Pasal 1 angka 10: Rumah Umum adalah rumah diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Pasal 1 angka 24: Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. Pasal 54 ayat (1): Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
Pasal 54 ayat (2): Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud ayat (1), Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan.
Pasal 54 ayat (3): Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:
a.
b. c.
d. e. f. g. h.
subsidi perolehan rumah; stimulan rumah swadaya; insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan; perizinan; asuransi dan penjaminan; penyediaan tanah; Sertifikasi tanah; dan/atau Prasarana, sarana, dan utilitas umum.
Pasal 54 ayat (4): Pemberian kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dituangkan dalam akta perjanjian kredit atau pembiayaan untuk perolehan rumah bagi MBR.
Rumah Umum
Pasokan (supply)
MBR
MBR dan MBM mampu membeli rumah dengan harga 3 s/d 3,5 kali penghasilan dalam satu tahun (Marja C. Hoek-Smit, Housing Market Indonesia, 2001) Kategori MBR adalah nilai median (P50 ) dari penghasilan masyarakat di perkotaan (Marja C. Hoek-Smit, Housing Market Indonesia, 2001)
Repayment affordability: bahwa keterjangkauan dipengaruhi oleh kemampuan sebuah keluarga untuk memikul beban pembayaran angsuran perumahan, IK-Penghasilan Minimum/IK-PM)
Deficit affordability: bahwa tingkat keterjangkauan kepemilikan rumah tergantung pada besar kecilnya nilai defisit anggaran keluarga. (IKDefisit anggaran/ IK-DA)
Housing+transportation affordability: keterjangkauan kepemilikan rumah ditunjukan oleh rasio antara jumlah pengeluaran kepemilikan rumah dan pengeluaran transportasi sebuah keluarga terhadap tingkat penghasilan keluarga (IK- Perumahan+Transport/IK-RT)
IK-MG = HJMedian/PKMedian
Nilai IK-MG Lebih dari 5 4,1 5,0 3,1 4,0 Kurang dari atau sama dengan 3 Keterjangkauan Sangat tak terjangkau Tak terjangkau Kurang terjangkau Terjangkau
2.
3. 4.
makin kecil nilainya makin terjangkau makin rendah nilainya makin terjangkau
IK-RT
Kabupaten
Tidak Digunakan
Tidak Digunakan
Tidak Digunakan
Digunakan hanya untuk perumahan formal landed house Digunakan hanya untuk perumahan formal landed house dan Rusun Digunakan hanya untuk perumahan formal landed house dan Rusun
Tidak digunakan
Kota Metropolitan
Kawasan Metropolitan
Kuala Lumpur 6.991 1.222 42.770 6.1 Tokyo 45.425 8.000 280.000 6.2 Taipei 13.036 2.330 81.550 6.3 Singapore 28.578 6.000 210.000 7.3 Hong Kong 27.670 6.427 224.945 8.1 Bangkok 6.317 1.667 58.345 9.2 Seoul 10.305 3.300 115.500 11.2 Manila 2.217 1.300 45.500 20.5 Jakarta 1.861 1.250 43.750 23.5 Shanghai 2.474 2.200 77.000 31.1 * The figures presenyted here are only indicative is not menat to be authoritative
1 2 3
Data for 2005 from Gill and Kharas (2006) Data for 2005 from Global Propertu Guide, www.globalprpertyguide.com
Assumin a 35 sq m condomminium unit in city center sumber: Prince Christian R. Cruz "International Real Estate Review 2008"
Pendapatan (x 1,000)
2000
(
Median Income Rp. 948.000
1500
( ( ) )
1000
500
(
20th
( )
30th
( )
40th
( )
50th
( )
60th
0 10th
70th
80th
90th
100th
Persentil
RT Perkotaan
RT Perdesaan
70% RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN Rp 1.500.000 per BULAN 52% RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN Rp 350.000 per BULAN Rp 1.500.000 per BULAN
Sumber BPS
SISI PASOKAN
PERIJINAN, SERTFIKASI & IMB PSU
KETERANGAN PENGEMBANGAN USAHA/ EKONO MI RAKYAT PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN RUMAH SOSIAL
INSENTIF FISKAL
SEWA BELI
SEWA BELI
INSENTIF FISKAL
PROGRAM YANG DITULIS DENGAN HURUF MIRING BERARTI SAMA SEKALI BELUM BERJALAN
12
TERIMAKASIH