KAJIAN PUSTAKA
Pada sub bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
rumah.
1. Pengertian Rumah
sebagai tempat tinggal dan berkumpul suatu keluarga. dan juga merupakan
Tantiko rumah adalah tempat untuk pulang, tempat seseorang (atau sebuah
yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
pemiliknya.
Rumah adalah salah satu jenis ruang tempat manusia beraktivitas, harus
dipandang dari seluruh sisi faktor yang mempengaruhinya dan dari sekian
26
banyak faktor tersebut, yang menjadi sentral adalah manusia. Dengan kata
lain, konsepsi tentang rumah harus mengacu pada tujuan utama manusia
2. Jenis-jenis Rumah
pemerintah daerah.
pemerintah daerah.
17
Eko Budiharjo, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan, Perkotaan, Gadjah Mada
UniversityPress, Yogyakarta, 1998, hlm.4.
27
3. Bentuk-bentuk Rumah
dan salah satu dinding bangunan induknya tidak dibangun tempat pada
batas persil. 18
satu sisi bangunan induknya menyatu dengan sisi satu bangunan lain
sendiri. 19
Pada sub bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
18
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
19
Ibid
28
perumahan, jenis-jenis perumahan, komponen perumahan hingga proses
penyelenggaraan perumahan.
1. Pengertian Perumahan
dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
kawasan permukiman;
rendah (MBR);
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi
29
e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
berkelanjutan.
a. Kesejahteraan
c. Kenasionalan;
g. Kemitraan;
i. Keterpaduan;
j. Kesehatan;
30
3. Jenis-jenis Perumahan20
a. Perumahan Sederhana
dengan 75m2.
b. Perumahan Menengah
c. Perumahan Mewah
20
Suparno Sastra et.al, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Andi Publisher ,
2007
31
Perumahan dan Permukiman, perumahan mewah adalah perumahan
yang terdiri atas kelompok rumah tidak bersusun yang dibangun di atas
4. Penyelenggara Perumahan
c. Swadaya masyarakat
Rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun yang masih dalam
undangan.
32
1) Status pemilikan tanah;
33
1) Surat ijin persetujuan prinsip rencana proyek dari Pemerintah
c. Kewajiban Penjual22
34
menjadi bagian tak terpisahkan dalam akta pengikatan jual beli
rumah tersebut.
tanah dan bengunan rumah atau jual beli rumah (tanah dan
sebesar 10/00 (dua perseribu) dari jumlah total harga Tanah dan
35
Tanah dan Bangunan rumah tersebut kepada instansi yang
berwenang.
d. Jaminan Penjual 23
yang timbul dikemudian hari baik dari segi perdata maupun pidana
23
Ibid
24
Ibid
36
diperjanjikan, danPembeli telah selesai kewajibannya untuk
37
BangunanRumah belum mencapai 10% (sepuluh prosen) maka
siapuntuk dihuni;
berkaitan denganitu;
nama Penjual;
25
Ibid
38
membawa danmemperlihatkan asli surat-surat berikut kuitansi
8,9 dan 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang
di daerah, yaitu :
a) Jaringan jalan;26
Secara umum bagian jalan yang penting terdiri atas dua, yaitu :
1. Jalan lingkungan
39
b) Jaringan saluran pembuangan air limbah;27
adalah:
1) septik tank;
a) Sarana perniagaan/perbelanjaan;
c) Sarana pendidikan;
27
Ibid
40
d) Sarana kesehatan;
e) Sarana peribadatan;
g) Sarana pemakaman;
i) Sarana parkir.
terdiri atas :
b) Jaringan listrik;
c) Jaringan telepon;
d) Jaringan gas;
e) Jaringan transportasi;
ditempatkan pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur
28
Ibid
41
22/PERMEN/M/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, Sarana Dan
a) Jalan;
b) Pembuangan Limbah;
d) Persampahan;
meliputi:
a) Prasarana :
1. Jalan;
2. Sanitasi/Pembuangan Limbah;
b) Sarana :
1. Rumah Ibadah
42
2. Ruang terbuka hijau (RTH)
c) Utilitas :
1. Jaringan Listrik;
2. Jaringan Telepon.
a) Sarana perniagaan/perbelanjaan;
b) Sarana pendidikan;
d) Sarana kesehatan;
f) Sarana parkir
g) Jaringan gas;
43
h) Jaringan transportasi;dan
i) Pemadam kebakaran;
44
Masih pada peraturan yang sama, pada ayat (2) disebutkan bahwa
dan sesuai dengan rencana tapak yang telah disetujui oleh pemerintah
9. Pengendalian Perumahan ;
mencapai :30
terjadinya eksklusivitas.
