Definisi MBR
Dasar hukum UU no.1 tahun 2011: MBR adalah masyarakat yang mempunyai:
1. Keterbatasan daya beli 2. Perlu mendapat dukungan pemerintah 3. Berhak memperoleh rumah (tunggal, deret, susun)
(3)
UU Nomor 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (4) pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau pembiayaan untuk perolehan rumah bagi MBR. (5) ketentuan mengenai kriteria MBR dan persyaratan kemudahan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
Penanganan/Intervensi Negara/Pemerintah
Kelompok Masyarakat
Kekuatan Pasar (Market Force) Dimana Pemerintah/Negara hanya menciptakan regulasi iklim yang kondusif & kepastian hukum (Rumah sebagai Investasi)
Intervensi/keberpihakan Berpengkasilan negara/Pemerintah Menengah terhadap Masyarakat Kebawah antara lain: (MBMB) (MBMB ) - Kemudahan - Bantuan/insentif Masyarakat - Stimulan Masyarakat - Subsidi/FLPP Berpengkasilan - dll mbr Rendah (Rumah sebagai Mmbr (MBR) Basic Need)
Masyarakat
Berpendapatan tetap diatas MBR, mempunyai Slip Gaji dan Bankable Kelompok Berpendapatan tetap dan mempunyai Slip Gaji (PNS, TNI/Polri & Pekerja Lainnya /peserta Jamsostek) Berpendapatan tetap dan tidak mempunyai Slip Gaji (Pekerja Lainnya) Hampir Miskin Kelompok Masyarakat Menengah Kebawah
Miskin
Sangat miskin
Pasal 126
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan kemudahan dan/atau bantuan pembiayaan untuk pembangunan dan perolehan rumah umum dan rumah swadaya bagi MBR. (2) Dalam hal pemanfaatan sumber biaya yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan rumah umum atau rumah swadaya, MBR selaku pemanfaat atau pengguna yang mendapatkan kemudahan dan/atau bantuan pembiayaan wajib mengembalikan pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Kemudahan dan/atau bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. skema pembiayaan; b. penjaminan atau asuransi; dan/atau c. dana murah jangka panjang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan dan/atau bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
1
2 3
I
II III
Berdasarkan Permenpera No. 5/Permen/M/2007, Kemenpera melihat kriteria MBR berdasarkan penghasilan masyarakat berdasar kelompok sasaran I sampai III. Penghasilan yang dimaksud adalah penghasilan yang didasarkan atas gaji pokok ataupun pendapatan pokok perbulan. Sedangkan, berdasarkan Permenpera No. 27 tahun 2012 dan Permenpera No. 28 Tahun 2012 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan MBR adalah masyarakat yang memiliki penghasilan s/d Rp. 3.500.000,-dan s/d Rp. 5.500.000,-.
Keluarga Sejahtera II
Keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, dapat pula memenuhi indikator 6 sampai 14 yakni kebutuhan psikologis (psychological needs) dari keluarga
Kementerian Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial, secara memadai dan wajar (Permensos 8/2012) 1. Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Masyarakat KAT seringpula disebut sebagai masyarakat tradisional atau indegenous people, yang merupakan bagian dari masyarakat hukum adat. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 111 tahun 1999 pasal 1 ayat (2), KAT yang menjadi sasaran program Kementerian Sosial memiliki kriteria sebagai berikut; berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen, pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan, pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau, pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsisten, peralatan teknologinya sederhana, ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi serta terbatasnya akses pelayanan sosial, ekonomi dan politik. 3. Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) Keluarga Berumah Tak Layak Huni adalah keluarga yang kondisi perumahan lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial.
