Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salsabila Chaerun Insani

NIM : 15818034

Pembicara :Dr. Restu Mahesa, MM.

Pengelolaan Sistem Tata Air Pantai Indah Kapuk Yang Berkelanjutan

Pada era prasejarah, tepatnya pada 500 SM Jakarta termasuk kedalam era
Tarumanegara yang kemudian berkembang menjadi kota pusat perdagangan pada jaman era
pajajaran. Jakarta terus berkembang menjadi pusat kota kekuasaan dan pada era ini banjir kerap
terjadi di Jakarta, sehingga Belanda mulai melakukan penanggulangan banjir. Kemudian pada
era ini, terjadi masalah Kesehatan akibat sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik
sehingga saluran drainase mengeluarkan bau. Pada Tahun 1960 Perkembangan kota semakin
cepat, namun perencanaan tidak baik sehingga pusat pemerintah bergabung dengan tempat
tinggal dan fasiltias-fasilitas lainnya. Pada tahun 2000 an masalah kota masihlah sama yaitu
terdapat saluran-saluran air yang mengalir, genangan, banjir, permasalahan sumur, buang air
dan pengambilan air tanah. Salah satu bencana banjir yang cukup besar di tahun 200an terjadi
di daerha pluit.

Pada tahun 1973, direncanakan sistem pengendalian banjir melalui sistem polder oleh
NEDECO. Kemudian masterplan ini direview kembali pda tahun 1997 oleh JICA dan 2007
oleh JIFMP. Dalam masterplan ini akan dibentuk kanal banjir barat dan kanal banjir timur
untuk membantu pengaliran air yang tidak lancar dari arah hulu menuju laut. Berikut
merupakan masterplan pengendalian banjir Jakarta.
Dalam ilustrasi dibawah ini, wilayah Pluit sebagai bagian dari Jakarta memiliki
elevasi dibawah permukaan laut, sehingga membutuhkan pompa agar tidak tenggelam.
Selain itu akibat penggunaan air tanah di Wilayah Jakarta yang semakin marak,
menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah dan muka tanah yang signifikan.

Pluit yang berada di bawah permukaan air laut membutuhkan pompa agar tidak
tenggelam. Sehingga PU, pantai indah kapuk dan stakeholder lain merencanakan solusi
dari kondisi pluit.
Pantai Indah Kapuk menganut sistem township management dimana mereka
memikirkan aspek-aspek teknis, sosial dan lingkungan dalam perencanaannya, karena
mereka sadar dengan permasalahan yang terjadi dan perlu manajemen yang baik agar
pembangunan dapat terus berlanjut memberikan manfaat. Dalam mengendalikan banjir,
Pantai Indah Kapuk menerapkan konsep sistem polder sehingga air yang berasal dari
luar kawasan tidak boleh masuk dan hanya air hujan pada kawasan tersebut saja yang
masuk. Selain itu, Pantai Indah Kapuk membangun tanggul keliling dan atau
pertahanan laut, sistem drainase lapangan, sistem pembawa, kolam penampung, stasiun
pompa, serta badan air pemerima yang mampu menyelesaikan permasalahan banjir.
Pantai Indah Kapuk juga melakukan konservasi pantai dengan menanam pohon bakau.
Kemudian, smart technology diterapkan dengan mempertimbangkan komunitas,
manajemen, serta bangunan ramah lingkungan. Agung Sedayu sebagai pengembang
Pantai Indah Kapuk juga memastikan pengembangan di Pantai Indah Kapuk bukanlah
sekedar membangun infrastruktur saja lalu meninggalkannya, namum tetap melakukan
pemeliharaan dan manajemen perkotaan lainnya didaerah tersebut sehingga dapat terus
terjaga seluruh infrastrukturnya dan terus memberikan manfaat.

Anda mungkin juga menyukai