29
Berdasarkan pasal 11 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009
Tentang Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Kawasan Permukiman.
30
Tjuk Kuswartojo, dkk, Perumahan Dan Pemukiman di Indonesia, Penerbit ITB, Bandung :
2005, hlm.62
45
4) Hak dan keamanan penghuninya tetap terjamin.
1) Perizinan
31
Juniarso Ridwan, dkk, Hukum Tata Ruang : dalam konsep kebijakan otonomi daerah,
Nuansa, Bandung : 2008, hlm
46
rumah, dan rencana wujud spesifik penyediaan prasarana, sarana
Perumahan.
lantai bangunan.
32
Penelitian terdahulu dalam htpp://repository.usu.ac.id , diakses tanggal 4 Januari 2018.
47
telah diurus sebelum memasuki tahap perizinan IMB. Jika
2) Penertiban
3) Penataan
33
Eko Budiharjo, Op.Cit hlm 12
48
2. Jenis-jenis Developer
a. Developer Perseorangan
(LISIBA).
kepemilikan luas tanah sebesar 5.000 m2, dan untuk luas selebihnya
prasarana, sarana dan utilitas (PSU) berupa jalan, ruang terbuka non
49
penerangan jalan umum kepada pemerintah dengan memenuhi syarat
penyelenggara perumahan.
50
3. Kewajiban Developer34
peruntukan dan wilayah terbuka, dimana luas hunian total adalah sebesar
60% dan luas wilayah terbuka yang ditujukan untuk jalan dan ruang
34
R. Serfianto Dibyo Purnomo dkk.Kitab Hukum Bisnis Properti. Pustaka Yustisia.
Yogyakarta. 2011. hal. 12
51
D. Tinjauan tentang Sarana Perumahan Lahan Pemakaman
Pada sub bab ini akan dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
1. Pengertian Pemakaman
a. Dasar Hukum
52
“Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup rumah
umum.
Hukum
35
Ketentuan Pembangunan Sarana dalam Lisiba yang Bediri Sendiri, dalamPasal 67 huruf
ePeraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 32/PERMEN/M/2006
Tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri
Sendiri.
53
Sendiri harus memenuhi standar perencanaan yang mengacu pada
rumah.
36
Asumsi dasar lingkungan perumahan, dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
54
perumahan yang berbadan hukum harus menyediakan lokasi
3) Dalam hal ini untuk penyediaan sarana pemakaman umum pada unit
55
b. Penunjukan dan Penetapan Lokasi Pemakaman
yang sangat penting dan berkaitan dengan beberapa faktor di atas adalah
56
mengatur masalah penyediaan dan pengelolaan lahan pemakaman di
perkotaan. 37
Daerah.
Malang
diberlakukan sejak tahun 2001 hingga saat ini tahun 201838. Pada tahun
bentuk Peraturan Daerah Kabupaten Malang, sehingga pada saat itu dasar
37
Mulyana, Asep Rahmat., Kriteria Penyediaan Lahan Pemakaman Umum Di Daerah
Perkotaan Berdasarkan Ukuran Kota, Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi ITB, 1994 :
Bandung.
38
Wawancara penulis dengan Ibu Indah Sulistyowati, ST.,MT , Staf Site Pada Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cita Karya Kabupaten Malang,.
57
dimana lahan pemakaman termasuk salah satu diantara sarana dalam
sebagai berikut :
terdiri atas 5 orang penghuni39 maka luasan lahan makam yang harus
1.000m2. atau 1 Ha. Tentu luasan ini tergolong besar bagi sebagian
39
Asumsi dasar lingkungan perumahan, Op.Cit
58
yang kemudian dijadikan kebiasaan yakni penyediaan lahan untuk
bulan Agustus 2015 hingga saat ini tahun 2018 didasarkan pasal 11 ayat (1)
dan ayat (2) Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2015 tentang Penyerahan
Pasal 11
(1) Penyediaan sarana pemakaman untuk perumahan dan kawasan
permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)40 huruf
b angka 7, dilakukan dengan cara menyediakan lahan sebesar 2 %
(dua persen) dari luas lahan Perumahan dan Kawasan Permukiman
keseluruhan pada lokasi yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah
yang peruntukkannya sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR).
