Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan Ilmiah ke-36 HATHI

STUDI KASUS

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KEPULAUAN SEMI


KERING DENGAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN
MULTIPURPOSE
(STUDI KASUS: BENDUNGAN RAKNAMO)
Aris Rinaldi1*, Bastasri1
Joko Mulyono2
1
Balai Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2
Jafung Ahli Teknik Pengairan Madya-SDA,
Ahli Teknik Bendungan Besar Utama-KNIBB
Email: aris.itb@gmail.com

Intisari

Kekeringan di Nusa Tenggara Timur merupakan permasalahan utama yang wajib


ditangani secara serius dan komprehensif. Problematika ini disebabkan oleh rerata
curah hujan yang rendah, + 1.200 mm/tahun, dan lamanya musim kemarau
sehingga menyebabkan terjadinya krisis air baku di Nusa Tenggara Timur.
Permasalahan ini perlu dicarikan solusinya, yaitu dengan pembangunan
bendungan multipurpose. Dari studi literatur dan studi kasus, berdasar pada data
primer dan sekunder, tinggi tubuh bendungan 36,20 m, volume tampungan total
14,09 juta m3 pada Bendungan Raknamo, Nusa Tenggara Timur dalam
pengelolaan BWS Nusa Tenggara II. Analisis menggunakan klasterisasi manfaat
bendungan multipurpose. Hasil studi literatur bahwa pembangunan bendungan
multipurpose memiliki peranan yang penting dan dampak yang signifikan dalam
pengelolaan sumber daya air kepulauan semi kering, sesuai perencanaan
Bendungan Raknamo mampu menyediakan air baku sebesar 100 m3/detik selama
musim kemarau sehingga permasalahan kekeringan selama musim kemarau di
Nusa Tenggara Timur dapat teratasi.

Kata Kunci: bendungan multipurpose, kekeringan, pengelolaan sumber daya air

PENDAHULUAN
Visium Kementerian PUPR 2030
Mengacu pada visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
Rencana Strategis 2015 – 2019 yaitu “Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal Dalam Mendukung Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, berdasar
pada Permen PUPR Nomor 26/PRT/M/2017, Pemerintah Republik Indonesia
melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan
pembangunan 65 bendungan pada periode 2014 – 2019, yang mana 16 bendungan
merupakan bendungan lanjutan periode sebelumnya, dan 49 bendungan

Kupang, 22-24 November 2019 1


Pertemuan Ilmiah ke-36 HATHI

merupakan bendungan baru, dengan target 29 bendungan selesai pada tahun 2015
– 2019.

Pembangunan bendungan pada periode ini mampu menyediakan kapasitas


tampung air sebesar 2,15 milyar m3, menyuplai irigasi pertanian seluas 258.902
hektar, mengurangi potensi banjir sebesar 5.720 m3/detik, menyediakan sumber
air baku 24,86 m3/detik, dan menyediakan potensi listrik sebesar 150,72 MW
(Balai Bendungan, 2019).

Pengelolaan Sumber Daya Air


Sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah, harus dikelola secara
menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan, dengan tujuan mewujudkan
pemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan guna kemakmuran rakyat.
Permasalahan kekeringan di Nusa Tenggara Timur erat kaitannya dengan fungsi
sosial dari pengelolaan sumber daya air, yaitu kepentingan umum lebih
diutamakan daripada kepentingan pribadi (Modul Pengelolaan SDA Terpadu,
2018).

Gambar 1.1 Diagram Interaksi Keilmuan Air (Rinaldi, 2016)

Pengelolaan sumber daya air tak lepas dari interaksi keilmuan air, yaitu
hidrogeometeorologi (keilmuan air atmosfer), hidrologi (air permukaan), dan
hidrogeologi (keilmuan air bawah tanah). Ketiga keilmuan tersebut memiliki
hubungan yang saling melengkapi dalam pengelolaan sumber daya air terpadu.

Bendungan Multipurpose
Bendungan berdasar pada manfaatnya dibagi atas dua, yaitu bendungan single
purpose merupakan bendungan yang dibangun untuk satu tujuan saja, contohnya:
Bendungan Sukamahi dan Ciawi sebagai pengendali banjir, sedangkan bendungan
multipurpose atau multifungsi merupakan bendungan yang dibangun dengan
berbagai tujuan seperti Bendungan Jatiluhur yang berfungsi sebagai sumber air
baku/minum, suplai irigasi pertanian, pembangkit listrik tenaga air, dan
pengembangan pariwisata daerah sekitarnya.

Berdasar pada Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,


solusi yang ditawarkan dalam pengelolaan sumber daya air di daerah semi kering
adalah dengan pembangunan bendungan multifungsi untuk memenuhi kapasitas
tampung nasional 120 m3/kapita/tahun. Bendungan ini memiliki ragam manfaat
yang perlu di-clustering agar mampu menjawab permasalahan yang ada dengan
detail dan menyeluruh.

