A. LATAR BELAKANG
Saat ini sudah banyak muncul gerakan- gerakan untuk mencintai alam yang
dikenal sebagai gerakan go-green. Hal ini dikarenakan kondisi bumi kita yang
kian lama semakin mengkhawatirkan. Dimulai dari meningkatnya suhu bumi,
menipisnya lapisan ozon, meningginya permukaan laut hingga mencairnya es
dikutub utara, semua permasalahan ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan
disekitar kita atau disebut juga dampak dari global warming. Global warming
merupakan isu terhangat dalam beberapa tahun terakhir ini, maka itu diperlukan
kontribusi yang kuat untuk dapat mengatasi masalah ini salah satunya dengan
arsitektur.
Peran arsitektur sebagai dalam menyikapi perubahan iklim global ialah ikut
mengkontribusi gerakan pendekatan dan pemahaman terhadap perilaku alam
lebih dalam agar tidak terjadi kerusakan alam yang lebih parah dengan
memperhatikan kelangsungan ekosistim, yaitu dengan pendekatan ekologi.
Pemahaman terhadap alam pada rancangan arsitektur adalah upaya untuk
menyelaraskan rancangan dengan alam, yaitu melalui memahami perilaku alam,
ramah dan selaras terhadap alam. Maka dari itulah muncul eco-house sebagai
solusi alternatif.
Eco house adalah sebuah desain rumah yang mempunyai dampak kerugian
kecil terhadap lingkungannya dan dibangun menggunakan material-material
yang dapat mengurangi jejak karbon terutama tidak memboros penggunaan
energi
Dalam pertemuan ini kami akan membahas mengenai salah satu jenis shelter
yang berada di pegunungan khususnya wilayah Sumatera Utara,berfokus pada
langkah awal mendesain pos jaga yang ideal sesuai dengan kaidah yang
ditetapkan alam,manusia dan lingkungan.
B. PERMASALAHAN
Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Eco-House” ini dapat
dirumuskan seperti pada pernyataan berikut:
A. Bagaimana karakteristik alam di pegunungan dan wilayah taman lawang?
B. Apa itu eco-house, kontemporer,tropis dan apa hubungannya?
C. Apa saja komponen bangunan ecohouse (atap, dinding , lantai dan
pondasi )?
D. Contoh bangunan yang menerapkan prinsip ecohouse beserta aspek dasar
estetika
E. Secara keseluruhan apa manfaat dan dampak ecohouse bagi alam dan
manusia ?
F. Bagaimana seorang arsitek menyikapi permasalahan global warming
dengan menerapkan prinsip ecohouse?
C. TUJUAN
1. Bagi penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam
mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur I. Selain itu. Bagi diri kami
pribadi makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi yang baik bagi
mahasiswa
2. Bagi pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas tentang literatur pos jaga
bertema ecohouse di wilayah Taman Nasional Bukit Lawang, Bahorok,
Langkat , Sumatera Utara
3. Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang nilai ideal
pembangunan shelter atau posjaga di wilayah pesisir pantai Sumatera
Utara
Dataran Tinggi adalah dataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau
pegunungan. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi.
Dataran tinggi dinamakan juga plato (plateau), misalnya Dataran Tinggi
Dekkan, Dataran Tinggi Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang,
atau Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas Kaldera
luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya.
Ciri-Ciri Dataran Tinggi ialah:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
b) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
c) Jarang turun hujan
Pada tugas kali ini, site yang dipilih berada di Taman Nasional Bukit
Lawang di Sumatera Utara. Adapun karakteristik dari bukit lawang ialah :
a. Daerah bukit lawang sering terjadi hujan (200 hari/tahun untuk hujan
dengan curah hujan air mencapai 4000mm)
b. Daratan terjal
c. Memiliki hutan yang cukup lebat dan digunakan sebagai tempat
konservasi orangutan
2. Cob
Istilah cob digunakan untuk mendeskripsikan sistem
bangunan monolitik dengan bahan dasarcampuran
tanah liat, pasir dan jerami. Konstruksinya tidak
menggunakan batu atau rangka kayu. Variasi bentuk
dari bangunan “cob” telah digunakan dalam banyak
bagian di dunia selama berabad-abad. Cob
mulai digunakan di Inggris dan menghilang ketika
Perang Dunia I. Cob salah satu teknik yang paling sederhana dan murah, serta
dapat dibuat dalam berbagai bentuk.
3. Cordwood
Konstruksi cordwood adalah istilah yang digunakan
untuk metode dimana ´cordwoodµatau bagian pohon
yang pendek diletakkan melintang dengan batu atau
campuran cob untuk membangun dinding. Bagian
cordwood, menjadi isi untuk dinding, biasanya diantara
tiang distruktur rangka kayu. Batu cardwood dapat
dikombinasikan dengan metode lain untuk menghasilkankombinasi yang
atraktif. Konstruksi cordwood memiliki massa thermal yang tinggi, sehingga
mudahmentrasfer panas dan dingin.
