PENDAHULUAN
Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan merasakan
suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca menjadi tidak
menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global atau global warming, dimana
terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari
permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang
panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat
menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah
terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas
tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari
kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca
di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka
terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu
berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini
menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi ini terkait langsung dengan gas-gas
rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi, semakin maju
perkembangan zaman maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau manusia juga akan
mangikuti perkembangan tersebut. Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang
menghasilkan kontributor pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang
dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak),
nitrogen oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin
ruangan (CFC). Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi.
Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin
memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang
tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Secara teoritis
Makalah ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan tentang mengetahui
dampak penipisan lapisan ozon akibat efek rumah kaca.
2. Secara praktis
Tujuan praktis dari makalah ini adalah: Mendorong Dosen, Mahasiswa dan
Pembaca untuk dapat memahami dan mengetahui tentang penipisan lapisan ozon
akibat efek rumah kaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Green architecture (dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan)
adalah praktek membuat struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari tapak untuk
desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan dekonstruksi. Praktek ini memperluas
dan melengkapi desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, utilitas, daya tahan, dan
kenyamanan.
Material yang di maksud secara ekologi adalah material yang ramah lingkungan, dan
mudah di dapat, sebenarnya tidak larangan jika harus menggunakan bahan – bahan modern
yang ada, hanya saja volume penggunaan yang harus ada kesepakatan, di samping bahan
konvensional secara umum dan moderen, material Ekologis secara spisifikasi dapat kita
bedakan sebagai berikut:
3
Pondasi, dapat menggunakan material: batu kali, batu gunung, kayu / bamboo sebagai
pasak bumi.
Dinding, dapat menggunakan bahan bamboo, batu bata, kayu, tanah liat, bahan daur
ulang dari kertas.
Jendela, dapat menggunakan kayu, bamboo, kertas, secara teknis dapat kita gunakan
sebagai tirai atap, dapat menggunakan daun – daunan, bambu, kayu, dan lainnya.
Bangunan Ekologi secara umum memaksimalkan sirkulasi udara secara alami dan
meminimalkan penggunaan udra buatan seprti AC, Kipas angin, Exhause, dll. Jendela serta
ventelasi yang di terapkan pada bangunan haru s juga di sesuai dengan arah angin, penerapan
atap bangunan tradisional adalah salah satu solusi untuk memberikan kenyamanan dalam
ruang,atap yang tinggi juga membuat udara dapat mengatur pola sirkulasinya, Angin juga
berlaku dapat kasar terhadap lingkungan serta fisik bangunan,jadi perlu di adakan antisipasi
terhadap pengaruh negative angin, seperti, pembuatan ventilasi/bukaan secara maksimal,
pemasangan tirai – tirai, penaman pohon – pohon atau tanaman yang sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Bentuk masa bangunan secara ekologi, yaitu pengadopsian bentuk – bentuk yang ramah
lingkungan, seperti: Bentuk Arsitektur Tradisional lokal, bentuk masa bangunan lebih terbuka
sehingga ada keterikatan antara lingkungan dan bangunan atau sebaliknya, dimensi bangunan
diolah semaksimal mungkin sehingga tidak terjadinya perbedaan yang mencolok terhadap
bangunan penduduk lokal, bentuk bangunan juga di sesuaikan dengan material yang
digunakan.
4
Arsitektur Lingkungan selain dari pada bentuk masa bangunan, material, tata ruang atau
pun nilai kearifan lokal yang ada, juga adalah kepedulian kita sendiri terhadap bangunan
tersebut, bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut, bagaimana kita
mengelolanya, dan bagaimana kita merawatnya.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kita berada di sekolah,
lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta
hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi,
papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun
5
sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam
kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang
diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi
jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di
muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak
hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit,
dan lain-lain.
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam
sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
6
- Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan
tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan
gunung berapi antara lain berupa:
- Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena
gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun
manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan
dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
- Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaansuhu udara yang mencolok.
Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan
7
hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan
Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi
Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan
atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan
angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak
kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan
lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
- Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
- Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
- Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa
dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
8
- Merusak hutan bakau.
- Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
- Pembuangan sampah di sembarang tempat.
- Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
- Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Proses pemanasan global dipicu oleh adanya efek rumah kaca, dimana energi dari
matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi; sebaliknya bumi
mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atmosfer (uap air, karbon
dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang dipancarkan, menahan panas seperti
rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada
sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar 60°F/15°C. Tetapi
permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas rumah kaca pada atmosfer bertambah.
Sejak awal revolusi industri, konsentrasi karbon dioksida pada atmosfer bertambah mendekati
30%, konsetrasi metan lebih dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%.
Penambahan tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi.
Mengapa konsentrasi gas rumah kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa
pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab utama dari
bertambahnya konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca.
9
Sementara lautan dan vegetasi yang bertugas menangkap banyak CO2 tidak mampu
mengimbangi pertambahan CO2 dari kegiatan manusia di bumi, hal ini berarti bahwa jumlah
akumulatif dari gas rumah kaca yang berada di udara bertambah setiap tahunnya dan berarti
mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah
secara spektakuler, dimana sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari
energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang
mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan.
Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan” energi tak dapat habis” seperti matahari, angin,
biogas, air, khususnya hidro mini dan makro, baik di negara maju maupun miskin tetaplah
rendah (dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk
bahan bakar fosil dan energi nuklir). Padahal sumber energi ini dapat mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil.
Jika diamati maka sumber pencemar utama adalah transportasi, kebakaran hutan,
limbah rumah tangga, limbah tambang, dan limbang industri. Selama 1985 – 2000 jumlah
kendaraan sebagai sarana transportasi meningkat dari 1.2 juta menjadi 19 juta. Pada tahun 1985
– 1997 seluas 20 juta hektar hutan terbakar dan dibakar, dan pada tahun 1997-1998 luas hutan
yang terbakar dan dibakar sebesar 10 juta hektar. Dalam hal limbah rumah tangga – hanya 3-
5% yang punya akses saluran limbah rumah tangga, sehingga menyumbangkan Emisi CO2
sebanyak 35 juta ton CO2. Pertambangan menyumbang limbah seperti tailing dan merkuri
dalam jumlah yang besar, sedangkan industri lainnya menyumbangkan limbah cair (black
liquor) karena system daur ulang limbah yang tidak ada, tidak lengkap, atau tidak baik dan juga
menyumbangkan Emisi CO2 sebanyak 275 juta ton per tahun.
