Anda di halaman 1dari 15

Arsitektur lingkungan

sangat berkaitan erat dengan


arsitektur hijau
(green architecture) karena
sama – sama berhubungan
dengan sumber
daya alam. Konsep dari
bangunan dengan karakter
bangunan hijau
adalah sebagai berikut:
• Sustainable (Berkelanjutan)
Berkelanjutan yang berarti
bangunan tetap bertahan dan
berfungsi
seiring zaman, konsisten
terhadap konsepnya yang
menyatu dengan
alam tanpa adanya
perubahan – perubuhan yang
signifikan tanpa
merusak alam sekitar.
• Earthfriendly (Ramah
Lingkungan)
Bangunan harus ramah
terhadap lingkungan yang
berarti tidak
merusak lingkungan.
Perusakan lingkungan bisa
disebabkan
penggunaan/ eksploitasi
material alam secaa
berlebihan;
penggunaan energi pada
bangunan secara berlebihan.
• High Performance Building
(Bangunan dengan Performa
yang Baik)
Bangunan yang ramah
lingkungan harus memiliki
sifat High
Performance Building yang
berfungsi untuk mengurangi
penggunaan
energi dengan memanfaatkan
energi yang berasal dari
alam.
Contohnya dengan
penggunaan panel surya
(solar cell) yang
mengubah cahaya matahari
menjadi sumber energi yang
dapat
ditempatkan pada bangunan
sebagai pembangkit tenaga
listrik.
Contoh lainnya adalah
dengan penggunaan material
yang dapat di
daur ulang. Hal ini dapat
membantu di dalam
memgurangi limbah/
sampah sehingga menjaga
lingkungan.
NAMA : SENDY OKTARIAN ARDIANSYAH PUTRA
NPM : 2002250015
DOSEN PENGAMPU : FAJAR SADIK ISLAMI, ST
MATA KULIAH : ARSITEKTUR LINGKUNGAN

1. PENGERTIAN ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

A. Arsitektur
Arsitektur berasal dari bahasa Yunani arche dan tectoon. Arche berarti yang asli, yang
utama, yang awal, yang sejati, yang prototype, dan sebagainya.
Tectoon aslinya berarti tukang kayu, tukang bangunan, kemudian menerima arti lebih luas
yang bersangkut paut dengan yang stabil, tidak roboh, sesuai dengan hukum Gravitasi.
Architectoon artinya Pembangunan yang utama atau sebenarnya: tukang bangunan yang
pertama (Mangunwijaya, 1998).
B. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berupa keadaan, wujud dan sifat dari yang ada dan
berinteraksi dengan bangunan dalam “konteks” arsitektur secara utuh. Lingkungan dalam
kaitan ini berarti “environment” sebagai tafsiran dari keadaan/sifat sekitar.
Salah satu segi yang mendukung perencanaan dan perancangan arsitektur sebagai suatu
keseluruhan,yang menitik beratkan pada “pewadahan spatial” yang dibutuhkan arsitektur,
sesuai dengan tujuan kegunaannya bagi manusia.

Arsitektur Lingkungan sangat berkaitan erat dengan srsitektur hijau (green architecture) karena
sama sama berhubungan dengan sumber daya alam. Konsep dari bangunan dengan karakter
bangunan hijau adalah sebagai berikut :

 Sustainable (Berkelanjutan)
Berkelanjutan yang berarti bangunan tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan
– perubahan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
 Earthfriendly (Rumah Lingkungan)
Bangunan harus ramah terhadap lingkungan yang berarti tidak merusak lingkungan.
Perusakan lingkungan bisa disebabkan penggunaan/ eksploitasi material alam secara
berlebihan.
 High Performance Building (Bangunan dengan Performa yang Baik)
Bangunan yang ramah lingkungan harus memiliki sifat High Performance Building
yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan energi dengan memanfaatkan energi
yang berasal dari alam. Contohnya dengan penggunaan panel surya (solar cell) yang
mengubah cahaya matahari mrnjadi sumber energi yang dapat ditempatkan pada
bangunan sebagai pembangkit tenaga listrik. Contoh lainnya adalah dengan
penggunaan material yang dapat di daur ulang. Hal ini dapat membantu di dalam
mengurangi limbah/sampah sehingga menjaga lingkungan.

