Anda di halaman 1dari 13

PAPER KARTOGRAFI DIGITAL

“PEMBANGUNAN PETA TIGA DIMENSI KEBUN KARET MILIK UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI BENIH
DAN KEBUN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE”

Disusun Oleh:

1. David Rahman (03311940000085)

2. Farah Ghasani Putri (03311940000103)

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


I. PENDAHULUAN

Sejak perkembangan teknologi di bidang survei dan pemetaan semakin berkembang,


kebutuhan akan data survei pemetaan semakin tinggi dan menuntut tersedianya informasi
geospasial yang lebih teliti dan visualisasi yang hanya sebatas dua dimensi (2D) akan berkembang ke
arah tiga dimensi (3D). Perkembangan teknologi grafik komputer, menyebabkan permintaan cara
penyajian informasi mengenai perkebunan berkembang secara cepat. Perusahaan dahulu
cenderung menggunakan gambar 2D untuk memberikan informasi tentang perkebunan. Hal itu
menyebabkan seseorang memiliki gambaran yang berbeda mengenai keadaan yang sebenarnya dari
perkebunan tersebut. Sekarang, teknik visualisasi 2D sudah kurang diminati oleh masyarakat. Oleh
karena itu, pengembang Teknologi informasi berusaha untuk menggunakan teknik visualisasi 3D
untuk menggambarkan perkebunan.

Pengembangan peta interaktif tiga dimensi dapat dilakukan dengan mengunakan Unreal
Development Kit (UDK). UDK engine merupakan sebuah game engine yang sedang berkembang dan
banyak digunakan dalam pembuatan peta 3D maupun game. Aplikasi ini memiliki kemampuan untuk
membuat lingkungan virtual yang sesuai dengan dunia nyata.

Dengan menggunakan Unreal Engine diharapkan aplikasi ini akan berguna bagi pengguna
untuk menunjukkan Balai Benih dan Kebun Produksi yang interaktif dan akurat. Sehingga pengguna
bisa mengetahui Perkebunan dengan tepat tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Selain itu,
pengguna akan mendapatkan pengalaman yang berbeda karena melakukan kunjungan melalui dunia
virtual.
II. DASAR TEORI

1. Perkembangan Peta 2D dan 3D


Awalnya teknologi pencitraan digital dilakukan secara 2D, dengan teknologi tersebut orang-
orang mulai membuat pemetaan secara digital untuk menggambarkan suatu area atau lingkungan
dan menyampaikan informasi pada penggambaran tersebut kepada pengguna menjadi lebih mudah.
Penyampaian informasi dalam bentuk digitalisasi tersebut dapat memberikan kemudahan,
kecepatan dan efisiensi dalam penyaluran informasi yang ingin disampaikan, namun penyampaian
informasi dari pencitraan seperti pemetaan 2D dirasa masih kurang dalam ketepatan dan detail dari
informasi yang ingin disampaikan itu sendiri karena pemetaan 2D tidak menampilkan keseluruhan
dari keadaan area yang dipetakan secara terperinci. Peta dua dimensi memiliki skala yang relatif
sama pada dimensi x dan y. dari lembaran topografi hingga pelat atlas hingga peta jalan, sebagian
besar peta yang tersedia saat ini adalah dari variasi 2D.

Karena kebutuhan-kebutuhan akan informasi yang akurat dan mendetail dari sebuah
pencitraan digital maka pengembangan teknologi digitalisasi gambar secara 3D pun dilakukan,
hingga sekarang ini perkembangan teknik pencitraan digital secara 3D sudah jauh berkembang.
Sebagai perbandingan, peta 3D atau prespektif, sering disebut pemandangan atau panorama mata
burung, menggambarkan medan dengan tiga dimensi dan berisi perspektif yang mengurangi skala
area yang jauh (latar belakang). Habertling (2005) mendefinisikan peta 3D sebagai "tampilan
perspektif yang dihasilkan komputer dari model geo-data tiga dimensi dengan konten kartografi".
Literatur kartografi bahasa jerman biasanya mengacu pada peta 3D bukan sebagai peta, melainkan
sebagai representasi yang berhubungan dengan peta (Hake, 2002). Peta tiga dimensi cocok untuk
ditampilkan pada brosur cetak, monitor komputer, panel pameran luar ruangan, dan berbagai
macam permukaan media dua dimensi lainnya.