Terjadinya Global Warming diakibatkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang tidak
tepat. Pengelolaan hutan yang salah dan menyebabkan hutan tropis hancur serta tidak
memberikan manfaat yang signifikan baik bagi pemerintah maupun bagi penduduk di
sekitarnya. Yang mengeruk keuntungan adalah pengusaha yang secara semena-mena telah
menghancurkan hutan yang menjadi tempat menyimpan air dan penghasil oksigen bagi mahluk
10
hidup dan tempat hidup flora dan fauna. Pengelolaan yang salah menyebabkan bencana banjir
dan dampak lingkungan lain, rakyat yang sudah miskin tetap miskin dan bahkan menjadi lebih
miskin karena hutannya sudah hancur. Bertambahanya suhu global yang tidak dapat dicegah
lagi dan bahwa perubahan iklim mungkin sudah terjadi sekarang. Selain itu penyebab utamanya
adalah adanya konsumsi yang berlebihan. Bukan oleh 80% penduduk miskin di 2/3 belahan
bumi, tetapi oleh 20% penduduk kaya yang mengkonsumsi 86% dari seluruh sumber alam
dunia. Program konversi minyak tanah menjadi gas juga dapat diambil sebagai contoh bahwa
ketidaksiapan pemerintah secara infrastruktur dan juga sosialisasi, menyebabkan banyak orang
desa menggunakan lagi kayu bakar dengan merambah hutan, karena untuk memasak mereka
sulit memperoleh minyak tanah dan gas, serta harga gas terus membumbung tinggi. Kampanye
dalam rangka Pemilu juga memacu kerusakan lingkungan, karena penyumbang dana pemilu
bisa jadi disumbang oleh pengusaha pembalakan hutan liar sebagai upaya pencucian uang.
Situasi seperti ini bahkan menjadi lebih buruk lagi dikarenakan banyak dan luasnya
areal hutan alam menurun, begitu juga dengan manfaatnya bagi masyarakat. Banyak tanaman
liar yang juga komersial, telah dieksploitasi secara berlebihan. Cadangan hutan dan area yang
dilindungi oleh pemerintah, dikelola oleh pihak yang dalam pengelolaannya tidak melibatkan
komunitas setempat, sehingga mengakibatkan konflik sosial yang seharusnya tidak perlu
terjadi. Banyak spesies tumbuh-tumbuhan yang manfaat potensialnya belum diketahui, tetapi
spesies tersebut telah berkurang pada tingkat yang membahayakan dan punah lebih cepat
dibandingkan laju pengumpulan tumbuhan tersebut untuk dapat diteliti, dikenal dan
diregenasikan kembali.
Gaya hidup manusia modern juga menjadi penyebab rusaknya lingkungan. Sampah
yang dihasilkan perumahan atau kota turut menyumbang kematian sungai yang mengaliri
perkotaan. Bencana itu masih ditambah dengan tumbuhnya industri di sepanjang sungai yang
sering digunakan sebagai sarana pembilasan dan pembuangan sampah industri. Hampir semua
sungai di Indonesia mengalami tekanan kerusakan fungsi ekosistemnya.
Perubahan Iklim merupakan tantangan yang paling serius yang dihadapi dunia di abad
21. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir memperlihatkan bahwa
masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir disebabkan oleh tindakan manusia.
Pemanasan global di masa depan lebih besar dari yang diduga sebelumnya. Saat ini kita
11
menghadapi bertambahnya suhu global yang tidak dapat dicegah lagi dan bahwa perubahan
iklim mungkin sudah terjadi sekarang.
Dalam Panel Antar Pemerintah Mengenai Perubahan Iklim yang diselenggarakan pada
bulan Desember 1977 dan Desember 2000, badan yang terdiri dari 2000 ilmuwan tersebut
menyebutkan sejumlah realitas yang terjadi saat ini, diantaranya:
- Mencairnya es di kutub utara dan selatan sebagai akibat dari pemanasan global
menyebabkan dampak yang sangat besar, karena air mempunyai konsep bejana
berhubungan, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut rata-rata 0.57
cm/tahun yang dapat menyebabkan banyak pulau di Indonesia akan terendam dan
tenggelam. Diperkirakan bahwa pada tahun 2050 seluruh pesisir Indonesia bakal
tenggelam 0.28 – 4.17 meter. Bahkan di DAS Citarum 26 ribu hektar kolam dan 10 ribu
hektar sawah terancam terendam air laut,
- Curah hujan rata-rata naik 2-3%, tetapi ada di beberapa tempat di Indonesia yang justru
menurun. Serangan angin kencang yang sebelumnya jarang terjadi menjadi lebih
sering. Musim hujan menjadi berubah dan selalu terlambat, hal ini menyebabkan petani
di beberapa tempat seperti di Subang dan Pati gagal panen. Musim hujan juga menjadi
lebih pendek, sebagaimana yang dirasakan di Manggarai – NTT.
- Suhu rata-rata udara di Indonesia naik 0.3 o C per tahun sejak tahun 1990.
- Terumbu karang menjadi rusak karena suhu air laut meningkat 0.2 – 2.5 derajat Celcius
setiap tahun, bahkan di pulau Pari – Kep. Seribu terjadi pemutihan 50% terumbu
karangnya.
- Kesuburan tanah pertanian merosot hingga 2-8%, sehingga produksi padi menurun 4%
per tahun. Pasokan beras lokal di Karawang dan Subang menurun 95%, dan produksi
jagung menurun 59% per tahun. Produksi kacang-kedelai turun 10% per tahun.
- Permukaan tanah turun 0.8 cm per tahun
- Bencana-bencana alam lebih sering terjadi dan lebih dahsyat seperti gempa bumi,
banjir, angin topan, siklon dan kekeringan akan terus terjadi. Bencana badai besar
terjadi empat kali lebih besar sejak tahun 1960.
- Suhu global meningkat sekitar 5 derajat C (10 derajat F) sampai abad berikut, tetapi di
sejumlah tempat dapat lebih tinggi dari itu.