2. ARSITEKTUR VS LINGKUNGAN

Seiring semakin kuatnya isu lingkungan, arsitektur hijau menjadi tren pembangunan di saat ini.
Arsitektur hijau merupakan pendekatan dalam pembangunan sebuah bangunan dengan
meminimalisasi dampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Perlu diketahui, arsitektur hijau pada dasarnya bertujuan untuk merancang bangunan yang
ramah lingkungan. Ramah lingkungan yang dimaksud adalah dapat mengurangi jejak karbon dan
berkelanjutan.

Jika kita mencoba mencari penelusuran tentang arsitektur hijau dan lingkungan pasti yang
muncul adalah gedung-gedung tinggi yang berhiaskan tanaman-tanaman, kaca-kacabesar, dan
bukaan-bukaan yang banyak. Tetapi, benarkah aplikasi arsitektur hijau yang sering kita lihat
merupakan solusi dalam menekan efek negatif perubahan iklim yang terus menghantui kota?

Beberapa contoh kasus yang terjadi ;

1. Peletakan vegetasi di gedung-gedung tinggi


o Apabila kita menatap gedung-gedung pencakar langit, terkadang dapat terlihat
tanaman-tanaman yang diletakkan pada dinding setiap lantai. Sekilas terlihat ramah
lingkungan, karena keberadaan tanaman dapat menurunkan suhu area tempat
terletaknya tanaman tersebut.Tetapi, sesungguhnya hal ini dapat merugikan pada
hal lain. Tanaman-tanaman tersebut perawatannya membutuhkan satu hal penting,
yakni air. Sedangkan letaknya yang sangat tinggi dari permukaan tanah membuat air
harus dipompa. Pompa tersebut tentu akan menggunakan listrik yang tidak sedikit.
Mengingat listrik yang kita gunakan masih menggunakan energi fosil, pada akhirnya
jejak karbon yang ingin dikurangi malah menjadi bertambah dengan keberadaan
tanaman tersebut.
2. Penggunaan kaca besar
o Untuk memaksimalkan pencahayaan dalam ruangan, banyak bangunan-bangunan
yang dirancang dengan bukaan atau jendela dengan kaca yang besar. Bila dirancang
dengan baik tentu dapat menghemat penggunaan listrik untuk lampu dalam
ruangan, terutama ketika siang hari. Tetapi, bila tidak tepat justru akan menjadi
bumerang.
o Penggunaan kaca yang besar dapat menyerap sinar matahari yang intens, apalagi
bila bukaan tersebut tidak dirancang untuk mengurangi kesilauan cahaya matahari.
Sinar yang masuk nantinya dapat meningkatkan suhu dalam ruangan ini akan
mendorong penggunaan pendingin ruangan (AC), terlebih kalau bangunan tersebut
tidak memiliki sistem sirkulasi yang baik. Walaupun pendingin ruangan yang
diproduksi belakangan ini tidak menggunakan gas freon yang merusak lingkungan,
tetapi tetap terdapat jejak karbon dari listrik yang digunakan. Serta pembuangan
limbah dari ac yang berasal dari gedung tersebut seringkali di abaikan. Mereka
membuang di aliran air yang mengarah ke pemukiman penduduk. Jelas hal ini dapat
merugikan banyak orang juga.
o

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan, sisi-sisi buruk yang dibahas bukan untuk menghentikan gerakan arsitektur hijau.
Melainkan, untuk sedikit mundur ke belakang dan mempertimbangkan kembali bagaimana
seharusnya usaha kita untuk melindungi dan merawat alam kita.

3. RESUME BUKU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN HEINZ FRICK BAB 4 DAN 5

BAB 4 PENGERTIAN UKURAN

 PERBANDINGAN ARSITEKTUR ALAM DAN TEKNIK

Arsitektur alam, seperti terdapat misalnya pada ilmu bumi, selalu membentuk suatu peredaran alam
yang tertutup, misalnya seperti peredaran air di bawah ini.

Di Afrika Timur, hidup suku dinkas yang kebudayaannya berdasar atas pengertian peredaran
alam yang tertutup. Matahari terbit dan
terbenam dan matahari akan Kembali besok.
Musim hujan dan musim kemarau, memulai
dan berhenti dan musim hujan dan musim
kemarau akan Kembali tahun depan. Tetapi
manusia lahir, Mati dan tidak akan Kembali lagi.
Manusia menjadi symbol yang merusak
peredaran alam yang tertutup?

Akan tetapi di bidang Teknik timbul bahaya


karena sering terdapat peredaran yang tidak
tertutup lagi. Berikut kita bicarakan peredaran buatan
Ketidaktertutupan peredaran perbuatan tersebut menimbulkan pencemaran udara, air kotor, kabut
dan kemudian terjadilah kekurangan sumber alam dan tanah menjadi tandus atau gersang. Oleh
karena itu: Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauh lebih
sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.