4. Earth Bag
Tanah adalah bahan paling khas yang digunakan untuk
konstruksi dinding. Metode inimenggunakan tumpukan
polypropylene atau serat alami (goni). Kantong dinding
diisi dengan tanahatau campuran lain, dengan atau
tanpa stabilizer seperti semen Portland untuk
membentuk footings,pondasi, dinding dan bahkan
kubah atap. Penggunaannya yang semakin popular berhubungandengan
ketersediaannya yang berlimpah seringkali material ini berpotensi digunakan
pada bangunanmurah yang fleksibel. Namun karena tanah adalah isolator yang
buruk, dalam iklim yang lebihekstrem variasi pengisi dinding lain kini sedang
dicari, misalnya batu apung, sekam atau material laindengan nilai insulasi yang
lebih baik dari tanah.
5. Rammed Earth
Rammed Earth adalah sistem dinding dengan dasar
tanah terbuat dari kerikil, pasir, dan tanah liat yang
sangat kuat dan tahan lama. Kualitas dinding rammed
earth padat, solid, dan miripbatu dengan tidak
mencemari lingkungan dan biaya pemeliharaan
rendah. Rammed earth telahdigunakan selama sekitar
10.000 tahun di semua jenis bangunan dari tingkat rendah hingga tinggi dandari
pondok-pondok kecil ke istana. Konstruksi ini optimal dibuat dari campuran
sekitar 70% agregat (kerikil, pasir) dan 30% tanah liat. Semen dapat
ditambahkan jika memerlukan campuran atau pigmentasi untuk mencapai warna
yang diinginkan. Sekitar 5-10 inci campuran sub-tanah basah ditempatkan di
dalam bentuk dan dipukul-pukul dengan total pemadatan dan proses akan
diulang sampai ketinggian yang diinginkan tercapai. Dinding yang terbentuk
dapat bertahan lebih dari 1000 tahun.
8. Rangka Kayu
Unsur penting dari bangunan berangka kayu
adalah sambungan kayu, dinding dari tanah liat
dan atap ilalang. Teknik bangunan ini sudah ada
sejak abad ke-9 di Eropa dan Asia dan selanjutnya
menjadi konstruksi umum di daerah utara
hingga abad ke-19. Struktur bingkai kayu
tertua (misalnya,gereja-gereja berbingkai kayu
dari Skandinavia) menunjukkan keahlian dan pemahaman yang kuatdari aspek-
aspek teknis desain struktural, seperti halnya di Jepang.Rangka kayu biasanya
menggunakan sebuah "tekukan (bent)." Bent adalah struktur pendukung, seperti
truss, terdiri dari dua titik, sebuah pengikat balok dan dua kasau (rafter)
yang disambung ke dalam suatu rangka persambungan.Pengetahuan tentang
persambungan, merupakandasar dari banguan kerangka kayu. Konstruksi
bangunan rangka kayu modern, cocok untuk rumah serta gedung-gedung
publik. Struktur kerangka kayu sering digunakan dalam kombinasi
denganteknik bangunan alam lainnya, seperti cob, straw bale, atau cordwood/
batu.
B. TEKNOLOGI
membuat pondasi
memasang sistem sanitasi (plumbing)
memasang ubin di lantai beton
meletakkan beton untuk balok
membuat rangka dinding
memasang atap dan membuat sistem saluran
pembuangan air hujan
memberikan lapisan luar
memasang jendela-jendela dan pintu-pintu
memasang kabel untuk sistem tenaga surya
menambahkan sekat interior
melakukan plesteran
memberikan hiasan eksterior
memasang papan gypsum
member tekstur dan pengecatan dinding
memasang fixtures
memasang hiasan interior
menyusun dan menghubungkan panel surya
memasang inverter
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membanngun sebuah bangunan
yang ramah lingkungan atau Strategi untuk perancangan bangunan:
– Mempergunakan bahan-bahan dengan time lag tinggi agar
panas yang diterima siang hari dapat menghangatkan ruangan di
malam hari. Konduktivitas rendah agar panas siang hari tidak
langsung masuk ke dalam bangunan. Berat jenis bahan tinggi,
dimensi tebal agar kapasitas menyimpan panas tinggi.
3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke
dalam bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk
mencegah hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
Pancaran panas dari suatu permukaan akan memberikan
ketidaknyamanan thermal bagi penghuni, jika beda temperatur udara
melebihi 40C. hal ini sering kali terjadi pada permukaan bawah dari langit-
langit atau permukaan bawah dari atap.
Pancaran panas yang dialirkan matahari membawa dampak baik bagi sisi
penerangan bangunan.Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai
bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya
langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
1. Komponen langit.
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian
terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang
kerja tersebut adalah :
1. Luas dan posisi lubang cahaya.
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula
kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya. Dari penelitain
yang dilakukan, baik pada model bangunan dalam langit buatan, maupun
pada rumah sederhana, faktor penerangan siang hari
rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari luas lantai,
dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian normal
pada langit, lebar sekitar 1 meter, faktor refleksi cahaya rata-rata dari
permukaan dalam ruang sekitar 50% – 60% tidak ada penghalang dimuka
lubang dan kaca penutup adalah kaca bening
Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal
nyaman tanpa bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari
tiga variabel: temperatur, kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay
dalam bukunya, “Desain dengan Iklim”, mengembangkan garis panduan
untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah iklim yang berbeda,
salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang sebuah
rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek
dari rumah sampai ke warna.
