1)
P Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
P
ABSTRACT
Mapping and index vegetation analyses of mangrove in coastal areas of Saparua Island,
2T
Central Moluccas was conducted using Landsat 7/ETM+ satellite data acquired in April to May
2007. The results showed that the distributions of mangrove vegetation were concentrated in the
north, south, and west of the region with the area of 218.88 ha (38.26%), 105.12 ha (18.38%),
and 248.04 ha (43.36%), respectively. Total area of mangrove vegetation in this island was
about 572.04 ha (5.72 km 2 ), or 3.49% of the island area. Vegetation indexes (NDVI) in the
P P
north, south, and west of the region were dominated by values of >0.7 (very high density).
ABSTRAK
Pemetaan dan analisis index vegetasi hutan bakau di wilayah pesisir Pulau Saparua, Maluku
Tengah dilakukan dengan menggunakan data citra satelit Landsat 7/ETM+ aquisisi bulan April-
Mei 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran vegetasi hutan bakau terkonsentrasi
pada wilayah pesisir utara, selatan, dan barat dengan luasan masing-masing sebesar 218,88 Ha
(38,26%), 105,12 Ha (18,38%), dan 248,04 Ha (43,36%). Luasan total vegetasi hutan bakau di
wilayah ini diperoleh sebesar 572,04 Ha (5,72 Km 2 ) atau 3,49 % dari total luas pulau. Nilai
P P
indeks vegetasi (NDVI) pada wilayah pesisir utara, selatan, dan barat didominasi dengan nilai
>0,7 (kerapatan sangat lebat).
Kata kunci: Hutan Bakau, index vegetasi, Satelit Landsat, Saparua, Maluku Tengah
memijah berbagai jenis udang, ikan, dan sifat optik yang hampir sama dan sulit
berbagai biota lainnya (Bosire et al., dibedahkan tetapi mengingat bakau hidup
2005; Bowen et al., 2001; Bengen, dekat dengan air laut maka biasanya
2000). antara kedua dapat dipisahkan dengan
Pulau Saparua dengan luas ± 164 memperhitungkan jarak pengaruh air laut
2
km memiliki sumberdaya hutan bakau
P P atau bahwa dalam banyak kasus antara
yang cukup potensial. Kehadirannya kedua vegetasi ini terpisah oleh lahan
memberikan andil yang besar bagi terbuka, padang lumpur, daerah
produktivitas perairan sekitarnya seperti pertambakan, atau pemukiman sehingga
Teluk Tuhaha, Teluk Saparua dan Selat memudahkan pemisahan antara
Saparua sehingga mampu menunjang keduanya. Dari pertimbangan-
keberlangsungan perikanan pole and line pertimbangan tersebut maka deteksi
di Pulau Ambon dan sekitarnya. luasan serta kerapatan bakau dapat
Penelitian-penelitian tentang dilakukan melalui satelit (Susilo, 2000).
ekosistem bakau di pulau Saparua selama Penelitian ini bertujuan untuk (1)
ini telah dilakukan oleh Pattileamonia Memetakan sebaran dan luasan vegetasi
(1998), Tahalele (2001), Sopacua (2002), bakau; dan (2) Menentukan tingkat
Souisa (2002), dan Tetelepta (2007). kerapatan atau kesehatan vegetasi bakau
Namun disadari bahwa penelitian- dengan menggunakan indeks vegetasi
penelitian tersebut lebih ditekankan pada (Normalized Difference Vegetation
aspek ekologi dan terbatas pada areal Index) di pulau Saparua.
yang sempit sementara informasi
kepadatan, sebaran dan luasan sangat II. METODOLOGI
diperlukan untuk kebutuhan teknis
seperti perencanaan dan pengelolaan 2.1. Lokasi, Bahan, dan Alat
wilayah pesisir. Penelitian
Seiring dengan perkembangan
teknologi remote sensing yang pesat, Penelitian ini dilaksanakan dengan
keberadaan ekosistem ini dapat di deteksi mengambil lokasi kawasan pesisir Pulau
dan dipetakan dengan mudah. Saparua, Kabupaten Maluku Tengah,
Penginderaan jauh vegetasi bakau Provinsi Maluku dengan batasan
didasarkan atas dua sifat penting yaitu koordinat 3°29’17”-3°37’39” LS dan
bahwa bakau memiliki klorofil dan 128°32’43”-128°43’49” BT (Gambar 1).