Jikalau kita mau memahami arsitektur sebagai peredaran alam, seperti arsitektur alam, maka
arsitektur itu dapat dinilai sebagai arsitektur manusia. Arsitektur bukan lagi merupakan suatu ilmu
Teknik atau ilmu perencanaan atau kesenian mata-mata, melainkan suatu ilmu intedisiplin

 PERADABAN (SIVILASI) DAN KEBUDAYAAN

Peradaban dan kebudayaan merupakan sifat yang sangat penting bagi manusia dan masyarakat
terutama di bidang arsitektur.

Ir. Hindro T. Soemardjan menulis dalam makalahnya yang berjudul Pendidikan arsitektur dan
pembangunan nasional = Sebuah pendekatan budaya:

Arsitektur adalah cerminan kebudayaan. Arsitektur sebagai suatu karya kesenian habya bisa tercapai
dengan dukungan masyarakat yang luas, berbeda dengan karya seni Lukis atau seni patung mislanya
bisa terlahir hanya dengan usaha satu orang seniman saja. Untuk melahirkan karya arsitektur
diperlukan selain arsitek. Juga ahli-ahli Teknik lainnya, industry bahan, sekelompok pelaksana,

teknologi dan lain-lain. Oleh karnanya, patutlah dikatakan bahwa arsitektur adalah
pengejawantahan (manisfestasi) dari kebudayaan manusia. Atau dengan kata lain arsitektur selalu
dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat.

Ir. Hindro T. Soemardjan menggambarkan proses pembentukan budaya dan manifestasi arsitektonis
sebagai berikut:

PROSES PEMBENTUKAN BUDAYA MANIFESTASI ARSITEKTUR

KEBUDAYAAN BARAT KEBUDAYAAN TIMUR KEBUDAYAAN BARAt KEBUDAYAAN TIMUR


BAB 5 PENGERTIAN FUNGSI

Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan.
Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur. Pengertian
fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat fungsional, semua mempunyai fungsi,
dan jikalau arsiktektur biologis dapat diterapkan sebagai semacam tiruan arsitektur alam maka
semuanya juga berfungsi.

 SITUASI DAN ANALISIS SITE

Analisis site, sintesik dan perencanaan sebaiknya diperkembangkan dalam rangka kerja sama antara
arsitek atau perencana, ahli seni pertamanan, ahli geologi, insinyur dan seterusnya secara
interdisipliner.

 RUANG DAN IKLIM.

Bangunan dan kontruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghadapi pengaruh iklim.
Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim ialah, penyinaran, suhu,
kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.

 ENERGI DAN BAHAN BANGUNAN

Dari ahli fisika dan ahli kimia kita ketahui bahwa energi dan materi masing-masing dapat
ditransformasi tanpa kita kehilangan sesuatu. Pembangunan merupakan penggunaan energi dan
materi (bahan bangunan) secara terarah. Arsitektur menjadi bukan sekedar kesenian yang bebas
memilih beton bertualang atau plastic, melainkan harus mempertagungjawabkan soal energi dan
bahan bangunan.

 CARA MEMBANGUN DAN KONTRUKSI BANGUNAN

Pengertian cara membangun dan kontruksi bangunan mempunyai kaitan dengan pembangunan
biologis sehingga antara keduanya sebenarnya tidak berbeda. Menurut prof. H. Ronner pada buku
context 29-Bauweisen, Baustrukturen, Bausysteme Zurich 1975) cara membangun atau jenis
bangunan adalah bagaimana dan dari apa suatu bangunan tersebut
4. RESUME BUKU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN HEINZ FRICK BAB 6 DAN 7

BAB 6 PENGERTIAN LINGKUNGAN

 Lingkungan alam

Sifat cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maupun
kelangsungan
kehidupan
manusia sehari-hari.

Beberapa butir
yang perlu kita sadari
dalam pembentukan
lingkungan alam adalah sebagai berikut :

Ribuan tahun diperlukan cuaca untuk menyediakan tanah lahan dan btu atau produk gunung api

Air hujan dan air tanah merupakan sumber daya utama bagi tumbuh-tumbuhan setempat

Perencanaan yang mempergunakan sumber alam yang terbatas, terutama dalam bentuk
kima/sintetis, seharusnya di hindarkan

Binatang dan tumbuh-tumbuhan biasanya menyesuaikan diri dengan lingkungan alam setempat

Penanaman dan tumbuh-tumbuhan merupakan sumber utama makanan manusi dan sebagai
penyedia udara murni

 Lingkungan sekitar
Dengan pertambahan penduduk yang tinggi terutama di negara-negara berkembang,
kerusakan lingkungan alam makin lama makin berat contohnya tanah longsor, kebakaran hutan dan
sebagainya.

