Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

MATERI KE-13
KONSEP MEMBANGUN KOTA SEBAGAI DAS DAN DRAINASE
MENJADI EKODRAINASE

DOSEN : AMRULLAH MANSIDA


FARIDA GAFFAR
BAB 13. KONSEP MEMBANGUN KOTA SEBAGAI DAS DAN
DRAINASE MENJADI EKODRAINASE
Kompetensi dasar: Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang Konsep
membangun kota sebagai DAS dan Drainase menjadi eco-drainase
sumber daya alam adalah milik generasi yang akan datang
merupakan tanggung jawab kita untuk menjaga sumber
daya alam untuk anak cucu kita

JANGAN TINGGALKAN AIR MATA TETAPI TINGGALKAN MATA


AIR

Hasil upaya Konservasi SDA merupakan upaya jangka


panjang, hasilnya tidak bisa dirasakan segera, tetapi untuk
generasi mendatang
13.1 Reformasi menuju Kota sebagai DAS
Konsep kota sebagai DAS diartikan untuk mengembalikan fungsi kota
sebagai mana fungsi DAS sebelum kota muncul.
Pengembangan kota harus dirancang dan dimplementasikan sebagai
fungsi DAS.
Kota tidak boleh menjadi beban bagi daerah yang lain dalam hal
fungsi DAS secara keseluruhan.
Masyarakat yang tinggal di kota tidak boleh berprilaku bebas dan
tidak bertentangan dengan kepentingan fungsi DAS.
Upaya untuk mewujudkan parameter DAS di dalam kota, seperti
parameter ketersediaan flora dan fauna, ekosistem sungai alami,
infiltrasi penyerapan air, produksi O2, iklim mikro, dll.
Fungsi kota seperti fungsi DAS di uraikan sebagai berikut :
Kota tidak menghasilkan limbah yang dapat mencemari wilayahnya maupun
sekitarnya, sehingga kota bertanggungjawab mendaur ulang limbah dan
memanfaatkannya kembali menjadi bahan-bahan yang berguna untuk kota.
Kota tidak memproduksi CO2 berlebihan (seperti kota2 besar saat ini) kota harus
mengurangi produksi CO2 dengan cara menerapkan batasan kadar CO2
kendaraan. Mengurangi jumlah kendaraan, menerapkan kewajiban teknologi
penyaringan CO2. dan memperbanyak tanaman2 untuk menyerap CO2.
Kota tidak lagi diperolehkan untuk memperluas atau membuka total kanopi
tanaman, sehingga cahaya matahari masul total., akan tetapi harus dibuat kota
sedemikian rupa sehingga temperatur udaranya menjadi sejuk.
Kota tidak boleh menjadi suatu lokasi yang secara hidrologis memicu perubahan
iklim mikro atau makro.
Kota tidak boleh menyalurkan seluruh huja keluar dari kota tanpa adanya
penyerapan.
Kota harus menjadi contoh DAS, dimana seluruh pengelolaan kota
memperhatikan atau berbasis pada pengetahuan tentang biotik, abiotic dn
budaya relevan dengan DAS.
Kota dibangun dan dikembangkan dengan berbagai macam elemen
infrastruktur dan perlengkapannya dengan penduduk berprilaku seperi elemen
suatu DAS
1) Kota harus memiliki danau, sehingga danau ini dapat ditumbuhi tanaman dan
hewan, dll.
2) Kota harus berprilaku DAS dengan menjaga iklim mikro dan makro,
3) Kota harus mampu mengelola sumber pencemarannya sendiri, baik solid waste
maupun waste water,
4) Kota harus dapat menyerap air hujan. Dengan banyak membuat polder dan
tampungan air hujan, waduk dll,
5) Masyarakat kota harus membuat peresapan air hujan untuk memastikan
kecukupan air tanah,
6) Kota harus mampu menyediakan air permukaa, sebagai layaknya DAS
mempunyai danau, air sungai permukaan, dan tendon-tandom air di berbagai
tempat,
7) Kota harus mampu menjernikan air limbahnya,
8) Kota harus menghasilkan O2 yang mencukupi,
9) Kota harus mempertahakan komposisi kimia udara.
Kota dibangun dan dikembangkan dengan berbagai macam elemen
infrastruktur dan perlengkapannya dengan penduduk berprilaku seperi elemen
suatu DAS
10) Kota harus mampu menjaga temperature udara.
11) Kota harus mampu mempertahankan kesemimbangan penyinaran matahari.
12) Kota harus mampu berperan sebagai factor stabilitas iklim mikro,
13) Kota harus mampu mempertahankan kelangsungan ekosistem. DAS adalah suatu
ekosistem sehingga kelangsungan ekosistem di dalam DAS harus dapat berjalan dengan
dukungan DAS,
14) Kota harus mampu menciptakan peningkatan kualitas dan kuantitas ekologi flora dan
fauna,
15) Kota harus mampu mempertahankan “hidupan liar” (wild life) kehidupan liar harus
dipertahanakn keberadaan di sebuah kota. Misalya harimau, ular dan sebagainya dengan
disediakan tempat bagia keberlangsungan kehidupan satwa liar ini,
16) Kota harus menjadi suatu “cagar alam buatan” seperti kota sebagai DAS sebagai satwa
cagar alam, yakni kota asri, kota indah, kota semua entitasnya diperhatikan dan
dilindungi (baik flora dan fauna),
17) Perencanaan pengembangan kota dengan konsep kota sebagai DAS akan menginisiasi
perencanaan pengembangan kota menjadi lebih mengacu pada fungsi ekosistem DAS
13.2 Dranase Ramah Lingkungan (Ekodrainase)
