Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH TINGKAT KERAPATAN

MANGROVE TERHADAP KUALITAS AIR


DI PESISIR PANTAI TIMUR SURABAYA
Penyusun :
Beny Satrya E P
NPM 1552010112

Pembimbing :
Dr. Ir. Novirina H., M.T
Ir. Hendrata Wibisana, M.T

1
POKOK BAHASAN
Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metodologi

2
PENDAHULUAN
-Latar Belakang
■ Ekosistem Mangrove
Pantai Timur Surabaya

■ Pencemaran Air
■ Pengendalian Pencemaran

4
■ Bagaimana tingkat kerapatan mangrove di
Pesisir Pantai Timur Surabaya ?
-Rumusan Masalah ■ Bagaimana kualitas air di wilayah Pantai
Timur Surabaya ?
■ Bagaimana hubungan tingkat kerapatan
mangrove dengan kualitas air di wilayah
Pantai Timur Surabaya ?

■ Mengetahui Tingkat Kerapatan Mangrove

-Tujuan Penelitian dengan pemetaan sebaran vegetasi mangrove


di pesisir Pantai Timur Surabaya.
■ Mengetahui kualitas perairan dengan
parameter air pH, suhu, TSS, DO, BOD,
Salinitas, nitrat dan fosfat serta jenis tekstur
tanah.
■ Mengetahui hubungan antara tingkat
kerapatan mangrove dengan kualitas air
parameter pH, suhu, TSS, DO, BOD, salinitas,
nitrat dan fosfat. 5
-Manfaat Penelitian
■ Memberikan informasi dalam bentuk peta mengenai kondisi kerapatan dan
struktur ekosistem mangrove yang ada di Pesisir Pantai Timur Surabaya.
■ Memberikan informasi sebagai rekomendasi dalam pemantauan kualitas air dalam
memenuhi baku mutu untuk pengembangan daerah rehabilitasi ekosistem
mangrove di wilayah Pantai Timur Surabaya.

6
TINJAUAN PUSTAKA
-Pengertian dan
Fungsi Mangrove
Mangrove adalah suatu individu jenis tumbuhan yang
membentuk komunitas atau juga disebut suatu
komunitas tumbuhan di daerah pasang surut air laut.

Fungsi dari ekosistem mangrove di Pesisir Pantai Timur


Surabaya (Syamsu dkk., 2018)
1. Sebagai pelindung alami yang kuat dari ancaman
abrasi,
2. Menjaga stabilitas perairan dan garis pantai,
3. Penetralisir limbah yang berasal dari laut dan
sungai,
4. Sebagai habitat biota air dan satwa liar.
8
-Kerapatan Mangrove
Kerapatan mangrove merupakan ukuran batas perubahan fisik dan atau hayati mangrove sehingga dapat
disebut juga dengan kriteria baku kerusakan mangrove.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004, kriteria baku dan pedoman
kerusakan mangrove diluar kawasan konservasi didasarkan pada persentase luas penutupan dan kerapatan
mangrove yang hidup.
Kriteria Penutupan (%) Kerapatan (pohon/ha)
Baik Sangat rapat ≥ 75% ≥ 1500
Sedang ≥ 50% - < 75% ≥ 1000 - < 1500
Rusak Jarang < 50% < 1000

Kerapatan

9
Berdasarkan kebijakan Departemen Kehutanan tahun 2005 (pedoman inventarisasi dan identifikasi lahan
kritis mangrove) untuk kerapatan tajuk atau vegetasi dari pengamatan penginderaan jauh dibagi menjadi
3 yaitu kerapatan jarang, sedang, dan rapat.
ENVI
NDVI (Normally Differrence
SeaDAS
ArcGIS Vegetation Index) merupakan
-1 sampai 1
transformasi indeks vegetasi

Nilai NDVI Tingkat Kerapatan yang digunakan dalam


peginderaan jauh sebagai
0 – 0,32 Jarang
indikator keberadaan dan
0,33 – 0,42 Sedang kondisi vegetasi dengan
algoritma matematis
0,43 – 1 Rapat
kombinasi saluran merah R
dan infra merah NIR (Near
Infrared Radiation) (Louis &
Kiefer, 1997)

10
Kualitas air adalah kondisi air yang diukur dan atau

-Kualitas Air diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan


metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004


Baku Mutu Air Laut
No Parameter Satuan Baku Mutu
1  pH -  7 – 8,5
Baku mutu air laut meliputi baku mutu untuk
Suhu 28 – 32
2 o
C
perairan pelabuhan, wisata bahari, dan biota laut.
 3 TSS ppm Mangrove : 80

 4  DO  ppm >5

5  BOD ppm 20

6 Salinitas s/d 34

7 Nitrat ppm 0,008

8 Fosfat ppm 0,015


11
-Penelitian yang Relevan
Analisis Kualitas Air Pada Kerapatan Mangrove yang Berbeda
Abdul Malik
di Kabupaten Barru
2013

2017 Kerapatan Mangrove dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air di


Manis Suharjo Taman Wisata Alam Tanjung Keluang Kabupaten Kotawaringin
2018 Barat
Imam F
auz
Ahmad i Syamsu
Zak
Cluadia y Nugraha Kajian Perubahan Tutupan Lahan di Ekosistem Mangrove
T. Nugr
ahen
Salman
a Wahw i Pantai Timur Surabaya
akhi

12
METODOLOGI
Studi Literatur
Waktu dan Lokasi
Penelitian Kerangka
Penelitian
2 3 Instrumentasi
Penelitian

1 4

Hasil dan
START
5 8 Kesimpulan
Judul Penelitian
Pengumpulan Data

6 7

Analisa Data
Prosedur Penelitian

14
Waktu ■ Pukul 08.00 – 13.00 WIB
■ Waktu Pasang
■ Bulan Februari - Maret

Lokasi ■ Pantai Timur Surabaya

Penelitian ■ Kec. Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut, Gunung


Anyar
■ Wilayah pesisir sepanjang ± 12 km

15
■ Laptop (Software ArcGIS, SeaDAS,ENVI,
Ms.Office)
■ Kamera

Instrumen ■ GPS
■ Alat Tulis
Penelitian ■ Roll Meter
■ Tali Rafia
■ Paralon 2,5 inchi panjang 65 cm
■ Kantong Plastik
■ Botol Sampel Air 600ml
■ Coolbox
■ pH meter, Thermometer, DO meter digital
■ Refraktometer

16
DATA SEKUNDER DATA PRIMER

■ PETA Rupa Bumi Indonesia ■ Sampel Air


(Surabaya, Jawa Timur) Parameter (suhu, TSS, pH, DO, BOD5, salinitas, nitrat
dan fosfat)
■ Data Citra Satelit Landsat OLI 8
■ Sampel Tanah
(Path 118/Row 65 Tahun 2020)
Substrat (Tekstur Tanah)
■ Komposit Data Citra saluran 456
■ Jumlah Vegetasi Mangrove (Kerapatan)

17
Prosedur
Penelitian
Pemetaan Kerapatan Mangrove
(Penginderaan Jauh)

- Pengambilan data citra satelit landsat 8


Pengambilan Sampel Air
- Mengelola data citra dengan klasifikasi
NDVI - Pengecekan parameter suhu, pH, DO, dan salinitas di lokasi
penelitian
- Pembuatan peta gambar sebaran mangrove
- Pengambilan sampel air untuk parameter TSS, BOD5,
nitrat, dan fosfat
Pengamatan Kerapatan Mangrove
(Transek garis dan Petak contoh) - Pengulangan 3 kali

