasi

 Terumbu buatan lobster merupakan alternative teknologi mendukung


perbaikan habitat lobster dengan memberi naungan saat lobster masuk
fase bentik dan muda sehingga terlindung dari predator
 Dampak dari Terumbu Buatan Lobster diharapkan dapat mendukung
peningkatan populasi lobster terutama fase sebelum dewasa, mendukung
berkelanjutan usaha budidaya pembesaran lobster
 Dasar kebijakan daru UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan
 Konservasi sumber daya ikan meliputi konservasi ekosistem, konservasi
jenis dan genetic ikan
Rekomendasi dari Uji Coba Restocking Lobster
 Penilaian kesesuain habitat penebaran
 Diutamakan di zona konservasi, memiliki karakteristik yang
sama/mirip dan memiliki ketersediaan makanan alami.
 Sumber dan ukuran benih lobster tebaran
 Wilayah yang populasinya tinggi, minimal berukuran berat 25 gram,
diupayakan satujenis untuk satu kawasan tebar, benih bebas dari
penyakit dan keamanan genetik.
 Aklimatisasi benih
 Penanganan dan transportasi benih

4
 Jumlah dan waktu benih tebaran
 Mengikuti kemampuan ekosistem dan permukaan air laut tinggi dengan
gelombang dan arus air yang rendah
 Penandaan untuk keperluan monitoring
 Pengawasan
Solusi Menjaga Keberlanjutan Sumberdaya Lobster
- Optimalisasi pemanfaatan melalui pengembangan model integrasi
penangkapan dan budidaya
- Inovasi teknologi pemulihan habitat dan sumberdaya lobster
- Pengembangan daerah perlindungan/konservasi habitat kritis lobster
Ancaman Keberlanjutan Sumberdaya Lobster
- Penangkapan tak terkendali
- Kerusakan habitat, baik alamiah maupun ulah manusia
Daya Dukung Lingkungan Perairan dan Ekosistem Terhadap
Sumberdaya Lobster
- Habitat lobster perairan karang dengan persen tutupan >25%
- Didominasi oleh jenis bentuk encrusting, massive dan tabulate
- Saat ini > 2.517,84 Ha, yaitu 35,15% kategori kerusakan tinggi
- Bersifat nocturnal
- Membutuhkan shelter berupa lubang dan rongga pada ekosistem terumbu
karang
- Stadia puerulus hidup berasosiasi dengan ekosistem lamun
Potensi Pemanfaatan Informasi Genom Pada Lobster
- Penentuan populasi asal lobster yang ditangkap
- Estimasi kontribusi rekrutmen dari masing-masing spawning area
- Pengembangan budidaya lobster berbasis genom.

5
Materi :3
Pemateri : Bayu Priyambodo, Ph.D
Tema : Learnings From Vietnam Losbter Industry (Belajar
Pengalaman dari Industri Lobster di Vietnam)
Ringkasan :
Background
- Spinny lobsters aquaculture
- Desktop analysis, phone interviews and personal experience
Pengelolaan BBL untuk Budidaya Lobster
10.0 nih lobster mendekat ke pantai di area “Sink Population”
Opsi 1
- Dilarang menangkap BBL
- 99,9% nya kan mengalami kematian alami
- Terdapat 1 individu lobster dewasa
Opsi 2
- Nelayan menagkap BBL
- BBL dibudidayakan dgn SR 70%
- Terdapat 7.000 individu lobster dewasa
- Restoking 1-2% (Lobster dewasa hasil budidaya kealam)
Yang menyebabkan kepunahan ialah telur lobster di buang dari
cangkangnya yang masih dalam tahap pematangan gonad.
BUDIDAYA LOBSTER DI VIETNAM
1. Mampir ke Karamba
Bagaimana teknik pembesarannya? ;Apa yang berbeda?; apa saja
pakannya; pakan segar/pellet?; mampir ke 3 lokasi budidaya di provinsi
dan 1 daerah otonom.
2. Asal Benih
Industri budidaya background nya mempunya sejarah sepanjang
>30 tahun; Punya sumber benih dalam negeri (2-5% juta ekor/thn);
(80% mutiara, 20% pasir); Kebutuhan benih meningkat pada 2015/16
dari kawasan asia yakni 90% mutiara dan 10% pasir.

6
3. Statistics
Ditampilkan daa jumlah hasil kandang dan produktiviras per
kandang. Sejak tahun 2000- 2019; analisis usaha.
4. Panen,Packing dan Pasar
Bentuk Ukuran Kandang
KJA Vietnam 4x4 m beda 1 m dari Indonesia yang hanya 3x3,agar
meningkatkan kepadatan lobster yang dipelihara hamper 2x lipat. Variasi
Pakan Segar Vietnam : Chem chip
MELIHAT LEBIH DEKAT INDUSTRI VIETNAM
1) Pendederan 1
(BBL- 2+- gram)
2) Pendederan 2
(2 gram- 15+-5 gram)
3) Pembesaran
(15+- 5 gram- Market size)
4) Panen,Packing, dan Tranportasi

How To Start a Successful Indo Lobster Farm Industry


Road Map (Action Plan) :
Capacity Building (Skill dan Knowledge Production efficiency)
- Logistic (Market Access)
- Capital (Co-Manajemen Corporate)
- Regulation (Political Issues)
- Transfer Knowledge and Skill (Dem-farm/pilot project G to G, B to B, U to U)
- Penta Helix (Colaboration of Researchs Domestic and Foreign Network)
- Sustable sites (Bio & Physical, Seeds, Feed, Production Tools, Accessibility)
- Diving skills improvement

Anda mungkin juga menyukai