- Permukaan es di kutub utara makin tipis.
- Penggundulan hutan, yang melepaskan karbon dari pohon-pohon, juga menghilangkan
kemampuan untuk menyerap karbon.
12
- 20% emisi karbon disebabkan oleh tindakan manusia dan memacu perubahan ilim.
- Sejak Perang Dunia II jumlah kendaraan motor di dunia bertambah dari 40 juta menjadi
680 juta; kendaraan motor termasuk merupakan produk manusia yang menyebabkan
adanya emisi carbon dioksida pada atmosfer.
- Selama 50 tahun ini kita telah menggunakan sekurang-kurangnya setengah dari sumber
energi yang tidak dapat dipulihkan dan telah merusak 50% dari hutan dunia.
- Negara-negara miskin akan dilanda kekeringan dan banjir, dimana sekitar tahun 2020
penduduk dunia akan terancam bahaya kekeringan dan banjir dan akan menderita luar
biasa akibat perubahan iklim karena letak geografisnya serta kekurangan sumber alam
untuk penyesuaian dengan perubahan dan melawan dampaknya.
- Biaya tahunan untuk menangkal pemanasan global dapat mencapai 300 miliar dollar,
50 tahun ke depan jika tidak diambil tidakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Jika pemimpin politik kita dan pembuat kebijaksanaan politik tidak bertindak cepat,
dunia ekonomi akan menderita kemunduran serius. Selama dekade lalu bencana alam
telah mengeruk dana sebesar 608 milliar dollar.
- Panen makanan pokok seperti gandum, beras dan jagung dapat merosot sampai 30%
seratus tahun mendatang akibat pemanasan global (Wakil PBB untuk Program
Lingkungan Hidup pada Konferensi Perubahan Iklim ke-7 di Maroko November 2001)
- Para petani akan beralih tempat olahan ke pegunungan yang lebih sejuk, menyebabkan
terdesaknya hutan dan terancamnya kehidupan di hutan dan terancamnya mutu serta
jumlah suplai air. Penemuan baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari rakyat
pedesaan di negara berkembang sudah mengalami dan menderita kelaparan dan gizi
buruk tersebut. Pengungsi akibat lingkungan hidup sudah berjumlah 25 juta di seluruh
dunia.
Mengenai sanksi hukum terhadap pelaku pelanggaran lingkungan hidup, dari apa yang
telah diatur oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 mengatur mengenai sangsi berupa sanksi
Administrasi diatur oleh Pasal 25 sampai dengan Pasal 27 dan sanksi Pidana diatur oleh Pasal
41 sampai dengan Pasal 48. Penggunaan sangsi administrasi adalah merupakan sebagai
hukuman yang dijatuhkan bagi pelaku pelanggaran terhadap lingkungan hudup, yang berupa
pencabutan perizinan usaha/kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan berakibat
13
usaha/kegiatan tersebut berhenti secara total, dengan berkewajiban memulihkan kembali
lingkungan hidup yang telah tercemar tersebut. Dapat dikenakan pula sanksi pidana adalah
merupakan sebagai hukuman yang dilakukan dengan sengaja, kealpaannya atau informasi
palsu melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran atau pengrusakan terhadap
lingkungan hidup dapat di pidana penjara sekurang-kurangnya 5 tahun atau sampai seberat-
beratnya15 tahun atau denda sekurang-kurangnya Rp.100.000.000,- atau sampai sebesar Rp.
500.000.000,- sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha lingkungan
hidup. Telah diuraikan diatas bahwa terhadap masalah dampak pencemaran, akibat, landasan
hukum serta sosial kontrol pencemaran terhadap lingkungan hidup adalah merupakan suatu
lingkaran yang tidak terputus didalam kehidupan manusia.
Sebagai upaya untuk menganalisa permasalah baik secara internal maupun secara
eskternal terhadap permasalahan: bagaimanakah Pendekatan Intrumental yang berupa undang-
undang dan Pendekatan Alam akibat dampak pencemaran Lingkungan Hidup dan
14
bagaimanakah caranya untuk memperkecil akibat dampak pencemaran Lingkungan Hidup
tersebut, agar terhindar dari berbagai macam bencana.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan
lingkungan.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi
berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem
15
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
mempunyai tujuan di antaranya:
- Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
- Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
- Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
- Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan
tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
- Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
16
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang
disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah
dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan
lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan
terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus.
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon
atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau
sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
- Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas,
salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar
oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap
organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar
tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap
bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat
menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi
oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman
lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu
tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di
perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke
17
udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta
pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun
kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat
bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan
ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh
matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan
menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena
makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
- Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab
hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga
penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota
laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
18
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan
telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap
gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar
pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut,
karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian
flora dan fauna di antaranya adalah:
Rusaknya lapisan ozon dan efek pemanasan global antara lain disebabkan oleh
penggunaan bahan yang mengandung unsur Chlor (Cl) dan salah satunya adalah ditimbulkan
oleh refrigeran dari golongan CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang mempunyai beberapa unsur
Cl. Unsur chlor ini akan mengikat ozon (O3), dengan chlor sebagai katalisator, ozon akan
terurai dan menjadi semakin tipis yang akhirnya membentuk lubang. Menipisnya lapisan ozon
mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan
19
rantai makanan di laut, musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut lainnya,
menurunnya hasil produksi pertanian yang dapat menganggu ketahanan pangan, dan bencana
alam lainnya.
Mata rantai dampak penipisan lapisan ozon berikutnya adalah terjadinya pemanasan
global (global warning). Gas karbon dioksida (CO2) memiliki kontribusi paling besar sekitar
50 persen, diikuti chloroflourcarbon (CFC) 25 persen, gas methan 10 persen, dan sisanya
gaslain terhadap pemanasan global. Pemanasan global juga menyebabkan mencairnya lapisan
es di Benua Antartika. Akibatnya, muka air laut global naik sampai 25 cm di akhir abad ke-20.
Sehingga terjadi ketidakseimbangan iklim, dimana di suatu tempat terjadi bencana kekeringan,
dan di tempat lainnya terjadi bencana banjir.
