PENGETAHUAN LINGKUNGAN
ARSITEKTUR HIJAU
Oleh
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
“Arsitektur Hijau, Energi Bersih dan Transportasi Hijau" ini. Sholawat serta salam
SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus kepada kita berupa ajaran agama
Islam yang sempurna dan menjadi anugerah bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi
tugas dalam mata kuliah pendidikan konservasi dengan judul "Konservasi Terkait
Arsitektur Hijau, Energi Bersih dan Transportasi Hijau ". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
A. Latar Belakang
pemanasan global (gas-gas yang menyerap dan menahan panas dari matahari
(berkaitan dengan pembakaran bahan bakar fosil yang akan bercampur dengan
uap air di awan), sampah padat, dan penyusutan cadangan mineral. Utamanya di
Indonesia, Indonesia adalah negara yang memasuki taraf kritis dalam usaha
kabut asap sebagai bukti buruknya kesadaran serta upaya rakyat Indonesia dalam
yaitu bensin dengan nilai oktan dibawah 8 sehingga menghasilkan gas CO yang
berbahaya tidak hanya bagi manusia, tetapi bagi alam yakni merusak lapisan ozon.
yang minim konsumsi sumber daya alam termasuk energi, air dan material, serta
minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Arsitektur hijau adalah
kedua adalah transportasi berbahan bakar yang ramah lingkungan atau biasa
disebut dengan transportasi hijau. Dan yang terakhir adalah penggunaan energi
bersih, yaitu suatu program dengan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan
serta penggunaan teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah :
1. Arsitektur Hijau
arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber
apabila bangunan tersebut belum bersifat ramah lingkungan. Maksud dari Ramah
Lingkungan disini bukan hanya berarti tidak merusak lingkungan, namun juga
serta energi yang tidak merusak ekosistem lingkungan. Oleh karena itu bangunan
mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan
sendiri.
arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara
yang berkelanjutan.
Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau yang berkelanjutan, meliputi di
antaranya lansekap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan. Dalam
contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita.
Misalnya, dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 100 meter
persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 60 meter persegi, maka
sisa 40 meter persegi lahan hijau, Jadi komposisinya adalah 60:40. Selain itu
membuat atap dan dinding menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding
bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman
merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco
berkelanjutan.
Selain itu, arsitektur hijau diterapkan dengan meningkatkan efisiensi
A. PENGELOLAAN AIR
Dalam perencanaan sebuah bangunan, seorang arsitek selalu dihadapkan
pada masalah pengolahan air. Air hujan adalah salah satu yang perlu manajemen
yang baik supaya tidak mengganggu kenyamanan hidup kita. Air hujan jamaknya
mengandalkan sistem drainae kota ini terbukti sudah tidak efektif dalam
sistem drainase kota menghadapi air hujan. Terlepas dari tingginya curah hujan,
resapan biopori ditemukan oleh Ir. Kamir R. Brata, Msc, seorang Peneliti Institut
Pertanian Bogor (IPB). Resapan biopori meningkatkan daya resapan air hujan
resapan biopori adalah lubang silindris berdiameter 10-30 cm yang dibuat secara
vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm. Dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, lubang biopori dibuat tidak sampai melebihi
kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk
lubang biopori kecil tersebut secara langsung akan menambah bidang resapan air.
Sebagai contoh, bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dengan kedalaman
100 cm, maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm² atau
cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm² setelah dibuat lubang
resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3.218
cm². Lubang biopori disebar dalam jarak tertentu sesuai dengan luas lahan yang
hendak dicover. Selain itu, biopori juga bisa diterapkan diselokan yang seluruhnya
tertutup semen. Dibutuhkan dua sampai tiga kilogram sampah lapuk untuk sebuah
lubang biopori.
Agar orang yang menginjaknya tidak terperosok, lubang ditutup dengan
tanah, lubang resapan biopori juga memiliki dapat mengubah sampah organik
didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses seperti itu maka lubang
Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman. Sampai saat ini belum
ditemukan apa yang menjadi kelemahan lubang biopori. Sampah organik yang ada
pada lubang biopori dirasa tidak akan mengganggu karena cepat diuraikan.
Sampah akan sulit diuraikan jika lubang resapan terlalu besar dan tidak
disebar. Karena itu sampah harus disebarkan, jangan hanya berada disatu tempat.
Hasilnya itu juga bisa dijadikan kompos. Memakai lubang resapan biopori adalah
tampaknya merupakan langkah yang bijak dalam merencanakan sebuah
bagaimana rancangannya itu dapat mandiri dan tidak menambah beban sistem
drainase kota.
Karena lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran
perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung
yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau
telah muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat
dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan
tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis. Ketika Jepang semakin ketat menjaga
sistem bangunan dengan sistem penghijauan atap sehingga dapat diciptakan taman
melayang (sky garden). Berbeda dengan atap hijau ekstensif yang hanya
menghasilkan taman pasif, atap hijau intensif dapat berperan sebagai taman aktif
rumit. Jenis tanaman tidak hanya sebatas tanaman perdu, tetapi juga pohon besar
ekonomi, terbukti kini banyak fasilitas komersial yang menerapkan konsep atap
hijau intensif. Salah satu di antaranya adalah Namba Park, sebuah mal gaya hidup
pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan getaran, tetapi
juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan jaringan biotop lokal.
yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota lainnya
Prinsip-prinsip arsitektur hijau :
terang tertentu.
cahaya.
lift.
b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Melalui
kebutuhan.
sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan
nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan
pengoperasiannya.
DAFTAR PUSTAKA
www.hijauku.com/2011/08/22/mencari-definisi-energi-bersih/
https://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi
http://gospoth.blogspot.co.id/2013/03/green-architecture.html
.http://blog.unnes.ac.id/nurchalimah/2015/11/26/green-transport-
transportasi-hijau/