Kupang, 22-24 November 2019 2


Pertemuan Ilmiah ke-36 HATHI

Lokasi Studi
Bendungan Raknamo berlokasi di Sungai Noel Puamas, Dusun IV (Dusun Oepoi),
Desa Raknamo, Kecamatan Amabi, Oefeto, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, seperti tersaji pada Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Lokasi Bendungan Raknamo (http://sda.pu.go.id/, 2019)

METODE
Penulisan makalah ini menggunakan studi kasus yang berdasar pada data primer
Bendungan Raknamo dan data sekunder yang didapat dari berbagai studi literatur,
diantaranya berdasar pada Muhammad (2017). Adapun diagram alir studi kasus
ini dijabarkan pada Gambar 2.1., berikut ini:

Desk Study

Problematika PSDA pada


Daerah Semi Kering

Analisis dan Kajian

Bendungan Multipurpose

Klasterisasi Manfaat

Gambar 2.1 Diagram Alir Studi Kasus

Kupang, 22-24 November 2019 3


Pertemuan Ilmiah ke-36 HATHI

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembangunan Bendungan Raknamo sebagai bendungan multipurpose atau
multifungsi memberikan dampak yang signifikan terhadap provinsi Nusa
Tenggara Timur. Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari pembangunan
Bendungan Raknamo tersaji pada tabel clustering manfaat, Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Tabel Manfaat Pembangunan Bendungan Raknamo
No. Manfaat Kategori
1. Mengatasi kekeringan di musim kemarau. Teknis
2. Mengendalikan banjir pada musim hujan, terutama Teknis
di daerah hilir yang merupakan kawasan
pengembangan Ibu Kota Kabupaten Kupang.
3. Menyediakan air baku bagi masyarakat Kabupaten Ekonomi
Kupang (Oelmasi).
4. Menyediakan air irigasi bagi lahan pertanian di Desa Ekonomi
Raknamo, Desa Manusak, dan Kelurahan Naibonat.
5. Pengembangan pariwisata daerah sekitar bendungan. Ekonomi
6. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Ekonomi
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Sosial
bangunan besar (bendungan).
8. Pengembangan jenis tanaman lokal yang langka Lingkungan
melalui pembuatan arbotarium
Berdasar pada Tabel 3.1 dapat dilihat manfaat pembangunan Bendungan
Raknamo. Manfaat-manfaat tersebut distratifikasi berdasarkan kategori manfaat,
yang mana skala prioritas kategori manfaat tersebut ialah:
1. Kategori Teknis (Nilai 4): memiliki manfaat yang paling signifikan;
2. Kategori Ekonomi (Nilai 3): memiliki manfaat yang signifikan;
3. Kategori Sosial (Nilai 2): memiliki manfaat yang signifikan;
4. Kategori Lingkungan (Nilai 1): memiliki manfaat yang cukup signifkan.
Pembagian kategori manfaat didasarkan pada dampak prioritas manfaat
pembangunan Bendungan Raknamo. Dampak teknis merupakan dampak yang
dirasakan paling signifikan, yang sesuai dengan tujuan utama dari pembangunan
multifungsi tersebut, yaitu mengatasi kekeringan di saat musim kemarau.
Klasterisasi pada Tabel 3.1 bertujuan untuk mendapatkan manfaat – manfaat yang
lebih detail dan terukur, sehingga ke depannya dapat dijadikan acuan dalam
pembangunan bendungan multifungsi.

Berdasar pada manfaat yang dapat dirasakan, pengelolaan sumber daya air pada
daerah kepulauan semi kering, khususnya untuk mengatasi permasalahan
kekeringan, dapat dilakukan dengan pembangunan bendungan multifungsi.

Kupang, 22-24 November 2019 4


Pertemuan Ilmiah ke-36 HATHI

KESIMPULAN
Pembangunan bendungan multifungsi memiliki peranan yang penting dalam
pengelolaan sumber daya air pada daerah kepulauan semi kering. Problematika
kekeringan di Nusa Tenggara Timur dapat ditangani dengan Pembangunan
Bendungan Multifungsi Raknamo, yang mana bendungan ini mampu
menyediakan air baku sebesar 100 m3/detik di musim kemarau. Klasterisasi
manfaat perlu dilakukan untuk mendapatkan rincian manfaat bendungan
multifungsi secara lebih mendetail dan komprehensif sehingga diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pembangunan bendungan di masa yang akan datang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kepada pejabat dan staf bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan pihak-pihak yang terlibat dalam penulisan paper ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga bantuan dan dukungan selama
penulisan paper ini akan menjadi amalan jariyah yang berlipat dari yang Maha
Kuasa bagi kita bersama. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA
Balai Bendungan, 2019. Sarasehan Komisi Keamanan Bendungan dan Balai
Bendungan.
Muhammad, D. P., 2017. Bendungan Raknamo Menjawab Harapan Rakyat. P.T.
Gading Media Utama, Jakarta.
Modul Pengelolaan SDA Terpadu, 2018. Unpublished report.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 26/PRT/M/2017 Tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017.
Rinaldi, A., 2016. Water Supply in Indonesia and Infiltration Study. IGSH
Presentation, Ruhr University of Bochum, Bochum, Germany.
http://sda.pu.go.id/pusben/bendungan_detail.php?layer=bendungan&column=Kode&id=
B19&zoom=7 [Diakses pada Tanggal 20 Juni 2019]

Kupang, 22-24 November 2019 5

Anda mungkin juga menyukai