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari
radiasi UV-B ini semakin menipis. Indikasi kerusakan lapisan ozon pertama kali ditemukan
sekitar tiga setengah dekade yang lalu oleh tim peneliti Inggris, British Antarctic Survey
(BAS), di benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil pantauan menyimpulkan kerusakan
ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu parah. Lapisan ozon melindungi kehidupan di bumi
dari radiasi ultraviolet matahari. Namun, semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub
bumi akhir- akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Bila hal tersebuttidak diantisipasi, bisa
menimbulkan bencana lingkungan yang luar biasa.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di Antartika mendeteksi hilangnya
ozon secara periodik di atas benua tersebut. Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area
ozon tipis pada lapisan ozon) ini, terbentuk pada musim semi di Antartika dan berlanjut selama
beberapa bulan sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada
ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukan bahwa persentase ozon secara
keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan yang dilakukan untuk
meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.
Gas chlofluorocarbons (CFC) disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon ini. Selain CFC, ada pula hydrochlorofluorocarbons (HCFC), halons,
20
methyl bromide, carbon tetra chloride, dan methylchloform. Ozon tercipta jika radiasi yang
berasal dari matahari bertemu dengan oksigen di dalam atmosfer. Penipisan lapisan ozon
disebabkan meningkatkan persentasi gas-gas yang bereaksi dengan ozon (O3) sehingga
mengurangi kadarnya di atmosfir. Di pihak lain, lapisan ozon ini diperlukan untuk mengurangi
penetrasi ultraviolet dari matahari.
Di lain pihak, manusia juga membutuhkan ultraviolet ini guna menunjang ketersediaan
vitamin D bagi setiap orang. Oleh karena itu, ozon perlu dijaga konsentrasinya sehingga
kehidupan dapat berjalan dengan baik.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan
bumi. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetap sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer mempunyai peranan dalam kehidupan di permukaan bumi antara lain.
- Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet dll.
- Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap bermanfaat untuk kehidupan.
- Memantulkan gelombang radio.
- Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam.
- Menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk bumi lainnya.
- Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim panas dan musim
dingin.
- Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak dapat menyalakan
api, bernafas, dan sebagainya.
Selain itu gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai peran masing-masing antara lain:
21
Ozon ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840. Ozon merupakan
molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen yang dilambangkan dengan simbol O3. Meskipun
ozon bisa ditemukan dalam jumlah yang kecil di semua lapisan atmosfer, namun karena adanya
proses kimia dan radiasi, keberadaannya tidak terlalu signifikan. Hampir sekitar 90 persen dari
jumlah ozon yang ada di atmosfer berada pada lapisan teratasyang dikenal dengan nama
stratosfer, yang lokasinya sekitar 15-50 km di atas permukaan bumi. Wilayah yang berisikan
konsentrasi terbesar dari ozon ini dinamakan sebagai lapisan ozon.
Ozon membentuk cairan berwarna biru tua pada suhu di bawah -112 C, dan cairan
berwarna biru tua gelap pada suhu di bawah -193 C. Selain itu mempunyai bau yang keras,
menusuk hidung serta terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus elektrik
sepertikilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik. Ozon adalah gas beracun
sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya dan bila terhisap dapat merusak
paru-paru bahkan mampu menyebabkan kematian.
Di tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Olehitu
atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai
Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan
penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia
diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat
ilmiah internasional.
Di tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap
lapisan ozon; 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan
terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika
Serikat. 1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas
Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George
Bush.
22
inidiperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun
2000.
Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra
ungumemasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia,
memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama
pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak
matatermasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.
Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan
hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti barli dan oat
menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman
diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkanakan cenderung kerdil,
sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat
mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, sertamengurangi jumlah plankton
yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan
ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumiyang sering disebut sebagai “efek
rumah kaca”. Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozonmenjadi mulai dilakukan bersama
oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah digalakkan secara serius melalui UNEP
(United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak dibidang
program perlindungan lingkungan dan alam.
Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet dari pancaransinar
matahari. Pada tahun 1930, Chapman menjelaskan pembentukan ozon secara alamiah. Di mana
ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari mampumenguraikan gas
oksigen di udara bebas. Molekul oksigen tersebut terurai menjadi dua buahatom oksigen,
proses ini dikenal dengan nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadisecara alamiah
bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada disekitarnya, kemudianterbentuklah ozon.
Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer yang dikenal dengan nama lapisan
ozonadalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis. Lapisan ozon ini
berada pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan bumi.
23
Selain terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah terjadi juga proses
penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat memutus ikatan
rantaimolekul ozon, sehingga molekul ozon tersebut kembali menjadi atom oksigen bebas (O)
danmolekul oksigen (O2). Pada kondisi normal, tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO),
reaksi pembentukan dan penguraian molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang sehingga
jumlah molekul Ozon di stratosfir relatif stabil.
Sinar UV + O3 O2 + O
O + O3 O2 + O2
2O3 3O2
Lapisan Ozon sangat bermanfaat bagi segala kehidupan di bumi karena ia berfungsi
sebagai:
2.2.6 Melindungi makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara menyerap
hampir 90% radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari. Telah
diketahui bahwa Sinar UV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan:
- Penyakit kanker kulit
- Katarak
- Kerusakan genetik pada sel-sel manusia, hewan maupun tumbuhan.
- Penurunan sistem kekebalan hewan, tumbuhan dan organisme yang hidup di air
- Mengurangi hasil pertanian dan dan merusak tanaman
- Mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah
plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan- hewan laut.
2.2.7 Memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu dunia
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari
radiasi UV-B ini semakin menipis. Hal ini disebabkan karena adanya zat-zat pencemar udara
24
yang merusak lapisan ozon. Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan nama Bahan Perusak
Ozon (BPO), contohnya yaitu:
CFC yang berlebihan dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluh-
puluhtahun yang lalu. CFC dapat melepaskan atom Chlorine dan dapat merusak lapisan ozon.
CFCdigunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
misalnyadengan penggunaan Freon pada alat AC, lemari es, dan alat pendingin lainnya
merupakansalah satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon, karena alat
inimenggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22 dalam proses kerjanya.
CFC-11 : 11 + 90 = 101
Sehingga CFC-11 dengan jumlah atom karbon adalah 1, jumlah atom hidrogen adalah
nol, jumlah atom fluorin adalah 1, dan jumlah atom klorin (2.1 + 2 - 0 - 1 =3). Jadi rumus kimia
CFC-11 adalah CFCl3. Artinya, ia memiliki 1 atom karbon, tidak memiliki hidrogen, 1atom
fluorin, dan 3 atom klorin.
25
logam selama proses fabrikasi. Selain itu CFC-113 digunakan untuk dry-
cleaning dan spot-cleaning pada industri tekstil.
2.2.11 Haloncarbon yang digunakan dalam zat cair pemadam kebakaran
(aerosol fireextinguiser) seperti Methyl Bromide, Carbon Tetrachloride, dan
Methyl Chloroform.
2.2.12 Penggunaan methyl chloroform dan carbon tetrachloride sebagai
bahan pelarut (solvent).
Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung
khlorinatau bromin yang dihasilkan oleh zat/bahan perusak ozon seperti CFC terutama CFCl3
(Freon 11) dan CFCl2 (Freon 12) telah banyak dipakai sebagai bahan pembakar (propellants)
dalam kaleng-kaleng semprotan, gas alat pendingin (refrigerator), gas pengatur udara
(airconditioner), dan sebagai agen busa untuk plastik) serta Haloncarbon yang akan
menghasilkan radikal khlor dan brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian
melaluireaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-
molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi iniakan
mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang mengandungkhlor
dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Ketika CFC berdifusi ke lapisan stratosfer, maka radiasi energi tinggi matahari yaitu
yangmemiliki panjang gelombang dalam daerah antara 190 dan 225 nm menyebabkan
26
fotolisisatau pemecahan ikatan karbon-klorin dari CFC melalui reaksi kimia seperti berikut:
(Tjasyono, 2006).
Dimana h adalah konstanta Planck yang nilainya 6,625 x 10-34 J.s, v adalah frekuensi
radiasi, g artinya berbentuk gas, dan hv adalah energi foton (radiasi). Dari reaksi tersebut
dihasilkanatom khlor (Cl). Pembentukan atom khlor dengan laju terbesar terjadi pada
ketinggian sekitar30 km di atas permukaan Bumi. Atom khlor yang dihasilkan dapat bereaksi
cepat dengan ozon untuk membentuk khlor monoksida (ClO) dan molekul oksigen (O2).
Selanjutnya ClO dapat bereaksi dengan atom O untuk kembali membentuk atom khlor,
menurut persamaan reaksi:
Hasil reaksi di atas adalah perubahan Ozon (O3) menjadi O2. Artinya lapisan Ozon (O3)
menjadi rusak. Dalam reaksi ini khlor dapat menipiskan lapisan ozon dengan bertindaksebagai
katalis dalam suatu reaksi kimia yang merubah ozon (O3) menjadi oksigen (O2). Reaksi ini
dipercepat dengan adanya kristal-kristal es di stratosfer yang merupakan salah satu dari sumber
bagi kerugian besar ozon di Antartika. Karena CFC bertindak sebagai katalis, maka mereka
tidak dikonsumsi dalam reaksi yang merubah ozon menjadi oksigen, tetapi tetap ada di
stratosfer dan terus menerus merusak ozon selama bertahun-tahun. Menurut hasil penelitian,
satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000 senyawa ozon dan bertahan sampai 40-150
tahun di atmosfer. Padahal stratosfer hanya bisa menyerap sejumlahatom klorin, sehingga pada
akhirnya meskipun penggunaan CFC ditekan, jumlah yang adadalam atmosfer masih cukup
besar dan perlu waktu yang sangat lama untuk diserap.
Fotodisosiasi CFC:
CFCl3 + UV CFCl2 + Cl
O3 + Cl ClO + O2
ClO + O Cl + O2
27
Hasil:
O3 + O 2O2
Senyawa Bromine dipecah oleh sinar UV sehingga melepaskan Bromin, dan mengkatalisa
perusakan Ozon:
O3 + Br BrO + O2
BrO + O Br + O2
O3 + O 2O2
Apabila lapisan ozon semakin tipis akan mengakibatkan beberapa hal sebagai berikut:
28
8. Gunung-gunung es di kutub utara akan mencair yang mengakibatkan naiknya
permukaan air laut dunia. Sehingga lambat laun daratan di bumi pun akan
tenggelam
9. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi
yang sering disebut sebagai “Global Warming”. Sebagian besar ozon stratosfer
dihasilkan dikawasan tropis dan diangkut ke ketinggian yang tinggi dengan skala
besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim semi. Umumnya
kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
Dalam memelihara lapisan ozon, seluruh masyarakat di dunia harus bertindak yaitu
dengan cara:
29
2.3.7 Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon
Isu penipisan lapisan ozon telah dijadikan isu internasional oleh Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lingkungan Hidup, United Nations Environment Programme
(UNEP)sejak tahun 1987. Atas permintaan “United Nations Environment Programme”
(UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk
mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari
penelitian pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto,
Kanada, yangtersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia
terhadap lapisan ozon, dengan ditandatanganinya Protokol Montreal pada tahun 1987, suatu
perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh
36 negara termasuk Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1990 diumumkan pelarangan total
terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada
tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden Amerika Serikat, George Bush.
Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space
Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini
mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada
berbagaiketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di
atas.
Sampai kemudian pada tahun 1985 dokumen ini dikenal dengan Konvensi Wina, yang
berisikan tentang perlindungan lapisan ozon. Dokumen ini diadopsi oleh negara-negara
UniEropa serta 21 negara lainnya di dunia. Konvensi Wina merupakan titik awal
pergerakandalam menyelamatkan lapisan ozon. Konvensi Wina merupakan landasan hukum
pelaksanaan perlindungan lapisan ozon ditingkat internasional yang mensyaratkan
seluruhnegara pihak untuk bekerjasama melaksanakan pengamatan, penelitian, dan
pertukaraninformasi guna memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mengkaji dampak
30
perbuatan manusia terhadap lapisan ozon serta dampak lapisan ozon terhadap terhadap
kesehatanmanusia dan lingkungan.