(2) Luas lahan sebesar 2% (dua persen) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan bagian dari presentase luasan Prasarana, Sarana
dan Utilitas yang harus disediakan Pengembang.
40
Yang dimaksud adalah sarana perumahan berupa lahan pemakaman.
59
lahan pemakaman tersebut diatas berlaku untuk seluruh developer
penerbitan Site Plan ini telah diberlakukan sejak tahun 2001, 43namun pada
tersebut menjadi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah, yaitu pada
Kawasan Permukiman.
(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
60
Tegasnya lagi, adanya ketentuan sanksi pidana ini tidak menghapus
tersebut.
Apabila suatu perumahan tidak memiliki izin Site Plan maka adalah
a. tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti
61
Pemilik bangunan gedung yang tidak memiliki IMBdapat dikenakan
3. Sanksi berupa denda paling banyak 10% dari nilai bangunan yang
Hingga saat ini masih terdapat 1 (satu) RDTR yang telah diwujudkan
45
Pasal 115 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
46
Pasal 115 ayat [2] Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
47
Pasal 45 ayat [2] Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
62
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Bagian
Bapak Satria, dalam peraturan daerah tersebut belum mengatur secara rinci
pemakaman.
ditujukan kepada ditujukan pada lahan yang berada di dekat atau tepat
pada pemakaman yang telah ada jika luasnya sangat besar, sehingga belum
peruntukkan lahannya berada pada zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
umum.
ditujukan pada lahan yang berada di dekat atau tepat pada pemakaman
yang telah ada jika luasnya sangat besar, dan untuk pengembangan lahan
48
Hasil wawancara penulis dengan Bapak Satria Wibawa S.Sos, yang pada saat itu
menjabat sebagai Kepala Seksi Rumah Umum, Khusus dan Komersial pada Dinas Perumahan,
Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Malang,
63
pemakaman di wilayah baru ditunjukkan dengan melakukan tinjau lokasi
Tempat Pemakaman.
Sumber : http://aspirasi.malangkab.go.id/
64
5. Penyerahan Lahan Pemakaman Oleh Developer Perumahan Kepada
pemerintah daerah, sebagaimana diatur dalam pasal 13 ayat (1) huruf b dan
ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 5 tahun 2015 tentang
Permukimanyang berbunyi :
Pasal 13
(1) Objek penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas berupa :
b. Tanah siap pakai bagi sarana pemakaman yang lokasinya
ditentukan dalam Rencana Tata Ruang.
(2) Objek Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi kriteria yang meliputi :
a. dalam keadaan baik
b. sesuai dengan persyaratan umum, teknis dan administrasi yang
telah ditentukan.
c. sesuai dengan rencana tapak yang telah disahkan dan
d. diserahkan paling lambat 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan.
pada perumahan yang dibangun dibawah tahun 2015. Hal tersebut demikian
berikut :
65
Pasal 28
Prasarana, Sarana dan Utilitas yang telah ada sebelum berlakunya
Peraturan Daerah ini dan belum diserahkan kepada Pemerintah Daerah,
harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Daerah ini mulai berlaku.
peruntukan sarana.
suatu kelompok dapat mencapai tujuannya. Hukum dapat dikatakan efektif jika
terdapat dampak hukum yang positif, pada saat itu hukum mencapai
filosofis, yuridis, dan sosiologis. Bagi studi hukum dalam masyarakat maka
49
Soerjono Soekanto, Efektivitas Hukum dan Penerapan Sanksi, (Bandung : CV. Ramadja
Karya, 1988), hal 80
66
yang penting adalah hal berlakunya hukum secara sosiologis, yang intinya
yaitu suatu perbandingan antara realistas hukum dan ideal hukum, secara
khusus terlihat jenjang antara hukum dalam tindakan (law in action) dengan
hukum dalam teori (law in theory), atau dengan perkataan lain, kegiatan ini
50
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000
67