Berikut adalah beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapat bantuan RS-RTLH: a. Kriteria Kepala Keluarga Penerima Bantuan RS-RTLH b. Memiliki KTP/identitas diri yang berlaku c. Kepala keluarga/anggota keluarga tidak mempunyai sumber mata pencaharian atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. d. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk penduduk miskin seperti zakat dan raskin. e. Tidak memiliki aset lain, yang apabila dijual tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup anggota keluarga selama 3 bulan kecuali tanah dan rumah yang ditempati. f. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan sertifikat atau girik atau ada surat keterangan kepemilikan dari kelurahan/desa atas status lahan. g. Rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah tidak layak huni yang tidak memenuhi syarat kesehatan, keamanan, dan sosial dengan kondisi sebagai berikut : h. Tidak permanen dan/atau rusak i. Dinding dan atap dibuat dari bahan yang mudah rusak/lapuk, seperti : papan, ilalang, bambu yang dianyam/gedeg j. Dinding dan atap sudah rusak sehingga membahayakan, mengganggu keselamatan penghuninya k. Lantai tanah/semen dalam kondisi rusak l. Diutamakan rumah tidak memiliki fasilitas kamar mandi, cuci, dan kakus.k tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial.
2. Program Penyiapan Permukiman dan Penempatan Transmigrasi, dengan melakukan kegiatan Pembangunan Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga (RTJK) di Permukiman Transmigran Baru (PTB)
Terima kasih
BAGIAN EMPAT
Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKraR)
dengan garis kemiskinan (GK) Rasio PAD terhadap APBD % rumah tangga yang menerima kredit dari bank Proporsi pengeluaran rumah tangga untuk biaya pendidikan terhadap total pengeluaran Proporsi pengeluaran rumah tangga untuk biaya kesehatan terhadap total pengeluaran
penerangan utama
2. % penduduk yang pernah berobat jalan dalam 6 bulan terakhir 3. % rumah tangga yang melakukan rekreasi (berlibur,
olahraga/kesenian)
4. Rata-rata lama sekolah penduduk (tahun) 5. % rumah tangga yang menerima jaminan sosial (Jamkesmas, Kartu
6. % penduduk yang diperkirakan tidak mencapai umur 40 Tahun 7. % rumah tangga yang menggunakan air bersih sebagai sumber air
minum
DIMENSI DEMOKRASI DAN GOVERNANCE [Menjamin Kedaulatan warga dan terpenuhinya layanan dasar]
LAMPIRAN
Tinjauan Kelompok Sasaran Pembangunan Perumahan dan Permukiman dalam rangka Bantuan Pembiayaan Perumahan
Hotel Amos Cozy, 18 Maret 2014
30.02
29.13
28.60
17.42
16.66
17.75
15.97
16.58
15.42
14.15
13.33
2011 12.49
Mar-12 11.96
Sep-12 11.66
Sep-13 11.47
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
28.55
Dalam konteks year-on-year (baik Maret ke Maret, maupun September ke September) terjadi penurunan jumlah penduduk miskin maupun angka kemiskinan
Sumber : SUAHASIL NAZARA, 2014
27
Formula
Pasal 1 point 23
Rp. X
Y=X+b
Rp. Y Life style
Rp. b Intervensi
Pemerintah
Program
(KHL)
Kebutuhan Hidup Layak
MBR MBRB
Daya Beli
Harga Jual
keseimbangan
Harga Sewa
?
BPS
Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi, maupun politik. Kriteria : a. berbentuk komunitas relatif kecil, tertutup dan homogen; b. pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan; c. pada umumnya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau; d. pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi subsistem; e. peralatan dan teknologinya sederhana; f. ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi; dan g. terbatasnya akses pelayanan sosial ekonomi dan politik. Berdasarkan data yang tercatat di Departemen Sosial menyebutkan, bahwa sampai tahun 2006, Komunitas Adat Terpencil tersebar di 2.628 lokasi, 2.038 desa, 825 kecamatan, 236 Kabupaten di 30 Provinsi di luar DKI Jakarta, Yogyakarta dan Lampung dengan jumlah penduduk mencapai 223.489 KK, tinggal dan hidup bersama di wilayah perbatasan antar negara, pulau terluar dan terpencil, pedalaman, rawa, pegunungan, pantai dan dataran.