0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas eksploitasi berlebih sumberdaya perikanan dan bagaimana mengelolanya secara berkelanjutan, termasuk dengan mengatur tingkat mortalitas penangkapan, menggunakan alat tangkap selektif, melindungi habitat pemijahan, serta mengendalikan populasi ikan liar menggunakan biomanipulasi. Dokumen ini juga membahas upaya domestikasi ikan langka dan strategi konservasi biota endemik di Danau Towuti.
Dokumen tersebut membahas eksploitasi berlebih sumberdaya perikanan dan bagaimana mengelolanya secara berkelanjutan, termasuk dengan mengatur tingkat mortalitas penangkapan, menggunakan alat tangkap selektif, melindungi habitat pemijahan, serta mengendalikan populasi ikan liar menggunakan biomanipulasi. Dokumen ini juga membahas upaya domestikasi ikan langka dan strategi konservasi biota endemik di Danau Towuti.
Dokumen tersebut membahas eksploitasi berlebih sumberdaya perikanan dan bagaimana mengelolanya secara berkelanjutan, termasuk dengan mengatur tingkat mortalitas penangkapan, menggunakan alat tangkap selektif, melindungi habitat pemijahan, serta mengendalikan populasi ikan liar menggunakan biomanipulasi. Dokumen ini juga membahas upaya domestikasi ikan langka dan strategi konservasi biota endemik di Danau Towuti.
DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIH TERHADAP IKAN TANGKAPAN • Penurunan umur dan ukuran • Perubahan komposisi spesies ikan • Penghalang populasi dengan mengurangi predator • Penurunan areal distribusi dan kehidupan individu muda • Penurunan CPUE (Catch per Unit Effort) akibat kompetisi untuk mendapatkan hasil tangkapan tertinggi • Tingkat kelimpahan dan biaya melaut • Perubahan fishing ground BAGAIMANA MENGELOLA ? • Mengatur Mortalitas penangkapan (F) • Gunakan alat tangkap yang selektif • Lakukan penangkapan secara selektif • Tegakkan larangan menangkap ikan kecil • Lindungi spawning ground • Hilangkan kompetitor, predator ikan • Introduksi stok ikan • Kontrol dari penyakit dan parasit BENTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DARAT • Pengelolaan berbasis ekosistem • Pengelolaan berbasis masyarakat, kearifan lokal • Pengelolaan berbasis konservasi, suaka KONTROL IKAN LIAR JIKA … • Ikan liar mendominasi sehingga menekan pertambahan jumlah spesies target. • Kelimpahan ikan liar melebihi persediaan makanan spesies ikan target • Ikan liar banyak mengandung parasit sehingga tidak laku dijual. • Ikan liar memangsa ikan target berukuran kecil (benih) Caranya..? Kontrol dengan racun rotenon, tuba … hati-hati ! Kapiler insang mengkerut terjadi suffocasi* Kontrol secara biologi (Biomanipulasi) *Kapiler insang mengkerut dan akan membatasi butir darah, oksigen berkurang SETELAH BEBERAPA WAKTU DIBASMI, IKAN LIAR MENDOMINASI LAGI. MENGAPA ..? • Perlindungan dari tumbuhan air • Benih ikan liar masuk bersama air sungai (inlet) • Ikan liar mudah keluar masuk danau lewat inlet outlet. • Ikan liar kecil beracun dimakan ikan besar, namun dimuntahkan kembali karena beracun, dan tumbuh. • Biota lain ikut terkena racun • Penyebaran racun tidak sampai ke dasar, terhambat akar-akar tumbuhan air, atau daya larut racun lambat Konsep Pemulihan Populasi Ikan Semah di Ruas Sungai di Sekitar Danau Kerinci Restorasi sumber daya perairan ditujukan untuk pemulihan habitat yang sekaligus pemulihan sumber daya ikan yang dalam hal ini