tumbuh di daerah pesisir. Dua hal ini Data satelit yang digunakan adalah citra
menjadi pertimbangan penting di dalam satelit Landsat 7/ETM + P108/R63 dan
mendeteksi bakau melalui satelit karena P109/R62 aquisisi bulan April - Mei
klorofil memberikan sifat optik dan 2007 yang telah terkoreksi atmosfir,
lokasinya di daerah pesisir geometrik dan radiometric. Untuk
mempermudah untuk membedakannya validasi data di lapangan digunakan alat
dengan daratan ataupun perairan. Sifat GPS Garmin 12 XL. Perangkat lunak
optik klorofil menyerap spektrum sinar ErMapper versi 7, Mapinfo versi 9, dan
merah dan memantulkan dengan kuat microsoft Excel 2007 digunakan sebagai
pada spektrum infra merah (Green et sarana perhitungan, pengolahan, dan
al., 2000). interpretasi data.
Vegetasi bakau dan vegetasi
terrestrial yang lain memang mepunyai
http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt21 51
Pemetaan Dan Analisis Index Vegetasi Mangrove Di Pulau Saparua, Maluku Tengah
52 E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.2, No.1, Juni 2010
Waas dan Nababan
http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt21 53
Pemetaan Dan Analisis Index Vegetasi Mangrove Di Pulau Saparua, Maluku Tengah
Namun jika disimak lebih jauh tenyata paling tinggi ternyata memiliki nilai
akurasi pemetaan tidak hanya tergantung akurasi yang sama dengan penelitian ini.
dari nilai resolusi spasial citra satelit Dugaan ini selaras dengan 54 titik
yang digunakan tetapi diduga turut validasi bakau yang digunakan dalam
dipengaruhi oleh jumlah titik validasi penelitian ini belum proposional dengan
yang diambil. Hal ini tampak jelas pada luas sebaran vegetasi bakau di Pulau
citra CASI yang memiliki resolusi spasial Saparua.
Gambar 3. Stasiun Validasi Vegetasi Bakau yang Ditandai dengan Warna Merah
54 E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.2, No.1, Juni 2010
Waas dan Nababan
Akurasi Sensor
Tipe Habitat
ETM+ ETM+ MSS XS CASI
Bakau 78* 83** 85 81 78
Sumber : Green et al. (2000)
Ket : * Hasil penelitian 2008 (tidak dipublikasikan),
** Kalay dan Waas (2005)
453 (straching input limit 30 & 60) dan Berbeda dengan vegetasi bakau
citra klasifikasi terselia menunjukkan pantai utara dan selatan, pada wilayah
bahwa keberadaan ekosistem ini hanya pesisir barat kehadiran vegetasi ini
ditemukan menyebar pada pesisir pantai hanya terkonsentrasi pada daerah
utara, selatan dan barat pulau Saparua pertuanan Desa Porto dengan proporsi
(Gambar 4). Kehadiran vegetasi bakau terbesar terkonsentrasi pada daerah
pada setiap wilayah pesisir sangat pesisir Sirsaoni. Jalur distribusi vegetasi
spesifik dimana proporsi terbesar bakau sepanjang wilayah ini adalah ±
kehadiran dijumpai pada daerah teluk 7,01 Km. distribusi luasan secara vertikal
yang dicirikan oleh adanya pengaruh berkisar antara 340 – 1.190 m. Daerah
aliran sungai. Wilayah pantai utara distribusi kearah selatan cukup sempit
kehadiran vegetasi bakau dijumpai berkisar antara 6 – 9 m. Total luas
menyebar sepanjang pesisir Teluk vegetasi ini adalah ± 248,04 Ha (2,48
Tuhaha mulai dari Desa Kulor sampai Km 2 ). Dari ketiga wilayah distribusi ini
P P
dengan Desa Ihamahu (± 11,8 Km). dapat diketahui bahwa total luas vegetasi
Lebar luasan secara vertikal dalam hal bakau yang hidup di daerah pesisir Pulau
ini jarak batas distribusi kehadiran Saparua adalah sebesar 572,04 Ha (5,72
vegetasi bakau di darat tegak lurus Km 2 ).
