Anda di halaman 1dari 5

OPTIMALISASI KEBERLANJUTAN RUMAH TINGGAL VERNAKULAR

TERHADAP BAHAYA BANJIR


Oleh: M. Fauzan Arifin

Iklim tropis hangat lembab di Indonesia memiliki karakteristik yaitu


kelembaban dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Permasalahan lingkungan
yang selalu terjadi tiap tahunnya terutama di perkotaan besar seperti di Indonesia
seperti saat ini adalah banjir (Hilma, 2021). Banjir adalah kondisi yang
mengakibatkan sungai ataupun tempat penampungan air sudah tidak mampu lagi
menampung jumlah air ataupun karena terhambatnya aliran air dalam saluran
penampungan air, sehingga air meluap dan naik melebihi batas permukaan normal,
yang terjadi di musim penghujan (Nuryanto, 2016).
Ada banyak dampak negatif banjir terhadap bangunan. Diantaranya kerusakan
bangunan yang berakibat terhadap berkurangnya kelayakan bangunan dan
mempengaruhi usia pakai bangunan. Seperti rapuhnya bangunan dengan material
kayu, korosi pada bagian engsel maupun pagar, tumbuhnya jamur di beberapa bagian
bangunan dan adanya perubahan terhadap komponen struktur dan non-struktural
lainnya. Banjir juga berdampak terhadap fungsionalitas infrastruktur, terutama
dampak intangible dalam bentuk biaya sosial yang sangat besar (Setiadi, 2013).

Gambar 1: Pengaruh Banjir Terhadap Bangunan


Sumber: Buku Arsitektur Lingkungan, (Hilna, 2021)

Ada dua hal utama untuk mengatasi hal tersebut. Yang pertama penyebab
utama banjir harus diselesaikan dalam skala kota dengan memperbaiki sistem tata
kota dan mempersiapkan mitigasi atau penanggulangan bencana banjir. Dan yang
kedua, bangunan yang berada di daerah rawan banjir memang harus bisa mencegah,
tanggap dan beradaptasi terhadap banjir. Untuk itu, salah satu solusi yang bisa
dilakukan sebagai tanggapan atas kondisi tersebut adalah bangunan harus bisa
menghindari banjirsalah satunya dengan memperhatikan arsitektur keberlanjutan pada
desain rumah tinggal.
Dalam merancang sebuah rumah berkelanjutan aspek terpenting yang perlu
diperhatikan adalah konstruksi. Dalam menghadapi perubahan iklim, ada kebutuhan
yang meningkat untuk me-retrofit banyak konstruksi salah satunya struktur batu bata
untuk meningkatkan ketahanan terhadap beban terhadap cuaca ekstrem (Papanicolau,
2011). Batu bata termasuk dalam bahan URM yang secara luas dapat dikategorikan
menjadi: tanah liat yang tidak dibakar (adobe); bata tanah liat yang dibakar; bata
beton atau blok; dan, batu alam. Konstruksi unreinforced masonry (URM) adalah
salah satu bentuk konstruksi tertua. Dikembangkan sebagai tanggapan vernakular
terhadap berbagai faktor lingkungan, geologi dan budaya, URM membutuhkan
tingkat keterampilan yang relatif rendah, dapat dibangun dengan berbagai bahan yang

