Perumnas Mojosongo
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Perumahan
2.1.1 Pengertian
Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Sedangkan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Lalu menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina, (Perencanaan dan
Pengembangan Perumahan, 2006:29) perumahan diartikan sebagai kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, seperti misalnya penyediaan air
minum, tempat pembuangan sampah, tersediannya jaringan listrik, telepon, jalan, dll,
yang memungkinkan lingkungan perumahan berfungsi sebagaimana mestinya.
Pembangunan perumahan dan permukiman merupakan hal yang sangat diprioritaskan
oleh pemerintah, sebab dengan pembangunan ini diharapkan kebutuhan akan rumah
yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dan pada akhirnya dapat
meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan rakyat.
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
yang akan terus ada dan berkembang sesuai dengan tahapan atau siklus kehidupan
manusia. Rumah selain sebagai pelindung terhadap gangguan alam maupun cuaca
serta makhluk lainnya, juga memiliki fungsi sosial sebagai pusat pendidikan
keluarga, persemaian budaya, nilai kehidupan, penyiapan generasi muda, dan sebagai
manifestasi jati diri. Dalam kerangka hubungan ekologis antara manusia dan
lingkungan pemukimannya, maka terlihat bahwa kualitas sumber daya manusia di
masa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh kualitas perumahan dan pemukiman
dimana manusia menempatinya. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu
faktor strategis dalam upaya membangun manusia seutuhnya, yang memiliki kesadaran
untuk selalu menjalin hubungan antara sesama manusia, lingkungan tempat tinggal,
berperan sebagai pendukung terselenggaranya pendidikan keluarga, dan senantiasa
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4
diikuti
dan
disertai
secara
seimbang
dengan
perbaikan
mutu
perumahan
di
sektor
formal
merupakan
kegiatan
pembelian rumah yang tidak mewah dengan harga tcrtinggi Rp 45 juta untuk DKI
Jakarta dan Rp 30 juta untuk di luar wilayah DKI Jakarta.Peran PT. Papan
Sejahtera:
Menghimpun serta mengerahkan dana masyarakat untuk mendukung
Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Mengeluarkan surat hutang jangka menengah dan panjang, dalam bentuk
obligasi perumahan
Menerima tabungan khusus dari calon pembeli rumah
e. Koperasi
Pengadaan perumahan melalui usaha bersama yang tidak mencari keuntungan.
Peran koperasi antara lain:
Sebagai pelaksana proyek perumahan
Koordinator bagi anggota untuk membeli rumah
Sebagai debitur BTN
Sebagai penjamin / avalist
2.2.2 Komponen Pembiayaan Perumahan
Dalam pembiayaan perumahan formal terdapat komponen-komponen, berupa:
a. Biaya pembebasan lahan
Pembebasan lahan adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum yang semula
terdapat di pemegang hak/pennguasa atas suatu tanah dengan mekanisme transaksi
jual beli. Dalam kegiatan pembebasan lahan terdapat biaya-biaya yang harus
dikeluarkan selain harga tanah atau lahan itu sendiri. Biaya-biaya tersebut antara
lain :
1) Biaya pengecekan sertifikat tanah
Pengecekan sertifikat tanah dilakukan di Kantor Pertanahan Badan Pertanahan
Nasional (BPN) setempat. Pengecekan sertifikat tidak lain adalah memperoleh
informasi untuk memastikan sertifikat tanah yang ada adalah sertifikat asli
yang dikeluarkan oleh BPN dan terdaftar dengan baik. Biaya perolehan untuk
setiap informasi per lembar adalah Rp. 25.000,-.
2) BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)
BPHTB adalah bea yang harus dibayarkan akibat diperolehnya suatu hak atas
tanah oleh seseorang. Secara umum Besar biaya yang harus dibayarkan adalah
5% dari besarnya harga jual tanah kena pajak (Nilai Perolehan Obyek Pajak
Kena Pajak). Besarnya Nilai Perolehan Obyek Pajak Kena Pajak adalah harga
jual tanah dikurangi dengan Nilai Perolehan tidak kena pajak. Nilai tidak kena
untuk
pengadaan
bagian
proyek
yang
tidak
akan
menjadi
10
a. KPR
Pembiayaan perumahan formal yang dilakukan oleh Kemenpera yaitu
penyediaan KPR. Kemenpera membagi deputy-nya menjadi 4 deputy, yang
pertama deputy pembiayaan, deputy pembiayaan menangani bantuan pemerintah
untuk KPR pro rakyat yang berbasis pada subsidi bunga cicilan selama masa tenor
maksimal 20 tahun. Dengan bantuan pemerintah maka bunga cicilan setiap
bulannya menjadi 7.25% fixed selama 20 tahun. Tingkat bunga tersebut membantu
masyrakat berpenghasilan rendah atau MBR. Produk ini mengalami banyak
penyesuaian
hingga
diterima
oleh
pihak
bank,
pengembang
dan
juga
SMF yaitu Cagamas Berhad (Malaysia), Korea Mortgage Corporation (Korea) dan
Hong Kong Mortgage Corporation (Hongkong. Dimana ketiga perusahaan tersebut
telah berhasil memberikan kontribusi dalam peningkatan daya beli perumahan
dengan menciptakan pasar sekunder pembiayaan perumahan yang dapat
memperpanjang jangka waktu kredit serta ketersediaan dana kredit.
SMF adalah sekuritisasi yang dilakukan atas kredit perumahan rakyat (KPR),
diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 132/KMK/014/1998 tentang
Perusahaan
Fasilitas
Pembiayaan
Sekunder
Perumahan
yang
kemudian
d. Taperum PNS
yang
sekaligus
mampu
menanggulangi ketidaksesuaian
peningkatan kualitas;
Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun milik;
Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk
bencana;
Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah
MBR.
6) Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi
Masyarakat Berpenghasilan Menengah (MBM) melalui:
Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitas likuiditas;
Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional
Peningkatan
pemanfaatan
sumber-sumber
pembiayaan
untuk
22) Membangun prasarana, sarana, dan utilitas umum di kawasan perumahan dan
permukiman
23) bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perbaikan prasarana, sarana,
dan utilitas umum di perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan
kawasan permukiman.
24) menetapkan kebijakan, strategi, serta pola-pola penanganan yang manusiawi,
berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis dalam rangka Dalam upaya peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
25) Mendorong pemberdayaan lembaga keuangan bukan bank dalam pengerahan
dan pemupukan dana tabungan perumahan dan dana lainnya khusus untuk
perumahan bagi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
b. Pemerintah Daerah, berperan :
1) Menyusun
dan
melaksanakan
kebijakan
dan
strategi
pada
tingkat
dan
koordinasi
terhadap
perumahan
pada tingkat
kabupaten/kota;
9) Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;
dan/atau
Kemudahan prosedur perizinan.
10
11
Pihak
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Keterkaitan
Penyediaan permukiman untuk rakyat
Pembinaan meliputi perencanaan, pengaturan,
pengendalian, pengawasan
Pemberi bantuan khususnya MBR
Pembuat regulasi dan kebijakan
Penyediaan RLH
Pengembangan sistem pembiayaan MBM
Hampir sama seperti pemerintah pusat, namun dalam
skala yang lebih kecil dan lebih detail
Pemberian subsidi, stimulan, insentif, asuransi,
perizinan, penyediaan lahan, pengadaan PSU, dan
Lembaga Keuangan
sertifikasi tanah
Penyedia dan pengelolan kredit dan pinjaman
Jenis kredit yang dikelola adalah kredit konstruksi,
kredit real estate, dan kredit kepemilikan
Perusahaan Swasta
5
6
Lembaga Asing
Pengembang
rumah/apartemen
Melalui CSR berperan dalam perumahan
Pengadaan PSU dan perumahan pegawai
Pemberi pinjaman dan hibah
Developer bertindak dalam mengurus perizinan
12
No
Pihak
Keterkaitan
Developer melakukan kerjasama dengan beberapa
pihak seperti kontraktor, bank dan jasa pemasaran
Developer juga bisa sebagai penyedia dana tunggal
ataupun yang melakukan usaha pencarian dana
Developer sebagai perencana dan pelaksana
Masayarakat
pembangunan
Berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan
perumahan dan permukiman secara swadaya
Merupakan konsumen dan pengguna kredit
13
14
Pengajuan Izin
Setelah lokasi yang dipilih sudah sesuai dengan peruntukan lahan yang ada, langkah
selanjutnya adalah gambar siteplan dibawa ke Pemerintah Daerah dan Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) untuk dilegalisasikan yaitu untuk membebaskan tanah,
membangun, mengelola dan mengalihkan kepada pihak lain (untuk pengembangan
yang memerlukan izin lokasi). Tanah yang tidak membutuhkan izin lokasi dapat
langsung dibeli.
Pembuatan Serifikat
Sertifikat kepemilikan tanah sangat dibutuhkan untuk kekuatan hukum bagi setiap
orang yang memiliki tanah. Namun pada saat pembangunan awal Perumnas,
sertifikat belum dipisah-pisahkan per satuan kapling tanah yaitu masih satu sertifikat
induk (sertifikat tanah untuk keseluruhan siteplan). Baru setelah pembangunan
Perumnas selesai, sertifikat induk tersebut kemudian dipecah dan dijadikan sertifikat
per satuan kapling tanah. Sertifikat tanah tersebut diperoleh dari Badan Pertanahan
Nasional (BPN).
Permohonan IMB
Setelah sertifikat tanah sudah didapatkan, langkah selanjutnya adalah pengajuan
permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan dilengkapi siteplan. IMB
sama seperti sertifikat tanah yaitu diberikan kepada setiap rumah yang sudah dilunasi
oleh konsumen/pembeli. IMB didapatkan dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BPPT) daerah setempat.
Pendaftaran PBB, Listrik dan Air
Setelah IMB didapatkan, langkah selanjutnya adalah pihak Perum Perumnas
mendaftarkan ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) untuk mendapatkan kartu PBB setiap rumah. Selain itu, setiap rumah
juga didaftarkan ke PLN untuk sambungan jaringan listriknya dan PDAM untuk
sambungan jaringan air bersihnya.
Pemasaran Perumnas
Setelah semua sertifikat tanah dan IMB sudah diterbitkan, maka pemasaran secara
resmi sudah dapat dilakukan dengan menarik tanda jadi dan uang muka. Karena
berupa KPR, pihak perum perumnas menyerahkan sertifikat tanah dan IMB ke Bank
BTN (Bank Tabungan Negara) untuk dijadikan agunan sementara. Dengan demikian
terjadi pengalihan tugas dari perum perumnas ke Bank BTN. Konsumen atau
15
Mengetahui
komponen
pembiayaan
perumnas
Mojosongo
Mengetahui
proses dan
mekanisme
pembiayaan
Perumnas
Mojosongo
Mengetahui
peran pihakpihak terkait
dalam
pembiayaan
perumnas
Foto
Tabel
Deskripsi
Bentuk Data
Peta
Kebutuhan Data
Primer
Manfaat/Tujuan
Sekunder
Jenis Data
Sumber
Instansi
Metode
Pengumpulan
Data
Biaya
pembebasan
lahan
Pematangan
lahan
Perizinan
Penyediaan
sarana dan
prasarana
Biaya konstruksi
bangunan
Mekanisme
pembiayaan di
perumnas :
Kredit
Pemilikan
Rumah,
Fasilitas
Likuiditas
Pembiayaan
Perumahan,
Secondary
Mortgage
Finance,
Taperum PNS
Kantor Wawancara
Pemasa Studi
ran
Literatur
Perumn
as
DTRK
BPTPM
Kantor Wawancara
Pemasa Studi
ran
Literatur
Perumn
as
DTRK
Pemerintah
pusat
Pemerintah
daerah
Lembaga
keuangan bank
Kantor Wawancara
Pemasa Studi
ran
Literatur
Perumn
as
DTRK
16
Mojosongo
Foto
Tabel
Deskripsi
Bentuk Data
Peta
Kebutuhan Data
Primer
Manfaat/Tujuan
Sekunder
Jenis Data
17
Sumber
Instansi
Metode
Pengumpulan
Data
INSTRUMEN SURVEY
FORM WAWANCARA KANTOR PERUMNAS RAYON V
1. Dalam proses pengadaan lahan, berapa biaya yang diperlukan sebagai biaya
pembebasan lahan dan bagaimana proses pematangan lahan yang dilakukan?
2. Setelah proses pengadaan lahan dan proses perizinan selesai, bagaiaman proses
pembangunan rumah (konstruksi) dan berapa biaya konstruksi yang dikeluarkan
dalam Perumnas Mojosongo ini?
3. Terkait penyediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman, bagaimana
proses penyediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman di Perumnas
Mojosongo?
4. Bagaimana mekanisme pembiayaan di Perumnas Mojosongo ? Apabila melalui
KPR, FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan), SMF, dan Taperum PNS
bagaimana mekanisme pembiayaannya?
5. Bagaimana mekanisme kerjasama pembiayaan perumahan di Perumnas Mojosongo
dengan pihak terkait? Pihak/instansi mana apa saja yang terkait dengan
pembiayaan perumahan di Perumnas Mojosongo ini?
6. Bagaimana peran pihak-pihak yang terkait dalam pembiayaan perumnas
Mojosongo seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan baik
bank maupun non bank, developer, serta peran manyarakat yang berada di
Perumnas Mojosongo?
FORM WAWANCARA DINAS TATA RUANG KOTA SURAKARTA
1. Bagaimana proses pengadaan lahan untuk membangun Perumnas Mojosongo dan
bagaimana sistem perizinannya sampai dengan pembangunan dilaksanakan?
2. Bagaimana mekanisme kerjasama pembiayaan perumahan di Perumnas Mojosongo
dengan pihak terkait? Pihak/instansi mana apa saja yang terkait dengan
pembiayaan perumahan di Perumnas Mojosongo ini?
3. Bagaimana peran pihak-pihak yang terkait dalam pembiayaan perumnas
Mojosongo seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan baik
bank maupun non bank, developer, serta peran manyarakat yang berada di
Perumnas Mojosongo?
FORM WAWANCARA BPTPM
1. Bagaimana sistem perizinan dalam melakukan pembangunan Perumnas
Mojosongo, mulai dari pengadaan lahan sampai dengan proses konstruksi
perumahan ?
2. Terkait penyediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman, bagaimana
proses penyediaan sarana dan prasarana penunjang permukiman di Perumnas
Mojosongo?
18