Tak lama setelah itu muncul Protokol Montreal pada tanggal 16 september 1987.
Protokal Montreal memuat aturan pengawasan produksi, konsumsi dan perdagangan bahan-
bahan perusak lapisan ozon. Dalam protokol tersebut tercantum jenis-jenis bahan kimia
yangmasuk dalam daftar pengawasan serta jadwal penghapusan masing-masing jenis BPO.
Protokol Montreal kemudian mengalami penyempurnaan melalui penetapanAmandemen
London (1989), Amandemen Kopenhagen (1992), Amandemen Montreal (1997) serta
Amandemen Beijing (1999).
Pada tahun 1992 Indonesia meratifikasi Protokol Montreal dan Konvensi Wina melalui
Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pengesahan Konvensi Wina dan Protokol
Montreal. Dilakukannya hal ini sebagai bentuk upaya Indonesia dalam rangka upaya penipisan
lapisan ozon. Aksi nyata yang yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai salah satu
Bahan Perusak Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigrasi yang dilaksanakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan United Nations Development
Programme (UNDP). Kegiatan proyek dilaksanakan mulai tahun 2003 sampai 2007 dengan
tujuan untukmenghapuskan penggunaan CFC pada industri yang memproduksi alat pendingin.
Proyek ini merupakan pelaksanaan Konvensi Wina dan Protokol Montreal.
Salah satu upaya masyarakat dalam membantu upaya pemerintah untuk menanggulangi
menipisnya lapisan ozon yaitu dengan cara penanaman tumbuhan dan pohon - pohon sekaligus
melestarikannya. Karena dengan banyaknya pohon, maka banyak pula oksigen yang dihasilkan
oleh tumbuhan atau pohon tersebut. Dengan banyaknya kandungan oksigen di udara bebas
maka semakin banyak juga ozon yang terbentuk dan naik ke atmosfer. Sehingga membentuk
lapisan ozon yang tebal dan stabil keberadaannya.
Efek rumah kaca adalah suatu proses dimana radiasi termal dari permukaan atmosfer
yang diserap oleh gas rumah kaca, dan dipancarkan kembali ke segala arah. Mekanisme ini
pada dasarnya berbeda dari yang rumah kaca sebenarnya, yang bekerja dengan mengisolasi
udara hangat dalam struktur tersebut sehingga panas yang tidak hilang oleh konveksi. Efek
rumah kaca ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, dan pertama kali dilaporkan
31
kuantitatif oleh Svante Arrhenius pada tahun 1896, merupakan proses pemanasan permukaan
suatu bendalangit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan
atmosfernya. (Wikipedia, 2011).
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi
ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yangmenghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas danmemantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini berwujud radiasi inframerah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan
normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,
karena tanpa nya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15°C
(59°F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C (59°F) dari suhunya semula, jika tidak ada
efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan pemanasan global.
Efek rumah kaca yang berlebih disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-gas di
atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca. Gas rumah kaca adalah gas-gas
yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca
yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut,
danau dan sungai.
32
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap
di bawahnya. Berikut akan dipaparkan mengenai gas-gas yang berperan dalam efek rumah kaca
dengan persentase kontribusi mereka terhadap efek rumah kaca;
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab
terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional.
Aktivitas manusia tidak secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala
lokal. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca yang
mengakibatkan meningkatnya temperatur dan semakin meningkatknya jumlah uap air di
atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan).
Karbondioksida (9-26%)
Metana (4-9%)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca.
Metana merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara,
gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat
pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama
sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada
pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.4.
Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama
dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogenoksida dapat menangkap
panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen
bila dibandingkan masa pre-industri.
33
Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk
selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan
tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapanegara berkembang masih
menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan
panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi
ultraviolet). Konsumsi CFC tertinggi terdapat pada negara-negara maju. Amerika Serikat
mengkomsumsi hamper sepertiga komsumsi CFC dunia. Negara-negara maju adalah penghasil
emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Menurut data dari PBB, urutan beberapa negara
penghasil emisi karbondioksida perkepala per tahun sebagai berikut:
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas
yang dipantulkan dari permukaan bumi diserapatmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat (Wikipedia, 2011).
34
laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan
negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang
berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain bisa
mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan turunnya
kelembaban. Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada segala sektor. Meliputi:
Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat. Perubahan
iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman. Peningkatan suhu
10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak 10%.
Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan
gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu karang
akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi.
Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di
enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi
(Jhamtani, 2007).
Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa
memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu
dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap
tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat di
negara tropis seperti Indonesia.
Air
35
Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana,
dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana
menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau20 tahun mendatang perubahan iklim akan
berdampak besar terhadap ekonomi.
Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia. Namun
beberapa data menunjukkan bahwa:
36
pendapatan negara dan masyarakat darisektor pariwisata. Sementara itu, negara harus
menaikkan anggaran untuk menanggulangi bencana yang meningkat, mengelola
dampak kesehatan, dan menyediakan sarana bagi pengungsi yang meningkat akibat
bencana. Industri di kawasan pesisir juga kemungkinan besar akan menghadapi dampak
ekonomi akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan beban
anggaran pembangunan nasional dan daerah.
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat dilakukan
juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat dilakukan di
halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara, seperti di pinggir-pinggir
jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-gunung yang gundul dan membuat
taman-taman di perkotaan atau biasa disebut dengan taman kota.
Pengelolaan Sampah
- Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.
- Menghemat penggunaan kertas.
- Mengurangi penggunaan tisu
- Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam
- Membuat kompos
37
2.5 Keterkaitan Arsitektur dengan Pemanasan Bumi
Karbon dioksida bukan saja diemisi dari pembakaran bahan bakar industri dan
transportasi, namun juga pembakaran bahan bakar untuk pembangkit listrik yang digunakan
bangunan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan fisik manusia di dalamnya.
Arsitek merubah kawasan hutan, pertanian, rawa dan ruang hijau lain menjadi
perumahan dan kota. Dari tangan arsitek ditentukan apakah kota dan bangunan yang dirancang
akan hemat enegi atau sebaliknya, konsumtif terhadap pemakaian BBM dan mengemisi banyak
CO2 serta menyebabkan pemanasan bumi? Dari tangan arsitek, kota dirancang minim jalur
pedestrian. Kota disterilkan dari pejalan kaki dan hanya memberi ruang maksimal bagi
kendaraan bermotor, berkonsekuensi terhadap melonjaknya konsumsi BBM. Dari tangan
arsitek pula, sejumlah kota menjadi miskin vegetasi. Kota dipenuhi oleh hamparan aspal dan
beton, menaikkan suhu udara kota. Karena tangan arsiteklah kota menjadi panas. Di sisi lain
vegetasi berfungsi sebagai penyerap CO2 di udara. Udara kota yang panas memaksa arsitek
mulai merancang bangunan dengan mesin pendingin (AC). Konsumsi listrik melonjak,
pembakaran minyak melonjak. Emisi CO2 tidak terbendung lagi. Dan sekali lagi, memanaskan
bumi.
Pemanasan bumi mengakibatkan kenaikan suhu rata-rata di permukaan bumi. Hal ini
menimbulkan masalah terhadap pemenuhan kebutuhan kenyaman termal manusia, terutama
yang tinggal di kawasan tropis seperti Indonesia. Semua manusia di muka bumi, tanpa kecuali,
memerlukan suhu nyaman agar dapat melangsungkan aktifitasnya dengan baik. Tanpa suhu
nyaman manusia tidak dapat bekerja secara optimal.
Arsitek, sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pengukiran kulit bumi, dan
bertanggung jawab terhadap penyediaan lingkungan buatan yang nyaman, harus mampu
mangantisipasi kenaikan suhu udara luar rata-rata dan menyediakan tempat tinggal yang layak
serta nyaman bagi manusia. Bagaimana kenaikan suhu luar rata-rata dapat diantisipasi dan
dimodifikasi melalui rancangan bangunan yang tepat sehingga menghasilkan suhu di dalam
bangunan yang nyaman sesuai dengan kebutuhan manusia tanpa harus menguras sumber energi
tidak terbarukan. Bagaimana rancangan kota mampu mengantisipasi kenaikan suhu udara luar
rata-rata sehingga suhu udara kota masih tetap berada dalam batas-batas yang dapat ditolerir
oleh kemampuan fisik manusia.
38
Berikut adalah Peran Arsitek Untuk Meminimalkan Pemanasan Bumi:
Taman dan jalur hijau kota umumnya diinterpretasikan sebagai lahan kota di mana
tumbuhan berada. Meskipun wujud fisik dari taman atau jalur hijau kota tidak seluruhnya
berupa tumbuhan, namun peran tumbuhan pada taman dan jalur hijau terhadap kota sangat
penting. Bagi kota tropis seperti di Indonesia tumbuhan atau pohon yang ditanam pada taman
dan jalur hijau berfungsi paling tidak untuk mengurangi pencemaran dan pemanasan udara
kota. Dalam proses fotosintesis: 6CO2 + 6H2O + katalis (5 kWh/kg radiasi matahari +
khlorofil) = C6H12O6 + 6O2 terlihat bagaimana CO2 diikat air dengan bantuan radiasi matahari
dan khlorofil sebagai katalis. Sementara O2 dihasilkan sebagai produk ikutan yang bermanfat
bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan digunakannya radiasi matahari dalam jumlah
tertentu dalam proses fotosintesis tersebut, secara langsung tumbuhan berfungsi menyerap
sebagian panas matahari yang jatuh ke permukaan bumi. Artinya tumbuhan akan menurunkan
suhu udara di sekitarnya. Di sisi lain, dalam proses fotosintesis tersebut diserap pula sejumlah
gas CO2, yang berarti tumbuhan akan mereduksi sejumlah CO2 sebagai polutan udara kota.
Dengan kata lain tumbuhan akan membantu 'membersihkan' udara kota.
Pada sisi lain, tumbuhan juga berfungsi menyerap polutan udara dalam bentuk NOx.
Penelitian Nanny Kusminingrum dari Puslitbang PU terhadap kemampuan tumbuhan dalam
mengurangi tingkat polusi (NOx) memperlihatkan kemampuan tumbuhan dalam menyerap
NOx. Dari penelitian tersebut diperlihatkan bahwa jenis tumbuhan yang sering ditanam pada
taman kota dan jalur hijau kota seperti Angsana, Mahoni, Kenari, Salam, Bugenfil, Nusa Indah,
Kembang Sepatu, dan lainnya, mampu mengurangi NOx rata-rata di atas 50%.
Dalam proses fotosintesis di atas tampak bahwa sejumlah panas matahari digunakan
untuk mengikat CO2 dengan air, akibatnya suhu udara di sekitar tumbuhan turun. Dalam hal
ini keberadaan tumbuhan secara langsung atau tidak langsung akan menurunkan suhu udara di
sekitarnya, karena radiasi panas matahari akan diserap oleh daun untuk proses fotosintesa dan
penguapan seperti terlihat pada reaksi fotosintesis tersebut. Dengan demikian, selain
mengurangi CO2 dan meningkatkan O2, tumbuhan juga berfungsi menurunkan suhu udara kota,
atau dengan kata lain menyejukkan kota.
40
kawasan kota akan berkurang karena menurunnya suhu udara kota akibat keberadaan
tumbuhan tersebut.
Prinsip utama menurunkan suhu (panas) di dalam rumah adalah mengurangi ‘perolehan
panas’ (heat gain) radiasi matahari yang jatuh mengenai bangunan rumah. Pengurangan radiasi
matahari ini dapat melalui ‘pembayangan’ bangunan lain di sekitarnya, atau dengan
pembayangan pohon besar di sekitar rumah. Jika perolehan panas matahari dapat
diminimalkan, maka suhu udara di dalam rumah menjadi lebih rendah. Meskipun ini bersifat
relatif, artinya jika kondisi suhu udara luar di sekitar rumah sudah cukup tinggi, maka suhu
udara di dalam rumah juga akan sulit mencapai suhu nyaman, Dari hasil penelitian penulis,
suhu nyaman di Jakarta dicapai antara 24,5 hingga 28,5 oC, dengan kelembaban di bawah 70%
dan aliran udara di atas 0,2 m/detik. Namun seandainya pengkondisian udara mekanis (AC)
tetap harus digunakan, maka dengan memperhatikan hal-hal berikut ini diharapkan beban
pendinginan AC menjadi lebih rendah, artinya kapasitas daya yang digunakan berkurang dan
konsekuensinya menghemat pemakaian listrik.