M. FAUZAN ARIFIN I ESSAY ISU IKLIM TROPIS I ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN TROPIS I 2022
tersedia secara lokal yang menawarkan daya tahan yang relatif baik dan dengan biaya
yang relatif rendah.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah modifikasi horizontal di area lahan agar
air dapat terserap ke dalam tanah secara maksimal. Ada dua cara, yang pertama
membuat sumur resapan pada tiap rumah dan memasang paving khusus. Sumur
resapan mudah dibuat. Sumur resapan dapat dibuat dari drum bekas yang sudah
dilubangi bagian atasnya, lalu ditanam di tanah dan diisi dengan pecahan batu, batu-
bata, ijuk dan kemudian bisa ditutup dengan urugan tanah. Dengan demikian potensi
banjir bisa dikurangi sekaligus dapat menyimpan cadangan air tanah.
Pemasangan paving yang biasa belum tentu dapat menyerap air ke dalam
tanah. Bahkan sering kita temui air menggenang di jalan yang dipasangi paving block.
Hal tersebut terjadi karena kebanyakan yang terjadi di Indonesia paving block harus
dipasang di tanah yang datar dan padat. Setelah selesai dipasangpun, paving block
harus dipadatkan kembali dengan menggunakan baby roller atau stampler kodok agar
paving saling mengunci dan tidak bergeser. Untuk mengatasi banjir maka paving yang
sesuai adalah dengan menggunakan permeable pavement ataupun grass block.
Grassblock pada dasarnya proses pemasangan awalnya akan sama dengan
paving block yaitu di tanah padat yang datar, maka penyerapan air oleh grass block
tidak begitu maksimal dan hanya mampu menyerap air sebanyak 30%. Namun
alternatif paving lainnya yaitu permeable pavement atau paving berpori atau dengan
istilah lain yaitu paving polieliten merupakan paving yang paling baik karena
memiliki kemampuan menyerap air sebesar 90% dan dapat diaplikasikan di berbagai
elemen seperti lahan parkir karena mampu menahan beban berat seperti mobil
(truegridpaver.com, 2017). Penggunaan porous concrete atau beton porus sebagai
bahan pengganti paving yang sudah dikembangkan.

Konsep Desain Rumah

1. Penggunaan Konstruksi Rumah URM


Aplikasi kosntruksi URM dapat diterapkan pada rumah vernakular dengan
merancang komposisi yang baik. Dibawah ini merupakan rekomendasi penggunaan
struktur URM berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shawn L. Platt dkk.

M. FAUZAN ARIFIN I ESSAY ISU IKLIM TROPIS I ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN TROPIS I 2022
a. Atap dibuat datar dan sedikit mempunyai kemringan untuk perlindungan darurat
dan penyimpanan air.
b. Tembok semen baru pada lantai dua sebagai ruang pelindung dengan tebal
150mm
c. Sistem beton cetak dengan penutup beton 50 mm.
d. Pengggunaan batu bata pada dindingnya
e. Penguatan integral struktur baru yang diterapkan pada interior garis keliling
dinding (Tidak dibutuhkan pada area perlindungan)
f. Keberadaan tembok double dengan tebal 100 mm blok semen didalam tembok
yang sudah ada.

2. Konsep Rumah Panggung


Konsep rumah seperti ini sudah diterapkan sejak lama oleh nenek moyang kita.
Bagaikan rumah tradisional, Anda dapat membuat desain rumah menyerupai rumah
panggung namun dimodifikasi sehingga terlihat lebih modern dan kekinian. Alih-alih
kayu, Anda dapat menggunakan beton sebagai tonggak sehingga lebih kokoh dan
tahan lama. Dengan adanya beberapa tonggak beton yang berfungsi sebagai kolom-
kolom penguat, maka air bah saat banjir dapat melewati bagian bawah rumah dengan
mudah tanpa adanya penghalang seperti dinding, furnitur dan lain sebagainya. Bagian
bawah rumah dengan desain seperti ini juga dapat dimanfaatkan sebagai taman, kolam
maupun parkir kendaraan. Selain itu untuk menciptakan ruang kosong dibawah
bangunan yang diisi oleh genangan air ketika banjir, hal ini membuat banyaknya area
kosong sehingga meminimalisir dampak banjir.

Gambar 2: Desain Rumah Panggung


Sumber: Arsimedia.com

3. Manfaatkan permainan levelling.


Solusi lainnya untuk desain rumah anti-banjir adalah dengan memanfaatkan
permainan levelling. Dengan adanya levelling, maka lantai bawah dapat dikorbankan
untuk dilewati dan dialiri air saat banjir sedangkan lantai atas dapat dimanfaatkan
sebagai tempat tinggal Anda yang nyaman dan aman dari banjir. Untuk itu, konstruksi
dinding pada lantai bawah haruslah dibuat sekuat mungkin sehingga dapat digunakan
sebagai penyangga bagian atas rumah. Tak hanya itu, bagian lantai bawah rumah
haruslah memiliki sesedikit mungkin ruangan dengan banyak bukaan dan disarankan
hanya berisi fungsi/ruang pendukung (bukan bagian vital dari rumah). Jika
memungkinkan, akan lebih baik bila hanya terdapat 2-3 ruangan yang los dan lapang
dan terdapat banyak bukaan serta terhubung langsung ke halaman belakang yang
terbuka. Dengan demikian, saat bencana banjir melanda, maka air dapat memasuki
dan melewati lantai bawah rumah dengan mudah tanpa banyak hambatan seperti
dinding ruangan dan furniture, yang nantinya justru menambah pembebanan. Tak

M. FAUZAN ARIFIN I ESSAY ISU IKLIM TROPIS I ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN TROPIS I 2022
hanya itu, adanya banyak bukaan yang langsung mengarah ke bagian belakang yang
terbuka menjadikan lantai bawah mudah dilewati air, sehingga genangan air serta
lumpur tidak tertampung di bagian dalam rumah.

Gambar 3: Desain Rumah Menerapkan leveling


Sumber: exposedesainrumah.com

4. Pemilihan Material Tahan Air dan Minim Perawatan


Pada wilayah rawan banjir, pemilihan material yang tahan terhadap berbagai
cuaca sangat penting dengan pertimbangan bangunan akan sering terendam genangan
air banjir dan sisi lain juga akan menghadapi musim kemarau atau cuaca yang panas.
5. Pengggunaan Atap Dak
Dengan pertimbangan sebagai tempat evakuasi jika terjadi bencana banjir
yang tidak diinginkan, seperti ketinggian banjir yang bisa saja mencapai lantai 2.

Gambar 4: Atap Dak sebagi tempat evakuasi


Sumber: Arsimedia.com
6. Area Resapan yang Luas
Untuk meminimalisir bencana banjir

Gambar 5: Resapan Air


Sumber: Arsimedia.com

M. FAUZAN ARIFIN I ESSAY ISU IKLIM TROPIS I ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN TROPIS I 2022
7. Vegetasi
Diaplikasikan pada secondary skin agar cahaya matahari tidak berlebihan
masuk kedalam bangunan dan suhu menjadi lebih baik.

Gambar 6: Vegetasi pada Rumah


Sumber: Arsimedia.com

8. Desain Rumah Terapung

Gambar 7: Desain Rumah Terapung


Sumber: Buku Arsitektur Lingkungan, (Hilna, 2021)

REFERENSI

Shawn L. Platt, Gihan Ranasinghe, H.A.D.G.S. Jayathilaka, C. Jayasinghe, M.T.R. Jayasinghe, Pete
Walker, Daniel Maskell a. 2021. Retrofitting and rehabilitation of vernacular housing in flood
prone areas in Sri Lanka. Journal of Building Engineering 41 102420.
Elizabeth Matthews, Carol J. Friedland*, Fatemeh Orooji. 2016. Optimization of Sustainability and
Flood Hazard Resilience for Home Designs. Procedia Engineering 525 – 531
Aerts, J.C.J.H., Botzen, W.W., Emanuel, K., Lin, N., de Moel, H., Michel-Kerjan, E.O., 2014.
Evaluating flood resilience strategies for coastal Xiamegacities. Science344 (6183),473 475.
Mandau A. Kristianto*, N. Agya Utama, Andhy Muhammad Fathoni. 2014. Analyzing Indoor
Environment of Minahasa Traditional House Using CFD. Procedia Environmental Sciences
20 172 – 179
Chia-Lung Wu, Yi-Chang Chiang. 2018. A geodesign framework procedure for developing flflood
resilient city. Sciencedirect.
Laina Hilma Sari. 2021. Arsitektur Lingkungan. https://www.researchgate.net/publication/355391476 .
Diakses 2-3-2022

M. FAUZAN ARIFIN I ESSAY ISU IKLIM TROPIS I ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN TROPIS I 2022

Anda mungkin juga menyukai