 Ekodrainase didefinisikan sebagai upaya untuk mengelola air berlebihan
(air hujan) dengan berbagai metode, diantaranya menampung air hujan
kedalam tampungan-tampungan buatan, meresapkan air hujan kedalam
tanah dengan infrastruktur peresapan dalam tanah, menyimpan air hujan
di permukaan untuk langsung dapat digunakan, mengalirkan ke badan air
dengan tanpa menambah beban badan air yang bersangkutan.
 Perubahan pola pikir konsep drainase dari konsep ekodrainase (drainase
ramah lingkungan) perlu segera dilakukan untuk mengurangi banjir yang
sering muncul di kota-kota besar.
 Konsep drainase ini, dengan kelebihan air hujan dapat tersimpan di
berbagai lokasi di wilayah bersangkutan dengan berbagai macam cara,
sehingga dapat dimanfaatkan langsung ataupun dimanfaatkan pada
musim kering.
13.3 Reformasi Ekodrainase
 Konsep drainase TRAP ( Tampung, resapkan, alirkan dan pelihara) konsep
ini sangat diperlukan dan sekaligus menjadi antisipasi perubahan iklim dan
ancaman kekeringan.
 Reformasi drainase diperlukan mengubah pola piker masyarakat, praktisi,
pemerintah dan akademisi bahwa metode drainase yang sedang
dikembangkan justru bersifat destruktif, dengan meningkatkan banjir di
bagian hilir, menciptakan kekeringan di bagian hulu dan mempercepat laju
penurunan muka air tanah serta lingkungannya,
 Metode TRAP ini harus dikampanyekan drainase ramah lingkungan untuk
mengolah air kelebihan dengan cara ditampung untuk sumber air bersih,
ditampung untuk menjaga lengas tanah dan meningkatkan kualitas
ekologi, diresapkan dalam tanah untuk meningkatkan cadangan air tanah,
menghindari genangan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Penjelasan rinci metode TRAP dengan ramah lingkungan adalah :
1) Tampung; drainase dimulai dengan menampung air hujan untuk
keperluan air baku dalam suatu bak penampungan skala rumah tangga
atau permukiman (memanen air hujan),
2) Resapkan; air hujan dibuatkan tempat atau pengarah untuk diresapkan,
dengan buangan air hujan rumah tangga dan halaman dapat diatasi
dengan diresapkan. Peresapan dilakukan dengan membuat sumur
resapan dan biopori di pekarangan rumah.
3) Alirkan; kelebihan air yang diresapkan dapat diatur ataupun dialirkan ke
badan air yang terdekat, tanpa membebani badan air tersebut.
Pembangunan pengaliran air yang berlebihan penting dilakukan untuk
menjaga kondisi wilayah tidak terjadi genangan.
4) Pelihara; Sistem drainase ramah lingkungan dengan seluruh sarana
drainase harus menjadi perhatian untuk dipelihara dan dipertahankan
fungsinya serta kinerjanya. Perbedayaan masyarakat meningkatkan
partisipasi dan pemeliharaan dan operasi system drainase wilayah
masing-masing.
13.3 Kesimpulan
Konsep kota sebagai DAS diartikan untuk mengembalikan fungsi
kota sebagai mana fungsi DAS sebelum kota dibangun.
Pengembangan kota harus dirancang dan dimplementasikan sebagai
fungsi DAS
Kota tidak memproduksi CO2 berlebihan (seperti kota2 besar saat
ini) kota harus mengurangi produksi CO2 dengan cara menerapkan
batasan kadar CO2 kendaraan. Mengurangi jumlah kendaraan,
menerapkan kewajiban teknologi penyaringan CO2. dan
memperbanyak tanaman2 untuk menyerap CO2.
Konsep drainase TRAP ( Tampung, resapkan, alirkan dan pelihara)
konsep ini sangat diperlukan dan sekaligus menjadi antisipasi
perubahan iklim dan ancaman kekeringan
Latihan 11
1) Mengapa diperlukan konsep pembangunan kotas berbasis DAS.
Tuliskan dan jelaskan!
2) Mengapa diperlukan perubahan konsep drainase menjadi
ekodrainase!
3) Tuliskan dan jelaskan yang dimaksud dengan kota berbasis DAS!
4) Tuliskan dan jelaskan fungsi alamiah DAS!
5) Tuliskan dan jelaskan dampak perubahan tata ruang wilayah di
suatu Kota/wilayah!
6) Tuliskan dan jelaskan fungsi kota sebagai DAS !
REFERENCES
• Agus Moryono (2020). Reformasi Pengelolaan Sumber Daya Air,
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
• Sudar,adji, Pramono Hadi, M. Widyastuti, (2019). Pengelolaan Sumber
Daya Air Terpadu, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
• Slamet Suprayogi, Ig.L. Setyawan Purnama dan Darmakusuma
Darmanto, (2015) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Upaya pelestarian lingkungan hidup harus
dimulai dari setiap individu dengan
kesadaran bahwa dengan menjaga
lingkungan hidup, berarti menjaga dan
menyelamatkan pula air dan sumber daya
air yang sangat penting bagi kehidupan
kita. SEKIAN DAN TERIMA KASIH
BILA KITA TIDAK BISA MENJAGA DAN
MEMPERBAIKI LINGKUNGAN…, PALING SELAMAT BELAJAR
TIDAK KITA TIDAK MELAKUKAN HAL-HAL
YANG DAPAT MEMBEBANI DAN MEMBUAT
KONDISI LINGKUNGAN MENJADI LEBIH
SUKSESki SEMUA
BURUK

Anda mungkin juga menyukai