A B
C D
Kedua bangunan ini berbentuk dasar prsegi dengan letak perbedaan pada
penggunaan material dinding. Bila gambar C menggunakan cordwood makan
gambar D menggunakan rammed earth dengan rangka bangunan berupa kayu.
PRINSIP DESAIN GAMBAR C GAMBAR D
Kesatuan/unity Bangunan ini Bangunan ini
mencerminkan kesatuan memperlihatkan kesatuan
ang baik dalam
yang sesuai antara penempatan
penggunaan seluruh warna,material serta
material yang serasi bentuk dasar yang sama
dengan jendela dan pintu
Mengaplikasikan Tidak mengaplikasikan
Keseimbangan/balance
keseimbangan simetris keseimbangan simetris
Terdapat ritme Ritme pada bangunan ini
pengulangan pada tidak terlihat dengan jelas,
Irama/rhythm penggunaan material hanya terlihat pada rangka
dinding berupa potongan jendela dan tiang yang
kayu yang melintang menopang bagunan
Skala(manusia) dan Skala(manusia) dan
proporsi sesuai dengan proporsi sesuai dengan
Skala proporsi
ukuran manusia yang ukuran manusia yang
berada di bangunan tsb berada di bangunan tsb
Vocal point terdapat pada Bentukan atap serta rangka
material bangunan yang jendela disusun klaster
Penekanan/vocal point
berbentuk potongan batang yang menjadikannya
pohon yang disusun rapi sebagi vocal point
GAMBAR C GAMBAR D
- bangunan terlihat kokoh
dengan adanya tiang
- Material terlihat kokoh peyangga
- material yang digunakan - bangunan ini
Kelebihan terlihat serasi dengan mencerminkan gaya
lingkungan sekitar(tidak minimalis dengan
mencolok) penggunaan bahan nya
- fasilitas bangunan tersebut
jauh lebih lengkap(rumah)
- Bangunan terlihat kecil
dengan fasilitas yang kurang
memadai
Hampir tdak ada kekurangan
Kekurangan - ruang luar dan ruang dalam
pada bangunan ini
tidak terhubung dengan baik.
Hanya petakan rumah kecil
ditengah hutan
F
E
Bangunan E memiliki bentukan dasar gabungan dari beberapa
lingkaran,sedangkan F berbentuk dasar persegi. Materail bangunan E cob yang
diberi cat sebagai permainan warna sedangkan bangunan F menggunakan kayu.
PRINSIP DESAIN GAMBAR E GAMBAR F
Bangunan ini
memperlihatkan kesatuan
Bangunan ini terlihat
yang baik dalam
kurang memiliki kesatuan
Kesatuan/unity penempatan
akibat warna yang terlalu
warna,material serta
pekat
bentuk dasar yang sama
dengan jendela dan pintu
Tidak mengaplikasikan Tidak mengaplikasikan
Keseimbangan/balance
keseimbangan simetris keseimbangan simetris
Ritme pengulangan
Terdapat ritme terdapat pada penggunaan
Irama/rhythm
pengulangan pada jendela material kayu yang
disusun horizontal
Skala(manusia) dan Skala(manusia) dan
proporsi sesuai dengan proporsi sesuai dengan
Skala proporsi
ukuran manusia yang ukuran manusia yang
berada di bangunan tsb berada di bangunan tsb
Vocal point terdapat pada Vocal point terdapat pada
bentukan bangunan yang bentukan rumah yang serai
Penekanan/vocal point
layaknya tabung dengan material dan
mengkerucut ke atas suasana alam
GAMBAR E GAMBAR F
- bangunan terlihat kokoh
dengan adanya tiang
peyangga
- Material terlihat kokoh - bangunan ini
Kelebihan - fasilitas bangunan sudah mencerminkan gaya
memadai minimalis dengan
penggunaan bahan nya
- fasilitas bangunan tersebut
jauh lebih lengkap(rumah)
Kekurangan - warna bangunan terlihat - bangunan kayu terletak
sangat mencolok yang ditengah hutan yang apabila
terjadi kebakaran hutan maka
membuat kesan buruk
bangunan akan mudah
terbakar
GAMBAR A GAMBAR B
Kelebihan - Material terlihat kokoh - bangunan terlihat kokoh
- fasilitas bangunan sudah - fasilitas bangunan tersebut
memadai memadai (rumah)
- atap tinggi memberi
penghawaan yang baik
-terdapat panggung sehingga
tidak khawatir pada saat banjir
Kekurangan
Dikarenakan saat ini keadaan dan kondisi bumi yang makin terpengaruh
pemanasan global yang banyak memicu kesadaran arsitek untuk menciptakan
desain arsitektur yang ramah lingkungan.
Pembangunan yang cenderung vertikal, sehingga makin banyak lahan
tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah. Meskipun tidak memiliki
taman di atas tanah, bisa juga menggunakan taman di atas atap dan beton, hal
ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap ada area untuk bersantai bagi
keluarga menikmati alam.