seperti yang diaplikasikan pada populasi ikan semah (Tor spp) di Danau Kerinci melalui penyusunan konsep pemulihan secara ekologis dan berwawasan ekonomi. Ikan semah yang tergolong famili Cyprinidae ini ditemukan di perairan Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Jenis ikan ini banyak disukai masyarakat sehingga populasinya terus menurun. Secara tradisional masyarakat telah melakukan pelestarian, seperti menerapkan lubuk larangan, dan menggunakan sistem tabu bila menangkap ikan ini. Ikan semah juga dijadikan simbol leluhur pada relief candi. Dalam perkembangan jaman pelestarian secara tradisional tidak bisa bertahan lama sehingga pada kenyataannya populasi ikan semah terus menurun. Oleh karena itu perlu dikembangkan konsep pemulihan ini agar memberikan manfaat secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Upaya Domestikasi Ikan Kancra (Labeobarbus sp.) di Kuningan, Jawa Barat Pengembangan habitat buatan untuk ikan kancra (Labeobarbus sp.) didasari pemikiran bahwa keberadaan ikan-ikan tersebut di habitat alaminya seperti sungai- sungai dan danau-danau di Pulau Jawa dan Sumatra sudah sangat kritis. Fakta-fakta lain menunjukkan bahwa sejumlah populasi ikan kancra terpelihara pada kolam- kolam di Kabupaten Kuningan, yang dikeramatkan oleh para leluhur masyarakat setempat. Pengembangan habitat buatan, dengan mengadopsi habitat alaminya, telah dilakukan di kawasan Balong Dalem, Jalaksana, Kabupaten Kuningan pada tahun 2001 sebagai langkah awal domestikasi ikan kancra. Pengembangan Sistem Konservasi Biota Endemik di Danau Towuti, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan Danau Towuti masih alami (oligotrofik), terletak di komplek Malili, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Danau Towuti terletak di bagian hilir dari rangkaian tiga danau komplek Malili yakni Danau Matano, Danau Mahalona dan Danau Towuti. Luas 56.000 ha, kedalaman maks. 203 m serta memiliki keanekaragaman jenis biota endemik yang tinggi. Beberapa jenis biota endemik ini berpotensi ekonomi seperti ikan dan udang hias menjadi komoditas ekspor. Dari 29 spesies iktiofauna (ikan), 19 spesies diantaranya ikan endemik dan didominasi ikan Pangkilang kasar/kuning (Telmatherina celebensis) dan Bonti- bonti (Paratherina striata). Disamping itu juga ditemukan 15 jenis udang yang diperkirakan endemik (Nasution, 2011). STRATEGI BIOMANIPULASI • Biomanipulasi: pengontrolan rantai makanan dengan cara menambahkan atau mengurangi spesies tertentu yang keberadaannya dianggap mengganggu rantai makanan (Riedel dan Lehrke, 1997) • Konsep Biomanipulasi: serangkaian manipulasi biota danau untuk memperoleh hasil tertentu yang dianggap menguntungkan oleh pengguna danau. • Tujuan: untuk merestorasi perairan danau dengan meningkatkan kecerahan dan mereduksi seston (alga) • Dasar aktivitas biomanipulasi adalah rantai makanan dari produsen sampai ke konsumen puncak KONSEP RANTAI MAKANAN JEJARING MAKANAN DI DANAU LIAMBEZI JEJARING MAKANAN DI SUNGAI ZAMBEZI BENTUK AKTIVITAS BIOMANIPULASI 1) Pengurangan biomasa algae, terutara blue green alga 2) Meningkatkan peran predator, yaitu aktivitas mangsa seperti ikan, crustacea (zooplankton), rotifera, alga 3) Manipulasi lingkungan secara kimia (penambahan bahan kimia) dan secara fisik (mekanis) Proses biomanipulasi perlu waktu lama, kadang keberhasilan bersifat sementara, lalu kondisi perairan akan kembali seperti semula. KATEGORI BIOMANIPULASI 1) Sengaja dan hasilnya positif Pemberian racun (kimia) dan hasilnya sesuai harapan Pembersihan efektif (terpilih) dengan jaring/jebakan Penambahan ikan pemangsa ikan (piscivorous) sehingga jumlah zooplankton meningkat dan alga menurun 2) Sengaja dan hasilnya negatif Penambahan rotenon yg menyebabkan ikan dan zooplankton mati sehingga perairan kososng dalam waktu lama Penambahan ikan planktivore tanpa mempertimbangkan pengurangan biomassa alga. Contoh: penambahan tawas 892 ton pada danau seluas 809 ha air jernih, fosfor dan alga menurun tapi Dapnia pulex meningkat introduksi ikan Salmo gairdneri zooplankton habis dimakan ikan tsb biomassa alga tinggi kembali 3) Tidak disengaja tetapi hasilnya positif Masuknya Ikan Coho salmon (piscivorus) yang mengakibatkan zooplankton meningkat karena ikan planktivore kurang, selanjutnya alga berkurang akibat dimangsa zooplankton. 3) Tidak sengaja dan hasilnya negatif masuknya hama ikan yang tidak sengaja yang berakibat ekosistem tidak seimbang 5) Kejadian alami dan positif Kematian ikan masal saat upwelling akibat O2 rendah mengakibatkan biomassa zooplankton meningkat dan alga menurun, karena dimangsa zooplankton dan kecerahan perairan meningkat. 6) Kejadian alami dan negatif Penambahan ikan planktivore di danau yang pertumbuhannya cepat sehingga zooplankton meningkat dan alga menurun RASIO PLANKTON DAN IKAN DI WADUK PENJALIN (SEBAGAI DASAR DALAM PENGELOLAAN WADUK MENGGUNAKAN BIOMANIPULASI) • Waduk Penjalin terletak di Desa Winduaji, Kec. Paguyangan, Kab. Brebes, (Jawa Tengah). Biota akuatik yang berpengaruh dalam ekosistem tsb plankton dan ikan, (produsen dan konsumen dalam rantai makanan). Pertimbangan upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem dengan metode biomanipulasi. • Tujuan: mengetahui kualitas perairan Waduk, kelimpahan plankton (fitoplankton, zooplankton) dan ikan (karnivora, herbivora dan omnivora), rasio antar organisme tsb, dan mengetahui kualitas ekosistem perairan Waduk. • Sampling di 6 stasiun. Parameter kualitas perairan (fisika, kimia) dibandingkan dengan PP no.82 tahun 2001. Analisis Kelimpahan fitoplankton dengan rumus volumetric, dan kelimpahan zooplankton dengan lackey drop chamber method. Analisis ratio kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan ikan. • Hasil: kualitas perairan tergolong layak untuk baku mutu kelas II dan III, kelimpahan fitoplankton sebesar 48.957, 77 ind/l, zooplankton 5432ind/l, ikan omnivora 4,17 ind/m3 dan ikan karnivora 0,5 ind/m3. Rasio fitoplankton, zooplankton, ikan omnivora dan ikan karnivora adalah 11,3 : 1,2 : 1 : 0,48 Kualitas ekosistem di Waduk Penjalin kurang baik karena rasio kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan ikan (omnivora dan karnivora) tidak seimbang. Astuti, 2016 KEGAGALAN DALAM BIOMANIPULASI • Usaha biomanipulasi tidak selalu berhasil, terkadang manusia melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki. • Banyak hal terjadi tanpa campur tangan manusia (biomanipulasi tidak disengaja/alami). Harus dipelajari dan dicarikan solusi agar biomanipulasi perairan berhasil dalam jangka waktu panjang perairan bersih, serta memberikan manfaat secara ekonomi dan ekologi. TUGAS INDIVIDU : BUAT TULISAN TENTANG SARAN MANAJEMEN SUMBERDAYA IKAN SECARA BERKELANJUTAN DI DANAU LAGUNA