- Membuat transek garis dari garis pantai ke Pengambilan Sampel Tanah


daratan batas area mangrove - Menggunakan pipa paralon dengan menancapkan pada
kedalaman 65 cm lalu menutup pipa dan mengangkatnya
- Pengambilan data kerapatan mangrove serta memasukkan dalam kantong plastik
dalam area sampel plot 10 x 10 meter
wilayah transek garis Analisa Data
ANOVA (Analysis of Variance) 18
DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya. (2009). Kondisi Mangrove Pantai Timur Surabaya dan Dampaknya Terhadap Hernandi K., Bangun M., & Ety Parwati. (2013). Studi Tingkat Kerapatan Mangrove
Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmu Teknik Lingkungan Volume 1: 1-14. Menggunakan Indeks Vegetasi. Jurnal Teknik POMITS Volume 4 Nomor 4: 3501-3537.

Alaerts. G., & S. S. Santika. 1984. Metode penelitan air. Usaha nasional. Surabaya. Indonesia Kariada T. M., Nana & Andi Irsadin. (2014). Peranan Mangrove Sebagai Biofilter
Pencemaran Air Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang. Jurnal Manusia dan
Alwidakko, A., Zikri Azham, & Legowo Kamarubayana. (2014). Studi Pertumbuhan Mangrove
Lingkungan Volume 21 Nomor 2: 188-194.
Pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan Mangrove di Desa Tanjung Limau Kecamatan Muara Badak
Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1. ISSN: 1412-6885. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut.
Bengen, D. G. (2002). Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta prinsip Lillesand T. M., Kiefer R. W. (2004). Remote Sensing and Image Interpretation. New York.
pengelolaannya. Sinopsis. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. John Willey & Sons, Inc.
Campbell J. B., & Wyne R. H. (2011). Introduction to Remote Sensing (5th Ed.). New York. The Malik, A. (2013). Analisis Kualitas Air Pada Kerapatan Mangrove yang Berbeda di
Guilford Press. Kabupaten Barru. Jurnal Ilmu Perikanan OctopusVolume 2 Nomor 2.
Campbell J. B. (2013). Landsat 8 Set to Extend Long Run of Observing Earth. Muzaki, F. K., Dian Saptarini, N Dwianita Kuswytasari, & Aries Sulisetyono. (2012).
http://www.usgs.gov/ (diakses 28 November 2019) Menjelajah Mangrove Surabaya. LPPM ITS. Surabaya.
Departemen Kehutanan Direktorat Jendral Reabilitas Lahan dan Perhutanan Sosial. (2005). NASA “Landsat Data Continuity Mission Brochure” diakses 28 November 2019.
Baku Mutu Kerusakan Mangrove.
Patty, Simon I., Hairati Arfah, & Malik S. A. (2015). Zat Hara (Fosfat, Nitrat) Oksigen
Dinas Lingkungan Hidup. (2018). Laporan Survey Analisa Vegetasi Mangrove Kota Surabaya.
Terlarut, dan pH Kaitannya dengan Kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal
Effendi, H. (2013). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1.
Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air dan Udara. ISBN: 979-413-770-7. Kanisius Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.

Guntur G., Adi Tiya Yanuar, Syarifah H. J. S., & Andi K. (2017). Analisis Kualitas Perairan Suharjo, Manis. (2017). Kerapatan Mangrove dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air di
Berdasarkan Metode Indeks Pencemaran di Pesisir Timur Kota Surabaya. Jurnal Ilmu Taman Wisata Alam Tanjung Keluang Kabupaten Kotawaringin Barat. Juristek Volume 6
Perairan, Pesisir, dan Perikanan Volume 6 Nomor 1: 81-89. Nomor 1 Juli 2017: 140-147.

Gunarto. (2004). Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati. Perikanan Pantai. Syamsu, I. F., Ahmad Zaky N., Cluadia Tyas N. & Salmana W. (2018). Kajian Perubahan
Sulawesi Selatan: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Tutupan Lahan di Ekosistem Mangrove Pantai timur Surabaya. Media Konservasi Volume 23
Nomor 2 Agustus 2018: 122-131.
19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai