Anda di halaman 1dari 6

RUANG TERBUKA HIJAU

KAJIAN RTH, KDB, DAN KDH TERHADAP SALAH SATU RUMAH


DI KAWASAN PERUMAHAN “REVOLUSI INDAH”

Dosen :
Dimas Bintang Mudrajat S.T.,M.Si

Disusun Oleh :
Nuralam Akhmad
(2109096012)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa yang akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Kajian RTH, KDB, dan KDH terhadap
perumahan “Revolusi Indah” “ ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan pada matakuliah
Ruang Terbuka Hijau Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman Samarinda. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan
dan bantuan dan rujukan daripada sumber yang terkait, maka sangatlah sulit untuk
dapat menyelesaikan laporan ini.

Samarinda, Maret 2023


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Keterlibatan kawasan hijau yang berkesimbungan dengan cepatnya


pembangunan Infrastruktur maupun Non-infrastruktur sangat mempengaruhi kualitas
hidup serta lingkungan yang menjadi tempat tinggal manusia itu sendiri, salah satu
dampaknya ialah pada kualitas hidup dan kepadatan yang ada pada suatu kawasan
pemukiman. Maka dari itu diperlukan penyeimbang ekosistem ini agar lebih
tertatanya suatu kehidupan.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan solusi atau aturan yang digunakan
untuk melengkapi hal tersebut. Idealnya, setiap kota harus memiliki setidaknya 30%
ruang terbuka hijau dari luas total. Sayangnya, keberadaan ruang terbuka hijau di
Indonesia masih belum ideal. Misalnya, Jakarta dengan luas 661,5 kilometer harus
memiliki ruang hijau minimal 200 kilometer persegi. Namun hal tersebut belum
tercapai karena kendala adanya infrastruktur seperti gedung bertingkat dan pusat
perbelanjaan modern.

Pemerintah kota Bekasi mengaku belum bisa memenuhi kebutuhan 30% RTH
karena kawasan tersebut sudah dialihfungsikan menjadi perumahan dan kurangnya
dana untuk pembebasan lahan. Permasalahan kota Bekasi merupakan salah satu
permasalahan umum yang terjadi di perkotaan di Indonesia. Akibatnya, secara
nasional, keberadaan ruang hijau telah menurun selama 30 tahun terakhir karena
pembangunan infrastruktur yang masif dan tidak ramah lingkungan. Hal ini tidak
luput pula terhadap pembangunan perumahan yang kerap kali menjadi begitu padat
sebab tidak tercapainya batasan ideal ini. Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien
Lantai Bangunan pun kerap kali tak diperhitungkan secara mendalam untuk meninjau
seberapa besar persenan bangunan yang terbangun dan seberapa tinggi massa
bangunan yang dibangun yang sangat berpengaruh pada penyerapan air dan kelayakan
huni kawasan hunian

B. Tujuan

Adapun tujuan pengamatan ini :


1. Untuk mengetahui jumlah RTH yang ada pada salah satu rumah
diperumahan “Revolusi Indah”
2. Untuk mengetahui jumlah KDB yang ada pada salah satu rumah
diperumahan “Revolusi Indah”
3. Untuk mengetahui jumlah KDL yang ada pada salah satu rumah
diperumahan “Revolusi Indah”
4. Untuk mengetahui kelayakan daya serap air yang ada pada kawasan rumah
C. Rumusan Masalah

1. Berapa persen jumlah RTH yang ada pada salah satu rumah diperumahan
“Revolusi Indah”?
2. Berapa persen jumlah KDB yang ada pada salah satu rumah diperumahan
“Revolusi Indah”?
3. Berapa persen jumlah KDL yang ada pada salah satu rumah diperumahan
“Revolusi Indah”?
4. Apakah daya serap air yang ada pada kawasan rumah diperumhan “Revolusi
Indah” telah layak?
BAB 3

Pembahasan

BAB 3
Metodologi pengamatan

BAB 4
Kesimpulan

Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai