Anda di halaman 1dari 16

Arsitektur

Berkelanjutan
dan Kualitas
Lingkungan
Sebagai proses perubahan,
pembangunan berkelanjutan harus
dapat menggunakan sumber daya
alam, investasi, pengembangan
teknologi, serta mampu meningkatkan
pencapaian kebutuhan dan aspirasi
manusia. Dengan demikian, arsitektur
berkelanjutan diarahkan sebagai
produk sekaligus proses berarsitektur
yang erat mempengaruhi kualitas
lingkungan binaan yang bersinergi
dengan faktor ekonomi dan sosial,
sehingga menghasilkan karya manusia
yang mampu meneladani generasi
berarsitektur di masa mendatang.
1. Environmental Sustainability
(keseimbangan ekologi):
a. Ecosystemintegrity
b. Carryingcapacity
c. Biodiversity
Yaitu pembangunan yang
mempertahankan sumber daya alam
agar bertahan lebih lama karena
memungkinkan terjadinya
keterpaduan antarekosistem, yang
dikaitkan dengan umur potensi vital
sumber daya alam dan lingkungan
ekologis manusia, seperti iklim
planet, keberagaman hayati, dan
perindustrian.
2. Social Sustainability
(kemajuan sosial):
a. Cultural identity
b. Empowerment
c. Accessibility
d. Stability
e. Equity
Yaitu pembangunan yang minimal mampu
mempertahankan karakter dari keadaan sosial
setempat. Setiap orang yang terlibat dalam
pembangunan tersebut, baik sebagai subjek
maupun objek, haruslah mendapatkan
perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar
tercipta suatu stabilitas sosial sehingga
terbentuk budaya yang kondusif.
3. Economical Sustainability
(pertumbuham ekonomi):
a. Growth
b. Development
c. Productivity
d. Trickle-down
Yaitu pembangunan yang relative rendah biaya
inisiasi dan operasinya. Selain itu, dari segi ekonomi
bisa mendatangkan profit juga, selain menghadirkan
benefit seperti yang telah disebutkan pada aspek-
aspek yang telah disebutkan sebelumnya.
Pembangunan ini memiliki ciri produktif secara
kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan
peluang kerja dan keuntungan lainnya untuk individu
kelas menengah dan bawah.
1. Energy issues -> efficiency, renewable.
• Energi sangat perlu diberi perhatian • Salah satu penyebab keanehan
khusus oleh Arsitek, terutama energy tersebut adalah desain yang
listrik, karena listrik sangat berkaitan kurang memasukkan cahaya
dengan bidang Arsitektur. matahari ke dalam bangunan.
• Banyak bangunan di Indonesia yang Mungkin salah satu solusi yang
masih harus menyalakan lampu ketika bisa diberi adalah perbanyak
digunakan pada siang hari. Tentu hal bukaan pada fasad, perkecil
tersebut sangat aneh, mengingat tebal bangunan, atau buat
Indonesia memiliki sinar matahari yang
atrium yang menggunakan
berlimpah. Matahari selalu bersinar
sepanjang tahun di langit Indonesia skylight.
yang hanya mengenal dua musim
tersebut.
2. Water conservation -> reduce, recycle
• Perlu adanya kesadaran bahwa kita haruslah
menlakukan penghematan terhadap air bersih.
Karena untuk saat ini, air bersih mulai
mengalami kelangkaan. Bahkan di suatu
tempat, untuk mendapatkan air bersih harus
mengantri, kemudian membeli dan
menggotongnya ke rumah. (tidak melalui pipa)
• Misalnya untuk hal-hal/kegiatan yang tidak
begitu memerlukan air bersih, seperti
menyiram kotoran setelah buang air besar.
Padahal kita bisa memanfaatkan air hujan
untuk hal tersebut, apalagi di Indonesia
terdapat curah hujan yang cukup tinggi
sehingga penghematan air bersih sangat
feasible untuk dilakukan.
• Cara penghematan:
a. Gunakan air hujan tersebut
(tampung) hingga tak ada lagi yang
terbuang begitu saja.
b. Bila ada sisa, resapkan air hujan ke
dalam tanah. Selama ini, air hujan
selalu langsung dialirkan ke selokan
yang berakhir di laut. Hal ini tidak
memberikan kesempatan pada air
hujan untuk meresap ke dalam tanah
karena semua selokan diberi
perkerasan seluruh permukaannya.
c. Bila masih ada lebihnya, baru
dialirkan ke dalam selokan-selokan
kota.
Selain menghemat air bersih, cara
seperti ini bisa mengurangi tingkat
banjir. Karena selokan-selokan tidak
akan dipenuhi air.
3. Material alam
• Penggunaan material alam sangat
direkomendasikan untuk dipakai
karena akan lebih bersahabat kepada
penggunanya. Di sinilah terungkapkan
bahwa ada perbedaan yang cukup
besar antara material alam dengan
material buatan manusia. Material
alam yang merupakan karya Tuhan
tidak meradiasikan panas dan tidak
merefleksikan cahaya.
• Contoh: daun pada pepohonan. Kita
akan merasa sejuk berada di
bawahnya. Berbeda dengan tenda
ataupun material buatan manusia
lainnya. Kita akan tetap merasa panas
dan tidak nyaman.
• Aplikasinya dalam berarsitektur, misalnya
penggunaan cobbale stone pada bak kontrol. Selain
dapat menyerap air, cobbale stone ini bisa
ditumbuhi rumput. Dan rumput itulah yang
membawa ‘ruh’ pada bak kontrol.
Sehingga space berubah
menjadi place. Space adalah ruang yang belum
punya makna. Place adalah spaceyang telah
memiliki kehidupan di dalamnya.
• Intinya, seorang arsitek sebaiknya mendesain
dengan menggunakan prinsip ekologi dan tidak
melulu menggunakan hardscape.
Keunikan Green School
Secara tipologi (bentuk tipe bangunan), sekolah ini
melakukan inovasi dengan melepaskan fisik mereka dari
bentuk-bentuk sebuah sekolah yang banyak dipakai.
Image yang biasa kita temukan pada bangunan sekolah,
tidak akan kita temukan pada bangunan sekolah unik yang
satu ini.

Green school ini memiliki material hanya ada bambu,


alang-alang, rumput gajah, dan tanah liat di atasnya. Bisa
dipastikan, semua material konstruksi nya merupakan
material alam dengan nilai lokal dan dapat didaurulang.
Ini merupakan bentukan penting sebagai konsekuensi dari
tema Sustainability terkait penyelamatan bumi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai