Anda di halaman 1dari 2

Penerapan Rumah Susun Bagi Masyarakat Di Kota Pontianak

Felisianus Diogenes Agan


Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Teoritis
Masyarkat berpenghasilan rendah adalah masyarakat dengan penghasilan dibawah dua juta
lima ratus ribu rupiah per bulan. Budihardjo (1991) berpendapat bahwa menentukan golongan
masyarakat berpenghasilan rendah tidaklah mudah karena ketidak pastian pendapatannya. Dalam
hal ini pendapat yang paling mudah ditangkap dilapangan adalah masyarakat berpenghasilan
rendah berdasarkan Permenpera No. 5/PERMEN/M/2007, sedangkan difinisi lainnya adalah akibat
maupun dampak dari lemahnya tingkat perekonomian mereka.
Menurut Undang – Undang RI No.20 Tahun 2011 pengertian Rumah Susun, Rumah Susun Umum,
Rumah Susun Khusus, Rumah Susun Negara, dan Rumah susun Komersial adalah sebagai berikut:
 Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki
dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama, dan tanah Bersama.
 Rumah Susun Umum adalah Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
 Rumah Susun Khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan khusus.
 Rumah Susun Negara adalah rumah susun yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat
dan/atau pegawai negeri.
 Rumah Susun Komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan
keuntungan.
Perencanaan dan perancangan rumah dilakukan oleh setiap orang yang memiliki keahlian di
bidang perencanaan dan perancangan rumah dilakukan untuk menciptakan rumah layak huni,
mendukung upaya pemenuhan kebutuhan rumah oleh masyarakat dan pemerintah dan
meningkatkan Tata Bangunan dan Lingkungan yang terstruktur.
Kemudahan pembangunan dan perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
dengan pasal 54 UU RI No. 1 Tahun 2011 menyatakan bahwa:
 Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
 Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah
wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program
perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan.
 Kemudahan dan bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi masyarakat menengah
kebawah dapat berupa:
A. Subsisdi perolehan rumah
B. Stimulan rumah swaday
C. Insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan dibidang
perpajakan
D. Perizinan
E. Asuransi dan penjaminan
F. Penyediaan tanah
G. Sertifikasi tanah
H. Prasarana, sarana, dan utilitas Umum
 Pemberian kemudahan yang dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau pembiayaan
untuk perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
 Ketentuan kriterian untuk masyarakat berpengahasil rendah yang layak mendapatkan
perolehan rumah yanng layak.
Pengertian rumah susun menurut UU no.16/1985 Bab 1 Pasal 1 tertulis bahwa rumah susun
adalah bangunan gedung bertingkat yang terbagi dalam bagian bagian yang distrukturkan secara
fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal yang terbagi dalam satu satuan masing masing
jelas batasanya, ukuran dan luasnya satuan atau unit yang masing-masing dimanfaatkan secara
terpisah terutama untuk tempat hunian. Dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan
tanah bersama, rumah susun merupakan pengertian yuridis arti bangunan gedung bertingkat yang
senantiasa mengandung sistem kepemilikan perseorangan dan hak bersama, yang penggunaanya
bersifat hunian atau bukan hunian. Secara mandiri ataupun terpadu sebagai satu kesatuan sistem
pembangunan. (Noor, Titah, 2016).

Anda mungkin juga menyukai