P P
http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt21 55
Pemetaan Dan Analisis Index Vegetasi Mangrove Di Pulau Saparua, Maluku Tengah
3.3. Indeks Vegetasi (NDVI) lebat dengan nilai berkisar antara +0,01
hingga +0,75. Distribusi nilai kerapatan
Indeks vegetasi (NDVI) dapat sangat lebat lebih dominan (lebih luas)
merepresentasikan kerapatan (biomassa) jika dibandingkan dengan kategori
atau tingkat kehijauan dihitung sebagai lainnya dan cenderung mendominasi
rasio antara pantulan terukur dari band vegetasi bakau pada wilayah ini.
merah (R) dan band infra merah dekat Nilai kategori yang sama juga
(NIR) pada spektrum gelombang ditunjukkan oleh vegetasi bakau pada
elektromagnetik. Kedua band ini dipilih wilayah pesisir pantai selatan dengan
karena hasil ukurannya paling nilai indeks berkisar antara +0,08 hingga
dipengaruhi oleh penyerapan klorofil +0,75. Kategori kerapatan vegetasi
daun. Sinar merah (R) sangat sedikit sangat lebat pada wilayah ini dominan
dipantulkan sedangkan sinar inframerah dijumpai pada vegetasi bakau di Teluk
dekat (NIR) dipantulkan dengan kuat. Haria dan Teluk Saparua dengan luasan
Secara teoritis nilai NDVI berkisar antara yang luas sedangkan pada luasan yang
-1 hingga +1 namun nilai indek vegetasi sempit kerapatan vegetasi bervariasi
bakau secara umum berada pada kisaran dengan nilai lebih rendah terutama
antara +0,1 hingga +0,7. Nilai NDVI menyebar pada bagian pesisir pantai
yang lebih besar dari kisaran ini selatan (Gambar 5).
diasosiasikan sebagai representasi dari Distribusi nilai indeks NDVI pada
tingkat kesehatan vegetasi yang lebih vegetasi bakau pesisir pantai barat
baik (Prahasta, 2008). berkisar antara +0,01 hingga +1. Sama
Hasil penelitian ini menunjukkan halnya dengan vegetasi bakau pada
sebaran indeks vegetasi bakau Pulau pantai utara dan selatan, vegetasi bakau
Saparua dipetakan seperti tertera pada pada wilayah ini juga didominasi dengan
Gambar 5. Pada peta distribusi tampak kerapatan sangat lebat yang
bahwa nilai indeks NDVI pesisir pantai terkonsentrasi pada daerah Sirsaoni
utara dikategorikan atas kerapatan (Gambar 5).
vegetasi sangat jarang hingga sangat
56 E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.2, No.1, Juni 2010
Waas dan Nababan
http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt21 57
Pemetaan Dan Analisis Index Vegetasi Mangrove Di Pulau Saparua, Maluku Tengah
Green, E.P., P.J. Mumbay, A.J. Edwards, dan Pulau Saparua. Skripsi.
and C.D. Clark. 2000. Remote Fakultas Perikanan dan Ilmu
Sensing Hand Book for Tropical Kelautan Universitas Pattimura.
Coastal Management.Unesco Ambon.
Publishing. Sopacua, D.C. 2002. Kajian Komunitas
Hogarth, P.J. 1999. The Biology of Bakau Di Perairan Pantai
Mangroves. Oxford University Kampung Mahu, Pulau Saparua
Press, Oxford Kabupaten Maluku Tengah.
Kalay, D.E. and H.J.D.Waas. 2005. Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Aplikasi Data Citra Satelit Ilmu Kelautan Universitas
Landsat 7/ETM+ untuk Pattimura. Ambon.
Menentukan Kerapatan Vegetasi Susilo, S.B. 2000. Penginderaan Jauh
Bakau di Pulau Nusalaut, Maluku Terapan. Institut Pertanian Bogor.
Tengah. Triton. Jurnal Bogor.
Manajemen Sumberdaya Tahalele, G.J.M. 2001. Kajian Komunitas
Perairan. 3(1):33–40. Bakau Di Perairan Pantai Desa
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Tuhaha, Pulau Saparua. Skripsi.
Djambatan Jakarta Fakultas Perikanan dan Ilmu
Pattileamonia, M.1998. Komposisi Jenis Kelautan Universitas Pattimura.
Bakau Di Desa Haria Kecamatan Ambon.
Saparua. Skripsi. Fakultas Tetelepta, B. 2007. Komposisi Jenis
Perikanan dan Ilmu Kelautan Mangrove di Desa Porto, Pulau
Universitas Pattimura. Ambon. Saparua.Yayasan Nusa Bahari,
Purwadi, F.S.H. 2001. Interpretasi Citra Ambon (Tidak Dipublikasikan).
Digital. PT.Grasindo. Jakarta. Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of
Souisa, B.R. 2002. Tinjauan Komunitas Mangroves. Cambridge Univer-
Bakau di Kawasan Pesisir sity Press, Cambridge.
Beberapa Lokasi Pulau Haruku
58 E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol.2, No.1, Juni 2010