Tantangan Abad 21 Berada di Perkotaan Jumlah penduduk perkotaan telah melebihi separuh penduduk dunia, sehingga daerah perkotaan menjadi titik fokus dari dampak urbanisasi yang cepat, globalisasi, dan perubahan iklim. Jumlah Penduduk Dunia Meningkat Tajam
Penduduk dunia di perkotaan akan mencapai 60 persen (2030) dan 70% (2050). Jumlah kota dengan penduduk di atas 1 juta orang telah mencapai 450, lebih dari 20 merupakan megacity, yang berpenduduk lebih dari 10 juta. Sekitar 1 miliar penduduk dunia bertempat tinggal pada rumah yang tidak layak dan permukiman liar. Pada tahun 2020, diperkirakan 889 juta penduduk perkotaan dunia akan bertempat tinggal di daerah kumuh dan permukiman liar yang ditandai ketiadaan rencana kota. Pertumbuhan penduduk perkotaan dan perubahan pola konsumsi mengancam sumber daya yang memang sudah terbatas. Terdapat bukti nyata berbagai resiko yang dihadapi penduduk perkotaan dan kawasan perkotaan yang berdampak pada ketersediaan air, infrastruktur, transportasi, pasokan energi, produksi industri, dan perekonomian. Pengelompokan penduduk di perkotaan mengakibatkan perkotaan mengonsumsi sebagian terbesar pasokan energi yang dapat mencapai sekitar 70 persen dari keseluruhan emisi di bumi ini. Urbanisasi dan kepadatan perkotaan membuka peluang. Sebuah kota yang dirancang baik akan membuka peluang berusaha. Penduduk miskin dan mereka yang kurang beruntung yang hidup di perkotaan akan lebih berpeluang keluar dari kemiskinan dibanding mereka yang miskin di perdesaaan. Di Dunia, penduduk usia muda mencapai sekitar 18 persen dari total populasi, dan sekitar 85 persen dari jumlah tersebut tinggal di negara berkembang. Pertambahan penduduk usia muda di dunia terjadi di perkotaan. Di banyak kota dunia, lebih dari 50 persen penduduk berusia dibawah 24 tahun.
Menghindarkan Kekumuhan
Mengurangi Emisi
Kota adalah mesin pencipta kesejahteraan dan inovasi, yang dimungkinkan oleh keberadaan 40 kota terbesar yang menyumbang 66 persen kegiatan ekonomi dunia dan 85 persen temuan teknologi.
Kota adalah tempat kehidupan berlangsung, komunitas kami dan tempat kami saling berhubungan. Jika kita bekerja bersama, kita akan mencapai kota yang lebih baik bagi semua. Inilah waktunya memulai perubahan. Sekarang lah saatnya bagi para Pengubah Kota (City Changers). (OM, bersumber dari situs UN Habitat).
70