Usahakan agar ruang di bawah atap (antara penutup atap dan langit-langit) diberi
ventilasi semaksimal mungkin. Hal ini dimaksudkan agar udara panas yang terperangkap di
bawah penutup atap (karena radiasi matahari) dapat dibuang atau dialirkan keluar, sehingga
panas tersebut tidak merambat ke langit-langit melalui proses konduksi, yang akhirnya
memanaskan ruang di bawahnya melalui proses radiasi. Dalam membuat bukaan perlu
diperhatikan masuknya burung atau kelelawar, untuk itu lubang-lubang ventilasi perlu diberi
kawat (ayakan pasir). Atap merupakan komponen utama yang membuat rumah menjadi panas.
Jika panas dari atap dapat dibuang, ruangan di bawahnya cenderung lebih dingin. Atap yang
tinggi (volume ruang antara penutup atap dan langit-langit besar) membantu mengurangi
pemanasan ruang-ruang di dalam rumah. Coba perhatikan desain rumah-rumah masa kolonial
Belanda dengan atap yang tinggi dan besar.
Jika ruang tidak menggunakan AC, usahakan agar terjadi aliran udara yang menerus
(ventilasi silang) di dalam rumah, terutama bagi ruang-ruang yang dirasa panas. Dari sisi
akustik hal ini memang kurang menguntungkan, namun ini merupakan pilihan, mana yang
perlu dikalahkan. Hindari menutup seluruh lahan dengan bangunan yang menyebabkan aliran
udara menerus tidak dimungkinkan. Aliran udara penting untuk menciptakan efek dingin bagi
41
tubuh manusia. Ciptakan ruang-ruang terbuka di sekitar rumah jika lahan memungkinkan, agar
ventilasi silang mudah berlangsung.
Hindarkan penempatan ruang-ruang utama, seperti ruang tidur, ruang keluarga, dan
lainnya pada sisi barat, kecuali ada pembayangan dari bangunan lain atau pohon besar pada
sisi tersebut. Dinding ruang di bagian barat akan mendapatkan radiasi matahari siang dan sore
yang sangat tinggi, dan membuat ruang di dalamnya panas. Sebaiknya sisi barat rumah
digunakan untuk ruang-ruang servis seperti KM/WC, gudang, tangga, terutama jika sisi ini
tidak mendapat pembayangan.
Lalu bagaimana caranya agar fenomena pemanasan bumi ini dapat dicegah? Jenis
sumber energi apa yang cukup aman digunakan bagi pembangkit listrik?
Sumber energi lain di luar minyak bumi yang digunakan sebagai pembangkit listrik
adalah energi nuklir. Sumber energi ini sebetulnya relatif bersih dengan harga yang cukup
bersaing setelah digunakan beberapa waktu, namun yang menjadi kendala adalah sampah
radioaktif yang dihasilkan dari reaksi fusi Uranium (U235 dan U238) pada reaktor pembangkit.
Teknologi pembuangan limbah radioaktif ini (yang umumnya ditanam dalam tanah hingga
kedalaman 600 meter) masih menjadi perdebatan para ilmuwan, politisi dan wakil rakyat di
banyak negara, karena limbah buangan ini diperkirakan tetap akan bersifat radioaktif
selamanya. Alternatif pembuangan di dasar laut bahkan di ruang angkasa kiranya masih sulit
diterima oleh berbagai kalangan karena tetap akan membahayakan kelangsungan hidup
manusia.
Sumber energi alternatif yang dianggap paling aman adalah energi matahari atau tenaga
surya. Tenaga (energi) surya adalah tenaga yang berasal langsung dari radiasi matahari, seperti
halnya panas matahari, energi listrik yang dibangkitkan photovoltaic, serta jenis tenaga yang
terbentuk sebagai akibat (efek) langsung atau tidak langsung dalam jangka yang relatif pendek
dari radiasi matahari, seperti halnya angin. Konversi dari tenaga surya menjadi tenaga listrik
tidak akan menghasilkan polutan ataupun limbah.
42
Tenaga surya dapat dimanfatkan secara pasif dan aktif. Dalam pemanfaatan tenaga
surya secara aktif, dimana dilakukan konversi menjadi tenaga listrik, dikenal beberapa
teknologi konversi. Secara teori teknologi konversi yang dapat digunakan untuk merubah
tenaga surya menjadi tenaga listrik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pembangkit listrik tenaga surya - secara teori panas matahari digunakan untuk
memanaskan benda cair yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin
pembangkit listrik. Meskipun pada kenyataannya hal ini sangat sulit dilakukan
meingingat jumlah panas yang diterima relatif sangat sedikit, efisiensi mesin rendah,
serta banyaknya panas yang terbuang dalam proses.
2. Satelit pembangkit listrik tenaga matahari dengan menggunakan satelit ruang angkasa
(di luar atmosphere bumi) yang berupa panel solar sel raksasa dengan dimensi sekitar
10 km2 untuk menangkap dan mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik
yang kemudian ditransmisikan - setelah dirubah dahulu dengan konverter menjadi
energi gelombang pendek ke stasiun penerima di bumi yang berupa panel seluas 10 x
15 km. Sistem ini diperkirakan akan menghasilkan sekitar 5 giga watt atau setara
dengan lima stasiun pembangkit listrik raksasa di bumi.
3. Solar-sel (photovoltaic) yang ditempatkan di luar bangunan sebagai alat konversi
gelombang radiasi matahari menjadi arus listrik.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (wind-power), dimana tenaga angin digunakan untuk
menggerakan turbin pembangkit tenaga listrik.
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air (hydro-power), umumnya digunakan pada bendungan
atau air terjun, dimana tenaga gerak air digunakan sebagai pemutar turbin pembangkit
listrik.
43
BAB III
PENUTUP
44
DAFTAR PUSTAKA
Karyono, T.H. (2000), Report on Thermal Comfort and Building Energy Studies in Jakarta,
Journal of Building and Environment, vol. 35, pp 77-90, Elsevier Science Ltd., UK
45