Anda di halaman 1dari 2

SATURDAY, NOVEMBER 22, 2008

SEJARAH, TEORI, DAN KRITIK ARSITEKTUR


Sejarah, Teori dan Kritik dalam ilmu arsitektur merupakan aspek-aspek yang tidak dapat dipisahkan

dan ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan dan saling terkait. Proses ber-arsitektur secara terus

menerus akan melahirkan teori arsitektur, sedangkan kritik arsitektur merupakan buah dari teori arsitektur.

Sebuah siklus yang berlaku secara universal

1. Sejarah Dalam Arsitektur

Pembelajaran tentang sejarah dalam arsitektur akan terkait dengan deskripsi dan interpretasi kajian akan

keberhasilan dari produk arsitektur. Kesalahan dan kekurangan masa lampau menjadi pelajaran yang terbaik

saat ini agar dapat menghasilkan karya arsitektur yang bermanfaat dan berguna.

Monumen-monumen bangunan bersejarah hasil karya nenek moyang yang sudah berdiri pada masa lampau

sampai sekaang tetap terkenang namanya bahakan masih dapat dijadikan konsumsi secara visual dan

edukasi dapat dijadikan suatu kebanggaan sebagai pelajaran bahwa pada jaman dahulu orang sudah dapat

membuat bangunan yang indah dan megah.

Arsitektur dipandang sebagai bangunan atau teknik membuat bangunan dimana melalui proses yang terdiri

dari : Perencanaan (ide atau gagasan), Perancangan (desain) dan pelaksanaan pembangunan. Arsitektur

juga dipandang sebagai ruang atau pemenuhan kebutuhan akan ruang oleh manusia untuk melakukan

segala aktivitas tertentu. Arsitektur dipandang sebagai sejarah, dimana arsitektur merupakan ungkapan fisik

dan peninggalan budaya suatu mayarakat, dalam batasan tempat dan waktu. Keberadaan arsitektur sendiri

seumur dengan peradaban manusia di muka bumi ini.

Sejarah dan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang tidak dapat ditentukan batasannya. Oleh

karenanya kajian terhadap sejarah arsitektur dilakukan berdasarkan kronologis menurut ruang, dimensi dan

waktu. Pengkajian ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : primitif tradisional, klasik dan modern. Pembagian

ini masih bersifat global sehingga tiap-tiap periode masih harus dikelompokkan lagi secara terperinci.

2. Teori Dalam Arsitektur

Teori dalam arsitektur merupakan deskripsi dari beberapa pertanyaan-pertanyaan, yaitu :

 Apakah arsitektur itu?

 Apa yang harus dicapai dengan arsitektur?

 Bagaimana cara merancang/mendesain?

 Apa produk dari arsitektur?

 Bagaimana seorang arsitek menemukan ide?

 Dsb.

Tujuan untuk mempelajari teori arsitektur adalah:

 Membantu mengenal dan mempelajari karya arsitektur;


 Membantu arsitek dalam proses merancang;

 Memberi arah dalam proses desain namun tidak dapat menjamin hasil karya yang sempurna;

 Merupakan dugaan, harapan, hipotesis yang dapat diidentifikasikan namjn sering tidak ilmiah.

Menurut Vitruvius, tujuan arsitektur tergantung pada susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan,

simetri, kesesuaian dan ekonomi. Arsitektur ditentukan oleh fungsi/kenyamanan, struktur/ketahanan, dan

estetika/keindahan. Menurut Bruno Zevi, teori arsitektur meliputi cara mengidentifikasikan variabel-variabel

penting, ruang, struktur dan proses-proses aktifitas kehidupan masyarakat.

Ruang merupakan unsur pokok, memahami ruang berarti mengetahui bagaimana cara melihat (elemen-

elemen arsitektur) dan merupakan kunci untuk mengenal dan memahami arsitektur bangunan. Cara

memandang, mengenal, dan memahami arsitektur antara lain dengan analogi :

 Arsitektur dianggap sesuatu yang organik

 Arsitektur merupakan suatu bahasa

 Arsitektur dianggap seperti mesin

3. Kritik Dalam Arsitektur

Kritik merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan (built environment). Kritik meliputi

semua tanggapan termasuk tanggapan negatif dan pada hakekatnya kritik bermaksud menyaring dan

melakukan pemisahan. Ciri pokok kritik adalah pembedaan dan bukan penilaian (misalnya : reaksi penduduk

terhadap rancangan pemukiman dilakukan dengan metode penyampaian tanggapan).

Metode kritik arsitektur terdiri dari :

 Kritik Normatif; kritik ini berdasarkan pada pedoman baku normatif.

 Kritik Penafsiran; kritik ini merupakan penafsiran dan bersifat pribadi.

 Kritik Deskriptif; bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, semata-mata membantu orang melihat apa yang

sesungguhnya ada, menjelaskan proses terjadinya perancangan bangunan.

Anda mungkin juga menyukai