2. Perangkat Pembuatan Peta 2D dan 3D


Perangkat Lunak Pembuat Peta 2D Pembuatan peta terdapat beberapa langkah Peta 2D
dibuat sebelum membuat peta 3D. AutoCAD Map 2D. Sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk
membuat peta 2D yang dapat memuat informasi bangunan secara detail seperti blueprint.
Perangkat lunak modelling 3D adalah perangkat lunak untuk membuat objek tiga dimensi untuk
nantinya dimasukkan dalam peta tiga dimensi yang telah dibuat. Perangkat lunak modelling 3D telah
banyak tersedia dalam bentuk berbayar ataupun gratis. SketchUp Pro 2013. Sebuah perangkat lunak
keluaran autodesk yang digunakan untuk melakukan modelling tiga dimensi, animasi, hingga
rendering. SketchUp dapat melakukan export hasil modelling yang dapat diterima oleh Unity 3D
Engine seperti .ASE, .FBX dan .DAE

3. Game Engine
Game engine merupakan sebuah software yang dirancang untuk penciptaan dan
pengembangan video game. Fungsi inti yang disediakan oleh game engine biasanya mencakup
rendering engine (renderer) untuk grafis 2D atau 3D, physics engine atau collision detection (deteksi
tabrakan), sound, script, animation, artificial intelligence, networking, streaming, memory
management, threading, localization support, dan scene graph.
4. Unreal Development Kit (UDK)
UDK (Unreal Development Kit) adalah game engine yang merupakan bagian dari Unreal
Engine. UDK merupakan versi free atau bisa digunakan dengan bebas, dengan syarat hanya untuk
belajar atau permainan yang kita ciptakan tidak diperjual-belikan. Dengan semua fitur yang
diberikan sama dengan fitur berbayar pada Unreal Engine dan dengan semua peralatan yang
mendukung untuk membuat game blockbuster yang ada di pasaran.

5. Aplikasi Pendukung Unreal Engine


Dalam penggunaan aplikasi ini, penyediaan sumber daya dalam pembuatan aplikasi dilakukan
dengan menggunakan aplikasi pendukung di luar Unreal Engine, yaitu 1) Adobe Photoshop CS5,
untuk mengelolah texture, 2) Adobe Flash CS5, untuk mengelolah informasi dan menu aplikasi, 3)
Microsoft Visio, untuk desain peta 2D, 4) Adobe SoundBooth CS5, untuk mengolah suara, 5)
Autodesk 3D Studio Max, untuk membuat objek-objek dalam bentuk 3D, 6) Adobe After Effect,
untuk membuat animasi movie di awal aplikasi, 7) RAD Video Tools, untuk melakukan kompresi
video.
III. METODE PENILITIAN

1. Metodologi

Gambar 1. Metodologi pengerjaan

2. Peta 2 Dimensi
Pada tahap ini dilakukan desain peta 2D sebagai acuan dalam pembuatan peta 3D. Pembuatan
desain dilakukan dengan membuat konsep atau sketsa peta 2D secara komputerisasi seperti pada
Gambar 2. Peta 2D inilah yang akan digunakan sebagai bantuan untuk membangun peta 3D yang
akurat.
Gambar 2. Peta 2 Dimensi

3. Bangunan dari Balai Benih dan Kebun Produksi


1. Rumah Karyawan

Gambar 3. Rumah karyawan

2. Kantor
Gambar 4. Kantor BPKP
3. Ruang Pertemuan

Gambar 5. Ruang Pertemuan


4. Gudang

Gambar 6. Gudang
5. Hanggar Traktor
Gambar 7. Hanggar Traktor
6. Bangsal Kerja

Gambar 8. Bangsal Kerja


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan dengan pencarian terhadap sumber– sumber pendukung. Pada tahap ini
dilakukan pemahaman konsep, pemahaman teori serta pemahaman teknologi yang akan digunakan.
Beberapa hal yang dipelajari seperti cara mengoperasikan Unreal Engine dan memanfaatkannya
dalam membuat peta 3D. Serta cara penggunaan perangkat lunak lainnya yang mendukung
pengembangan aplikasi.

2. Pembuatan Peta 3D
Tahapan ini terdiri dari proses pembuatan Level Map yang mencakup pembuatan geometri
bangunan, pembuatan Texture dan Material, serta penggunaan Material. Level Map merupakan
peta 3D yang dibangun dengan UDK. Selain pembuatan peta 3D dilakukan juga penambahan
interaksi terhadap obyek yang ada. Tahapan pertama yang dilakukan ketika telah melakukan desain
adalah membuat geometri area dengan menggunakan brush melalui Back End Unreal Engine.
Pembuatan geometri ini melibatkan 2 jenis brush, yaitu CSG_Add dan CSG_Substract (untuk
memotong CSG_Add).

Gambar 9. Pembuatan Geometri Bangunan

Setelah melakukan pembuatan geometri bangunan, dilakukan pembuatan dan pemasangan


material.Material dibuat dengan menggunakan Unreal Material Editor di mana sumber daya dari
pembuatan material adalah berupa texture, Gambar 2D.Material memberikan corak permukaan
yang mendekati nyata untuk suatu objek.

Gambar 10. Pembuatan Material


Sumber daya yang juga dapat dibuat dalam UDK adalah FluidSurface dan terrain.Kedua
komponen ini diletakkan sebagai objek permukaan air dan halaman. Penggunaan kedua komponen
ini memberikan efisiensi besarnya kapasitas dari pembuatan objek yang sama untuk area yang luas.

Gambar 11. Pembuatan Fluid Surface dan Terrain

Selain pembuatan geometry gedung, dilakukan juga pembuatan dan peletakan


objek.Pembuatan dan peletakan objek dilakukan dalam beberapa langkah yang berurutan, yaitu
dimulai dari pembuatan object 3D, pemberian material id, eksport object 3D ke dalam format
tertentu, dan mengimport object tersebut ke dalam package ke dalam UDK. Dalam membuat suatu
object 3D, aplikasi yang digunakan adalah Autodesk 3ds Max.

Gambar 12. Contoh Pembuatan Objek

Hal penting lainnya adalah pemberian layar informasi untuk setiap objek yang dapat
berinteraksi.Layar informasi merupakan interaksi tampilan animasi flash yang memuat informasi
suatu tempat. Layar informasi akan muncul setiap aktor melewati tempat-tempat penting yang perlu
diketahui oleh pengguna.

Evaluasi dilakukan dengan cara validasi peta 3D Unreal Engine dengan memperlihatkan
perbandingan gambar pada peta 3D dengan foto pada kondisi nyata. Pada evaluasi ini akan
digambarkan secara jelas tentang hasil implementasi ruangan yang telah dimodelkan pada peta 3D
beserta gambar asli ruangan tersebut.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan perancangan peta baik dua dimensi dan tiga dimensi bisa
menyimpulkan beberapa poin yang diperoleh pada saat melakukan pengerjaan, yaitu:

1. Didalam aplikasi UDK pembuatan objek-objek tidak semua bisa dilakukan oleh karena itu
diperlukan program pendukung lain yang dapat merepresentasikan objek tiga dimensi
secara detail sesuai dengan kebutuhan dan kreatifitas dikarenakan di dalam Balai Benih dan
Kebun Poduksi banyak objek-objek yang sulit dibuat dengan menggunakan UDK.
2. Interaksi yang ada di dalam peta tiga dimensi Balai Benih dan Kebun Produksi dengan
menggunakan video yang dimana dapat ditayangkan dengan menggunakan UDK(dengan
format file .bik). Selain itu tiap interkasi ditambahkan dengan flash sebagai keterangan dari
video tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Sandi. 2019. Pembuatan Model Tiga Dimensi (3D) Hasil Integrasi Data Lidar dan Data
Survei Hidrografi Studi Kasus Pelabuhan Jayapura. Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan
Pantai Badan Informasi Geospasial.

Haberling,C. 2003 . Cartographic design principles for 3D maps- A contribution to cartographic


theory. In:Proceedings of the 22nd ICA , A Coruna, Spain.

Oemar, Yonatan. 2014. Pembangunan Peta Tiga Dimensi Kebun Karet Milik Unit Pelaksana
Teknis Balai Benih dan Kebun Produksi dengan Menggunakan Unreal Engine. Jurusan Sistem
Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Oktora, Terry. 2013. Pengembangan Peta Interaktif Tiga Dimensi Gedung UPMB dan
Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Menggunakan Unreal Engine. Jurusan Sistem
Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Schlobesberger D. 2007. Evaluating the effectiveness of 2D vs 3D Trailhead Map. Utah.

Anda mungkin juga menyukai