STUDI KASUS
Intisari
PENDAHULUAN
Visium Kementerian PUPR 2030
Mengacu pada visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
Rencana Strategis 2015 – 2019 yaitu “Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal Dalam Mendukung Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, berdasar
pada Permen PUPR Nomor 26/PRT/M/2017, Pemerintah Republik Indonesia
melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan
pembangunan 65 bendungan pada periode 2014 – 2019, yang mana 16 bendungan
merupakan bendungan lanjutan periode sebelumnya, dan 49 bendungan
merupakan bendungan baru, dengan target 29 bendungan selesai pada tahun 2015
– 2019.
Pengelolaan sumber daya air tak lepas dari interaksi keilmuan air, yaitu
hidrogeometeorologi (keilmuan air atmosfer), hidrologi (air permukaan), dan
hidrogeologi (keilmuan air bawah tanah). Ketiga keilmuan tersebut memiliki
hubungan yang saling melengkapi dalam pengelolaan sumber daya air terpadu.
Bendungan Multipurpose
Bendungan berdasar pada manfaatnya dibagi atas dua, yaitu bendungan single
purpose merupakan bendungan yang dibangun untuk satu tujuan saja, contohnya:
Bendungan Sukamahi dan Ciawi sebagai pengendali banjir, sedangkan bendungan
multipurpose atau multifungsi merupakan bendungan yang dibangun dengan
berbagai tujuan seperti Bendungan Jatiluhur yang berfungsi sebagai sumber air
baku/minum, suplai irigasi pertanian, pembangkit listrik tenaga air, dan
pengembangan pariwisata daerah sekitarnya.
Lokasi Studi
Bendungan Raknamo berlokasi di Sungai Noel Puamas, Dusun IV (Dusun Oepoi),
Desa Raknamo, Kecamatan Amabi, Oefeto, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, seperti tersaji pada Gambar 1.2 berikut.
METODE
Penulisan makalah ini menggunakan studi kasus yang berdasar pada data primer
Bendungan Raknamo dan data sekunder yang didapat dari berbagai studi literatur,
diantaranya berdasar pada Muhammad (2017). Adapun diagram alir studi kasus
ini dijabarkan pada Gambar 2.1., berikut ini:
Desk Study
Bendungan Multipurpose
Klasterisasi Manfaat
Berdasar pada manfaat yang dapat dirasakan, pengelolaan sumber daya air pada
daerah kepulauan semi kering, khususnya untuk mengatasi permasalahan
kekeringan, dapat dilakukan dengan pembangunan bendungan multifungsi.
KESIMPULAN
Pembangunan bendungan multifungsi memiliki peranan yang penting dalam
pengelolaan sumber daya air pada daerah kepulauan semi kering. Problematika
kekeringan di Nusa Tenggara Timur dapat ditangani dengan Pembangunan
Bendungan Multifungsi Raknamo, yang mana bendungan ini mampu
menyediakan air baku sebesar 100 m3/detik di musim kemarau. Klasterisasi
manfaat perlu dilakukan untuk mendapatkan rincian manfaat bendungan
multifungsi secara lebih mendetail dan komprehensif sehingga diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pembangunan bendungan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Bendungan, 2019. Sarasehan Komisi Keamanan Bendungan dan Balai
Bendungan.
Muhammad, D. P., 2017. Bendungan Raknamo Menjawab Harapan Rakyat. P.T.
Gading Media Utama, Jakarta.
Modul Pengelolaan SDA Terpadu, 2018. Unpublished report.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 26/PRT/M/2017 Tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017.
Rinaldi, A., 2016. Water Supply in Indonesia and Infiltration Study. IGSH
Presentation, Ruhr University of Bochum, Bochum, Germany.
http://sda.pu.go.id/pusben/bendungan_detail.php?layer=bendungan&column=Kode&id=
B19&zoom=7 [Diakses pada Tanggal 20 Juni 2019]