Lingkungan sosial dan ekonomi

Walaupun mungkin lingkungan sosial bertentangan dengan faktor ekonomi maka mengenai
lingkungan sosial dan ekonomi seoptimal mungkin menurut daftar/gambar contohnya saja tuntutan
mahasiswa

BAB 7 BANGUNAN BIOLOGIS

Pada bangunan biologis, bahan bangunan menentukan bentuk, konstruksi dan arsitektur
bangunan. Disamping itu dapat dipastikan bahwa biasanya bahan bangunan yang digunakan untuk
bangunan tradisional mennjadi lebih murah harganya, lebih sederhana dan mudah
digunakan/diterapkan, tersedia di tempat/local, seimbanga dengan iklim setempat sesuai dengan
kepandaian tukang-tukang setempat.

Ilmu bahan bangunan tradisional biasanya membagi bahan bangunan atas :

1. Bahan bangunan alam


2. Bahan bangunan buatan, yang dibuat dengan membakar, melebur, mencampur, memeras,
mencetak dengan proses kimia.
3. Bahan bangunan logam, Atas dasar tujuan dan pengertian arsitektur biologis maka lebih
baiklah penggolongan bahan bangunan dilakukan menurut penggunaan bahan mentah
seperti berikut:

a) Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali (regenerative) ialah bahan


tumbuhan atau binatang sebagai beikut, kayu, bamboo, rotan, rumbia, alang-alang,
serabut kelapa, ijuk, kulit kayu kapas, kapok dan
kulit binatang.
b) Bahan bangunan alam yang dapat digunakan
lagi ialah bahan banguna alam yang tidak dapat
dihasilkan lagi, akan tetapi dengan
memperhatikan kebutuhan, bahan tersebut
dengan persiapan khusus dapa digunakan lagi misalnya tanah, tanah liat, lempung, tras,
batu kali, Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan lagi ialah bahan bangunan yang
terdapat batu alam dan sebagainya. sebagai limbah, potongan, sampah, ampas dan
sebagainya dari industry, perusahaan dan sebagainya.
c) Bahan bangunan alam yang disediakan secara industry ialah misalnya batu buatan (batu
merah) dan genting-genting flam dan genting pres)
yang dibakar sebagai bahan bangunan tertua yang
diciptakan manusia.
d) Bahan bangunan logam, kaca, plastik/sintetis, ialah
bahan bangunan yang tentunya tidak dapat
dinamakan "biologis" akan tetapi kita harus
mengetahui dan mengakui bahwa dalam
membangun pemukiman timbul kebutuhan akan
bahan logam seperti misalnya alat sambungan
baja, strip seng, paku, baut dan sebagainya.

BAGIAN – BAGIAN KAYU

1. Sifat keawetan kayu


o Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tembaga penelitian hasil hutan
Bogor,keawetan kayu dibagi dalam 5 kelas ketahanannya terhadap serangan rayap
tanah dan bubuk kayu kering penggolongan ini hanya berlaku untuk kayu teras dan
tidak berlaku untuk kayu gubal.
2. Bahan bangunan buatan dari kayu
o Finir ialah lembaran kayu yang tipis, diperoleh dari penyayatn dolok kayu jenis
tertentu. Pemakaian kayu mahal seperti kayu jati, sekarang sudah banyak diganti
dengan finir. Kemudian fini digunakan untuk membuat tripleks
o Kayu lapis adalah suatu papan/panel buatan yang terdiri dari minimal tiga susunan
(tripleks dan multipleks) silih berganti dari beberapa lembaran finir yang mempunyai
arah serat bersilangan tegak lurus
o Papan partikel adalah papan tiruan yang dibuat dari serpih kayu atau bahan selulosa
lainnya yang diikat dengan perekat organis (harus di perhatikan bahwa perekat yang
mengandung formaldehyde supaya papan partikel tahan air dan udara yang lembab
akan mempengaruhi kesehatan manusia.
o Papan serat adalah papan tiruan yang dibuat dari serat kayu atau bahan lingo
selulosa laiinya yang pengikataannya terjadi karena proses fisis (biologis karena
ditiadakan perekat kimis dsb).
3. Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
o Tanah, tanah liat dan lempung
o Tanah terdiri dari batu-batu yang hancur berupa pasir atau geluh dan bahan organik
yang membusuk. Sedangkan tanah liat/lempung terdiri atas geluh, pasir dan tanah
payau, yang tidak sama banyaknya tetapi rata tercampur. Tanah atau tanah liat /
lempung dapat digunakan untuk membentuk dan membangun dinding rumah
dengan teknologi sederhana dan dengan bahan bangunan setempat.
4. Bahan bangunan alam yang disediakan secara industrial;
o Batu buatan yang dibakar (batu merah)
o Batu merah sebagai home industry rakyat di desa-desa dibuat degan menggunakan
bahan dasar sebagai berikut
o Lempung (tanah liat)
o Sekam padi
o Kotoran binatang

5. ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Sustainable architecture atau arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang membantu


mengurangi dampak negatif bangunan pada lingkungan. Ini harus dilakukan dengan efisien
menggunakan bahan dan energi dan ekosistem dalam skala yang lebih besar. Istilah sustainable juga
dikenal sebagai arsitektur hijau.

Menurut James Stevens Curl dan Susan Wilson (Penulis Kamus Arsitektur Oxford),
“Arsitektur Berkelanjutan adalah arsitektur yang tidak membuang energi, tidak membutuhkan
perawatan yang mahal, dan bukan bangunan yang memiliki isolasi yang buruk atau terlalu banyak
kaca." Desain berkelanjutan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan menghilangkan kebutuhan
energi yang tidak terbarukan. Ketika solusi desain menyertakan energi berkelanjutan untuk
meningkatkan fungsi desain itu, pekerjaan dilakukan secara gratis. Ini adalah cara memahami dan
menghubungkan dengan lokasi, kondisi lingkungan dan tempat.

Prinsip dari Arsitektur Berkelanjutan:

 Konektivitas
Rancang hubungan antara proyek, lokasi, komunitas, dan ekologi. Hubungan antara
penggunaan sumber daya lokal dan pasokan regional energi berkelanjutan adalah elemen
penting dalam proses desain berkelanjutan. Buat perubahan minimum agar sistem alami
berfungsi.
 Lokal
Desain dengan dan untuk apa yang telah berkelanjutan di lokasi selama berabad-abad, yaitu
struktur tradisional. Desain yang berkelanjutan juga
mengedepankan penggunaan material lokal sehingga
mengurangi biaya angkut dan eksploitasi sumber
daya di suatu tempat.
 Umur Panjang
Desain harus dilakukan untuk generasi mendatang
dan yang mencerminkan arsitektur berkelanjutan
dan desain yang diadopsi oleh generasi sebelumnya.
Merenovasi dan menggunakan kembali infrastruktur yang ada adalah salah satu pendekatan
desain berkelanjutan yang paling efektif.

Respon yang dapat di capai untuk memenuhi prinsip arsitektur berkelanjutan:

1) Menggunakan ventilasi alami dan pencahayaan siang hari.


2) Menghilangkan konsumsi energi yang tidak terbarukan.
3) Memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi pengguna.
4) Renovasi dengan material lokal.

3 OBJEK BANGUNAN YANG MEMENUHI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

1) The Natural Resources Defense Council Headquarters (NRDC)

Bangunan ini berdiri sebagai proyek yang mengubah gelombang pembangunan menuju arsitektur
hijau di Amerika dengan menerapkan ekologi penuh pada bangunan yaitu : cahaya, udara, energi,
dan manusia kesehatan dan kesejahteraan yang menyeluruh.

2) Bullitt Center, Washington


Bullitt Center adalah bangunan yang pertama dari jenis ini yang menerima Sertifikasi Living Building
dari Living Building Challenge International Living Future Institute. Bangunan ini memiliki 575 panel
surya, yang menghasilkan 60% dari kebutuhan energi bangunan, tangki 56.000 galon untuk
pengumpulan air hujan yang diolah dan dipasok sesuai kebutuhan air gedung. Konstruksi bangunan
juga menggunakan kayu dari hutan yang dipanen secara berkelanjutan.

3) Museum Etnografi

Museum Etnografi di Budapest, Eropa. Museum ini adalah bangunan dengan ukuran 34.000 persegi.
Bentuk desain yang dinamis ini selaras dengan lingkungan dan taman sehingga seperti
berkomunikasi dengan perkotaan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai